vNAMA KELOMPOK :
DELFI PUTRI
RAMADHANI YASINTA
PENGKAJIAN DATA FOKUS
1.
Riwayat
§ Menayakan bagaimana perasaan pasien sejak kunjungan terakhirnya.
§ Menanyakan apakah pasien mempunyai pertanyaan atau kekhawatiran yang
timbul sejak kunjungan terakhir.
§
Menanyakan gerakan janin dalam
24 jam terakhir.
§
Mendapatkan informasi tentang
keluhan-keluhan lazim/yang biasa dialami ibu hamil.
§
Mendapatkan riwayat kehamilan
ibu dan mendengarkan dengan teliti apa yang diceritakan ibu.
§ Selama pengambilan riwayat, bidan tetap membina hubungan saling
percaya dengan ibu dan keluarga. (http://dolpinlikered.blogspot.com/2012/08/asuhankehamilan-kunjungan-ulang-disusun.html )
§ Perkenalkan diri anda sendri dan jelaskan
apa yang akan anda lakukan dan tujuan anda melakukannya.
§ Observasi semua peraturan dalam wawancara:
a. Gunakan pertanyaan terbuka, bukan
pertanyaan tertutup.
b. Ajukan hanya satu pertanyaan dalam satu
waktu.
c. Hindari mengarahkan pertanyaan atau
mengajukan pertanyaan yang “ berisi jawaban yang dapat diulang oleh wanita
tersebut.”
d. Klarifikasi arti perilaku wanita bagi
wanita tersebut.
e. Gunakan istilah yang dimengerti wanita
tersebut.
§ Bersikaplah bijaksana menghargai hak-hak
wanita untuk mempertahakan privasi tentang pribadi untuk kehidupan setiap
waktu.
§ Dengarkan waninta tersebut dengan penuh
perhatian dan penghargaan dan tanggapi apapun yang ia katakan. Sebagai contoh,
jika ia membicarakan masa-masa sulit dalam kehidupannya, maka responnya
memperlihatkan rasa simpatik akan merupakan yang tepat.
§ Bersikap responsif ketika meminta
klarifikasi tentang suatu informasi.
§ Upaya tepat, seksama dan akurat dalam
mendapatkan semua data yang penting.
§ Pada saat mengkaji riwayat, pertahankan
konsentrasi terfokus sehingga tidak membuang waktu untuk pertanyaan yang tidak
perlu.
§ Lakukan sekringin dan tidak perlu
informasi yang tidak renevan.
§ Beri wanita tersebut kesempatan untuk
menjawab pertanyaan. Hindari menyela kecuali ia mulai memberi jawaban yang
tidak sesuai atau ketika anda membutuhkan penjelasan atas jawaban.
§ Dengarkan wanita tersebut dengan cermat.
Kemungkinan ia memberi jawaban yang seharusnya diberikan pada pertanyaan
selanjutnya dalam hal ini jangan mengulang pertanyaan tersebut. Upayakan juga
untuk tidak membuatnya mengulangi apa yang baru dikatakan hanya karena anda
tidak mendengarkan dengan seksama. ( Helen Varney.
Jan M.kriebs. Carolyn l. Gegon asuhan kebidanan edisi 4 halaman 30-31 )
A.
Riwayat Antepartum dan Pemeriksaan Fisik
a. Deskripsi
·
Riwayat
antepartum dan pemeriksaan fisik merupakan komponen utama perawatan antenatal
yang meliputikebutuhan fisik, emosi, dan sosial wanita, anak yang belum lahir,
suami, dan anggota keluarga lainnya.
·
Riwayat
antepartum dan pemeriksaan fisik dimulai dengan konsultasi pranatal pertama,
membuat informasi dasar, dan berlanjut sepanjang kehamilan untuk membantu
memastikan hasil kehamilan yang positif.
·
Riwayat
antepartum meliputi informasi tentang data
demografi, keluhan utama, riwayat medis lalu, riwayat keluarga, profil
keluarga dan sosial, riwayat obstetri dan ginekologi, dan tinjauan sistem.
·
Pemeriksaan
fisik antepartum meliputi informasi tinggi badan, berat badan, tanda-tanda
vital, pemeriksaan sistem, pengukuran tinggi fundus, auskultasi bunyi jantung
janin, pemeriksaan panggul, perkiraan ukuran panggul, dan pemeriksaan laboratorium.
·
Informasi
juga dikumpulkan dari tanggal taksiran kelahiran, pengkajian usia kehamilan,
evaluasi kesehatan janin, kebutuhan perawatan diri, penyuluhan tentang
persalinan, pencegahan pajanan janin, terhadap teratogen, kebutuhan nutrisi
selama kehamilan dan ketidaknyamanan yang dialami klien.
·
Informasi
yang diperoleh dari riwayat antepartum dan pemeriksaan fisik membantu
mengidentifikasi kemungkinan faktor-faktor yang menyebabkan ibu dan bayi
berisiko terhadap masalah-masalah selama kehamilan.
b. Temuan Pengkajian
Temuan pengkajian bervariasi
diantara klien, semua penyimpangan dari keadaan normal harus dilaporkan.
c. Implikasi
·
Lakukan
pemeriksaan riwayat kesehatan, selidiki keluhan yang dialami klien.
·
Pastikan
untuk mengevaluasi pemahaman klien tentang statusnya dan perubahan-perubahan yang
berhubungan dengan kehamilan setiap kali kunjungan.
·
Harus
diwaspadai pengaruh budaya pada kehamilan klien.
·
Harus
diwaspadai kemungkinan faktor-faktor resiko, seperti pertambahan berat badan
yang berlebihan atau tidak adekuat, riwayat diabetes atau penyakit jantung,
penggunaan dan penyalahgunaan zat, hasil laboratorium yang abnormal
·
Tanyakan
kepada klien tentang tanggal menstruasi terakhir (HPHT)
·
Ukur
tinggi dan berat badan dasar pada saat kunjungan pertama dan setiap kunjungan
berikutnya
·
Ukur
tinggi fundus
·
Lakukan
pemeriksaan panggul dan perkiraan ukuran panggul
·
Koordinasikan
pemeriksaan laboratorium, ultrasonografi dan amniosentesis
·
Kaji
klien terhadap gerakan janin dan denyut jantung janin yang dapt didengar
·
Kaji
klien terhadap perkiraan dan kemungkinan tanda-tanda positif adanya kehamilan.
·
Beri
klien konseling dan instruksi mengenai pendidikan persalinan, tindakan-tindakan
perawatan diri sendiri, seperti latihan, penanganan nyeri, teknik bernafas,
metode melahirkan, higiene, perawatan payudara, aktifitas fisik dan seksual,
tidur, perawatan gigi dan imunisasi;
pencegahan paparan teratogen pada janin, dan penanganan ketidaknyamanan
umum akibat kehamilan, seperti nyeri ulu hati (heartburn), Konstipas, mual dan
muntah, nyeri tekan payudara, eritema palmar, letih, hemoroid, varises, sering
berkemih, palpitasi, leukorea, sakit pinggang, sakit kepala, edema pergelangan
kaki, kramkaki, dan kontraksi Braxton Flicks.
·
Evaluasi
asupan nutrisi klien, berikan instruksi tentang pilihan makanan dan minuman
yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan kehamilan
·
Beri
dukungan dan bimbingan kepada klien dan keluarga; berikan kesempatan kepada
klien untuk untuk bertanya dan menjawab.
·
Siapkan
klien untuk persalinan dan kelahuiran; jelaskan tentang tanda-tanda persalinan
pasti dan tanda persalinan palsu.
B.
Riwayat Pascapartum dan Pemeriksaan Fisik
a. Deskripsi
·
Riwayat
pascapartum dan pemeriksaan fisik adalah komponen utama perawatan pascapartum
·
Karena
wanita menjalani pemeriksaan fisik lengkap selama periode sebelum melahirkan,
maka pada periode segera setelah melahirkan semua prosedur tersebut tidak perlu
diulang
·
Riwayat
pascapartum, riwayat persalinan dan melahirkan, data bayi serta latihan
pascapartum
·
Pemeriksaan
fisik pascapartum mencakup pengkajian mengenai status nutrisi dan cairan,
tingkat energi, ada tidaknya rasa nyeri, tinggi fundus dan konsistensinya, jumlah dan karakter lokia, dan sirkulasi yang adekuat sama
baiknya dengan informasi yang dikumpulkan dari data laboratorium
·
Aspek
teknis kehamilan, persalinan, dan kelahiran dapat dipelajari dari catatan,
persalinan dan kelahiran klien atau dari klien sendiri
·
Mengkaji
informasi dari wanita hamil itu sendiri membantu meningkatkan pemahaman akan
emosi dan kesan dari wanita tersebut
b. Temuan Pengkajian
·
Temuan
pengkajian bervariasi pada setiap klien, adanya penyimpangan dari temuan normal
harus dilaporkan
c. Implikasi
·
Dapatkan
riwayat kesehatan, termasuk informasi mengenai profil keluarga, riwayat kehamilan, riwayat persalinan
dan melahirkan, data bayi dan latihan pascapartum
·
Dapatkan
spesimen laboratorium, termasuk hemoglobin, hematokrit dan urine bersih untuk
urinalisis rutin
·
Lakukan
pengkajian fisik, termasuk tanda-tanda vital dan area fisik yang terlihat
seperti rambut, muka, mata dan payudara
·
Palpasi
fundus uteri dan kaji warna, jumlah dan baunya
·
Kaji
bagian perineum dan observasi adanya ekimosis, hematon, eritema, edema,
kerusakan, dan adanya drainase, perdarahan atau nyeri episiotomi
·
Kaji
area rektal akan adanya hemoroid, hitung jumlahnya, catat bentuknya dan ukur
dalam ukuran sentimeter
·
Tawarkan
dukungan dan ajarkan mengenai perubahan psikologis yang terjadi pada
pascapartum
·
Ulas
kembali pengajaran terdahulu mengenai perawatan diri, memberi makan bayi dan
cara perawatan bayi
C.
Riwayat Intrapartum dan Pemeriksaan Fisik
a. Deskripsi
·
Jika
wanita berada pada fase aktif persalinan, riwayat yang diambil pada saat
kedatangan dapat menjadi satu-satunya sumber sampai bayi dilahirkan
·
Riwayat
yang diambil pada waktu ini harus mencakup tinjauan ulang terhadap kehamilan
terdahulu, kesehatan secara umum, serta informasi mengenai pengobatan dalam
keluarga
·
Setelah
riwayat diambil, wanita perlu menjalani pemeriksaan fisik, mencakup pemeriksaan
pelvik untuk memastikan presentasi dan posisi janin dan menentukan besarnya
pembukaan
b. Implikasi
·
Bersikap
sabar pada saat mengumpulkan informasi dari klien, tunda sampai kontraksi
uterus hilang
·
Dapatkan
riwayat kehamilan terbaru, mencakup paragravida, suatu DESKRIPSI mengenai kehamilan, pola dan
tempat perawatan pranatal, berbagai komplikasi, kelas persalinan, rencana
terhadap persalinan dan perawatan anak
·
Catat
kehamilan terdahuli (jumlah, tanggal, jenis kelahiran, komplikasi, dan hasil
kehamilan mencakup jenis kelamin dan berat lahir) dan status kesehatan anak
yang terbaru
·
Tanyakan
pada klien riwayat kesehatan terdahulu dan catat jika klien pernah menjalani
pembedahan, penyakit jantung, diabetes, anemia, tuberkulosis, penyakit
ginjal, hipertensi atau penyakit menular
seksual atau jika klien berisiko mengalami infeksi human immunodeficiency virus (HIV)
(pasangan seksual lebih dari satu, riwayat pemakaian obat intravena,
atau pasangan seksual memakai obat intravena)
·
Tanyakan
pada klien jika ada anggota keluarga yang memilki penyakit jantung, diskrasia
darah, diabetes, penyakit ginjal, kanker, alergi, kejang, defek kongenital atau
retardasi mental
·
Kaji
penampilan klien secara keseluruhan dan catat jika terdapat pucat, kelelahan,
sakit atau rasa takut; edema; dehidrasi; atau lesi terbuka
·
Lakukan
palpasi untuk mengetahui adanya pembesaran nodius limfatikus untuk mendeteksi
kemungkinan infeksi
·
Inspeksi
membran mukosa pada mulut untuk mengetahui adanya lesi (herpes) dan inspeksi konjungtiva untuk
mengetahui warna mata
·
Auskultasi
paru untuk mengetahui kejernihan suaranya dan kaji bunyi jantung
·
Palpasi
payudara klien dan adanya benjolan atau kista serta catat kemunculannya untuk
dievaluasi lebih lanjut (mungkin kelenjar susu yang membesar)
·
Tentukan
ukuran janin melalui pengukuran tinggi fundus
·
Kaji presentasi dan posisi janin melalui manuver Leopold
·
Palpasi
dan perkusi kandung kemih untuk mendeteksi kepenuhannya
·
Kaji
adanya jaringan parut, karena pembedahan abdomen atau pelvik dapat menyisakan perlekatan
·
Kaji
turgor kulit untuk menentukan adanya dehidrasi
·
Inspeksi
ekstremits bawah akan adanya edema dan varises
v Komplikasi dan Ketidaknyamanan
§ Menanyakan keluhan - keluhan yang biasa dialami oleh ibu hamil
§ Menanyakan kemungkinan tanda - tanda bahaya yang dialami oleh ibu
a. Deskripsi
·
Konstipasi
aadalah gangguan rasa nyaman yang umum terjadi pada trimester pertama kehamilan
·
Ini
juga merupakan msalah nutrisi yang umum terjadi pada kehamilan
·
Konstipasi
cenderung terjadi pada kehamilan akibat tekanan pada peristaltik usus dari
uterus yang terus membesar, pengaruh hormon relaksin plasenta, dan kemungkinan
akibat menngkatnya kadar progesteron
·
Konstipasi
menyebabkan rasa begah dan penuh serta hilang nafsu makan
b. Temuan Pengkajian
·
Adanya
rasa begah dan penuh pada abdomen
·
Hilang
nafsu makan
·
Perubahan
pola eliminasi usus
c. Implikasi
·
Kaji
nutrisi klien dan pola eliminasi yang mungkin menjadi faktor penyebab
·
Anjurkan
klien untuk mengosongkan ususnya secara teratur
·
Anjurkan
pada klien untuk meningkatkan kandungan serat dalam makanan dengan mengkonsumsi
buah dan sayuran dan minum air dalam
jumlah lebih dari biasanya setiap hari
·
Jika
klien mengkonsumsi suplemen besi oral, daripada melarang klien mengkonsumsi
suplemen tersebut yang berguna untuk menambah simpanan besi, lebih baik kita
membantu klien untuk konstipasi melalui cara lain
·
Ingatkan
klien untuk tidak mengkonsumsi obat umum untuk mencegah konstipasi, terutama
minyak mineral yang akan mengganggu absorpsi vitamin larut lemak yang
diperlukan bagi pertumbuhan janin dan
kesehatan ibu
·
Beri
tahu klien untuk menghindari enema karena tindakan ini dapat mencetuskan
persalinan
·
Anjurkan
klien untuk menghindari obat-obatan yang dijual bebas selama kehamilan kecuali
diresepkan oleh dokter
·
Berikan
pelunak feses, laksatif ringan dan supositora sesuai instruksi
·
Nasehatkan
klien untuk menghindari makanan pembentuk gas, seperti kubis atau buncis,
sehingga flatus dapat dikontrol
v Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada kunjungan awal
pranatal difokuskan untuk mengidentifikasi kelainan yang sering mengontribusi
morbiditas dan mortalitas dan untuk mengidentifikasi gambaran tubuh yang
menunjukkan gangguan genetik. Pemeriksaan harus mencakup penetapan tinggi dan
berat badan, pengukuran tekanan darah (TD) dan nadi, dan pemeriksaan kulit;
kelenjar tiroid, jantung, paru, payudara, ekstremitas dab abdomen serta
pemeriksaan pelvis.
a.
Tinggi Badan
Tubuh yang pendek dapat menjadi indikator
gangguan genetik. Karena tinggi yang pasti sering kali tidak diketahui dan
tinggi badan berubah seiring peningkatan usia wanita, tinggi badan harus diukur
pada saat kunjungan awal.
b.
Berat Badan
Berat badan ditimbang pada kunjungan awal
untuk membuat rekomendasi penambahan berat badan pada eanita hamil dan untuk
membatasi kelebihan atau kekurangan berat. Selama bertahun-tahun banyak saran telah
diajukan tentang penambahan berat ideal pada wanita hamil. Salah satu sumber
pedoman terbaru dari Institute of Medicine menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT)
untuk menentukan penambahan berat yang direkomendasikan. IMT diperoleh dengan
menghubungkan tinggi badan klien dengan berat badannya saat hamil (Apendiks K).
c.
Tekanan Darah
Penentuan tekanan darah (TD) sangat
penting pada masa hamil karena peningkatan TD
dapat membahayakan kehidupan ibu dan bayi. Pada kehamilan normal, TD
sedikit menurun sejak minggu ke-8. Kondisi ini menetap sepanjang trimester
kedua dan kemudian mulai kembali ke TD
sebelum hamil.
d.
Nadi
Denyut nadi maternal sedikit meningkat
selama masa hamil, etapi jarang melebihi 100 denyut per menit (dpm). Curigai
hipotiroidisme jika denyut nadi lebih dari 100 dpm. Periksa adanya eksoftalmia
dan hiperrefleksia yang menyertai. Apabila denyut nadi lebih dari 100 dpm,
instrusikan melakukan T3 dan T4 bebas. Hipertiroidisme tidak terjadi jika
terdapat takikardia.
e.
Kelenjar Kulit
Perubahan kulit yang sering terjadi pada
masa hamil mencakup hiperpigmentasi pada wajah (kloasma), pada areola dan
putting susu, stria gravidarum, spider nevi, serta linea nigra. Periksa earna
kulit, adanya ruam, massa, lesi, jaringan parut, tanda penganiayaan fisik, dan
bukti penyalahgunaan obat. Beri perhatian khusus untuk melihat suatu ruam di telapak tangan
dan klaki yang mungkin merupakan tanda sifilis. Jaringan parut pernah
menunjukkan praktik seksual yang berkaitan dengan ritual sadomasokistik. Jika ditemukan tato atau luka
tusuk, tanyakan jarum yang digunakan pada prosedur tersebut. Pemakaian jarum
secara bergantian dapat menjadi sumber infeksi HIV. Enam atau lebih titik
cafe-au-lait (CLS) yang setara dengan diameter 15 mm atau lebih menunjukkan
neurofibromatosis.
f.
Pemeriksaan Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid sedikit membesar selama
masa hamil akibat hiperplasia kelenjar dan peningkatan vaskularitas. Namun,
perubahan anatomi ini tidak menyebabkan tiromegali yang signifikan dan setiap
pembesaran yang signifikan perlu diteliti. Hipotiroidisme suit dideteksi selama
masa kehamilan karena banyak gejala
hipotiroidisme yakni keletihan, penambahan berat, dan konstipasi yang
menyerupai gejala-gejala kehamilan.
g.
Pemeriksaan Paru
Pemeriksaan paru harus
mencakup observasi sesak nafas, nafas dangkal, nafas cepat, pernapasan yang
tidak teratur, guarded respiration,
mengi, batuk, dan dispnea. Wanita yang sehat jarang mengalami masalah paru.
Pemeriksaan paru biasanya merupakan tindakan yang sangat membantu dalam
menegakkan diagnosis bronchitis atau pneumonia. Dengarkan adanyakrekels, mengi
dan penurunan bunyi nafas.
h.
Pemeriksaan Jantung
Murmur jantung sistolik ditemukan pada 90% wanita hamil
(curtforth & MacDonald, 1996). Murmur terjadi karena tekanan darah ibu
selama hamil meningkat secara mencolok. Pada akhir kehamilan, 45% volume darah
wanita hamil lebih tinggi daripada volume darah wanita tidak hamil (Pritchard,
1965). Peningkatan volume darah ini menyebabkan uterus membesar dan melindungi
ibu ketika darah keluar saat melahirkan.
Pada wanita tidak hamil, murmur jantung sistolik
bermakna. Pada wanita hamil yang asimtomatik, murmur derajat 1/6 atau 2/6
umumnya dianggapringan. Apabila murmur sistolik lebih 2/6 atau terdengar bunyi
murmur lain, lakukan ekokardiogram jika tersedia dana yang cukup. Jika dana
yang tersedia tidak cukup, minta untuk dilakukan elektrokardiogram dan rujuk
klien ke dokter jika memungkinkan untuk evaluasi lebih lanjut.
i.
Pemeriksaan Payudara
Payudara harus diperiksa untuk mendeteksi setiap massa
yang mungkin ganas dan setiap yang dapat mengganggu proses menyusui. Pastikan
Anda memeriksa putting dengan cermat, terutama jika klien berkeinginan menyusui
bayinya. Tes “ protaktilitas” harus menjadi bagian pemeriksaan payudara pada
wanita yang sebelumnya tidak mampu menyusui dengan baik. Tekan jaringan
payudara dengan ibu jari dan telunjuk satu inci dibawah areola. Jika putting
susu menonjol ke depan, bayi kemungkinan tidak akan mengalami kesulitan
menghisap.
j.
Pemeriksaan Abdomen
Pemeriksaan abdomen di pertengahan awal kehamilan harus
dilakukan secara menyeluruh jika kondisi uterus yang membesar memungkinkan.
Evaluasi adanya nyeri tekan, hernia, massa, pembesaran hati dan kelenjar getah
bening. Seiring kemajuan kehamilan, sulit meraba organ lain selain uterus.
Perhatian khusus pada abdomen wanita hamil meliputi denyut jantung janin,
tinggi fundus dan bagian presentasi janin.
k. Pemeriksaan Ekstremitas
Pemeriksaan ekstremitas harus mencakup pengkajian
refleks tendon dalam, pemeriksaan adanya edema tungkai dan vena verikosa, dan
pemeriksaan ukuran tangan dan kaki, bentuk, serta letak jari tangan dan jari
kaki. Kelainan menunjukkan gangguan genetic.
k.
Pemeriksaan Pelvis
Bagian akhir pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan pelvis. Meskipun
kebanyakan praktisi mampu melakukan memeriksaan ini tetapi cara pemeriksaan
yang :tepat: belum ada. Beberapa praktisi perlu mengatakan kepada klien bahwa
pemeriksaan dimulai dengan mula-mula menyentuh bagian belakang paha klien.
Sementara praktisi lain memulai pemeriksaan ini hanya dengan memberitahu klien
bahwa area genitalianya akan diperiksa. Pendekatan yang paling baik ialah
bagaimana supaya hal ini nyaman, baik bagi klien maupun bagi tenaga kesehatan,
dan membuat klien merasa bahwa dirinya di bawah control yang tepat.
l.
Genitalia Eksterna
Pemeriksaan genetalia eksterna dilakukan dengan mencari adanya lesi, eritama,
perubahan warna, pembengkakan, ekskoriasi, dan memar. Catat adanya rabas dan
bau. Pemeriksaan menyeluruh biasanya dilakukan dengan memisah labia mayora dari
minora dan dengan perlahan menarik ujung klitoris, kemudian periksa dengan
cermat adanya lesi yang kemungkinan menunjukkan sifilis atau herpes. Pastikan
bahwa setiap gerakan jari diarahkan dengan tujuan yang sesuai. Hindari
“memainkan jari” pada jaringan karena dapat diinterpretasi sebagai seksual.
m. Vagina dan Serviks
Setelah genitalia eksterna diperiksa, masukkan speculum.
Spekulum ini harus basah, tetapi bebas lubrikan. Pada kenyataannya, speculum
yang kering biasanya lebih mudah dimasukkan saat saat wanita sedang hamil
karena jumlah rabas yang diproduksi memudahkan insersi alat ini. Jika air
digunakan sebagai lubrikan, gunakan secara terpisah untuk menghindari lisis dan
gangguan seluler. Spekulum besi harus dipertahankan hangat dengan menyimpannya
di atas kotak pemanas. Beberapa klinisi menempel speculum dip aha klien bagian
dalam agar klien dapat merasakannya dan dan yakin bahwa suhunya nyaman.
Kadang-kadang suhu kotak pemanas diset terlalu tinggi sehingga speculum menjadi
panas.
v Pemeriksaan Laboraturium
Pemeriksaan laboratorium awal pada wanita dengan risiko ringan
meliputi tes darah berikut : golongan darah dan factor rhesus (Rh), skrining
antibody, hitung darah lengkap atu hematokrit, rapid plasma regain (RPR), atau tes lain untuk mendeteksi sifilis, titer
rubella, HBSAg, dan HIV. Banyak klinisi juga melakukan kultur urine. Seiring
kemajuan kehamilan, tes tambahan, seperti skrining tripel serum maternal, juga diperlukan. (http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&ved=0CDMQFjAB&url=http%3A%2F%2Fimages.arikbliz.multiply.multiplycontent.com%2Fattachment%2F0%2FSDUFjgoKCD4AAB8pSLo1%2FMENGEMBANGKAN%2520PERENCANAAN%2520ASUHAN%2520YANG%2520KOMPREHENSIF.doc%3Fnmid%3D97247024&ei=vwkuUdayB43PrQfdmYF4&usg=AFQjCNEReJi1yF6kMzWySVGma7HASiiUjg)
Laboratorium dan
pemeriksaan terkait merupakan komponen penting. Semua uji dan pemeriksaan
dilakukan sebagai bagian sekrining rutin yang bervariasi usia klien, status
resikonya ( misalnya bila jika ia terpejan penyakit menular seksual
tuberkulosis ), dan apakah ia sedang hamil. Pada tingkat minimal, untuk semua
usia dan tanpa memindahkan status kehamilan klien, suatu pengkajian harus
dilakukan untuk manskrining inveksi vagina atau penyakit menular seksual.
Selain itu juga perlu dilakukan uji laboratorium dan pemeriksaan terkait
berikut :
1.
Hemoglobin
atau hematokrit
2.
Kolestrol
total
3.
Urinalisis
4.
Pap
smear
Wanita yang berusia lebih tua juga harus menjalani uji laboratorium dan
penelitian terkait:
1.
Darah
samar
2.
Mammografi
3.
Trigliserida
dan profil lipid selain kolestrol plasma.
4.
Penelitian
kelenjar tiroid
5.
Proktosigmoidoskopi
( setiap 3-5 tahun )
(Helen Varney. Jan
M.kriebs. Carolyn l. Gegon halaman 40 )
v Mengembangkan Rencana
sesuai dengan Kebutuhan dan Perkembangan Kehamilan
§ Jelaskan mengenai ketidaknyamanan normal yang dialaminya Sesuai dengan
usia kehamilan ajarkan ibu tentang materi pendidikan kesehatan pada ibu
§ Diskusikan mengenai rencana persiapan kelahiran dan jika terjadi
kegawatdaruratan
§ Ajari ibu untuk mengenal tanda - tanda bahaya, pastikan untuk
memahami apa yang dilakukan jika menemukan tanda bahaya
§ Buat kesepakatan untuk kunjungan. ( suryati romauli
konsep dasar asuhan kehamilan halaman 199 )
DAFTAR PUSTAKA
suryati romauli konsep dasar asuhan
kehamilan halaman 199
Helen Varney. Jan M.kriebs. Carolyn
l. Gegon asuhan kebidanan edisi 4 halaman 30-31
Tidak ada komentar:
Posting Komentar