TUGAS MELAKSANAKAN ASUHAN KEHAMILAN KUNJUNGAN AWAL
DOSEN :
OlehKelompok :
1. Retika Danari A.
2. Ilma
3. Arie Setyawati
4. Ananda Eka
PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN
UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA
A. Asuhan
Kehamilan Kunjungan Awal
Kunjungan
awal kehamilan adalah kunjungan yang dilakukan oleh ibu hamil ke tempat bidan
pada trimester pertama yaitu pada minggu pertama kehamilan hingga sebelum
minggu ke-14.Kehamilan bukan suatu penyakit, melainkan sebuah proses
fisiologisyang membutuhkan kenaikan proses metabolisme dan nutrisi
untukpertumbuhan janin.
Tujuan
dari peninjauan data kunjungan pertama adalah agar bidan dapatmenemukan
masalah, persoalan dan aspek khusus yang berhubungandengan ibu hamil tersebut.
1.
Evaluasi data dasar
2.
Evaluasi efektivitas manajemen terdahulu
Pada
kunjungan pranatal awal, bidan memperkenalkan keluarga dengan layanan serta
filosofi praktik. Bidan mengambil kesempatan untuk menjelaskan bahwa ketika
pelahiran terjadi di rumah dan di rumah bersalin, baik ibu maupun bidan perlu
memiliki komitmen yang kuat terhadap upaya peningkatan kesehatan, untuk
mempertahankan pelahiran normal, dan mengupayakan pelahiran tanpa obat-obatan.
Bidan, ibu dan keluarganya mendiskusikan kebutuhan mereka dan bagaimana ibu
memimpikan kebutuhannya dipenuhi. Kunjungan tersebut juga merupakan kesempatan
bagi ibu dan bidan untuk mengkaji kemampuan mereka berkerja sama. Memberikan
waktu yang adekuat untuk melaksanakan tugas-tugas ini adalah penting. Komponen
kunjungan awal mencakup hal-hal tersebut :
1.
Pemilihan tempat
melahirkan dan analisis terhadap pilihan ibu
2.
Pengenalan terhadap
proses persetujuan tindakan (infonrned consent)
3.
Tinjauan terhadap
tanggung jawab bidan
4.
Tinjauan terhadap
tanggung jawab keluarga
5.
Garis besar kriteria
keamanan dan statistik hasil-akhir
6.
Diskusi tentang
kemungkinan pemindahan perawatan
7.
Riwayat lengkap dan
pemeriksaan kesehatan
8.
Kalkulasi taksiran
partus yang akurat
Mayoritas
wanita mendapatkanpemeriksaan pra-kelahiran mereka yangpertama pada usia
kehamilan sekitar 8 hingga 12 minggu. Semakin awalmelakukan pemeriksaan, akan
semakin baik. Ibu hamil harus meluangkanbanyak waktu untuk berkonsultasi dengan
dokter atau bidan, bahkan bilamungkin akan ditawari untuk menjalani pemeriksaan
ultrasonografi (USG)oleh dokter.Kunjungan pertama harus seawal mungkin
meliputi:
1.
Anamnesis
2.
Pemeriksaan Fisik
3.
Pemeriksaan
Laboratorium
4.
Pemeriksaan tambahan
lain untuk memperoleh data (parameter) dasar.
5.
Tidak kalah pentingnya
adalah memberi support psikis agar seorang ibuhamil memiliki emosi yang
stabil
1.
Tujuan Kunjungan
Tujuan
dari kunjungan awal ini yaitu sebagai berikut
1.
Mendapatkan perawatan
kehamilan
2.
Memperoleh rujukan
konseling genetik
3.
Menentukan apakah
kehamilan akan dilanjutkan atau tidak
4.
Menentukan diagnosis
ada/tidaknya kehamilan
5.
Menentukan usia
kehamilan dan perkiraan persalinan
6.
Menentukan status
kesehatan ibu dan janin
7.
Menentukan kehamilan
normal atau abnormal, serta ada/tidaknya factor risiko kehamilan
8.
Menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan
selanjutnya
2.
Pengkajian Riwayat dan
Pemeriksaan Fisik Lengkap
Pada awal pertemuan, penting bagi bidan untuk
menjalin hubunganterapeutik sehingga tercipta komunikasi efektif dan saling
percaya pada kedua pihak yang di perlukan dalam asuhan kebidanan
selanjutanya. Selama kunjungan awal bidan harus waspada terhadap hal-hal fisik
dan riwayat yang dapat digunakan untuk memprediksi keadaaan normal ataupun
penyimpangan dari normal. Penting bagi ibu dan pasangannya menyediakan riwayat kelurga,
medis, menstruasi, dan konsepsi yang akurat. Catatan dari penyedia perawatan
kesehatan lain harus diminta jika diperlukan. Dengan informasi yang diperoleh
melalui riwayat dan aspek fisik, wanita dan bidan dapat mengidentifikasi
faktor-faktor yang berpotensi berkembang menjadi masalah. Menerapkan strategi
pencegahan secara dini meningkatkan kemungkinan bahwa ia akan melahirkan di
tempat pelahiran yang di pilih.
A.
Pengkajian Data
Sebelum menganamnesa klien, bidan terlebih dahulu
melakukan hal-hal berikut.
- Menyambut
klien dengan seseorang yang menemani klien
- Memperkenalkan
diri kepada klien
Setelah hal-hal di atas dilakukan, selanjutnya bidan
mulai melakukan pengambilan data yaitu dengan cara menganamnesa klien.
Langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut.
1. Menanyakan identitas, yang meliputi :
- Nama Isteri / Suami
Mengetahui nama klien dan suami berguna untuk
memperlancar komuniksi dalam asuhan sehingga tidak terlihat kaku dan lebih
akrab.
- Umur
Umur perlu diketahui guna mengetahui apakah klien
dalam kehamilan yang beresiko atau tidak. Usia dibawah 16 tahun dan di atas 35
tahun merupakan umur-umur yang beresiko tinggi untuk hamil. Umur yang baik
untuk kehamilan maupun persalinan adalah 19-25 tahun.
- Suku / Bangsa / Etnis /
Keturunan
Ras, etnis, dan keturunan harus diidentifikasi dalam
rangka memberikan perawatan yang peka budaya kepada klien dan mengidentifikasi
wanita atau keluarga yang memiliki kondisi resesif otosom dengan insiden yang
tinggi pada populasi tertentu. Jika kondisi yang demikian diidentifaksi, wanita
tersebut diwajibkan menjalani skrining genetik.
- Agama
Tanyakan pilihan agama klien dan berbagai praktik
terkait agama yang harus diobservasi. Informasi ini dapat menuntun ke suatu
diskusi tentang pentingnya agama dalam kehidupan klien, tradisi keagamaan dalam
kehamilan dan kelahiran, perasaan tentang jemis kelamin tenaga kesehatan, dan
pada beberapa kasus, penggunaan produk darah.
- Pendidikan, Minat, Hobi
Tanyakan pendidikan tertinggi yang klien tamatkan
juga minat, hobi, dan tujuan jangka panjang. Informasi ini membantu klinisi
memahami klien sebagai individu dan memberi gambaran kemampuan baca-tulisnya.
Kadang-kadang bahaya potensial dari hobi, seperti melukis, memahat, mengelas,
membuat mebel, piloting, balap, menembak, stained glass, membuat keramik, dan
berkebun akan diidentifikasi. Materi yang digunakan dalam kegiatan seni dan
kerajinan tangan dapat mengandung silikon, talek, pelarut, dan logam berat.
Semua ini berpotensi membahayakan.
- Pekerjaan
Mengetahui pekerjaan klien adalah penting untuk
mengetahui apakah klien berada dalam keadaan utuh dan untuk mengkaji potensi
kelahiran, prematur dan pajanan terhadap bahaya lingkungan kerja, yang dapat
merusak janin.
- Alamat bekerja
Alamat bekerja klien perlu diketahui juga sebagai
pelengkap identitas diri klien.
- Alamat rumah
Alamat rumah klien perlu diketahui bidan untuk lebih
memudahkan saat pertolongan persalinan dan untuk mengetahui jarak rumah dengan
tempat rujukan.
- No. RMK (Nomor Rekam Medik)
Nomor rekam medik biasanya digunakan di Rumah Sakit,
Puskesmas, atau Klinik.
2. Menanyakan Keluhan Utama Klien (KU)
Keluhan utama adalah alasan kenapa klien datang ke
tempat bidan. Hal ini disebut tanda atau gejala. Dituliskan sesuai dengan yang
diungkapkan oleh klien serta tanyakan juga sejak kapan hal tersebut dikeluhkan
oleh klien.
Mendengar keluhan klien sangat penting untuk
pemeriksaan. Pertanyaan yang sangat sederhana seperti ” Untuk apa Nyonya datang
kemari ?” atau ”Apa keluhan Anda?” dapat memberikan keterangan banyak ke arah
diagnosis. Misalnya apakah wanita mengatakan bahwa ia mengeluarkan darah dari
kemaluannya setelah haid terlambat, bahwa peranakannya turun / keluar, bahwa ia
mengalami perdarahan tidak teratur dan berbau busuk, maka dalam hal-hal
demikian kiranya tidak sulit untuk menduga kelainan apa yang sedang dihadapi
oleh bidan, yaitu berturut-turut abortus, prolapsus uteri dan serviks uteri.
Namun, pemeriksaan lebih lanjut tetap harus dilakukan karena diagnosis tidak
boleh berdasarkan atas anamnesis semata.
·
Menanyakan Riwayat Kehamilan Sekarang, yang meliputi :
a. Riwayat Haid
Ø
Menarche (Usia pertama datang haid)
Ø
Siklus
Ø
Banyaknya
Ø
Disminorhoe ( nyeri haid)
b. Riwayat Hamil Sekarang
Ø
HPHT (Hari Pertam Haid Terakhir)
Ø
TP (Takiran Persalinan / prakiraan kelahiran)
Ø
Kehamilan ke berapa
c. Masalah yang di rasakan
d. Imunisasi TT (Tetanus Toxoid)
·
Menanyakan Riwayat Kehamilan Lalu, yang melipti :
a.
Jumlah kehamilan
b.
Jumlah anak yang hidup
c.
Jumlah kelahiran prematur
d.
Jumlah keguguran
e.
Persalinan dengan tindakan (operasi cesar, vakum, forsep)
f.
Riwayat perdarahan pada persalinan / pasca persalinan
g.
Kehamilan dengan tekanan darah tinggi, diabetes
h.
Masalah lain selama kehamilan
B.
Tujuan Pengkajian Awal :
1. Mengkaji tingkat kesehatan dengan melakukan
pengkajian riwayat lengkap dan melakukan uji skrining yang tepat
2. Menetapkan catatan dasar tantang tekanan darah,
urinalisasi , nilai darah , pertumbuhan dan perkembangan janin yang di gunakan
sebagai standar untuk pemdingan sesuai kemajuan kehamilan
3. Mengedentifikasi factor resiko dengan mendapatkan
riwayat detail kebidanan masa lalu dan sekarang
4. Memberi kesempatan pada ibu dan keluarganya
mengekspresikan dan dan mendiskusikan adanya kekhawatiran tentang kehamilan
saat ini dan kehilangan kehamilan yang lalu, persalinan dan kehamilan
5. Memberi anjuran kesehatan masyarakat dan dalm upaya
mempertahankan kesehatan ibu dan perkembangan kesehatan janinnya
6. Membangun
hubungan saling percaya karena ibu dan bidan adalah mitra dalam asuhan
3. Riwayat kesehatan :
a. Sosial
Bidan
juga perlu mengkaji respons keluarga terhadap kehamilan. Anak tambahan ini
mungkin berarti menimbulkan kepenuhan dalam rumah atau bahkan kemungkinan
ancaman pengusiran. Kadang ibu ragu dengan kemampuannya merawat anak lain
selama hamil, kelahiran, atau setelahnya. Anak remaja kadang sulit
menerima kedatangan bayi baru dalam keluarga.Atau ibu hamil adalah remaja yang
masih di bawah pengasuhan orang tuanya dan mungkin ada masalah seberapa besar
dukungan yang dapat di berikan orang tua kepadanya selama hamil dan setelah
kelahiran.
Bidan
dalam hubungan kemitraan ibu hamil, melakukan rujukan kepetugas kesehatan lain
yang memiliki peran dalam membentuk beberapa kesulitan tersebut atau kelembaga
multi professional lain tempat bantuan dapat di berikan.
b. Riwayat Kebidanan
1.
Memperkenalkan diri
untuk menggali informasi
2.
Menggunakan tehnik
wawancara meliputi mengajukan pertanyaan yang bersifat terbuka,klarifikasi
kebiasaan/pola hidup sehari-hari, hidup sehari-hari,menggunakan bahasa yang
dapat di pahami pasien
3.
Menghargai /menghormati
hak pribadi pasien
4.
Dengarkan dengan minat
yang tinggi,perhatian, serta berreaksi terhadap hal-hal yang di ceritakan
pasien
5.
Lebih responsip untuk permintaan
penjelasan /informasi
6.
Berikan informasi
secara tepat dan terperinci
7.
Tidak perlu mencatat
yang tidak relevan
8.
Beri waktu pasien untuk
menjawab pertanyaan, jangan memotong jawaban pasien, kecuali pasien mulai
memberi jawaban kearah lain atau anda perlu klarifikasi
9.
Dengarkan pasien dengan
baik, jangan ulangi pertanyaan akhir,juga tidak perlu memintanya
mengulangi jawaban sebab hal tersebut menandakan anda kurang perhatian
10. Beri
bantuan terhadap jawaban yang masih tidak jelas, atau informasi meskipun tidak
berhubungan langsung dengan pertanyaan
11. Pastikan
bidan mengerti apa yang di katakan pasien. Meskipun aksen dan ekspresinya
berbeda antara suatu daerah dengan lainnya,jangan ragu untuk meminta pasien
mengeja atau menjelaskan maksud perkataan
12. Hindari
memberi kesan negative yang dapat terlihat di wajah, bahasa tubuh atau tekanan
searah
13. Usahakan
membuat suasana pribadi dan tidak di dengar oleh orang lain
14. Berbicara
dengan menanyakan, menjelaskan,dan dengan tekanan suara yang lembut
15. Pastikan
selalu menatap mata, jangan selalu membaca dari formulir riwayat, mencatat
respon atau lainnya
16. Hindari
mengajukan pertanyaan, kecuali anda dapat menerangkan kepada pasien alasan anda
menanyakan hal tersebut. Pasien ada yang beranggapan bahwa kondisi social,
seksual, ekonomi, pendidikan , pekerjaan, dan rumah merupakan informasi
penting. Anda harus mendapatkan informasi penting tanpa mengajukan pertanyaan
yang seolah mengorek kehidupan pribadinya
c. Keluarga
Kondisi
tertentu dapat karena negative, sedangkan yang lainnya bersifat familiar
atau berkaitan dengan itensitas, dan beberapa berkaitan dengan lingkungan fisik
atau social tempat keluarga tersebut bertempat tinggal.
Diabetes
meskipun bukan di turunkan secara genetik, menimbulkan predis posisi pada
anggota keluarga lain, terutama bila mereka hamil atau gemuk. Hipertensi juga
memiliki komponen familial dan kehamilan kembar memilki incident lebih tinggi
dalam keluarga tertentu. Beberapa kondisi seperti anemia sel sabit
talasemia lebih umum terjadi pada ras tertentu.
d. Penyakit
Penyakit adalah keadaan abnormal suatu tubuh yang
terserang penyakit karena timbul dari berbagai macam virus
· Penyebab Penyakit
Sumber
infeksi adalah semua benda termasuk orang atau binatang yang dapat melewatkan
atau menyebabkan penyakit pada orang lain. Sumber penyakit ini mencakup juga
reservoarseperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
Sumber
penularan ialah induk semang penyakit baik manusia atau hewan yang dapat
mengeluarkan benih-benih penyakit dan menularkan penyakit-penyakit tersebut
kepada orang lain. Sumber penularan harus dibedakan dari sumber penyakit.
4. Pemeriksaan Fisik
Sebelum
melakukan pemeriksaan fisik terhadap wanita hamil, persetujuan dan kenyaman
pasien harus di perhatikan oleh bidan. meskipun ibu hamil tidak secara rutin di
ukur untuk menetapkan tinggi badannya, tinggi badan yang pendek di kaitkan
dengan komplikasi kehamilan dan kelahiran misalnya destisia (olugibile &
mascarenhas, 2000).Oleh karena itu, penting untuk mengkaji ibu hamil dan
keluarganya secara holistic serta mengkaji pertumbuhan dan perkembangan janin
dengan mengenali tanda-tanda yang berkaitan dengan pengetahuan ini.
a. Prinsip Pelaksanaan Pemeriksaan Fisik
1.
Cuci tangan segera
sebelum melakukan pemeriksaan
2.
Pastikan bahwa kuku
jari bersih dah tidak panjang, sehingga tidak menyakiti pasien
3.
Terlrbih dahulu
hangatkan tangan dengan air hangat sebelum menyentuh pasien, atau gosok
bersama-sama atau letakan di bawah lampu
4.
Jelaskan kepada pasien
secara umum apa yang akan dilakukan. Selama pemeriksaan itu sendiri ceritakan
kepada pasien secara khusus apa yang di lakukan sebelum melakukan pemeriksaan.
Biarkan pasien mengetahui bagian mana yang di sentuh, apa yang ingin di lakukan,
apakah pernaan ini tidak nyaman
5.
Gunakan sentuhan yang
lembut tetepi tidak menglitik pasien dan cukup kuat untuk memperoleh informasi
yang akurat
6.
Buatlah pendekatan dan
sentuhan dengan menghargai jasmani pasien dengan baik serta sesuai dengan hak
pasein terhadap kapantasan dan ha katas rahasia pribadi
7.
Tutupi badan pasien
selama pemeriksaan dan hanya bagian yang di periksa yang terbuka
8.
Atur pemeriksaaan
sesuai ketentuan sebagai berikut:
a. Mulai
dari kepala baru ke kaki
b. Batasi
gerakan pasien (contoh: ketika pasien dalam posisi duduk bidan dapat memeriksa
payu darah juga dapat mendengar suara paru-paru dari punggung, lihat dan rabah
tulang belakang yang salah bentuk)
c. Tunggu
sampai akhir pemeriksaan untuk menyentuh bagian tubuh yang akan mengakibatkan
bidan harus mencuci tangan kembali ( mis. Telapak kaki pasien )
d. Pastikan
bahwa pemeriksaan selalu memperhatikan prinsip pencegahan infeksi dan
menggunakan cara yang sama pdada setiap pasien
9. Pemeriksaan
fisik, waspadahi tiap ketidak sesuaian antara cerita pasien dan hasil
pemeriksaan fisik
10. Diskusikan semua hal
yang di temukan pada pasien. Bila pasien merasa cemas karena sesuatu di temukan
tidak normal, segera jelaskan pada pasien. Bila di temukan sesuai yang tidak normal,
informasikan pada pasien
b. Berat Badan
Ibu
hamil yang gemuk beresiko terhadap komplikasi kehamilan. Komplikasi ini
meliputi diabetes gestasional, hipertensi akibat kehamilan, dan
destosiabahu.Selain itu juga sulit mempalpasi bagian-bagian janin dan
medefinisikan presentasi, posisi, atau janin.
Semua
ibu hamil harus di timbang berat badannya setiap kali memeriksa diri, tetapi
berat badannya masih dalam batas normal jarang di ketahui bahwa panimbangan
berat badan rutin adalah preditor yang baik tentang pertumbuhan janin (
hytten,1990). Ibu hamil yang kurang berat badan atau kelebihan berat badan
harus di pantau secara cermat dan di berikan konseling nutrisi.
c. Tekanan Darah
Tekanan
darah perlu di ukur untuk mengetahui nilai dasar selama masa kandungan.Beberapa
kondisi yang dapat menimbulkan nilai tinggi palsu pada sistolik adalah ketika
ibu merasa cemas atau kandung kemih penuh.Tekanan darah di ukur harus dalam
keadaan rileks.
Tekanan
darah yang adekuat di perlukan untuk mempertahankan fungsi plasenta tetapi
tekanan darah sistolik 140 mmHg atau distolik 90 mmHg pada awal pemeriksaan
mengindikasikan potensi hipertensi dan membutuhkan pemantauan ketat selama
kehamilan baik dari bidan maupun dokter obstetric ginekologi.
d. Urinalisis
Urinalisis
dilakukan setiap kali pemeriksaan untuk mengetahui adanya abnormalitas ibu
hamil dapat diberi tahu cara menguji urinenya sendiri dan dianjurkan
untuk mengujinya pada kunjungan berikut. Pada kunjungan pertama, spesimen
aliran tengah dapat dikirimkan ke laboratorium untuk dibiakkan untuk mengetahui
kemungkinan bakteriuria. Bakteriuria sering terjadi asimtomatik sehingga ibu
hamil tidak menyadarinya. Karenanya,pielonefritis mungkin saja telah terjadi
karena perubahan pada traktus renalis selama kehamilan.
Temuan
lain yang mungkin selama urinalisis berikutnya adalah :
a. Keton karena pemecahan lemak untuk
menciptakan glukosa, yang di sebabkan oleh kebutuhan janin yang tidak terpenuhi
yang mungkin karena muntah, hyperemesis, starvasi, atau senam berlebihan.
b. Glukosa yang disebabkan oleh kadar dalam
darah tinggi, penurunan ambang atau penyakit ginjal.
c. Protein karena kontaminasi oleh leukorea
vaginal,atau penyakit seperti infeksi saluran kemih atau gangguan hipertensi
kehamilan.
e. Pemeriksaan Darah
Bidan
harus menjelaskan kepada ibu mengapa pemeriksaan darah diperlukan pada saat
kunjungan pertama.Beberapa pemeriksaan darah yang diperlukan meliputi :
· Golongan Darah
Golongan
darah ibu perlu diketahui untuk mengantisipasi apabila diperlukan transfusi
darah pada saat persalinan. Pada kehamilan pertama, antrirhesus mungkin hanya
akan menyebabkan bayi lahir kuning (karena proses pemecahan sel darah merah
menghasilkan bilirubin yang menyebabkan warna kuning pada kulit).
Tetapi
pada kehamilan kedua, masalah bisa menjadi fatal jika anak kedua juga memiliki
rhesus positif. Saat itu kadar antirhesus ibu sedemikian tinggi sehingga daya
rusaknya terhadap sel darah merah bayi juga hebat, yang dapat menyebabkan janin
mengalami keguguran atau mengalami pembengkakan (eritroblastosis fetalis) yang
mengancam nyawa janin. Jika sebelum hamil ibu sudah mengetahui rhesus darahnya,
masalah kelainan kehamilan berikutnya, dokter akan memberikan obat khusus untuk
menetralkan antirhesus darah ibu.
· Hitung
Darah Lengkap
Pemeriksaan
hitung darah lengkap meliputi pemeriksaan :
Hemoglobin,pemeriksaan
terhadap Hb diulang pada minggu ke-28 sampai 32 ketika efek hemodilusi makin
tampak dan kadang pada minggu ke-36. Bila diketahui nilainya rendah maka
diperlukan tindakan. Suplemen zat besi tidak diperlukan pda ibu yang
mengkonsumsi diet cukup zat besi dan yang nilai Hb nya normal.
Veneral
disease research labolatory( VDRL),dilakukan untuk mengetahui adanya sifilis. Tidak
semua hasil fositif menunjukkan sifilis aktif.pemeriksaan awal akan
memungkinkan ibu diobati dalam rangka mencegah infeksi janin.
Status
imun rubella, ibu yang tidak imun harus di anjurkan untuk menghindari kontak
dengan orang yang mengalami penyakit ini. Penyelidikan untuk gangguan darah
lain. Ini di anjurkan pada ibu dan pasangannya dari kelompokn etnik tertentu,
misalnya penyakit sel sabit atau selemia. Bila ibu merupakan carrier salah satu
penyakit ini, darah pasangannya harus diuji. Pasangannya akan di beri konseling
dan manajemen genetic selama kehamilan.
Skrining
hepatiting B, ini sekarang di anjurkan dalam upaya mengurangi resiko
penularan perinatal dan morbiditas dan mortalitas bayi.
f. Pemeriksaan Abdomen
Pemeriksaan
abdomen dilakukan untuk menetapkan dan memastikan bahwa pertumbuhan janin
konsistan dengan usia gestasi selama perjalanan kehamilan.Pemeriksaan ini dapat
menimbulkan kekhawtiran pada ibu hamil dan komunikasi yang sensitive selama
prosedur penting dilakukan.Metode pemeriksaan abdomen meliputi
inspeksi,palpasi,dan auskultasi.
g. Inspeksi
Ukuran
uterus dikaji dengan memperkirakannya melalui observasi. Namun,kandung kemih
yang penuh,kolon distensi atau obesitas dapat memberi kesan salah tentang
ukuran janin. Bentuk uterus lebih panjang dari pada lebarnya jika posisi
janinnya longitudinal, seperti yang sering ditemukan. Bila janin berada pada
posisi transversal,uterusnya rendah dan lebar.
Perubahan
kulit pada abdomen juga dapat di temukan. Tanda bergaris-garis sisah kehamilan
terdahulu tampak menjadi seperti perak dan yang baru tampak merah muda. Linea
nigra mungkin terlihat, ini adalah garirs gelap normal karena pigmentasi yang
arahnya longitudinal di bagian tengah abdomen bawah dan kadang di atas
umbilicus.Adanya jaringan perut menunjukan pembedahan obstetric atau abdominal
terdahulu.
Bidan
dapat mengobservasi gerakan janin, atau gerakan ini dapat di rasakan oleh ibu,
ini dapat membuat bidan menetapkan posisi janin. Ubilikasi menjadi makin cekung
dengan makin bertambahnya usia kehamilan dan menjadi menonjol minggu-mingu
terakhir.
h. Palpasi
Tangan
bidan harus bersih dan hangat, tangan yang dingin tidak memiliki kepekaan
sentuhan yang di butuhkan, tangan ini cenderung mengakibatkan kontraksi abdomen
dan otot uterus dah ibu merasakan palpasih ini tidak nyaman.
Untuk
menentukan tinggi fundus, bidan menempatkan tangannya tepat di bawah
xifisternum. Dengan menekan perlahan, bidan menggerakan tangab kebawah abdomen
sampai ia merasakan batas lengkung fundus, perhatikan jumlah lebar jari tangan
yang dapat mengakomodasi di antara jarak tersebut.
Palpasih
palvik dapat menyebabkan kontraksi uterus karena sering di lakukan sebelum palpasi
fundus dan lateral untuk membuat temuan lebih muda di tetapkan. Palpasi pevik
mengedentifikasi puncak janin di pelvis, ini tidak menimbulkan ketidaknyamanan
pada ibu. Bila presentasinya kepala, akan teraba merasa keras, bulat, permukaan
halus. Bidan juga haru seberapa kepala janin yang di rabah di atas tepi pelvik
untuk menetapkan engagement.
Palpasi
leteral digunakan untuk melokalisasi punggung janin dalam upaya menemtukan
posisi.Tangan di tempatkan di ke dua sisi uterus pada setinggi umbilicus.Tekanan
ringan diberikan pada kedua tangan secara bergantian untuk mendeteksi sisi
uterus mana yang menunjukan tahanan lebih besar.Punggung yang keras dapat di
bedakan dengan cairan amniotic yang berfluktuasi.
Palpasi
fundus menetapkan adanya bokong atau kepala. Informasi ini akan membantu untuk
mendiaknosis kedudukan dan presentasi janin. Perhatikan reaksi ibu terhadap
prosedur, bidan mengandalkan kedua tangan pada sisi fundus, jari di letakan
berdekatan dan menekuk mengelilingi batas uterus.
i. Auskultasi
Mendengarkan
denyut jantung janin adalah bagian penting dari proses. Seperti semua dunyut
jantung, bunyinya sama tetapi lebih cepatdari denyutan orang dewasa. Stestoskop
janin pinard akan memungkinkan bidan mendengan jantung janin scara langsung dan
menetapkan apakah denyut jantung bayi atau ibu. Stestoskoppinard di tempatkan
di atas abdomen ibu, pada sudut kanan terhadap atas punggung janin.
j. Jantung
dan Pembuluh Darah
Selama
kehamilan, jumlah darah yang dipompa oleh jantung setiap menitnya (cardiac
output, curah jantung) meningkat sampai 30-50%. Peningkatan ini mulai terjadi
pada kehamilan 6 minggu dan mencapai puncaknya pada kehamilan 16-28 minggu.
Karena curah jantung meningkat, maka denyut jantung pada saat istirahat juga
miningkat (dalam keadaan normal 70kali/menit menjadi 80-90 kali/menit).
Setelah
mencapai kehamilan 30 minggu, curah jantung agak menurun karena rahim yang
membesar menekan vena yang membawa darah dari tungkai jantung. Selama
persalinan curah jantung menurun sampai 15-25% diatas batas kehamilan, lalu
secara perlahan kebali ke batas kehamilan. Peningkatan curah jantung selama
kehamilan kemungkinan terjadi karena adanya perubahan dalam aliran darah ke
rahim. Karena janin terus tumbuh, maka darah lebih banyak dikirim ke rahim ibu.
Pada akhir kehamilan, rahim menerima seperlima dari seluruh darah ibu.
k. Ginjal
Selama
kehamialn, ginjal bekerja lebih berat. Ginjal menyaring darah yang volumenya
meningkat (sampai 30-50% atau lebih), yang puncaknya terjadi pada kehamilan
16-24 minggu sampai sesaat sebelum persalinan (pada saat ini aliran darah ke
ginjal berkurang akibat penekanan rahim yang membesar).
Dalam
keadaan normal, aktivitas ginjal meningkat ketika berbaring dan menurun ketika
berdiri. Keadaan ini semakin menguat pada saat kehamilan, karena itu wanita
hamil sering merasa ingin berkemoh ketika mereka mencoba erbaring atau tidur.
l. Paru-paru
Ruang
yang diperlukan oleh rahim yang membesar dan meningkatnya pembentukan hormon
progesteron menyebabkan paru-paru berfungsi lain dari biasanya. Wanita hamil
bernafas lebih cepat dan lebih dalam karena memerlukan lebih banyak oksigen
untuk dirinya dan untuk janin. Lingkar dada wanita hamil lebih membesar.
m. Sistem Pencernaan
Rahim
yang semakin membesar akan menekan rektum dan usus bagian bawah sehingga
terjadi sembelit (konstipasi). Wanita hamil sering mengalami heartburn (rasa
panas di dada) dan sendawa, yang kemungkinan terjadi karena relaksasi sfingter
di kerongkongan bagian bawah yang memungkinkan isi lambung mengalir kembali ke
kerongkongan.
n. Kulit
Topeng
kehamilan (melasma) adalah bintik-bintik pigmen kecoklatan yang tampak di kulit
kening dan pipi. Peningkatan pigmentasi juga sering terjadi disekeliling
punting susu. Sedangkan di perut bawah bagian tengah biasanyatampak garis
gelap.
Spider
angioma (pembuluh darah kecil yang memberi gambaran seperti laba-laba) bisa
muncul di kulit, biasanya diatas pinggang. Sedangkan pelebaran pembuluh darah
kecil yang berdinding tipis seringkali tampak di tungkai bawah.
5. Pemeriksaan Panggul
Pada
ibu hamil terutama primigravida perlu dilakukan pemeriksaan untuk menilai
keadaan dan bentuk panggul apakah terdapat kelainan atau keadaan yang dapat
menimbulkan penyulit persalinan. Ada empat cara melakukan pemeriksaan panggul
yaitu dengan pemeriksaan pangdang (inspeksi) dilihat apakah terdapat dugaan
kesempitan panggul atau kelainan panggul, misalnya pasien sangat pendek, berjalan
pincang, terdapat kelainan seperti kifosis atau lordosis, belah ketupat
michaelis tidak simetris.
·
Jenis Panggul menurut
Caldwell-Moloy
1.
Jenis Genekoid :
ditemukan pada 45% wanita. Panjang Diameter anteroposterior hampir sama dengan
diameter transversa.
2.
Jenis android : bentuk pintu atas panggul hampir segitiga.
Pria umumnya mempunyai panggul jenis ini. Walaupun diameter anteroposterior
hampir sama panjang dengan diametr tranversal , tetapi diameter transversa
dekat dengan sakrum. Bagian dorsal ari pintu atas panggul gepeng, bagian
ventral menyempit kemuka. Ditemukan pada 15% wanita.
3.
Jenis antropoid : di
temukan pada 35% wanita.Bentuk pintu atas panggul agak lonjong seperti
telor.Diameter anteoposterior lebih besar daripada diametar transversa.
4.
Jenis Platipelloid :
ditemukan pada 5% wanita. Diameter transversa lebih daripada diameter
antroposterior.
• Prinsip Dasar Jalan Lahir
1. Jalan
lahir terdiri atas jalan lahir bagian tulang dan jaln lahir bagian lunak. Jalan
lahir bagian tulang terdiri atas Tulang-tulang panggul dan sendi-sendinya,
sedang bagian lunak terdiri atas otot-otot, jaringan dan ligamen-ligamen. Dalam
peros persalinan per vaginam janin harus melewati jalan lahir ini. Jika jalan
lahir khusus nya bagian tulang mempunyai bentuk dan ukuran rata-rata normal serta
ukuran janinnya pun rata-rata normal. Maka dengan kekuatan yang normal pula persalinan P pula persalinan per vaginam akan berlangsuntanpa kesulitan.
2. Penolong
persalinan harus mampu mengenal panggul
normal dalam kehamilan, serta mampu pula mengenal penyimpangan dari keadaan
normal. Kelainan panggul bawaan atau karena sesuatu penyakit pada umumnya
jarang, dan kalau pun ada mudah di kenal secara klinis.
• Sendi Panggul
1. Terdapat
4 sendi panggul yaitu 2 artikulasio sakroliaka, simfisis pubis, dan artikulasi
sakrokoksigeal . dalam kehamilan dan persalinan
artkulasio ini dapat bergeser
sedikit dan lebih longgar . pada
disproporsi sefalopelvik “ringan” kelonggaran ini kadang-kadang dapat memungkinkan lahirnya
janin per vaginam.
2. Artikulasi
sakroiliaka menghubungkan sakrum dengan
ilium, memungkinkan gerakan
terbatas ke depan dan ke belakang.
Pergeseran yang terlalu lebar pada artikulasio ini sering menimbulkan rasa
nyeri di daerah persendihan.
3. Simfisis
pubis terbentuk dari hubungan 2 os pubis. Longgarnya hubungan simfisis ini
dapat menimbulkan simfisiolosis yang terasa sangat nyeri.
4. Artikulasio
sakrokoksigea merupakan hubungan os sakrum dengan os koksigis.
Adanya sendi ini
memungkinkan os koksigis tertekan kebelakang pada waktu kepala janin lahir.
• Ligamen –Ligamen Panggul
1. Ligamen
yang menghubungkan Os sakrum dengan os ilium pada artikulasio sakroiliaka
merupakan yang terkuat di seluruh tubuh.
2. Ligamen
Sakrotuberosum mengikat sakrum dengan tubrer iskhii, sedang ligamen
sakrospinosum menghubungkan sakrum dengan spina iskhiadika. Kedua Ligamen ini
membentuk dinding posterior dari pintu bawah panggul.
• Pelvis Mayor Dan Minor
1. Secara
fungsional panggul terdiri atas 2 bagian yang di sebut pelvis mayor dan pelvis
minor. Pelvis mayor adalah bagian pelvis di atas linea terminalis, yang tidak
banyak kepentingan di dalam obstetri.
2. Yang
lebih penting adalah minor, dibatasi oleh pintu atas panggul ( inlet) dan Pintu
bawah panggul (outlet). Pelvis minor berbentuk saluran yang mempunyai sumbu
lengkung kedepan ( sumbu Carus).
• Jenis Panggul menurut Caldwell-Moloy
1. Jenis
Genekoid : ditemukan pada 45% wanita. Panjang Diameter anteroposterior hampir
sama dengan diameter transversa.
2. Jenis
android : bentuk pintu atas panggul
hampir segitiga. Pria umumnya mempunyai panggul jenis ini. Walaupun diameter
anteroposterior hampir sama panjang dengan diametr tranversal , tetapi diameter
transversa dekat dengan sakrum. Bagian dorsal ari pintu atas panggul gepeng,
bagian ventral menyempit kemuka. Ditemukan pada 15% wanita.
3. Jenis
antropoid : di temukan pada 35% wanita. Bentuk pintu atas panggul agak lonjong
seperti telor.Diameter anteoposterior lebih besar daripada diametar transversa.
4. Jenis
Platipelloid : ditemukan pada 5% wanita. Diameter transversa lebih daripada
diameter antroposterior.
·
Tulang Panggul
Tulang
panggul itu sebetulnya terdiri atas 4 buah tulang :
a. 2
tulang pangkal paha (ossa coxae)
b. 1
tulang kelangkang (os Sacrum)
c. 1
Tulang tungging (os coccygis)
·
Ukuran-Ukuran Panggul
A. Pengukuran
secara Klinis
a) Pintu
Atas Panggul (P.A.P)
Dari
ukuran p.a.p conjugata vera adalah ukuranan yang terpenting dan satu-satunya
ukuran yang dapat diukur secara indirect ialah dengan mengurangi conjugata
diagonalis dengan 1,5 – 2 cm, tergantung dari lebar dan inklinasi symphysis.
b) Cara
mengukur conjugata diagalis
Dengan
2 jari ialah jari telunjuk dan jari tengah, melalui konkavitas dari sacrum,
jari tengah digerakkan ke atas sampai dapat meraba promontorium.Sisi radial
dari jari telunjuk ditempelkan pada pinggiran bawah symphysis dan tempat ini
ditandai dengan kuku jari telunjuk tangan kiri.
Promontorium
hanya bisa tercapai oleh jari kita dengan pemeriksaan dalam pada panggul yang
sempit. Pada panggul dengan ukuran normal, promontorium tak tercapai, tapi ini
menandakan bahwa CV cukup besar.
Kalau
CV lebih besar dari 10 cm, maka p.a.p. dianggap cukup luas (biasanya CV =
11cm). Sebetulnya ini tidak tepat, karena CV cukup besar, masih ada kemungkinan
bahwa ukuran lain, misalnya ukuran melintang sempit.
Diameter
transversa tak dapat diukur sacara klinis. Tapi kesempitan diameter transversa
tanpa kesempitan CV jarang sekali terdapat.
Selain
dengan pengukuran CD kita juga dapat mengatahui secara klinis bahwa p.a.p.
mencukupi kalau kepal anak dengan ukuran terbesarnya sudah melewati p.a.p.
Alat
untuk mengukur luar panggul yang paling sering digunakan adalah jangka panggul
dari martin. Ukuran – ukuran panggul yang sering digunakan untuk menilai
keadaan panggul adalah:
1. Distansia
spinarum
Yaitu
jarak antara spina iliaka anterior superior kanan dan kiri, dengan ukuran
normal 23-26 cm
2. Distansia
kristarum
Yaitu
jarak antara Krista iliaka terjauh kanan dan kiri dengan ukuran sekitar 26-29
cm. bila selisih antara distansi kristarum dan distansia spinarum kurang dari
16 cm, kemungkinan besar adanya kesempitan panggul.
·
Melebarkan Jalan Lahir
didasar Panggul
Ada dua macam tindakan
yang dapat dipakai :
a. Merengang
secara otomatis
Beberapa jari dari kedua tangan di
masukkna kedalam vagina, yaitu sebelah kiri dan kanan. Jari-jari tersebut di
gerakkan dari depan kebelakang dan sebaliknya dari belakang ke depan, sambil
berangsur-angsur memberikan tekanan dan dengan demikian meregang vulva, vagina
sebelah bawah dan dasar panggul.
b. Dengan
cara mengiris atau menggunting perineum yang disebut dengan episiotomia
Dengan
tindakan ini lingkaran vulva dilebarkan dengan memberikan pengirisan, yaitu
dari bagian bawah vagina sampai ke
perineum. Hendaknya episiotomia ini dilakukan hanya atas pertimbanagan tegas,
jadi jika ternyata kesempitan pada lingkaran vulva benar-benar menghambat
lahirnya kepala anak atau bilamana dalam persalinan tingkat akhir sedang
merengang lingkaran vulva oleh salah satu sebab (misal bunyi atau detak jantung
anak menjadi buruk) lahirnya anak harus dipercepat, atau pada tindakan
melahirkan anak dengan forceps.
B.
Pemeriksaan Ektremitas
1) Pemeriksaan
Ektremitas Bawah
Memeriksa
adanya oedema yang paling mudah dilakukan didaerah pretibia dan mata kaki
dengan cara menekan jari beberapa detik. Apabila terjadi cekung yang tidak
lekas pulih kembali berarti oedem positif.Oedem positif pada tungkai kaki dapat
menendakan adanya pre eklampsia. Daerah lain yang dapat diperiksa adalah
kelopak mata. Namun apabila kelopak mata sudah oedem biasanya keadaan pre
eklamsi sudah lebih berat.
2) Pemeriksaan
Reflek Lutut (patella)
Mintalah
ibu duduk dengan tungkainya tergantung bebas dan jelaskan apa yang akan
dilakukan. Rabalah tendon dibawah lutut/ patella. Dengan menggunakan hammer
ketuklan rendon pada lutut bagian depan. Tungkai bawah akan bergerak sedikit
ketika tendon diketuk. Bila reflek lutut negative kemungkinan pasien mengalami
kekurangan vitamin B1.Bila gerakannya berlebihan dan capat maka hal ini mungkin
merupakan tanda preeklamsi.
6. Uji Laboratorium
A.
Uji Darah Ibu
Darah
ibu dapat di ambil dengan berbagai alasan, secara rutin atau pun dalam keadaan
darurat selama persalinan atau kelahiran. Kisaran normal rujukan untuk hasil
uji darah bisa bervariasi pada berbagai rumah sakit atau laboratorium yang
berbeda dan normalnya di dasarkan pada studi populasi. Kata “normal” memerlikan
kualifikasi. Pengukuran bisa menghasilka harga di antara kisaran rujukan namun
objek bisa “ abnormal”dalam keadaan tertentu.
B.
Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan
darah bertujuan untuk mengetahui kesehatan ibu hamil secara umum.Pemeriksaan
darah juga dapat dlakukan dengan pemeriksaan AFP (alpha
fetoprotein).Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kemungkinan gangguan
saluran saraf tulang belakang dan untuk mendeteksi otak janin.Kadar AFP yang
rendah menunjukkan adanya down syndrome pada janin. Biasanya pemeriksaan AFP
dilakukan pada kehamilan pada usia kehamilan sekitar 15 – 20 minggu.
C. Uji
TORCH (Toksoplasma Rubella Cytomegalovirus Herpesimpleks)
Dilakukan
untuk mengetahui ada tidaknya parasit seperti TORCH di dalam tubuh ibu hamil.
Infeksi TORCH biasanya menyebabkan bayi terlahir dengan kondisi cacat atau
mengalami kematian. Pemeriksaan TORCH dilakukan dengan menganalisis kadar
imunoglobulin G(Ig G) dan Imunoglobulin M(IgM) dalam serum ibu hamil.
7. Pemeriksaan
Emosional Ibu Hamil
Masa
kehamilantubuh mengalami perubahan yang sangat signifikan, begitu pula emosi
ibu hamil. Adalah hal yang umum saat hamil seorang ibu merasakan perubahan
perasaan yang sangat beragam.Dari perasaan takut hingga sedih, hingga senang
hanya dalam jarak waktu beberapa menit saja.
Saat
kehamilan, hormon wanita akan mengalami pasang surut yang sangat tajam. Jika
PMS (Pre Menstrual Syndrome) yang terjadi setiap sebelum wanita mendapatkan
siklus menstruasi setiap bulan sudah bisa membuat emosi wanita berubah-ubah.
Dalam
masa kehamilan, tubuh mengalami perubahan yang sangat signifikan, begitu pula
emosi. Adalah hal yang umum saat hamil seorang ibu merasakan perubahan perasaan
yang sangat beragam.Dari perasaan takut hingga sedih, hingga senang hanya dalam
jarak waktu beberapa menit saja. Ketika keriaan kehamilan mulai mengena pada
ibu hamil, hidup akan mulai terasa seperti wahana roller coaster.
Trimester Pertama
Selama
bulan pertama hingga ketiga, suasana emosi ibu hamil biasanya gampang sekali
berubah.Pergolakan emosi menyebabkan Anda sensitif, mudah menangis, gampang
lelah, takut bila terjadi keguguran, lebih merasakan “sakit” daripada
hamil.Perubahan emosi Anda lebih disebabkan adanya aktivitas hormonal yang
meningkat pesat dan sebagian faktor fisik.Misalnya kelelahan, mual,
muntah, morning sickness atau perubahan bentuk tubuh.
Trimester Kedua
Pada
usia kehamilan ini, emosi Anda jauh lebih baik dan tidak banyak keluhan yang
Anda rasakan seperti pada trimester sebelumnya. Oleh karena itu, periode ini
bisa disebut periode keemasan.Anda mulai bisa menyesuaikan diri dengan
perubahan hormon kehamilan. Selain itu, tidak banyak muncul keluhan-keluhan
fisik.Inilah yang membuat Anda bisa menjalani kehamilan dengan lebih enak dan
tidak sedramatis sebelumnya.
Trimester Ketiga / Akhir
Memasuki
trimester akhir ini, kondisi perut akan semakin besar dan mengakibatkan susah
bergerak, cepat lelah, mudah lupa dan gampang cemas. Emosi kembali sukar untuk
dikendalikanbahkan Anda menjadi lebih sensitif. Tetapi seiring bertambahnya
usia kehamilan, Anda menjadi lebih siap mental untuk mempersiapkan persalinan
dan kelahiran buah hati yang telah dinantikan.
Tips
Menghadapi Perubahan Emosi
- Mengetahui perubahan emosi
yang Anda rasakan adalah normal dan bisa membantu.
- Berbagi pengalaman dan perasaan
dengan pasangan serta menjalin komunikasi yang lebih terbuka.
- Makan makanan yang bergizi dan
berolahraga secara teratur juga bisa membantu Anda membentuk pola pikir
positif tentang kondisi Anda.
- Mengikuti kelas kehamilan
bersama dengan pasangan.
- Berbagi pengalaman dengan
orang yang pernah mengalami kondisi serupa dengan Anda.
- Memperbanyak pengetahuan dan
informasi tentang kehamilan dari buku, internet, majalah atau sumber lain.
B.
GerakanJanin/ FMC ( Fetal Movement Counting )
A. PengertianPengkajian Janin
Pada
janin yang perlu dikaji adalah gerakan janin, denyut jantung janin, dilakukan
setelah UK 12 minggu, tafsiran berat janin, letak dan persentasi, engagement
(masuknya kepala ke panggul), kehamilan kembar / tunggal.
Perkiraan
berat janin meningkat keakuratannya melalui pengukuran diameter biparetal pada
pemeriksaan ultrasonografi. Kemungkinan adanya retardasi pertumbuhan janin,
kehamilan kembar, dan ketidakakuratan taksiran partus dapat diketahui melalui
pemeriksaan ultrasonografi.
Polagerakanjaninadalahtandareliabeltentangkesejahteraanjanin,dimanagerakanjanin
yang mengikutipolateraturdariwaktuketikagerakaninidirasakan. Data sedikitnya 10
gerakanperharidianggaplazim.
Perhitungangerakanjaninharusdimulaipadausia
kehamilan34-36minggu bagiwanita yang berisikorendahmengalamiinsufisiensiuteroplasenta.
Sedangkanpadawanita yang faktorresikonyatelahdiidentifikasi,
perhitungangerakanjanindilakukanpadausiakehamilan 28 minggu.Gerakanjanin normal
yaitusekelompokataubeberapakelompokaktivitastungkaidantubuhjanin yang
menunjukannormalitas.Gerakanjaninpadagrimigravidadirasakanpadakehamilan
18minggu, sedangkanpada multigravida padakehamilan 16 minggu.
Denyutjantungjanin normal adalahfrekuensidenyut
rata-rata wanitatidaksedangbersalin, ataudiukurdiantaraduakontraksi.Rentang
normal adalah 120 sampai 160
denyut/menit.Bunyidenyutjantungjaninsepertibunyidetik jam dibawahbantal.
Heart rate (HR) atau
detak jantung janin dapat dideteksi kurang lebih pada usia kehamilan 6 minggu
dan lebih jelas digambarkan pada usia kehamilan 7 minggu. Normalnya,
denyut jantung janin usia 6 minggu adalah 90 hingga 110 denyut per menit (dpm)
sedangkan pada usia 9 minggu ke atas berkisar antara 140 dpm dengan variasi
normal 20 dpm di atas atau di bawah nilai rata-rata tersebut. Jadi, nilai
normal denyut jantung bayi berkisar antara 120 hingga 160 dpm. HR pada janin
normalnya memang jauh lebih cepat dibanding HR orang dewasa atau bahkan
anak-anak. Ditambah lagi bahwa perkembangan jantung janin itu telah cukup
fungsional setelah mencapai umur kehamilan kurang lebih 12 minggu.
Bila
pada usia kehamilan 5 hingga 8 minggu terjadi perlambatan denyut jantung
(kurang dari 90 denyut per menit) atau istilahnya bradycardia, bisa dikaitkan
dengan risiko tinggi terjadinya keguguran. Ibu hamil harus mengonsumsi makanan
cukup gizi dan mudah dicerna, agar nutrisi yang penting untuk perkembangan bayi
bisa tercukupi dengan baik. Tenangkan hati dan pikiran agar aliran darah ke
dalam rahim berjalan normal dan lancar. Keadaan psikis dan emosional Bunda yang
tertekan dapat menimbulkan reaksi "cepat” atau “terburu-buru" pada
pertumbuhan janin, oleh sebab itu HR janin dapat menjadi tinggi sebagai
kompensasi dalam memenuhi kebutuhan nutrisi untuk perkembangan organ-organ
tubuhnya.
B. Hal Yang Mempengaruhi
Gerakan Janin
- Kapan
gerakan muncul
- Usia
kandungan
- Kadar
glukosa
- Stimulus
suara
- Status
prilaku janin
- Penggunaan
obat-obatan dan kebiasaan merokok
- Hipoksia
- Asidemia
- Polihidramnion
- Oligohidramnion
C. Cara Menghitung
Gerakan Janin
Pengkajian riwayat merupakan langkah yang
penting.Klien seringmelaporkan penurunan gerakan janin karena mereaka lupa
merasakanaktifitas janin selama periode waktu tertentu dan juga tidak
terlalumenaruh perhatian terhadap hal ini.Anjurkan klien untuk fokus pada
aktifitas janin selama periode waktusatu jam, terutama saat ia sedang
beristirahat, dalam kondisi gizi baik,dan asupan cairan cukup.Apabila klien
mampu membaca dan memahami prosedur grafik dasar,maka dapat menggunakan metode
count to ten (menghitung sampai10)
- Jadwalkan
satu sesi perhitungan perhari
- Jadwalkan
sesi pada waktu yang sama setiap hari
- Catat
berapa lama biasanya dibutuhkan untuk merasakan 10 kaligerakan
- Setidaknya
harus terdapat 10 kali gerakan teridentifikasi dalam 10jam
- Apabila
gerakan kurang dari 10 kali dalam 10 jam, jika dibutuhkan waktu lebih lama
untuk mencapai 10 kali gerakan, atau jika tidak terasa gerakan dalam
10 jam maka hubungi bidan. Kelebihan metode ini yaitu : mudah digunakan,
singkat dan mudah diinterpretasi
D.
Cara Mendengarkan Denyut Jantung
Janin
1.
Dengan menggunakan Stetoskop Pinard
a.
Tempat mendengarkan
harus tenang, agar tidak mendapatgangguan dari suara lain.
b.
Ibu hamil diminta
berbaring terlentang, kakinya lurus, bagian yang tidak perlu diperiksa ditutup,
pintu atau jendela ditutup.
c.
Alat disediakan.
Pemeriksaan ini sebagai lanjutan dari pemeriksaan palpasi.
d.
Mencari daerah atau
tempat dimana kita akan mendengarkan.Setelah daerah ditemukan, stetoskop pinard
di pakai bagian yang berlubang luas ditempatkan ke atas tempat atau daerah
dimana kita akan mendengarkan. Sedangkan bagian yang luasnyasempit ditempatkan
pada telinga kita, letakkan tegak lurus.
e.
Kepala pemeriksa
dimiringkan, perhatian dipusatkan pada denyutjantung janin. Bila terdengar
suatu detak, maka untuk memastikanapakah yang terdengar itu denyutjantung
janin, detak ini harusdisesuai dengan detak nadi ibu. Bila detakkan itu
samadengan nadi ibu, yang terdengar bukan jantunt janin, tetapi detak
aortaabdominalis dari ibu.
f.
Setelah nyata bahwa
yang terdengar itu betul-betul denyut jantungjanin maka dihitung untuk
mengetahui teraturnya dan frekuensinyadenyut jantung janin itu.
2. Dengan menggunakan Doppler
a.
Nyalakan doppler, untuk
memeriksa apakah doppler dapatdigunakan.
b.
Usahakan jelly pada
abdomen ibu, tepet pada daerah yang telahditentukan. Kegunaan jelly adalah
sebagai kontak kedap udaraantara kulit abdomen dengan permukaan sensor.
c.
Tempatkan sensor pada
daerah yang akan didengarkan,kemudian tekan tombol start untuk mendengarkan
denyutjantung janin.
d.
Lakukan penyesuaian
volume seperlunya denganmenggunakan tombol pengatur volume.
e.
Lihat denyut jantung
janin pada angka yang ditujukan melalui monitor.
E.
Instrumen Pemantau Denyut Jantung Janin dan Aktivitas Uterus
1. Tinjauan
Luas
Tujuan
pemantauan Denyut Jantung Janin (DJJ) ialah mendeteksi tanda – tanda yang
menunjukan kejadian yang potensial merugikan sehingga dapat dilakukan
auskultasi yang interminten atau secara elektronik dengan peralatan internal
atau eksternal.
2. Auskultasi
Denyut Jantung Janin
Auskultasi
merupakan keterampilan yang dapat dipelajari, yang meningkat dengan latihan.
Auskultasi bukan merupakan pemantauan janin secara elektronik dan tanpa
rekaman. Auskultasi merupakan teknik menghitung jumlah denyut jantung janin
menggunakan sebuah instrumen (atau alat dengar) dalam waktu tertentu dan
kemudian di evaluasi. Jumlah denyut yang dapat digunakan bersamaan dengan data
pengkaji lain, untuk menuntun penatalaksanaan dan perawatan ibu-janin.
Apabila
sebuah stetoskop digunakan, ujungnya harus diputar hingga bagian bell stetoskop
kemudian diletakkan di abdomen ibu. Fetoskop harus ditempelkan ke kepala
pendengar, karena konduksi tulang meningkatkan bunyi jantung yang akan
dihitung. Bunyi jantung janin
ventrikular dapat dihitung dengan stetoskop dan fetoskop. Peralatan Ultrasonografi
Doppler menghantarkan gelombang suara ultra yang tinggi frekuensinya kebagian
katup jantung janin yang bergerak, mendefleksikannya kembali keperalatan, dan
mengubahnya kedalam sinyal elektronik yang dapat dihitung. Pada Electronic Fetal Monitoring
terdapat dua alat
pemantauan janin secara elektronik yaitu : alateksternal (transducer eksternal)
dan alat internal (elektroda spiraldan kateter tekanan intrauterine).
Status
kesehatan janin dievaluasi setiap kunjungan.Ibu diminta menjelaskan gerakan janin.
Asuhan
antenatal adalah suatu program terencana berupa observasi, edukasi, dan
penanganan medis pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan
persalinan yang aman dan memuaskan.
- Pengkajian maternal meliputi:
Wawancara:
1.
Dentitas pasien
2.
Keluhan utama
3.
Riwayat kehamilan
sekarang
4.
Riwayat penyakit dahulu
5.
Riwayat penyakit
keluarga
6.
Riwayat khusus
obstetric dan ginekologi
7.
Riwayat sosial /
ekonomi
- Pemeriksaan fisik
1.
Perhatikan tanda –
tanda tubuh yang sehat
2.
Pengukuran tinggi badan
dan berat badan
3.
Pemeriksaan tekanan
darah
4.
Pemeriksaan dari ujung
rambut sampai ke ujung kaki
5.
Pemeriksaan leopold I,
untuk menentukan bagian janin yang berada dalam fundus uteri
6.
Pemeriksaan Leopold II,
untuk menentukan bagian janin yang berada pada kedua sisi uterus.
7.
Pemeriksaan Leopold
III, untuk menentukan bagian janin apa yang berada pada bagian bawah.
8.
Pemeriksaan Leopold IV,
untuk menentukan presentasi dan “engangement”.
9.
Pemeriksaan denyut
jantung janin.
10. pemeriksaan
punggung dibagian ginjal
11. Pemeriksaan
genetalia
12. Distansia
tuberan
13. Konjugata
eksterna (Boudeloge)
14. Pemeriksaan
panggul
15. Pemeriksaan
ektremitas bawah
16. Pemeriksaan
reflek lutut (patella)
F.
Pola Denyut Jantung Janin yang Meyakinkan
Pola
denyut jantung janin yang menyakinkan sebagai satu yang ada dalam rentang DJJ
rata-rata 110 sampai 160 kali per menit tanpa takikardia atau bradikardi,
menunjukan variabilitas sedang (rata-rata) dan adanya variabilitas jangka
pendek (STV) ketika di pantau secara elektronik, reaktif bahwa di sana
akselerasi DJJ dengan pergerakan janin, dan menunjukkan tidak adanya deselerasi
variabel akhir dan meragukan (berkus et al, 1999). Adanya variabilitas di
sepanjang nilai dasar merupakan indikasi janin yang mengalami sistem saraf
otonom yang utuh dan kemampuan untuk berkompensasi selama priode stres.
Deskripsi
:
a.
Nilai dasar : 110 – 160 kali per menit
b.
Variabilitas : sedang > 6 sampai < 25 kali per menit =>mencakup adanya
variabilitas jangka pendek
c.
Perubahan periodik/episodik : tidak ada atau akselerasi dengan pergerakan
janin, deselerasi awal, atau deselerasi variabel yang menyakinkan
G.
Pola Denyut Jantung Janin yang Mengkhawatirkan
Pola
DJJ yang menghawatirkan dapat pulih sendiri atau dapat mendahului dan mengarah
ke pola ini tidak jelas atau merupakan kualitas buruk atau jika suatu
pengkajian pola yang lebih akuarat diperlukan, maka pertimbangkan metode
pemantauan langsung dengan menggunakan elektroda spiral sampai pola menjadi
meyakinkan atau sampai inttervensi terhadap pola yang meragukan diindikasikan.
Pola yang mengkhawatirkan mencakup hal yang berikut ini :
a.
Peningkatan atau penurunan / perpindahan dalam nilai dasar DJJ yang progresif
b.
Takikardia 160 kali permenit atau lebih
c.
Penurunan variabilitas nilai dasar tanpa penyebab yang diidentifikasi (misal
narkotik)
H.
Bunyi Yang Sering Terdengar
Ketika Memeriksa Denyut Jantung Janin
1. Desir tali pusat
Disebabkan semburan darah melalui arteri umbilikalis.
Suara initerdengar seperti siulan nyaring yang singkron dengan denyutjuantung
janin. Suara ini tidak
konstan, kadang kadang terdengar jelas ketika diperiksa pada suatu waktu namun
pada pemeriksaan dilain tidak terdengar.
2. Desir uterus
Terdengar sebagai suara hembusan lembut yang singkron
dengandenyut ibu. Bunyi ini biasanya paling jelas terdengar saat auskultasi
segmen bawah uterus. Suara ini dihasilkan oleh pasase darah melalui
pembuluh-pembuluh uterus yang berdilatasi dan dijumpai tidak saja pada
kehamilan tetapi juga pada setiap keadaan yang menyebabkan aliran darah ke
uterus meningkat, hinggapengaliran darah menjadi luas.
3. Suara akibat gerakan janin
Suara gerakan ini seperti suara pukulan, dikarenakan
janinmendapat reaaksi dari luar
4. Gerakan usus
Suara ini seperti berkumur-kumur, dihasilkan oleh
berjalannya gasatau cairan melalui usus ibu.
I. Frekuensi Denyut Jantung
1. Bradikardi
Frekuensi denyut jantung janin yang berkurang dari
110denyut/menit. Keadaan ini dianggap sebagai tanda akhir
hipoksiajanin.Penyebabnya:
a)
Hipoksia
janin tahap lanjut
b)
Obat-obatan
beta-adrenergetik (propanolol ; anestik untuk blok epidural, spinal,
kaudal, dan pudendal)
c)
Hipotensi
pada ibu
d) Kompresi tali pusat yang lama
e)
Blok
jantung congenital pada janin
2. Takikardia
Frekuensi denyut jantung janin yang lebih dari
160denyut/menit. Keadaan ini dianggap sebagai tanda awal hipoksia
janin.Penyebabnya:
a)
Hipoksia
janin dini
b)
Demam
pada ibu
c)
Obat-obatan
parasimpatik (atropine, hidroksizin)
d) Obat-obatan Beta-simpatomimetik(ritrodon,isoksuprin)
e)
Amnionitis
f)
Hipertiroid
pada ibu
g)
Anemia
pada janin
h)
Gagal
jantung pada janin
i)
Aritma
jantung pada janin
3.Variabilitas
Variabilitas denyut jantung janin digambarkan sebagai
ketidakteraturan irama jantung normal.Variabilitas denyut demi denyut normal
dianggap antara 16 dan 25 denyut/menit.
- Variabilitas
jangka pendek yaitu ketidaksamaan satu denyut dengan denyut berikutnya
- Variabilitas
jangka panjang yaitu tampak sebagai siklus ritmik atau gelombang
dasar dan biasanya terdapat tiga sampai lima siklus permenit.
Penyebab variabilitas meningkat:
1) Hipoksia ringan dini
2) Stimulasi
janin oleh palpasi rahim, kontraksi rahim, aktivitas janin, dan
aktivitas ibu.
Penyebab variabilitas menurun:
1) Hipoksia
atau asidosis
2) Depresi system saraf pusat oleh obat-obatan
tertentu
3) Prematuritas
4) Siklus tidur janin
5) Aritma jantung janin
4. Frekuensi Denyut Periodik
1. Akselerasi
Adalah peningkatan sementara denyut jantung janin di atas
nilainormal. Akselerasi denyut
jantung janin yang timbul saat gerakanjanin terjadi merupakan indikasi janin
sehat.
Penyebab:
a. Gerakan janin spontan
b. Pemeriksaan dalam
a. Ketika
Janin Bergerak
v Akrobat
dirahim yang luas
Memasuki
trimester kedua, tepatnya pada bulan keempat atau kelima, embrio mulai aktif
bergerak dan menendang dinding perut Ibu dibantu oleh adanya cairan ketuban
didalam rahim yang memudahkan janin mengambang kesana kemari, hanya dihubungkan
dengan tali pusar ke ari-ari (uri,plasenta) yang menempel di dinding rahim
Ibunya.
v Gerakannya
mulai terasa
Seiring
pertumbuhan usia kehamilan, rahim mulai sempit, gerakan janin ini akan sangat
dirasakan Ibu hamil. Selain itu, karena rongga bagian atas lebih luas dibanding
bagian bawahnya, janin cenderung meletakkan kakinya diatas agar lebih leluasa
bergerak dan kepalanya menukik kearah rahim.
b. Denyut
jantung janin
Dengan
menggunakan stetoskop monoral (stetoskop obstetric) untuk mendengar DJJ dapat
terdengar pada bulan 4-5.Walaupun dengan ultrasound (doptone) sudah dapat
didengar pada akhir bulan ke-3.
Frekuensinya
lebih cepat dari B.J orang dewasa ialah antara 120-140/menit. Karena badan anak
dalam kypose dan di depan dada terdapat lengan anak maka B.J. paling jelas
terdengar di punggung anak dekat pada kepala.
Pada
presentasi biasa (letak kepala) tempat ini kiri atau kanan di bawah pusat.Jika
bagian-bagian anak belum dapat ditentukan, maka B.J. harus dicari pada garis
tengah di atas sympisis.
Yang
dapat diketahui dari bunyi jantung janin adalah :
1. Dari adanya detak jantung janin:
v tanda pasti kehamilan
v anak hidup
2. Dari tempat bunyi jantung janin terdengar:
v presentasi anak
v posisi anak(kedudukan punggung)
v sikap anak (habitus)
v adanya anak kembar
Jika
bunyi
jantung terdengar kiri atau kanan di bawah pusat,maka presentasinyakepala, Jika terdengar kiri kanan setinggi atau di atas pusat,maka
presentasinya bokong (letak sungsang).
Jika bunyi jantung terdengar sebelah kiri,maka punggung
sebelah kiri,
jika terdengar sebelah
kanan maka punggung sebelah kanan. Jika terdengar di pihak yang berlawanan dengan bagian
-bagian kecil,sikap anak fleksi.
Jika terdengar sepihak dengan
bagian-bagian kecil,sikap anak defleksi.
Pada anak kembar bunyi jantung terdengar pada 2 tempat
dengan sama jelasnya dan dengan frekwensi yang berbeda(perbedaan lebih dari
10/menit
3. Dari sifat bunyi jantung anak:
Dari sifat bunyi jantung anak kita dapat mengetahui
keadaan anak.anak yang dalam keadaan sehat bunyi jantung nya teratur dan frekwensinya
antara 120-140 permenit.
Kalau bunyi jantung kurang dari 120/menit atau lebih dari
160/menit atau tidak teratur, maka anak dalam keadaan asphyxia (kekurangan
oksigen).
Cara menghitung DJJ adalah dengan mendengarkan 3x5 detik
dikalikan dengan 4. Contohnya :
5 detik
|
5 detik
|
5 detik
|
Kesimpulan
|
11
|
12
|
11
|
- 4 (11+
12 +11) = 136/menit. Teratur dan janin baik.
|
10
|
14
|
9
|
- 4 (10 + 14 + 9) = 132/m. Tak teratur dan janin
asphyxia
|
8
|
7
|
8
|
- 4 (8 + 7 + 8) = 92/m. Tak teratur dan janin asphyxia.
|
3.Bunyi yang sering terdengar ketika memeriksa denyut
jantung janin
a. Desir tali pusat
Disebabkan semburan darah
melalui arteri umbilikalis. Suara initerdengar seperti siulan nyaring yang
singkron dengan denyutjuantung janin. Suara ini tidak konstan, kadang
kadang terdengar jelas ketika diperiksa pada suatu waktu namun pada pemeriksaan
dilain tidak terdengar.
b. Desir uterus
Terdengar sebagai suara
hembusan lembut yang singkron dengandenyut ibu. Bunyi ini biasanya paling jelas
terdengar saat auskultasi segmen bawah uterus. Suara ini dihasilkan
oleh pasase darah melalui pembuluh-pembuluh uterus yang berdilatasi dan
dijumpai tidak saja pada kehamilan tetapi juga pada setiap keadaan yang
menyebabkan aliran darah ke uterus meningkat, hinggapengaliran darah menjadi
luas.
c. Suara akibat gerakan janin
Suara gerakan ini seperti suara
pukulan, dikarenakan janinmendapat reaaksi dari luar
d. Gerakan usus
Suara ini seperti
berkumur-kumur, dihasilkan oleh berjalannya gasatau cairan melalui usus ibu
4. Frekuensi Denyut Jantung
a. Bradikardi
Frekuensi denyut jantung janin
yang berkurang dari 110denyut/menit. Keadaan ini dianggap sebagai tanda akhir
hipoksiajanin.Penyebabnya:
a)
Hipoksia janin tahap lanjut
b)
Obat-obatan beta-adrenergetik (propanolol ; anestik
untuk blok epidural, spinal, kaudal, dan pudendal)
c)
Hipotensi pada ibu
d)
Kompresi tali pusat yang lama
e)
Blok jantung congenital pada janin
b.Takikardia
Frekuensi denyut jantung janin
yang lebih dari 160denyut/menit. Keadaan ini dianggap sebagai tanda awal
hipoksia janin.Penyebabnya:
a)
Hipoksia janin dini
b)
Demam pada ibu
c)
Obat-obatan parasimpatik (atropine, hidroksizin)
d)
Obat-obatan Beta-simpatomimetik(ritrodon,isoksuprin)
e)
Amnionitis
f)
Hipertiroid pada ibu
g)
Anemia pada janin
h)
Gagal jantung pada janin
i)
Aritma jantung pada janin
c. Variabilitas
Variabilitas denyut jantung
janin digambarkan sebagai ketidakteraturan irama jantung normal.Variabilitas
denyut demi denyut normal dianggap antara 16 dan 25 denyut/menit.
·
Variabilitas jangka pendek yaitu ketidaksamaan satu
denyut dengan denyut berikutnya
·
Variabilitas jangka panjang yaitu tampak sebagai
siklus ritmik atau gelombang dasar dan biasanya terdapat tiga sampai lima
siklus permenit.
·
Penyebab variabilitas meningkat:
1) Hipoksia ringan dini
2) Stimulasi janin oleh palpasi
rahim, kontraksi rahim, aktivitas janin, dan aktivitas ibu.
·
Penyebab variabilitas menurun:
1) Hipoksia atau asidosis
2) Depresi system saraf
pusat oleh obat-obatan tertentu
3) Prematuritas
4) Siklus tidur janin
5) Aritma jantung janin
·
Frekuensi denyut periodik
Akselerasi
Adalah peningkatan sementara
denyut jantung janin di atas nilainormal. Akselerasi denyut jantung janin yang
timbul saat gerakanjanin terjadi merupakan indikasi janin sehat.
Penyebab:
a. Gerakan janin
spontan
b. Pemeriksaan dalam
J. Non Stress Test (Nst)
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai hubungan gambaran
DJJ dan aktivitas janin. Cara pemeriksaan ini dikenal juga dengan nama
aktokardiografi, atau fetal activity acceleration determination (FAD; FAAD).
Penilaian dilakukan terhadap frekuensi dasar DJJ, variabilitas, dan timbulnya
akselerasi yang menyertai gerakan janin.
Interpretasi
NST
1.
Reaktif:
a.
Terdapat gerakan janin
sedikitnya 2 kali dalam 20 menit, disertai dengan akselerasi sedikitnya 15 dpm.
b.
Frekuensi dasar djj di
luar gerakan janin antara 120 – 160 dpm.
c.
Variabilitas
djj antara 5 – 25 dpm.
2. Non-reaktif:
a.
Tidak
terdapat gerakan janin dalam 20 menit, atau tidak terdapat akselerasi pada
gerakan janin.
b.
Frekuensi
dasar djj abnormal (kurang dari 120 dpm, atau lebih dari 160 dpm).
c.
Variabilitas
djj kurang dari 2 dpm.
3. Meragukan:
a.
Gerakan
janin kurang dari 2 kali dalam 20 menit, atau terdapat akselerasi yang kurang
dari 15 dpm.
b.
Frekuensi
dasar djj abnormal.
c.
Variabilitas
djj antara 2 – 5 dpm.
Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti dengan keadaan
janin yang baik sampai 1 minggu kemudian (spesifisitas 95% – 99%). Hasil NST
yang non-reaktif disertai dengan keadaan janin yang jelek (kematian perinatal,
nilai Apgar rendah, adanya deselerasi lambat intrapartum), dengan sensitivitas
sebesar 20%. Hasil NST yang meragukan harus diulang dalam waktu 24 jam.
Oleh karena rendahnya nilai sensitivitas NST, maka setiap
hasil NST yang non-reaktif sebaiknya dievaluasi lebih lanjut dengan contraction
stress test (CST), selama tidak ada kontraindikasi.
Prenatal Diagnosis
v Diagnosis
kelainan janin
v Manifestasi
penyakit atau cacat tubuh dapat terjadi sejak masa janin atau setelah lahir
v Kelainan
genetik atau non genetik
Indikasi
Diagnosis Prenatal
v Hanya
dilakukan untuk penyakit yang menyebabkan sakit berat atau kecacatan (mentalfisik)
pada anak yang tidak dapat diobati secara optimal
v Kelainan
yang menyebabkan sakit berat/ fatal pada ibu hamil
Prediksi
Resiko Kelainan Janin
v Ibu
usia lanjut
v Riwayat
penyakit keturunan dalam keluarga
v Latar
belakang etnik dengan frekuensi penyakit keturunan yang tinggi
v Riwayat
kelainan kromosom atau cacat bawaan pada anak terdahulu
DAFTAR
PUSTAKA
Varney,
dkk. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan
(edisi 4 volume 2 editor bahasa Indonesia Esty).Jakarta:EGC
Vicky
C. 2006. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Kelahiran.Jakarta: EGC.
W,
Hanifa, abdul, dkk. 1989. Ilmu Bedah
Kebidanan. Jakarta; PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.Daftar Pustaka
S,
Sulaiman. 1983. Obstetri Fisiologi.
Bandung; ELEMAN
M.D.,
Susan Warhus. 2009. Darn Good Advice
Pregnancyda Emosi masa kehamilan. Jakarta.
Tucker,
Susan Martin. 2000. Pemantauan &
Pengkajian Janin (edisi 4 editor Bahasa Indonesia Ns. Eny Meiliya,
S.Kep).Jakarta:EGC
Khumaira,
Marsha.2012.Ilmu Kebidanan.Yogyakarta:Citra
Pustaka Yogyakarta
Melalui
WEB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar