Kamis, 04 April 2013

PENGKAJIAN DATA FOKUS ASKEB


vNAMA KELOMPOK :
DELFI PUTRI
RAMADHANI YASINTA


  PENGKAJIAN DATA FOKUS
1.      Riwayat
§  Menayakan bagaimana perasaan pasien sejak kunjungan terakhirnya.
§  Menanyakan apakah pasien mempunyai pertanyaan atau kekhawatiran yang timbul sejak kunjungan terakhir.
§  Menanyakan gerakan janin dalam 24 jam terakhir.
§  Mendapatkan informasi tentang keluhan-keluhan lazim/yang biasa dialami ibu hamil.
§  Mendapatkan riwayat kehamilan ibu dan mendengarkan dengan teliti apa yang diceritakan ibu.
§  Selama pengambilan riwayat, bidan tetap membina hubungan saling percaya dengan ibu dan keluarga. (http://dolpinlikered.blogspot.com/2012/08/asuhankehamilan-kunjungan-ulang-disusun.html )
§  Perkenalkan diri anda sendri dan jelaskan apa yang akan anda lakukan dan tujuan anda melakukannya.
§  Observasi semua peraturan dalam wawancara:
a.       Gunakan pertanyaan terbuka, bukan pertanyaan tertutup.
b.      Ajukan hanya satu pertanyaan dalam satu waktu.
c.       Hindari mengarahkan pertanyaan atau mengajukan pertanyaan yang “ berisi jawaban yang dapat diulang oleh wanita tersebut.”
d.      Klarifikasi arti perilaku wanita bagi wanita tersebut.
e.       Gunakan istilah yang dimengerti wanita tersebut.
§  Bersikaplah bijaksana menghargai hak-hak wanita untuk mempertahakan privasi tentang pribadi untuk kehidupan setiap waktu.
§  Dengarkan waninta tersebut dengan penuh perhatian dan penghargaan dan tanggapi apapun yang ia katakan. Sebagai contoh, jika ia membicarakan masa-masa sulit dalam kehidupannya, maka responnya memperlihatkan rasa simpatik akan merupakan yang tepat.
§  Bersikap responsif ketika meminta klarifikasi tentang suatu informasi.
§  Upaya tepat, seksama dan akurat dalam mendapatkan semua data yang penting.
§  Pada saat mengkaji riwayat, pertahankan konsentrasi terfokus sehingga tidak membuang waktu untuk pertanyaan yang tidak perlu.
§  Lakukan sekringin dan tidak perlu informasi yang tidak renevan.
§  Beri wanita tersebut kesempatan untuk menjawab pertanyaan. Hindari menyela kecuali ia mulai memberi jawaban yang tidak sesuai atau ketika anda membutuhkan penjelasan atas jawaban.
§  Dengarkan wanita tersebut dengan cermat. Kemungkinan ia memberi jawaban yang seharusnya diberikan pada pertanyaan selanjutnya dalam hal ini jangan mengulang pertanyaan tersebut. Upayakan juga untuk tidak membuatnya mengulangi apa yang baru dikatakan hanya karena anda tidak mendengarkan dengan seksama. ( Helen Varney. Jan M.kriebs. Carolyn l. Gegon asuhan kebidanan edisi 4 halaman 30-31 )
A.    Riwayat Antepartum dan Pemeriksaan Fisik
a. Deskripsi
·         Riwayat antepartum dan pemeriksaan fisik merupakan komponen utama perawatan antenatal yang meliputikebutuhan fisik, emosi, dan sosial wanita, anak yang belum lahir, suami, dan anggota keluarga lainnya.
·         Riwayat antepartum dan pemeriksaan fisik dimulai dengan konsultasi pranatal pertama, membuat informasi dasar, dan berlanjut sepanjang kehamilan untuk membantu memastikan hasil kehamilan yang positif.
·         Riwayat antepartum meliputi informasi tentang data  demografi, keluhan utama, riwayat medis lalu, riwayat keluarga, profil keluarga dan sosial, riwayat obstetri dan ginekologi, dan tinjauan sistem.
·         Pemeriksaan fisik antepartum meliputi informasi tinggi badan, berat badan, tanda-tanda vital, pemeriksaan sistem, pengukuran tinggi fundus, auskultasi bunyi jantung janin, pemeriksaan panggul, perkiraan ukuran panggul, dan pemeriksaan laboratorium.
·         Informasi juga dikumpulkan dari tanggal taksiran kelahiran, pengkajian usia kehamilan, evaluasi kesehatan janin, kebutuhan perawatan diri, penyuluhan tentang persalinan, pencegahan pajanan janin, terhadap teratogen, kebutuhan nutrisi selama kehamilan dan ketidaknyamanan yang dialami klien.
·         Informasi yang diperoleh dari riwayat antepartum dan pemeriksaan fisik membantu mengidentifikasi kemungkinan faktor-faktor yang menyebabkan ibu dan bayi berisiko terhadap masalah-masalah selama kehamilan.
b. Temuan Pengkajian
Temuan pengkajian bervariasi diantara klien, semua penyimpangan dari keadaan normal harus dilaporkan.

c. Implikasi
·         Lakukan pemeriksaan riwayat kesehatan, selidiki keluhan yang dialami klien.
·         Pastikan untuk mengevaluasi pemahaman klien  tentang statusnya dan perubahan-perubahan yang berhubungan dengan kehamilan setiap kali kunjungan.
·         Harus diwaspadai pengaruh budaya pada kehamilan klien.
·         Harus diwaspadai kemungkinan faktor-faktor resiko, seperti pertambahan berat badan yang berlebihan atau tidak adekuat, riwayat diabetes atau penyakit jantung, penggunaan dan penyalahgunaan zat, hasil laboratorium yang abnormal
·         Tanyakan kepada klien tentang tanggal menstruasi terakhir (HPHT)
·         Ukur tinggi dan berat badan dasar pada saat kunjungan pertama dan setiap kunjungan berikutnya
·         Ukur tinggi fundus
·         Lakukan pemeriksaan panggul dan perkiraan ukuran panggul
·         Koordinasikan pemeriksaan laboratorium, ultrasonografi dan amniosentesis
·         Kaji klien terhadap gerakan janin dan denyut jantung janin yang dapt didengar
·         Kaji klien terhadap perkiraan dan kemungkinan tanda-tanda positif adanya kehamilan.
·         Beri klien konseling dan instruksi mengenai pendidikan persalinan, tindakan-tindakan perawatan diri sendiri, seperti latihan, penanganan nyeri, teknik bernafas, metode melahirkan, higiene, perawatan payudara, aktifitas fisik dan seksual, tidur, perawatan gigi dan imunisasi;  pencegahan paparan teratogen pada janin, dan penanganan ketidaknyamanan umum akibat kehamilan, seperti nyeri ulu hati (heartburn), Konstipas, mual dan muntah, nyeri tekan payudara, eritema palmar, letih, hemoroid, varises, sering berkemih, palpitasi, leukorea, sakit pinggang, sakit kepala, edema pergelangan kaki, kramkaki, dan kontraksi Braxton Flicks.
·         Evaluasi asupan nutrisi klien, berikan instruksi tentang pilihan makanan dan minuman yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan kehamilan
·         Beri dukungan dan bimbingan kepada klien dan keluarga; berikan kesempatan kepada klien untuk  untuk bertanya dan menjawab.
·         Siapkan klien untuk persalinan dan kelahuiran; jelaskan tentang tanda-tanda persalinan pasti dan tanda persalinan palsu.

B.     Riwayat Pascapartum dan Pemeriksaan Fisik
a. Deskripsi
·         Riwayat pascapartum dan pemeriksaan fisik adalah komponen utama perawatan pascapartum
·         Karena wanita menjalani pemeriksaan fisik lengkap selama periode sebelum melahirkan, maka pada periode segera setelah melahirkan semua prosedur tersebut tidak perlu diulang
·         Riwayat pascapartum, riwayat persalinan dan melahirkan, data bayi serta latihan pascapartum
·         Pemeriksaan fisik pascapartum mencakup pengkajian mengenai status nutrisi dan cairan, tingkat energi, ada tidaknya rasa nyeri, tinggi fundus  dan konsistensinya, jumlah dan karakter lokia, dan sirkulasi yang adekuat sama baiknya dengan informasi yang dikumpulkan dari data laboratorium
·         Aspek teknis kehamilan, persalinan, dan kelahiran dapat dipelajari dari catatan, persalinan dan kelahiran klien atau dari klien sendiri
·         Mengkaji informasi dari wanita hamil itu sendiri membantu meningkatkan pemahaman akan emosi dan kesan dari wanita tersebut

b. Temuan Pengkajian
·         Temuan pengkajian bervariasi pada setiap klien, adanya penyimpangan dari temuan normal harus dilaporkan

c. Implikasi
·         Dapatkan riwayat kesehatan, termasuk informasi mengenai profil  keluarga, riwayat kehamilan, riwayat persalinan dan melahirkan, data bayi dan latihan pascapartum
·         Dapatkan spesimen laboratorium, termasuk hemoglobin, hematokrit dan urine bersih untuk urinalisis rutin
·         Lakukan pengkajian fisik, termasuk tanda-tanda vital dan area fisik yang terlihat seperti rambut, muka, mata dan payudara
·         Palpasi fundus uteri dan kaji warna, jumlah dan baunya
·         Kaji bagian perineum dan observasi adanya ekimosis, hematon, eritema, edema, kerusakan, dan adanya drainase, perdarahan atau nyeri episiotomi
·         Kaji area rektal akan adanya hemoroid, hitung jumlahnya, catat bentuknya dan ukur dalam ukuran sentimeter
·         Tawarkan dukungan dan ajarkan mengenai perubahan psikologis yang terjadi pada pascapartum
·         Ulas kembali pengajaran terdahulu mengenai perawatan diri, memberi makan bayi dan cara perawatan bayi

C.    Riwayat Intrapartum dan Pemeriksaan Fisik
a. Deskripsi
·         Jika wanita berada pada fase aktif persalinan, riwayat yang diambil pada saat kedatangan dapat menjadi satu-satunya sumber sampai bayi dilahirkan
·         Riwayat yang diambil pada waktu ini harus mencakup tinjauan ulang terhadap kehamilan terdahulu, kesehatan secara umum, serta informasi mengenai pengobatan dalam keluarga
·         Setelah riwayat diambil, wanita perlu menjalani pemeriksaan fisik, mencakup pemeriksaan pelvik untuk memastikan presentasi dan posisi janin dan menentukan besarnya pembukaan

b. Implikasi
·         Bersikap sabar pada saat mengumpulkan informasi dari klien, tunda sampai kontraksi uterus hilang
·         Dapatkan riwayat kehamilan terbaru, mencakup paragravida,  suatu DESKRIPSI mengenai kehamilan, pola dan tempat perawatan pranatal, berbagai komplikasi, kelas persalinan, rencana terhadap persalinan dan perawatan anak
·         Catat kehamilan terdahuli (jumlah, tanggal, jenis kelahiran, komplikasi, dan hasil kehamilan mencakup jenis kelamin dan berat lahir) dan status kesehatan anak yang terbaru
·         Tanyakan pada klien riwayat kesehatan terdahulu dan catat jika klien pernah menjalani pembedahan,  penyakit jantung, diabetes, anemia, tuberkulosis, penyakit ginjal, hipertensi atau penyakit menular seksual atau jika klien berisiko mengalami infeksi human immunodeficiency virus (HIV)  (pasangan seksual lebih dari satu, riwayat pemakaian obat intravena, atau pasangan seksual memakai obat intravena)
·         Tanyakan pada klien jika ada anggota keluarga yang memilki penyakit jantung, diskrasia darah, diabetes, penyakit ginjal, kanker, alergi, kejang, defek kongenital atau retardasi mental
·         Kaji penampilan klien secara keseluruhan dan catat jika terdapat pucat, kelelahan, sakit atau rasa takut; edema; dehidrasi; atau lesi terbuka
·         Lakukan palpasi untuk mengetahui adanya pembesaran nodius limfatikus untuk mendeteksi kemungkinan infeksi
·         Inspeksi membran mukosa pada mulut untuk mengetahui adanya lesi  (herpes) dan inspeksi konjungtiva untuk mengetahui warna mata
·         Auskultasi paru untuk mengetahui kejernihan suaranya dan kaji bunyi jantung
·         Palpasi payudara klien dan adanya benjolan atau kista serta catat kemunculannya untuk dievaluasi lebih lanjut (mungkin kelenjar susu yang membesar)
·         Tentukan ukuran janin melalui pengukuran tinggi fundus
·         Kaji presentasi dan posisi janin melalui manuver Leopold
·         Palpasi dan perkusi kandung kemih untuk mendeteksi kepenuhannya
·         Kaji adanya jaringan parut, karena pembedahan abdomen atau pelvik  dapat menyisakan perlekatan
·         Kaji turgor kulit untuk menentukan adanya dehidrasi
·         Inspeksi ekstremits bawah akan adanya edema dan varises

v  Komplikasi dan  Ketidaknyamanan
§  Menanyakan keluhan - keluhan yang biasa dialami oleh ibu hamil
§  Menanyakan kemungkinan tanda - tanda bahaya yang dialami oleh ibu


a. Deskripsi
·         Konstipasi aadalah gangguan rasa nyaman yang umum terjadi pada trimester pertama kehamilan
·         Ini juga merupakan msalah nutrisi yang umum terjadi pada kehamilan
·         Konstipasi cenderung terjadi pada kehamilan akibat tekanan pada peristaltik usus dari uterus yang terus membesar, pengaruh hormon relaksin plasenta, dan kemungkinan akibat menngkatnya kadar progesteron
·         Konstipasi menyebabkan rasa begah dan penuh serta hilang nafsu makan

b. Temuan Pengkajian
·         Adanya rasa begah dan penuh pada abdomen
·         Hilang nafsu makan
·         Perubahan pola eliminasi usus

c. Implikasi
·         Kaji nutrisi klien dan pola eliminasi yang mungkin menjadi faktor penyebab
·         Anjurkan klien untuk mengosongkan ususnya secara teratur
·         Anjurkan pada klien untuk meningkatkan kandungan serat dalam makanan dengan mengkonsumsi buah dan sayuran  dan minum air dalam jumlah lebih dari biasanya setiap hari
·         Jika klien mengkonsumsi suplemen besi oral, daripada melarang klien mengkonsumsi suplemen tersebut yang berguna untuk menambah simpanan besi, lebih baik kita membantu klien untuk konstipasi melalui cara lain
·         Ingatkan klien untuk tidak mengkonsumsi obat umum untuk mencegah konstipasi, terutama minyak mineral yang akan mengganggu absorpsi vitamin larut lemak yang diperlukan bagi pertumbuhan janin dan  kesehatan ibu
·         Beri tahu klien untuk menghindari enema karena tindakan ini dapat mencetuskan persalinan
·         Anjurkan klien untuk menghindari obat-obatan yang dijual bebas selama kehamilan kecuali diresepkan oleh dokter
·         Berikan pelunak feses, laksatif ringan dan supositora sesuai instruksi
·         Nasehatkan klien untuk menghindari makanan pembentuk gas, seperti kubis atau buncis, sehingga flatus dapat dikontrol

v  Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada kunjungan awal pranatal difokuskan untuk mengidentifikasi kelainan yang sering mengontribusi morbiditas dan mortalitas dan untuk mengidentifikasi gambaran tubuh yang menunjukkan gangguan genetik. Pemeriksaan harus mencakup penetapan tinggi dan berat badan, pengukuran tekanan darah (TD) dan nadi, dan pemeriksaan kulit; kelenjar tiroid, jantung, paru, payudara, ekstremitas dab abdomen serta pemeriksaan pelvis.

a.      Tinggi Badan
Tubuh yang pendek dapat menjadi indikator gangguan genetik. Karena tinggi yang pasti sering kali tidak diketahui dan tinggi badan berubah seiring peningkatan usia wanita, tinggi badan harus diukur pada saat kunjungan awal.

b.      Berat Badan
Berat badan ditimbang pada kunjungan awal untuk membuat rekomendasi penambahan berat badan pada eanita hamil dan untuk membatasi kelebihan atau kekurangan berat. Selama bertahun-tahun banyak saran telah diajukan tentang penambahan berat ideal pada wanita hamil. Salah satu sumber pedoman terbaru dari Institute of Medicine menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT) untuk menentukan penambahan berat yang direkomendasikan. IMT diperoleh dengan menghubungkan tinggi badan klien dengan berat badannya saat hamil (Apendiks K).

c.       Tekanan Darah
Penentuan tekanan darah (TD) sangat penting pada masa hamil karena peningkatan TD  dapat membahayakan kehidupan ibu dan bayi. Pada kehamilan normal, TD sedikit menurun sejak minggu ke-8. Kondisi ini menetap sepanjang trimester kedua dan kemudian mulai kembali  ke TD sebelum hamil.
d.      Nadi
Denyut nadi maternal sedikit meningkat selama masa hamil, etapi jarang melebihi 100 denyut per menit (dpm). Curigai hipotiroidisme jika denyut nadi lebih dari 100 dpm. Periksa adanya eksoftalmia dan hiperrefleksia yang menyertai. Apabila denyut nadi lebih dari 100 dpm, instrusikan melakukan T3 dan T4 bebas. Hipertiroidisme tidak terjadi jika terdapat takikardia.

e.       Kelenjar Kulit
Perubahan kulit yang sering terjadi pada masa hamil mencakup hiperpigmentasi pada wajah (kloasma), pada areola dan putting susu, stria gravidarum, spider nevi, serta linea nigra. Periksa earna kulit, adanya ruam, massa, lesi, jaringan parut, tanda penganiayaan fisik, dan bukti penyalahgunaan obat. Beri perhatian khusus  untuk melihat suatu ruam di telapak tangan dan klaki yang mungkin merupakan tanda sifilis. Jaringan parut pernah menunjukkan praktik seksual yang berkaitan dengan ritual  sadomasokistik. Jika ditemukan tato atau luka tusuk, tanyakan jarum yang digunakan pada prosedur tersebut. Pemakaian jarum secara bergantian dapat menjadi sumber infeksi HIV. Enam atau lebih titik cafe-au-lait (CLS) yang setara dengan diameter 15 mm atau lebih menunjukkan neurofibromatosis.

f.       Pemeriksaan Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid sedikit membesar selama masa hamil akibat hiperplasia kelenjar dan peningkatan vaskularitas. Namun, perubahan anatomi ini tidak menyebabkan tiromegali yang signifikan dan setiap pembesaran yang signifikan perlu diteliti. Hipotiroidisme suit dideteksi selama masa kehamilan  karena banyak gejala hipotiroidisme yakni keletihan, penambahan berat, dan konstipasi yang menyerupai gejala-gejala kehamilan.

g.      Pemeriksaan Paru
 Pemeriksaan paru harus mencakup observasi sesak nafas, nafas dangkal, nafas cepat, pernapasan yang tidak teratur, guarded respiration, mengi, batuk, dan dispnea. Wanita yang sehat jarang mengalami masalah paru. Pemeriksaan paru biasanya merupakan tindakan yang sangat membantu dalam menegakkan diagnosis bronchitis atau pneumonia. Dengarkan adanyakrekels, mengi dan penurunan bunyi nafas.

h.      Pemeriksaan Jantung
Murmur jantung sistolik ditemukan pada 90% wanita hamil (curtforth & MacDonald, 1996). Murmur terjadi karena tekanan darah ibu selama hamil meningkat secara mencolok. Pada akhir kehamilan, 45% volume darah wanita hamil lebih tinggi daripada volume darah wanita tidak hamil (Pritchard, 1965). Peningkatan volume darah ini menyebabkan uterus membesar dan melindungi ibu ketika darah keluar saat melahirkan.
Pada wanita tidak hamil, murmur jantung sistolik bermakna. Pada wanita hamil yang asimtomatik, murmur derajat 1/6 atau 2/6 umumnya dianggapringan. Apabila murmur sistolik lebih 2/6 atau terdengar bunyi murmur lain, lakukan ekokardiogram jika tersedia dana yang cukup. Jika dana yang tersedia tidak cukup, minta untuk dilakukan elektrokardiogram dan rujuk klien ke dokter jika memungkinkan untuk evaluasi lebih lanjut.

i.        Pemeriksaan Payudara
Payudara harus diperiksa untuk mendeteksi setiap massa yang mungkin ganas dan setiap yang dapat mengganggu proses menyusui. Pastikan Anda memeriksa putting dengan cermat, terutama jika klien berkeinginan menyusui bayinya. Tes “ protaktilitas” harus menjadi bagian pemeriksaan payudara pada wanita yang sebelumnya tidak mampu menyusui dengan baik. Tekan jaringan payudara dengan ibu jari dan telunjuk satu inci dibawah areola. Jika putting susu menonjol ke depan, bayi kemungkinan tidak akan mengalami kesulitan menghisap.



j.        Pemeriksaan Abdomen
Pemeriksaan abdomen di pertengahan awal kehamilan harus dilakukan secara menyeluruh jika kondisi uterus yang membesar memungkinkan. Evaluasi adanya nyeri tekan, hernia, massa, pembesaran hati dan kelenjar getah bening. Seiring kemajuan kehamilan, sulit meraba organ lain selain uterus. Perhatian khusus pada abdomen wanita hamil meliputi denyut jantung janin, tinggi fundus dan bagian presentasi janin.

k. Pemeriksaan Ekstremitas
Pemeriksaan ekstremitas harus mencakup pengkajian refleks tendon dalam, pemeriksaan adanya edema tungkai dan vena verikosa, dan pemeriksaan ukuran tangan dan kaki, bentuk, serta letak jari tangan dan jari kaki. Kelainan menunjukkan gangguan genetic.

k.      Pemeriksaan Pelvis
Bagian akhir pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan pelvis. Meskipun kebanyakan praktisi mampu melakukan memeriksaan ini tetapi cara pemeriksaan yang :tepat: belum ada. Beberapa praktisi perlu mengatakan kepada klien bahwa pemeriksaan dimulai dengan mula-mula menyentuh bagian belakang paha klien. Sementara praktisi lain memulai pemeriksaan ini hanya dengan memberitahu klien bahwa area genitalianya akan diperiksa. Pendekatan yang paling baik ialah bagaimana supaya hal ini nyaman, baik bagi klien maupun bagi tenaga kesehatan, dan membuat klien merasa bahwa dirinya di bawah control yang tepat.

l.        Genitalia Eksterna
Pemeriksaan genetalia eksterna  dilakukan dengan mencari adanya lesi, eritama, perubahan warna, pembengkakan, ekskoriasi, dan memar. Catat adanya rabas dan bau. Pemeriksaan menyeluruh biasanya dilakukan dengan memisah labia mayora dari minora dan dengan perlahan menarik ujung klitoris, kemudian periksa dengan cermat adanya lesi yang kemungkinan menunjukkan sifilis atau herpes. Pastikan bahwa setiap gerakan jari diarahkan dengan tujuan yang sesuai. Hindari “memainkan jari” pada jaringan karena dapat diinterpretasi sebagai seksual.

m.    Vagina dan Serviks
Setelah genitalia eksterna diperiksa, masukkan speculum. Spekulum ini harus basah, tetapi bebas lubrikan. Pada kenyataannya, speculum yang kering biasanya lebih mudah dimasukkan saat saat wanita sedang hamil karena jumlah rabas yang diproduksi memudahkan insersi alat ini. Jika air digunakan sebagai lubrikan, gunakan secara terpisah untuk menghindari lisis dan gangguan seluler. Spekulum besi harus dipertahankan hangat dengan menyimpannya di atas kotak pemanas. Beberapa klinisi menempel speculum dip aha klien bagian dalam agar klien dapat merasakannya dan dan yakin bahwa suhunya nyaman. Kadang-kadang suhu kotak pemanas diset terlalu tinggi sehingga speculum menjadi panas.


v  Pemeriksaan Laboraturium
Pemeriksaan laboratorium awal pada wanita dengan risiko ringan meliputi tes darah berikut : golongan darah dan factor rhesus (Rh), skrining antibody, hitung darah lengkap atu hematokrit, rapid plasma regain (RPR),  atau tes lain untuk mendeteksi sifilis, titer rubella, HBSAg, dan HIV. Banyak klinisi juga melakukan kultur urine. Seiring kemajuan kehamilan, tes tambahan, seperti skrining tripel  serum maternal, juga diperlukan. (http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&ved=0CDMQFjAB&url=http%3A%2F%2Fimages.arikbliz.multiply.multiplycontent.com%2Fattachment%2F0%2FSDUFjgoKCD4AAB8pSLo1%2FMENGEMBANGKAN%2520PERENCANAAN%2520ASUHAN%2520YANG%2520KOMPREHENSIF.doc%3Fnmid%3D97247024&ei=vwkuUdayB43PrQfdmYF4&usg=AFQjCNEReJi1yF6kMzWySVGma7HASiiUjg)

            Laboratorium dan pemeriksaan terkait merupakan komponen penting. Semua uji dan pemeriksaan dilakukan sebagai bagian sekrining rutin yang bervariasi usia klien, status resikonya ( misalnya bila jika ia terpejan penyakit menular seksual tuberkulosis ), dan apakah ia sedang hamil. Pada tingkat minimal, untuk semua usia dan tanpa memindahkan status kehamilan klien, suatu pengkajian harus dilakukan untuk manskrining inveksi vagina atau penyakit menular seksual. Selain itu juga perlu dilakukan uji laboratorium dan pemeriksaan terkait berikut :
1.      Hemoglobin atau hematokrit
2.      Kolestrol total
3.      Urinalisis
4.      Pap smear
Wanita yang berusia lebih tua juga harus menjalani uji laboratorium dan penelitian terkait:
1.      Darah samar
2.      Mammografi
3.      Trigliserida dan profil lipid selain kolestrol plasma.
4.      Penelitian kelenjar tiroid
5.      Proktosigmoidoskopi ( setiap 3-5 tahun )
(Helen Varney. Jan M.kriebs. Carolyn l. Gegon halaman 40 )

v  Mengembangkan Rencana sesuai dengan Kebutuhan dan Perkembangan Kehamilan
§  Jelaskan mengenai ketidaknyamanan normal yang dialaminya Sesuai dengan usia kehamilan ajarkan ibu tentang materi pendidikan kesehatan pada ibu
§  Diskusikan mengenai rencana persiapan kelahiran dan jika terjadi kegawatdaruratan
§  Ajari ibu untuk mengenal tanda - tanda bahaya, pastikan untuk memahami apa yang dilakukan jika menemukan tanda bahaya
§  Buat kesepakatan untuk kunjungan. ( suryati romauli konsep dasar asuhan kehamilan halaman 199 )



DAFTAR PUSTAKA

suryati romauli konsep dasar asuhan kehamilan halaman 199
Helen Varney. Jan M.kriebs. Carolyn l. Gegon asuhan kebidanan edisi 4 halaman 30-31



Tidak ada komentar:

Posting Komentar