Kamis, 04 April 2013

Melaksanakan Asuhan Kehamilan



TUGAS MELAKSANAKAN ASUHAN KEHAMILAN KUNJUNGAN AWAL
DOSEN :
YEFI MARLIANDIANI, SST., MKes






OlehKelompok :
1.        Retika Danari A.            
2.        Ilma                               
3.        Arie Setyawati              
4.        Ananda Eka                           

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN
UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA
2012-2013



A.       Asuhan Kehamilan Kunjungan Awal
Kunjungan awal kehamilan adalah kunjungan yang dilakukan oleh ibu hamil ke tempat bidan pada trimester pertama yaitu pada minggu pertama kehamilan hingga sebelum minggu ke-14.Kehamilan bukan suatu penyakit, melainkan sebuah proses fisiologisyang membutuhkan kenaikan proses metabolisme dan nutrisi untukpertumbuhan janin.
Tujuan dari peninjauan data kunjungan pertama adalah agar bidan dapatmenemukan masalah, persoalan dan aspek khusus yang berhubungandengan ibu hamil tersebut.
1.  Evaluasi data dasar 
2.  Evaluasi efektivitas manajemen terdahulu
Pada kunjungan pranatal awal, bidan memperkenalkan keluarga dengan layanan serta filosofi praktik. Bidan mengambil kesempatan untuk menjelaskan bahwa ketika pelahiran terjadi di rumah dan di rumah bersalin, baik ibu maupun bidan perlu memiliki komitmen yang kuat terhadap upaya peningkatan kesehatan, untuk mempertahankan pelahiran normal, dan mengupayakan pelahiran tanpa obat-obatan. Bidan, ibu dan keluarganya mendiskusikan kebutuhan mereka dan bagaimana ibu memimpikan kebutuhannya dipenuhi. Kunjungan tersebut juga merupakan kesempatan bagi ibu dan bidan untuk mengkaji kemampuan mereka berkerja sama. Memberikan waktu yang adekuat untuk melaksanakan tugas-tugas ini adalah penting. Komponen kunjungan awal mencakup hal-hal tersebut :
1.        Pemilihan tempat melahirkan dan analisis terhadap pilihan ibu
2.        Pengenalan terhadap proses persetujuan tindakan (infonrned consent)
3.        Tinjauan terhadap tanggung jawab bidan
4.        Tinjauan terhadap tanggung jawab keluarga
5.        Garis besar kriteria keamanan dan statistik hasil-akhir
6.        Diskusi tentang kemungkinan pemindahan perawatan
7.        Riwayat lengkap dan pemeriksaan kesehatan
8.        Kalkulasi taksiran partus yang akurat
Mayoritas wanita mendapatkanpemeriksaan pra-kelahiran mereka yangpertama pada usia kehamilan sekitar 8 hingga 12 minggu. Semakin awalmelakukan pemeriksaan, akan semakin baik. Ibu hamil harus meluangkanbanyak waktu untuk berkonsultasi dengan dokter atau bidan, bahkan bilamungkin akan ditawari untuk menjalani pemeriksaan ultrasonografi (USG)oleh dokter.Kunjungan pertama harus seawal mungkin meliputi:
1.        Anamnesis
2.        Pemeriksaan Fisik
3.        Pemeriksaan Laboratorium
4.        Pemeriksaan tambahan lain untuk memperoleh data (parameter) dasar.
5.        Tidak kalah pentingnya adalah memberi support psikis agar seorang ibuhamil memiliki emosi yang stabil
1.    Tujuan Kunjungan
 Tujuan dari kunjungan awal ini yaitu sebagai berikut
1.        Mendapatkan perawatan kehamilan
2.        Memperoleh rujukan konseling genetik
3.        Menentukan apakah kehamilan akan dilanjutkan atau tidak
4.        Menentukan diagnosis ada/tidaknya kehamilan
5.        Menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan
6.        Menentukan status kesehatan ibu dan janin
7.        Menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta ada/tidaknya factor risiko kehamilan
8.        Menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan selanjutnya
2.    Pengkajian Riwayat dan Pemeriksaan Fisik Lengkap
Pada awal pertemuan, penting bagi bidan untuk menjalin hubunganterapeutik sehingga tercipta komunikasi efektif dan saling percaya pada kedua pihak  yang di perlukan dalam asuhan kebidanan selanjutanya. Selama kunjungan awal bidan harus waspada terhadap hal-hal fisik dan riwayat yang dapat digunakan untuk memprediksi keadaaan normal ataupun penyimpangan dari normal. Penting bagi ibu dan pasangannya menyediakan riwayat kelurga, medis, menstruasi, dan konsepsi yang akurat. Catatan dari penyedia perawatan kesehatan lain harus diminta jika diperlukan. Dengan informasi yang diperoleh melalui riwayat dan aspek fisik, wanita dan bidan dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang berpotensi berkembang menjadi masalah. Menerapkan strategi pencegahan secara dini meningkatkan kemungkinan bahwa ia akan melahirkan di tempat pelahiran yang di pilih.


A. Pengkajian Data
Sebelum menganamnesa klien, bidan terlebih dahulu melakukan hal-hal berikut.
  1. Menyambut klien dengan seseorang yang menemani klien
  2. Memperkenalkan diri kepada klien
Setelah hal-hal di atas dilakukan, selanjutnya bidan mulai melakukan pengambilan data yaitu dengan cara menganamnesa klien. Langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut.
1.  Menanyakan identitas, yang meliputi :
  • Nama Isteri / Suami
Mengetahui nama klien dan suami berguna untuk memperlancar komuniksi dalam asuhan sehingga tidak terlihat kaku dan lebih akrab.
  • Umur
Umur perlu diketahui guna mengetahui apakah klien dalam kehamilan yang beresiko atau tidak. Usia dibawah 16 tahun dan di atas 35 tahun merupakan umur-umur yang beresiko tinggi untuk hamil. Umur yang baik untuk kehamilan maupun persalinan adalah 19-25 tahun.
  • Suku / Bangsa / Etnis / Keturunan
Ras, etnis, dan keturunan harus diidentifikasi dalam rangka memberikan perawatan yang peka budaya kepada klien dan mengidentifikasi wanita atau keluarga yang memiliki kondisi resesif otosom dengan insiden yang tinggi pada populasi tertentu. Jika kondisi yang demikian diidentifaksi, wanita tersebut diwajibkan menjalani skrining genetik.
  • Agama
Tanyakan pilihan agama klien dan berbagai praktik terkait agama yang harus diobservasi. Informasi ini dapat menuntun ke suatu diskusi tentang pentingnya agama dalam kehidupan klien, tradisi keagamaan dalam kehamilan dan kelahiran, perasaan tentang jemis kelamin tenaga kesehatan, dan pada beberapa kasus, penggunaan produk darah.
  • Pendidikan, Minat, Hobi
Tanyakan pendidikan tertinggi yang klien tamatkan juga minat, hobi, dan tujuan jangka panjang. Informasi ini membantu klinisi memahami klien sebagai individu dan memberi gambaran kemampuan baca-tulisnya. Kadang-kadang bahaya potensial dari hobi, seperti melukis, memahat, mengelas, membuat mebel, piloting, balap, menembak, stained glass, membuat keramik, dan berkebun akan diidentifikasi. Materi yang digunakan dalam kegiatan seni dan kerajinan tangan dapat mengandung silikon, talek, pelarut, dan logam berat. Semua ini berpotensi membahayakan.
  • Pekerjaan
Mengetahui pekerjaan klien adalah penting untuk mengetahui apakah klien berada dalam keadaan utuh dan untuk mengkaji potensi kelahiran, prematur dan pajanan terhadap bahaya lingkungan kerja, yang dapat merusak janin.
  • Alamat bekerja
Alamat bekerja klien perlu diketahui juga sebagai pelengkap identitas diri klien.
  • Alamat rumah
Alamat rumah klien perlu diketahui bidan untuk lebih memudahkan saat pertolongan persalinan dan untuk mengetahui jarak rumah dengan tempat rujukan.
  • No. RMK (Nomor Rekam Medik)
Nomor rekam medik biasanya digunakan di Rumah Sakit, Puskesmas, atau Klinik.
2. Menanyakan Keluhan Utama Klien (KU)
Keluhan utama adalah alasan kenapa klien datang ke tempat bidan. Hal ini disebut tanda atau gejala. Dituliskan sesuai dengan yang diungkapkan oleh klien serta tanyakan juga sejak kapan hal tersebut dikeluhkan oleh klien.
Mendengar keluhan klien sangat penting untuk pemeriksaan. Pertanyaan yang sangat sederhana seperti ” Untuk apa Nyonya datang kemari ?” atau ”Apa keluhan Anda?” dapat memberikan keterangan banyak ke arah diagnosis. Misalnya apakah wanita mengatakan bahwa ia mengeluarkan darah dari kemaluannya setelah haid terlambat, bahwa peranakannya turun / keluar, bahwa ia mengalami perdarahan tidak teratur dan berbau busuk, maka dalam hal-hal demikian kiranya tidak sulit untuk menduga kelainan apa yang sedang dihadapi oleh bidan, yaitu berturut-turut abortus, prolapsus uteri dan serviks uteri. Namun, pemeriksaan lebih lanjut tetap harus dilakukan karena diagnosis tidak boleh berdasarkan atas anamnesis semata.
·         Menanyakan Riwayat Kehamilan Sekarang, yang meliputi :
a. Riwayat Haid
Ø  Menarche (Usia pertama datang haid)
Ø  Siklus
Ø  Banyaknya
Ø  Disminorhoe ( nyeri haid)
b. Riwayat Hamil Sekarang
Ø  HPHT (Hari Pertam Haid Terakhir)
Ø  TP (Takiran Persalinan / prakiraan kelahiran)
Ø  Kehamilan ke berapa
c. Masalah yang di rasakan
d. Imunisasi TT (Tetanus Toxoid)
·         Menanyakan Riwayat Kehamilan Lalu, yang melipti :
a.    Jumlah kehamilan
b.    Jumlah anak yang hidup
c.    Jumlah kelahiran prematur
d.   Jumlah keguguran
e.    Persalinan dengan tindakan (operasi cesar, vakum, forsep)
f.     Riwayat perdarahan pada persalinan / pasca persalinan
g.    Kehamilan dengan tekanan darah tinggi, diabetes
h.    Masalah lain selama kehamilan
B. Tujuan Pengkajian Awal :
1.    Mengkaji tingkat kesehatan dengan melakukan pengkajian riwayat lengkap dan melakukan uji skrining yang tepat
2.    Menetapkan catatan dasar tantang tekanan darah, urinalisasi , nilai darah , pertumbuhan dan perkembangan janin yang di gunakan sebagai standar untuk pemdingan sesuai kemajuan kehamilan
3.    Mengedentifikasi factor resiko dengan mendapatkan riwayat detail kebidanan masa lalu dan sekarang
4.    Memberi kesempatan pada ibu dan keluarganya mengekspresikan dan dan mendiskusikan adanya kekhawatiran tentang kehamilan saat ini dan kehilangan kehamilan yang lalu, persalinan dan kehamilan
5.    Memberi anjuran kesehatan masyarakat dan dalm upaya mempertahankan kesehatan ibu dan perkembangan kesehatan janinnya
6.    Membangun hubungan saling percaya karena ibu dan bidan adalah mitra dalam asuhan
3. Riwayat kesehatan :
a.    Sosial
Bidan juga perlu mengkaji respons keluarga terhadap kehamilan. Anak tambahan ini mungkin berarti menimbulkan kepenuhan dalam rumah atau bahkan kemungkinan  ancaman pengusiran. Kadang ibu ragu dengan kemampuannya merawat anak lain selama hamil, kelahiran, atau setelahnya. Anak remaja kadang sulit menerima kedatangan bayi baru dalam keluarga.Atau ibu hamil adalah remaja yang masih di bawah pengasuhan orang tuanya dan mungkin ada masalah seberapa besar dukungan yang dapat di berikan orang tua kepadanya selama hamil dan setelah kelahiran.
Bidan dalam hubungan kemitraan ibu hamil, melakukan rujukan kepetugas kesehatan lain yang memiliki peran dalam membentuk beberapa kesulitan tersebut atau kelembaga multi professional lain tempat bantuan dapat di berikan.
b. Riwayat Kebidanan
1.        Memperkenalkan diri untuk menggali informasi
2.        Menggunakan tehnik wawancara meliputi mengajukan pertanyaan yang bersifat terbuka,klarifikasi kebiasaan/pola hidup sehari-hari, hidup sehari-hari,menggunakan bahasa yang dapat di pahami pasien
3.        Menghargai /menghormati hak pribadi pasien
4.        Dengarkan dengan minat yang tinggi,perhatian, serta berreaksi terhadap hal-hal yang di ceritakan pasien
5.        Lebih responsip untuk permintaan penjelasan /informasi
6.        Berikan informasi secara tepat dan terperinci
7.        Tidak perlu mencatat yang tidak relevan
8.        Beri waktu pasien untuk menjawab pertanyaan, jangan memotong jawaban pasien,  kecuali pasien mulai memberi jawaban kearah lain atau anda perlu klarifikasi
9.        Dengarkan pasien dengan baik, jangan ulangi pertanyaan akhir,juga  tidak perlu memintanya mengulangi  jawaban sebab hal tersebut menandakan anda kurang perhatian
10.    Beri bantuan terhadap jawaban yang masih tidak jelas, atau informasi meskipun tidak berhubungan langsung dengan pertanyaan
11.    Pastikan bidan mengerti  apa yang di katakan pasien. Meskipun aksen dan ekspresinya berbeda antara suatu daerah dengan lainnya,jangan ragu untuk meminta pasien mengeja atau menjelaskan maksud perkataan
12.    Hindari memberi kesan negative yang dapat terlihat di wajah, bahasa tubuh atau tekanan searah
13.    Usahakan membuat suasana pribadi dan tidak di dengar oleh orang lain
14.    Berbicara dengan menanyakan, menjelaskan,dan dengan tekanan suara yang lembut
15.    Pastikan selalu menatap mata, jangan selalu membaca dari formulir riwayat, mencatat respon atau lainnya
16.    Hindari mengajukan pertanyaan, kecuali anda dapat menerangkan kepada pasien alasan anda menanyakan hal tersebut. Pasien ada yang beranggapan bahwa kondisi social, seksual, ekonomi, pendidikan , pekerjaan, dan rumah merupakan informasi penting. Anda harus mendapatkan informasi penting tanpa mengajukan pertanyaan yang seolah mengorek kehidupan pribadinya
c.    Keluarga
Kondisi tertentu dapat karena negative, sedangkan yang lainnya bersifat familiar atau berkaitan dengan itensitas, dan beberapa berkaitan dengan lingkungan fisik atau social tempat keluarga tersebut bertempat tinggal.
Diabetes meskipun bukan di turunkan secara genetik, menimbulkan predis posisi pada anggota keluarga lain, terutama bila mereka hamil atau gemuk. Hipertensi juga memiliki komponen familial dan kehamilan kembar memilki incident lebih tinggi dalam keluarga tertentu. Beberapa kondisi seperti anemia  sel sabit talasemia  lebih umum terjadi pada ras tertentu.
d.   Penyakit
Penyakit adalah keadaan abnormal suatu tubuh yang terserang penyakit karena timbul dari berbagai macam virus
·      Penyebab Penyakit
Sumber infeksi adalah semua benda termasuk orang atau binatang yang dapat melewatkan atau menyebabkan penyakit pada orang lain. Sumber penyakit ini mencakup juga reservoarseperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
Sumber penularan ialah induk semang penyakit baik manusia atau hewan yang dapat mengeluarkan benih-benih penyakit dan menularkan penyakit-penyakit tersebut kepada orang lain. Sumber penularan harus dibedakan dari sumber penyakit.
4. Pemeriksaan Fisik
Sebelum melakukan pemeriksaan fisik terhadap wanita hamil, persetujuan dan kenyaman pasien harus di perhatikan oleh bidan. meskipun ibu hamil tidak secara rutin di ukur untuk menetapkan tinggi badannya, tinggi badan yang pendek di kaitkan dengan komplikasi kehamilan dan kelahiran misalnya destisia (olugibile & mascarenhas, 2000).Oleh karena itu, penting untuk mengkaji ibu hamil dan keluarganya secara holistic serta mengkaji pertumbuhan dan perkembangan janin dengan mengenali tanda-tanda yang berkaitan dengan pengetahuan ini.
a. Prinsip Pelaksanaan Pemeriksaan Fisik
1.        Cuci tangan segera sebelum melakukan pemeriksaan
2.        Pastikan bahwa kuku jari bersih dah tidak panjang, sehingga tidak menyakiti pasien
3.        Terlrbih dahulu hangatkan tangan dengan air hangat sebelum menyentuh pasien, atau gosok bersama-sama atau letakan di bawah lampu
4.        Jelaskan kepada pasien secara umum apa yang akan dilakukan. Selama pemeriksaan itu sendiri ceritakan kepada pasien secara khusus apa yang di lakukan sebelum melakukan pemeriksaan. Biarkan pasien mengetahui bagian mana yang di sentuh, apa yang ingin di lakukan, apakah pernaan ini tidak nyaman
5.        Gunakan sentuhan yang lembut tetepi tidak menglitik pasien dan cukup kuat untuk memperoleh informasi yang akurat
6.        Buatlah pendekatan dan sentuhan dengan menghargai jasmani pasien dengan baik serta sesuai dengan hak pasein terhadap kapantasan dan ha katas rahasia pribadi
7.        Tutupi badan pasien selama pemeriksaan dan hanya bagian yang di periksa yang terbuka
8.        Atur pemeriksaaan sesuai ketentuan sebagai berikut:
a.    Mulai dari kepala baru ke kaki
b.    Batasi gerakan pasien (contoh: ketika pasien dalam posisi duduk bidan dapat memeriksa payu darah juga dapat mendengar suara paru-paru dari punggung, lihat dan rabah tulang belakang yang salah bentuk)
c.    Tunggu sampai akhir pemeriksaan untuk menyentuh bagian tubuh yang akan mengakibatkan bidan harus mencuci tangan kembali ( mis. Telapak kaki pasien )
d.   Pastikan bahwa pemeriksaan selalu memperhatikan prinsip pencegahan infeksi dan menggunakan cara yang sama pdada setiap pasien
9.   Pemeriksaan fisik, waspadahi tiap ketidak sesuaian antara cerita pasien dan hasil pemeriksaan fisik
10.  Diskusikan semua hal yang di temukan pada pasien. Bila pasien merasa cemas karena sesuatu di temukan tidak normal, segera jelaskan pada pasien. Bila di temukan sesuai yang tidak normal, informasikan pada pasien
b. Berat Badan
Ibu hamil yang gemuk  beresiko terhadap komplikasi kehamilan. Komplikasi ini meliputi diabetes gestasional, hipertensi akibat kehamilan, dan destosiabahu.Selain itu juga sulit mempalpasi bagian-bagian janin dan medefinisikan presentasi, posisi, atau janin.
Semua ibu hamil harus di timbang berat badannya setiap kali memeriksa diri, tetapi berat badannya masih dalam batas normal jarang di ketahui bahwa panimbangan berat badan rutin adalah preditor yang baik tentang pertumbuhan janin ( hytten,1990). Ibu hamil yang kurang berat badan atau kelebihan berat badan harus di pantau secara cermat dan di berikan konseling nutrisi.
c.    Tekanan Darah
Tekanan darah perlu di ukur untuk mengetahui nilai dasar selama masa kandungan.Beberapa kondisi yang dapat menimbulkan nilai tinggi palsu pada sistolik adalah ketika ibu merasa cemas atau kandung kemih penuh.Tekanan darah di ukur harus dalam keadaan rileks.
Tekanan darah yang adekuat di perlukan untuk mempertahankan fungsi plasenta tetapi tekanan darah sistolik 140 mmHg atau distolik 90 mmHg pada awal pemeriksaan mengindikasikan potensi hipertensi dan membutuhkan pemantauan ketat selama kehamilan baik dari bidan maupun dokter obstetric ginekologi.
d.   Urinalisis
Urinalisis dilakukan setiap kali pemeriksaan untuk mengetahui adanya abnormalitas ibu hamil dapat diberi tahu cara menguji urinenya sendiri dan dianjurkan  untuk mengujinya pada kunjungan berikut. Pada kunjungan pertama, spesimen aliran tengah dapat dikirimkan ke laboratorium  untuk dibiakkan untuk mengetahui kemungkinan bakteriuria. Bakteriuria sering terjadi asimtomatik sehingga ibu hamil tidak menyadarinya. Karenanya,pielonefritis mungkin saja telah terjadi karena perubahan pada traktus renalis selama kehamilan.
Temuan lain yang mungkin selama urinalisis berikutnya adalah :
a.     Keton karena pemecahan lemak untuk menciptakan glukosa, yang di sebabkan oleh kebutuhan janin yang tidak terpenuhi yang mungkin karena muntah, hyperemesis, starvasi, atau senam berlebihan.
b.    Glukosa yang disebabkan oleh kadar dalam darah tinggi, penurunan ambang atau penyakit ginjal.
c.     Protein karena kontaminasi oleh leukorea vaginal,atau penyakit seperti infeksi saluran kemih atau gangguan hipertensi kehamilan.





e.    Pemeriksaan Darah
Bidan harus menjelaskan kepada ibu mengapa pemeriksaan darah diperlukan pada saat kunjungan pertama.Beberapa pemeriksaan darah yang diperlukan meliputi :
·      Golongan Darah
Golongan darah ibu perlu diketahui untuk mengantisipasi apabila diperlukan transfusi darah pada saat persalinan. Pada kehamilan pertama, antrirhesus mungkin hanya akan menyebabkan bayi lahir kuning (karena proses pemecahan sel darah merah menghasilkan bilirubin yang menyebabkan warna kuning pada kulit).
Tetapi pada kehamilan kedua, masalah bisa menjadi fatal jika anak kedua juga memiliki rhesus positif. Saat itu kadar antirhesus ibu sedemikian tinggi sehingga daya rusaknya terhadap sel darah merah bayi juga hebat, yang dapat menyebabkan janin mengalami keguguran atau mengalami pembengkakan (eritroblastosis fetalis) yang mengancam nyawa janin. Jika sebelum hamil ibu sudah mengetahui rhesus darahnya, masalah kelainan kehamilan berikutnya, dokter akan memberikan obat khusus untuk menetralkan antirhesus darah ibu.
·      Hitung Darah Lengkap
Pemeriksaan hitung darah lengkap meliputi pemeriksaan :
Hemoglobin,pemeriksaan terhadap Hb diulang pada minggu ke-28 sampai 32 ketika efek hemodilusi makin tampak dan kadang pada minggu ke-36. Bila diketahui nilainya rendah maka diperlukan tindakan. Suplemen zat besi tidak diperlukan pda ibu yang mengkonsumsi diet cukup zat besi dan yang nilai Hb nya normal.
Veneral disease research labolatory( VDRL),dilakukan untuk mengetahui adanya sifilis. Tidak semua hasil fositif menunjukkan sifilis aktif.pemeriksaan awal akan memungkinkan ibu diobati dalam rangka mencegah infeksi janin.
Status imun rubella, ibu yang tidak imun harus di anjurkan untuk menghindari kontak dengan orang yang mengalami penyakit ini. Penyelidikan untuk gangguan darah lain. Ini di anjurkan pada ibu dan pasangannya dari kelompokn etnik tertentu, misalnya penyakit sel sabit atau selemia. Bila ibu merupakan carrier salah satu penyakit ini, darah pasangannya harus diuji. Pasangannya akan di beri konseling dan manajemen genetic selama kehamilan.
Skrining hepatiting B, ini sekarang di anjurkan dalam upaya mengurangi resiko penularan perinatal dan morbiditas dan mortalitas bayi.
f.     Pemeriksaan Abdomen
Pemeriksaan abdomen dilakukan untuk menetapkan dan memastikan bahwa pertumbuhan janin konsistan dengan usia gestasi selama perjalanan kehamilan.Pemeriksaan ini dapat menimbulkan kekhawtiran pada ibu hamil dan komunikasi yang sensitive selama prosedur penting dilakukan.Metode pemeriksaan abdomen meliputi inspeksi,palpasi,dan auskultasi.
g.    Inspeksi
Ukuran uterus dikaji dengan memperkirakannya melalui observasi. Namun,kandung kemih yang penuh,kolon distensi atau obesitas dapat memberi kesan salah tentang ukuran janin. Bentuk uterus lebih panjang dari pada lebarnya jika posisi janinnya longitudinal, seperti yang sering ditemukan. Bila janin berada pada posisi transversal,uterusnya rendah dan lebar.
Perubahan kulit pada abdomen juga dapat di temukan. Tanda bergaris-garis sisah kehamilan terdahulu tampak menjadi seperti perak dan yang baru tampak merah muda. Linea nigra mungkin terlihat, ini adalah garirs gelap normal karena pigmentasi yang arahnya longitudinal di bagian tengah abdomen bawah dan kadang di atas umbilicus.Adanya jaringan perut menunjukan pembedahan obstetric atau abdominal terdahulu.
Bidan dapat mengobservasi gerakan janin, atau gerakan ini dapat di rasakan oleh ibu, ini dapat membuat bidan menetapkan posisi janin. Ubilikasi menjadi makin cekung dengan makin bertambahnya usia kehamilan dan menjadi menonjol minggu-mingu terakhir.
h.    Palpasi
Tangan bidan harus bersih dan hangat, tangan yang dingin tidak memiliki kepekaan sentuhan yang di butuhkan, tangan ini cenderung mengakibatkan kontraksi abdomen dan otot uterus dah ibu merasakan palpasih ini tidak nyaman.
Untuk menentukan tinggi fundus, bidan menempatkan tangannya tepat di bawah xifisternum. Dengan menekan perlahan, bidan menggerakan tangab kebawah abdomen sampai ia merasakan batas lengkung fundus, perhatikan jumlah lebar jari tangan yang dapat mengakomodasi di antara jarak tersebut.
Palpasih palvik dapat menyebabkan kontraksi uterus karena sering di lakukan sebelum palpasi fundus dan lateral untuk membuat temuan lebih muda di tetapkan. Palpasi pevik mengedentifikasi puncak janin di pelvis, ini tidak menimbulkan ketidaknyamanan pada ibu. Bila presentasinya kepala, akan teraba merasa keras, bulat, permukaan halus. Bidan juga haru seberapa kepala janin yang di rabah di atas tepi pelvik untuk menetapkan engagement.
Palpasi leteral digunakan untuk melokalisasi punggung janin dalam upaya menemtukan posisi.Tangan di tempatkan di ke dua sisi uterus pada setinggi umbilicus.Tekanan ringan diberikan pada kedua tangan secara bergantian untuk mendeteksi sisi uterus mana yang menunjukan tahanan lebih besar.Punggung yang keras dapat di bedakan dengan cairan amniotic yang berfluktuasi.
Palpasi fundus menetapkan adanya bokong atau kepala. Informasi ini akan membantu untuk mendiaknosis kedudukan dan presentasi janin. Perhatikan reaksi ibu terhadap prosedur, bidan mengandalkan kedua tangan pada sisi fundus, jari di letakan berdekatan dan menekuk mengelilingi batas uterus.
i.      Auskultasi
Mendengarkan denyut jantung janin adalah bagian penting dari proses. Seperti semua dunyut jantung, bunyinya sama tetapi lebih cepatdari denyutan orang dewasa. Stestoskop janin pinard akan memungkinkan bidan mendengan jantung janin scara langsung dan menetapkan apakah denyut jantung bayi atau ibu. Stestoskoppinard di tempatkan di atas abdomen ibu, pada sudut kanan terhadap atas punggung janin.

j.      Jantung dan Pembuluh Darah
Selama kehamilan, jumlah darah yang dipompa oleh jantung setiap menitnya (cardiac output, curah jantung) meningkat sampai 30-50%. Peningkatan ini mulai terjadi pada kehamilan 6 minggu dan mencapai puncaknya pada kehamilan 16-28 minggu. Karena curah jantung meningkat, maka denyut jantung pada saat istirahat juga miningkat (dalam keadaan normal 70kali/menit menjadi 80-90 kali/menit).
Setelah mencapai kehamilan 30 minggu, curah jantung agak menurun karena rahim yang membesar menekan vena yang membawa darah dari tungkai jantung. Selama persalinan curah jantung menurun sampai 15-25% diatas batas kehamilan, lalu secara perlahan kebali ke batas kehamilan. Peningkatan curah jantung selama kehamilan kemungkinan terjadi karena adanya perubahan dalam aliran darah ke rahim. Karena janin terus tumbuh, maka darah lebih banyak dikirim ke rahim ibu. Pada akhir kehamilan, rahim menerima seperlima dari seluruh darah ibu.
k.    Ginjal
Selama kehamialn, ginjal bekerja lebih berat. Ginjal menyaring darah yang volumenya meningkat (sampai 30-50% atau lebih), yang puncaknya terjadi pada kehamilan 16-24 minggu sampai sesaat sebelum persalinan (pada saat ini aliran darah ke ginjal berkurang akibat penekanan rahim yang membesar).
Dalam keadaan normal, aktivitas ginjal meningkat ketika berbaring dan menurun ketika berdiri. Keadaan ini semakin menguat pada saat kehamilan, karena itu wanita hamil sering merasa ingin berkemoh ketika mereka mencoba erbaring atau tidur.
l.      Paru-paru
Ruang yang diperlukan oleh rahim yang membesar dan meningkatnya pembentukan hormon progesteron menyebabkan paru-paru berfungsi lain dari biasanya. Wanita hamil bernafas lebih cepat dan lebih dalam karena memerlukan lebih banyak oksigen untuk dirinya dan untuk janin. Lingkar dada wanita hamil lebih membesar.
m.   Sistem Pencernaan
Rahim yang semakin membesar akan menekan rektum dan usus bagian bawah sehingga terjadi sembelit (konstipasi). Wanita hamil sering mengalami heartburn (rasa panas di dada) dan sendawa, yang kemungkinan terjadi karena relaksasi sfingter di kerongkongan bagian bawah yang memungkinkan isi lambung mengalir kembali ke kerongkongan.
n.    Kulit
Topeng kehamilan (melasma) adalah bintik-bintik pigmen kecoklatan yang tampak di kulit kening dan pipi. Peningkatan pigmentasi juga sering terjadi disekeliling punting susu. Sedangkan di perut bawah bagian tengah biasanyatampak garis gelap.
Spider angioma (pembuluh darah kecil yang memberi gambaran seperti laba-laba) bisa muncul di kulit, biasanya diatas pinggang. Sedangkan pelebaran pembuluh darah kecil yang berdinding tipis seringkali tampak di tungkai bawah.
5. Pemeriksaan Panggul
Pada ibu hamil terutama primigravida perlu dilakukan pemeriksaan untuk menilai keadaan dan bentuk panggul apakah terdapat kelainan atau keadaan yang dapat menimbulkan penyulit persalinan. Ada empat cara melakukan pemeriksaan panggul yaitu dengan pemeriksaan pangdang (inspeksi) dilihat apakah terdapat dugaan kesempitan panggul atau kelainan panggul, misalnya pasien sangat pendek, berjalan pincang, terdapat kelainan seperti kifosis atau lordosis, belah ketupat michaelis tidak simetris.
·                Jenis Panggul menurut Caldwell-Moloy
1.         Jenis Genekoid : ditemukan pada 45% wanita. Panjang Diameter anteroposterior hampir sama dengan diameter transversa.
2.         Jenis android :  bentuk pintu atas panggul hampir segitiga. Pria umumnya mempunyai panggul jenis ini. Walaupun diameter anteroposterior hampir sama panjang dengan diametr tranversal , tetapi diameter transversa dekat dengan sakrum. Bagian dorsal ari pintu atas panggul gepeng, bagian ventral menyempit kemuka. Ditemukan pada 15% wanita.
3.         Jenis antropoid : di temukan pada 35% wanita.Bentuk pintu atas panggul agak lonjong seperti telor.Diameter anteoposterior lebih besar daripada diametar transversa.
4.         Jenis Platipelloid : ditemukan pada 5% wanita. Diameter transversa lebih daripada diameter antroposterior.
•        Prinsip Dasar Jalan Lahir
1.      Jalan lahir terdiri atas jalan lahir bagian tulang dan jaln lahir bagian lunak. Jalan lahir bagian tulang terdiri atas Tulang-tulang panggul dan sendi-sendinya, sedang bagian lunak terdiri atas otot-otot, jaringan dan ligamen-ligamen. Dalam peros persalinan per vaginam janin harus melewati jalan lahir ini. Jika jalan lahir khusus nya bagian tulang mempunyai bentuk dan ukuran rata-rata normal serta ukuran janinnya pun rata-rata normal. Maka dengan kekuatan yang normal  pula persalinan P pula persalinan  per vaginam akan berlangsuntanpa kesulitan.
2.      Penolong persalinan harus mampu  mengenal panggul normal dalam kehamilan, serta mampu pula mengenal penyimpangan dari keadaan normal. Kelainan panggul bawaan atau karena sesuatu penyakit pada umumnya jarang, dan kalau pun ada mudah di kenal secara klinis.
•        Sendi Panggul
1.      Terdapat 4 sendi panggul yaitu 2 artikulasio sakroliaka, simfisis pubis, dan artikulasi sakrokoksigeal . dalam kehamilan dan persalinan  artkulasio ini dapat  bergeser sedikit  dan lebih longgar . pada disproporsi  sefalopelvik  “ringan” kelonggaran ini  kadang-kadang dapat memungkinkan lahirnya janin per vaginam.
2.      Artikulasi sakroiliaka menghubungkan sakrum  dengan ilium, memungkinkan  gerakan terbatas  ke depan dan ke belakang. Pergeseran yang terlalu lebar pada artikulasio ini sering menimbulkan rasa nyeri di daerah persendihan.
3.      Simfisis pubis terbentuk dari hubungan 2 os pubis. Longgarnya hubungan simfisis ini dapat menimbulkan simfisiolosis yang terasa sangat nyeri.
4.      Artikulasio sakrokoksigea merupakan hubungan os sakrum dengan os koksigis.
Adanya sendi ini memungkinkan os koksigis tertekan kebelakang pada waktu kepala janin lahir.
•        Ligamen –Ligamen Panggul
1.      Ligamen yang menghubungkan Os sakrum dengan os ilium pada artikulasio sakroiliaka merupakan yang terkuat di seluruh tubuh.
2.      Ligamen Sakrotuberosum mengikat sakrum dengan tubrer iskhii, sedang ligamen sakrospinosum menghubungkan sakrum dengan spina iskhiadika. Kedua Ligamen ini membentuk dinding posterior dari pintu bawah panggul.
•        Pelvis Mayor Dan Minor
1.      Secara fungsional panggul terdiri atas 2 bagian yang di sebut pelvis mayor dan pelvis minor. Pelvis mayor adalah bagian pelvis di atas linea terminalis, yang tidak banyak kepentingan di dalam obstetri.
2.      Yang lebih penting adalah minor, dibatasi oleh pintu atas panggul ( inlet) dan Pintu bawah panggul (outlet). Pelvis minor berbentuk saluran yang mempunyai sumbu lengkung kedepan ( sumbu Carus).
•        Jenis Panggul menurut Caldwell-Moloy
1.      Jenis Genekoid : ditemukan pada 45% wanita. Panjang Diameter anteroposterior hampir sama dengan diameter transversa.
2.      Jenis android :  bentuk pintu atas panggul hampir segitiga. Pria umumnya mempunyai panggul jenis ini. Walaupun diameter anteroposterior hampir sama panjang dengan diametr tranversal , tetapi diameter transversa dekat dengan sakrum. Bagian dorsal ari pintu atas panggul gepeng, bagian ventral menyempit kemuka. Ditemukan pada 15% wanita.
3.      Jenis antropoid : di temukan pada 35% wanita. Bentuk pintu atas panggul agak lonjong seperti telor.Diameter anteoposterior lebih besar daripada diametar transversa.
4.      Jenis Platipelloid : ditemukan pada 5% wanita. Diameter transversa lebih daripada diameter antroposterior.
·                Tulang Panggul
Tulang panggul itu sebetulnya terdiri atas 4 buah tulang :
a. 2 tulang pangkal paha (ossa coxae)
b. 1 tulang kelangkang (os Sacrum)
c. 1 Tulang tungging (os coccygis)
·                Ukuran-Ukuran Panggul
A. Pengukuran secara Klinis
a)      Pintu Atas Panggul (P.A.P)
Dari ukuran p.a.p conjugata vera adalah ukuranan yang terpenting dan satu-satunya ukuran yang dapat diukur secara indirect ialah dengan mengurangi conjugata diagonalis dengan 1,5 – 2 cm, tergantung dari lebar dan inklinasi symphysis.
b)      Cara mengukur conjugata diagalis
Dengan 2 jari ialah jari telunjuk dan jari tengah, melalui konkavitas dari sacrum, jari tengah digerakkan ke atas sampai dapat meraba promontorium.Sisi radial dari jari telunjuk ditempelkan pada pinggiran bawah symphysis dan tempat ini ditandai dengan kuku jari telunjuk tangan kiri.
Promontorium hanya bisa tercapai oleh jari kita dengan pemeriksaan dalam pada panggul yang sempit. Pada panggul dengan ukuran normal, promontorium tak tercapai, tapi ini menandakan bahwa CV cukup besar.
Kalau CV lebih besar dari 10 cm, maka p.a.p. dianggap cukup luas (biasanya CV = 11cm). Sebetulnya ini tidak tepat, karena CV cukup besar, masih ada kemungkinan bahwa ukuran lain, misalnya ukuran melintang sempit.
Diameter transversa tak dapat diukur sacara klinis. Tapi kesempitan diameter transversa tanpa kesempitan CV jarang sekali terdapat.
Selain dengan pengukuran CD kita juga dapat mengatahui secara klinis bahwa p.a.p. mencukupi kalau kepal anak dengan ukuran terbesarnya sudah melewati p.a.p.
Alat untuk mengukur luar panggul yang paling sering digunakan adalah jangka panggul dari martin. Ukuran – ukuran panggul yang sering digunakan untuk menilai keadaan panggul adalah:
1.    Distansia spinarum
Yaitu jarak antara spina iliaka anterior superior kanan dan kiri, dengan ukuran normal 23-26 cm
2.  Distansia kristarum
Yaitu jarak antara Krista iliaka terjauh kanan dan kiri dengan ukuran sekitar 26-29 cm. bila selisih antara distansi kristarum dan distansia spinarum kurang dari 16 cm, kemungkinan besar adanya kesempitan panggul.
·                Melebarkan Jalan Lahir didasar Panggul
Ada dua macam tindakan yang dapat dipakai :
a.       Merengang secara otomatis
Beberapa jari dari kedua tangan di masukkna kedalam vagina, yaitu sebelah kiri dan kanan. Jari-jari tersebut di gerakkan dari depan kebelakang dan sebaliknya dari belakang ke depan, sambil berangsur-angsur memberikan tekanan dan dengan demikian meregang vulva, vagina sebelah bawah dan dasar panggul.
b.      Dengan cara mengiris atau menggunting perineum yang disebut dengan episiotomia
Dengan tindakan ini lingkaran vulva dilebarkan dengan memberikan pengirisan, yaitu dari  bagian bawah vagina sampai ke perineum. Hendaknya episiotomia ini dilakukan hanya atas pertimbanagan tegas, jadi jika ternyata kesempitan pada lingkaran vulva benar-benar menghambat lahirnya kepala anak atau bilamana dalam persalinan tingkat akhir sedang merengang lingkaran vulva oleh salah satu sebab (misal bunyi atau detak jantung anak menjadi buruk) lahirnya anak harus dipercepat, atau pada tindakan melahirkan anak dengan forceps.
B. Pemeriksaan Ektremitas
1)   Pemeriksaan Ektremitas Bawah
Memeriksa adanya oedema yang paling mudah dilakukan didaerah pretibia dan mata kaki dengan cara menekan jari beberapa detik. Apabila terjadi cekung yang tidak lekas pulih kembali berarti oedem positif.Oedem positif pada tungkai kaki dapat menendakan adanya pre eklampsia. Daerah lain yang dapat diperiksa adalah kelopak mata. Namun apabila kelopak mata sudah oedem biasanya keadaan pre eklamsi sudah lebih berat.
2)   Pemeriksaan Reflek Lutut (patella)
Mintalah ibu duduk dengan tungkainya tergantung bebas dan jelaskan apa yang akan dilakukan. Rabalah tendon dibawah lutut/ patella. Dengan menggunakan hammer ketuklan rendon pada lutut bagian depan. Tungkai bawah akan bergerak sedikit ketika tendon diketuk. Bila reflek lutut negative kemungkinan pasien mengalami kekurangan vitamin B1.Bila gerakannya berlebihan dan capat maka hal ini mungkin merupakan tanda preeklamsi.
6. Uji Laboratorium
A. Uji Darah Ibu
Darah ibu dapat di ambil dengan berbagai alasan, secara rutin atau pun dalam keadaan darurat selama persalinan atau kelahiran. Kisaran normal rujukan untuk hasil uji darah bisa bervariasi pada berbagai rumah sakit atau laboratorium yang berbeda dan normalnya di dasarkan pada studi populasi. Kata “normal” memerlikan kualifikasi. Pengukuran bisa menghasilka harga di antara kisaran rujukan namun objek bisa “ abnormal”dalam keadaan tertentu.
B. Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan darah bertujuan untuk mengetahui kesehatan ibu hamil secara umum.Pemeriksaan darah juga dapat dlakukan dengan pemeriksaan AFP (alpha fetoprotein).Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kemungkinan gangguan saluran saraf tulang belakang dan untuk mendeteksi otak janin.Kadar AFP yang rendah menunjukkan adanya down syndrome pada janin. Biasanya pemeriksaan AFP dilakukan pada kehamilan pada usia kehamilan sekitar 15 – 20 minggu.
C. Uji TORCH (Toksoplasma Rubella Cytomegalovirus Herpesimpleks)
Dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya parasit seperti TORCH di dalam tubuh ibu hamil. Infeksi TORCH biasanya menyebabkan bayi terlahir dengan kondisi cacat atau mengalami kematian. Pemeriksaan  TORCH dilakukan dengan menganalisis kadar imunoglobulin G(Ig G) dan Imunoglobulin M(IgM) dalam serum ibu hamil. 
7.   Pemeriksaan Emosional Ibu Hamil
Masa kehamilantubuh mengalami perubahan yang sangat signifikan, begitu pula emosi ibu hamil. Adalah hal yang umum saat hamil seorang ibu merasakan perubahan perasaan yang sangat beragam.Dari perasaan takut hingga sedih, hingga senang hanya dalam jarak waktu beberapa menit saja.
Saat kehamilan, hormon wanita akan mengalami pasang surut yang sangat tajam. Jika PMS (Pre Menstrual Syndrome) yang terjadi setiap sebelum wanita mendapatkan siklus menstruasi setiap bulan sudah bisa membuat emosi wanita berubah-ubah.
Dalam masa kehamilan, tubuh mengalami perubahan yang sangat signifikan, begitu pula emosi. Adalah hal yang umum saat hamil seorang ibu merasakan perubahan perasaan yang sangat beragam.Dari perasaan takut hingga sedih, hingga senang hanya dalam jarak waktu beberapa menit saja. Ketika keriaan kehamilan mulai mengena pada ibu hamil, hidup akan mulai terasa seperti wahana roller coaster.
Trimester Pertama
Selama bulan pertama hingga ketiga, suasana emosi ibu hamil biasanya gampang sekali berubah.Pergolakan emosi menyebabkan Anda sensitif, mudah menangis, gampang lelah, takut bila terjadi keguguran, lebih merasakan “sakit” daripada hamil.Perubahan emosi Anda lebih disebabkan adanya aktivitas hormonal yang meningkat pesat dan sebagian faktor fisik.Misalnya kelelahan, mual, muntah, morning sickness atau perubahan bentuk tubuh.
Trimester Kedua
Pada usia kehamilan ini, emosi Anda jauh lebih baik dan tidak banyak keluhan yang Anda rasakan seperti pada trimester sebelumnya. Oleh karena itu, periode ini bisa disebut periode keemasan.Anda mulai bisa menyesuaikan diri dengan perubahan hormon kehamilan. Selain itu, tidak banyak muncul keluhan-keluhan fisik.Inilah yang membuat Anda bisa menjalani kehamilan dengan lebih enak dan tidak sedramatis sebelumnya.
Trimester Ketiga / Akhir
Memasuki trimester akhir ini, kondisi perut akan semakin besar dan mengakibatkan susah bergerak, cepat lelah, mudah lupa dan gampang cemas. Emosi kembali sukar untuk dikendalikanbahkan Anda menjadi lebih sensitif. Tetapi seiring bertambahnya usia kehamilan, Anda menjadi lebih siap mental untuk mempersiapkan persalinan dan kelahiran buah hati yang telah dinantikan.
Tips Menghadapi Perubahan Emosi
  • Mengetahui perubahan emosi yang Anda rasakan adalah normal dan bisa membantu.
  • Berbagi pengalaman dan perasaan dengan pasangan serta menjalin komunikasi yang lebih terbuka.
  • Makan makanan yang bergizi dan berolahraga secara teratur juga bisa membantu Anda membentuk pola pikir positif tentang kondisi Anda.
  • Mengikuti kelas kehamilan bersama dengan pasangan.
  • Berbagi pengalaman dengan orang yang pernah mengalami kondisi serupa dengan Anda.
  • Memperbanyak pengetahuan dan informasi tentang kehamilan dari buku, internet, majalah atau sumber lain.
B. GerakanJanin/ FMC ( Fetal Movement Counting )
A. PengertianPengkajian Janin
Pada janin yang perlu dikaji adalah gerakan janin, denyut jantung janin, dilakukan setelah UK 12 minggu, tafsiran berat janin, letak dan persentasi, engagement (masuknya kepala ke panggul), kehamilan kembar / tunggal.
Perkiraan berat janin meningkat keakuratannya melalui pengukuran diameter biparetal pada pemeriksaan ultrasonografi. Kemungkinan adanya retardasi pertumbuhan janin, kehamilan kembar, dan ketidakakuratan taksiran partus dapat diketahui melalui pemeriksaan ultrasonografi.
Polagerakanjaninadalahtandareliabeltentangkesejahteraanjanin,dimanagerakanjanin yang mengikutipolateraturdariwaktuketikagerakaninidirasakan. Data sedikitnya 10 gerakanperharidianggaplazim.
Perhitungangerakanjaninharusdimulaipadausia kehamilan34-36minggu bagiwanita yang berisikorendahmengalamiinsufisiensiuteroplasenta. Sedangkanpadawanita yang faktorresikonyatelahdiidentifikasi, perhitungangerakanjanindilakukanpadausiakehamilan 28 minggu.Gerakanjanin normal yaitusekelompokataubeberapakelompokaktivitastungkaidantubuhjanin yang menunjukannormalitas.Gerakanjaninpadagrimigravidadirasakanpadakehamilan 18minggu, sedangkanpada multigravida padakehamilan 16 minggu.
Denyutjantungjanin normal adalahfrekuensidenyut rata-rata wanitatidaksedangbersalin, ataudiukurdiantaraduakontraksi.Rentang normal adalah 120 sampai 160 denyut/menit.Bunyidenyutjantungjaninsepertibunyidetik jam dibawahbantal.
Heart rate (HR) atau detak jantung janin dapat dideteksi kurang lebih pada usia kehamilan 6 minggu dan lebih jelas digambarkan pada usia kehamilan 7 minggu.  Normalnya, denyut jantung janin usia 6 minggu adalah 90 hingga 110 denyut per menit (dpm) sedangkan pada usia 9 minggu ke atas berkisar antara 140 dpm dengan variasi normal 20 dpm di atas atau di bawah nilai rata-rata tersebut. Jadi, nilai normal denyut jantung bayi berkisar antara 120 hingga 160 dpm. HR pada janin normalnya memang jauh lebih cepat dibanding HR orang dewasa atau bahkan anak-anak. Ditambah lagi bahwa perkembangan jantung janin itu telah cukup fungsional setelah mencapai umur kehamilan kurang lebih 12 minggu.
Bila pada usia kehamilan 5 hingga 8 minggu terjadi perlambatan denyut jantung (kurang dari 90 denyut per menit) atau istilahnya bradycardia, bisa dikaitkan dengan risiko tinggi terjadinya keguguran. Ibu hamil harus mengonsumsi makanan cukup gizi dan mudah dicerna, agar nutrisi yang penting untuk perkembangan bayi bisa tercukupi dengan baik. Tenangkan hati dan pikiran agar aliran darah ke dalam rahim berjalan normal dan lancar. Keadaan psikis dan emosional Bunda yang tertekan dapat menimbulkan reaksi "cepat” atau “terburu-buru" pada pertumbuhan janin, oleh sebab itu HR janin dapat menjadi tinggi sebagai kompensasi dalam memenuhi kebutuhan nutrisi untuk perkembangan organ-organ tubuhnya.
B. Hal Yang Mempengaruhi Gerakan Janin
  1. Kapan gerakan muncul
  2. Usia kandungan
  3. Kadar glukosa
  4. Stimulus suara
  5. Status prilaku janin
  6. Penggunaan obat-obatan dan kebiasaan merokok 
  7. Hipoksia
  8. Asidemia
  9. Polihidramnion
  10. Oligohidramnion
C. Cara  Menghitung Gerakan  Janin
Pengkajian riwayat merupakan langkah yang penting.Klien seringmelaporkan penurunan gerakan janin karena mereaka lupa merasakanaktifitas janin selama periode waktu tertentu dan juga tidak terlalumenaruh perhatian terhadap hal ini.Anjurkan klien untuk fokus pada aktifitas janin selama periode waktusatu jam, terutama saat ia sedang beristirahat, dalam kondisi gizi baik,dan asupan cairan cukup.Apabila klien mampu membaca dan memahami prosedur grafik dasar,maka dapat menggunakan metode count to ten (menghitung sampai10)
  1. Jadwalkan satu sesi perhitungan perhari
  2. Jadwalkan sesi pada waktu yang sama setiap hari
  3. Catat berapa lama biasanya dibutuhkan untuk merasakan 10 kaligerakan
  4. Setidaknya harus terdapat 10 kali gerakan teridentifikasi dalam 10jam
  5. Apabila gerakan kurang dari 10 kali dalam 10 jam, jika dibutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai 10 kali gerakan, atau jika tidak terasa gerakan dalam 10 jam maka hubungi bidan. Kelebihan metode ini yaitu : mudah digunakan, singkat dan mudah diinterpretasi
D. Cara  Mendengarkan Denyut  Jantung  Janin
1. Dengan menggunakan Stetoskop Pinard
a.         Tempat mendengarkan harus tenang, agar tidak mendapatgangguan dari suara lain.
b.        Ibu hamil diminta berbaring terlentang, kakinya lurus, bagian yang tidak perlu diperiksa ditutup, pintu atau jendela ditutup.
c.         Alat disediakan. Pemeriksaan ini sebagai lanjutan dari pemeriksaan palpasi.
d.        Mencari daerah atau tempat dimana kita akan mendengarkan.Setelah daerah ditemukan, stetoskop pinard di pakai bagian yang berlubang luas ditempatkan ke atas tempat atau daerah dimana kita akan mendengarkan. Sedangkan bagian yang luasnyasempit ditempatkan pada telinga kita, letakkan tegak lurus.
e.         Kepala pemeriksa dimiringkan, perhatian dipusatkan pada denyutjantung janin. Bila terdengar suatu detak, maka untuk memastikanapakah yang terdengar itu denyutjantung janin, detak ini harusdisesuai dengan detak nadi ibu. Bila detakkan itu samadengan nadi ibu, yang terdengar bukan jantunt janin, tetapi detak aortaabdominalis dari ibu.
f.         Setelah nyata bahwa yang terdengar itu betul-betul denyut jantungjanin maka dihitung untuk mengetahui teraturnya dan frekuensinyadenyut jantung janin itu.
2.    Dengan menggunakan Doppler
a.         Nyalakan doppler, untuk memeriksa apakah doppler dapatdigunakan.
b.        Usahakan jelly pada abdomen ibu, tepet pada daerah yang telahditentukan. Kegunaan jelly adalah sebagai kontak kedap udaraantara kulit abdomen dengan permukaan sensor.
c.         Tempatkan sensor pada daerah yang akan didengarkan,kemudian tekan tombol start untuk mendengarkan denyutjantung janin.
d.        Lakukan penyesuaian volume seperlunya denganmenggunakan tombol pengatur volume.
e.         Lihat denyut jantung janin pada angka yang ditujukan melalui monitor.
E. Instrumen Pemantau Denyut Jantung Janin dan Aktivitas Uterus
1.    Tinjauan Luas
Tujuan pemantauan Denyut Jantung Janin (DJJ) ialah mendeteksi tanda – tanda yang menunjukan kejadian yang potensial merugikan sehingga dapat dilakukan auskultasi yang interminten atau secara elektronik dengan peralatan internal atau eksternal.
2.    Auskultasi Denyut Jantung Janin
Auskultasi merupakan keterampilan yang dapat dipelajari, yang meningkat dengan latihan. Auskultasi bukan merupakan pemantauan janin secara elektronik dan tanpa rekaman. Auskultasi merupakan teknik menghitung jumlah denyut jantung janin menggunakan sebuah instrumen (atau alat dengar) dalam waktu tertentu dan kemudian di evaluasi. Jumlah denyut yang dapat digunakan bersamaan dengan data pengkaji lain, untuk menuntun penatalaksanaan dan perawatan ibu-janin.
Apabila sebuah stetoskop digunakan, ujungnya harus diputar hingga bagian bell stetoskop kemudian diletakkan di abdomen ibu. Fetoskop harus ditempelkan ke kepala pendengar, karena konduksi tulang meningkatkan bunyi jantung yang akan dihitung. Bunyi jantung  janin ventrikular dapat dihitung dengan stetoskop dan fetoskop. Peralatan Ultrasonografi Doppler menghantarkan gelombang suara ultra yang tinggi frekuensinya kebagian katup jantung janin yang bergerak, mendefleksikannya kembali keperalatan, dan mengubahnya kedalam sinyal elektronik yang dapat dihitung. Pada Electronic Fetal Monitoring terdapat  dua alat pemantauan janin secara elektronik yaitu : alateksternal (transducer eksternal) dan alat internal (elektroda spiraldan kateter tekanan intrauterine).
Status kesehatan janin dievaluasi setiap kunjungan.Ibu diminta menjelaskan gerakan janin.
Asuhan antenatal adalah suatu program terencana berupa observasi, edukasi, dan penanganan medis pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan.
  • Pengkajian maternal meliputi:
Wawancara:
1.         Dentitas pasien
2.         Keluhan utama
3.         Riwayat kehamilan sekarang
4.         Riwayat penyakit dahulu
5.         Riwayat penyakit keluarga
6.         Riwayat khusus obstetric dan ginekologi
7.         Riwayat sosial / ekonomi
  • Pemeriksaan fisik
1.         Perhatikan tanda – tanda tubuh yang sehat
2.         Pengukuran tinggi badan dan berat badan
3.         Pemeriksaan tekanan darah
4.         Pemeriksaan dari ujung rambut sampai ke ujung kaki
5.         Pemeriksaan leopold I, untuk menentukan bagian janin yang berada dalam fundus uteri
6.         Pemeriksaan Leopold II, untuk menentukan bagian janin yang berada pada kedua sisi uterus.
7.         Pemeriksaan Leopold III, untuk menentukan bagian janin apa yang berada pada bagian bawah.
8.         Pemeriksaan Leopold IV, untuk menentukan presentasi dan “engangement”.
9.         Pemeriksaan denyut jantung janin.
10.     pemeriksaan punggung dibagian ginjal
11.     Pemeriksaan genetalia
12.     Distansia tuberan
13.     Konjugata eksterna (Boudeloge)
14.     Pemeriksaan panggul
15.     Pemeriksaan ektremitas bawah
16.     Pemeriksaan reflek lutut (patella)
F. Pola Denyut Jantung Janin yang Meyakinkan
Pola denyut jantung janin yang menyakinkan sebagai satu yang ada dalam rentang DJJ rata-rata 110 sampai 160 kali per menit tanpa takikardia atau bradikardi, menunjukan variabilitas sedang (rata-rata) dan adanya variabilitas jangka pendek (STV) ketika di pantau secara elektronik, reaktif bahwa di sana akselerasi DJJ dengan pergerakan janin, dan menunjukkan tidak adanya deselerasi variabel akhir dan meragukan (berkus et al, 1999). Adanya variabilitas di sepanjang nilai dasar merupakan indikasi janin yang mengalami sistem saraf otonom yang utuh dan kemampuan untuk berkompensasi selama priode stres.
Deskripsi :

a. Nilai dasar : 110 – 160 kali per menit
b. Variabilitas : sedang > 6 sampai < 25 kali per menit =>mencakup adanya variabilitas jangka pendek
c. Perubahan periodik/episodik : tidak ada atau akselerasi dengan pergerakan janin, deselerasi awal, atau deselerasi variabel yang menyakinkan





G. Pola Denyut Jantung Janin yang Mengkhawatirkan
Pola DJJ yang menghawatirkan dapat pulih sendiri atau dapat mendahului dan mengarah ke pola ini tidak jelas atau merupakan kualitas buruk atau jika suatu pengkajian pola yang lebih akuarat diperlukan, maka pertimbangkan metode pemantauan langsung dengan menggunakan elektroda spiral sampai pola menjadi meyakinkan atau sampai inttervensi terhadap pola yang meragukan diindikasikan. Pola yang mengkhawatirkan mencakup hal yang berikut ini :
a. Peningkatan atau penurunan / perpindahan dalam nilai dasar DJJ yang progresif
b. Takikardia 160 kali permenit atau lebih
c. Penurunan variabilitas nilai dasar tanpa penyebab yang diidentifikasi (misal narkotik)
H. Bunyi Yang Sering Terdengar Ketika Memeriksa Denyut Jantung Janin
1. Desir tali pusat
Disebabkan semburan darah melalui arteri umbilikalis. Suara initerdengar seperti siulan nyaring yang singkron dengan denyutjuantung janin. Suara ini tidak konstan, kadang kadang terdengar jelas ketika diperiksa pada suatu waktu namun pada pemeriksaan dilain tidak terdengar.
2. Desir uterus
Terdengar sebagai suara hembusan lembut yang singkron dengandenyut ibu. Bunyi ini biasanya paling jelas terdengar saat auskultasi segmen bawah uterus. Suara ini  dihasilkan oleh pasase darah melalui pembuluh-pembuluh uterus yang berdilatasi dan dijumpai tidak saja pada kehamilan tetapi juga pada setiap keadaan yang menyebabkan aliran darah ke uterus meningkat, hinggapengaliran darah menjadi luas.
3. Suara akibat gerakan janin
Suara gerakan ini seperti suara pukulan, dikarenakan janinmendapat reaaksi dari luar
4. Gerakan usus
Suara ini seperti berkumur-kumur, dihasilkan oleh berjalannya gasatau cairan melalui usus ibu.

I.  Frekuensi Denyut Jantung
1. Bradikardi
Frekuensi denyut jantung janin yang berkurang dari 110denyut/menit. Keadaan ini dianggap sebagai tanda akhir hipoksiajanin.Penyebabnya:
a)        Hipoksia janin tahap lanjut
b)        Obat-obatan beta-adrenergetik (propanolol ; anestik untuk blok epidural, spinal, kaudal, dan pudendal)
c)        Hipotensi pada ibu
d)       Kompresi tali pusat yang lama
e)        Blok jantung congenital pada janin
2. Takikardia
Frekuensi denyut jantung janin yang lebih dari 160denyut/menit. Keadaan ini dianggap sebagai tanda awal hipoksia janin.Penyebabnya:
a)        Hipoksia janin dini
b)        Demam pada ibu
c)        Obat-obatan parasimpatik (atropine, hidroksizin)
d)       Obat-obatan Beta-simpatomimetik(ritrodon,isoksuprin)
e)        Amnionitis
f)         Hipertiroid pada ibu
g)        Anemia pada janin
h)        Gagal jantung pada janin
i)          Aritma jantung pada janin
3.Variabilitas
Variabilitas denyut jantung janin digambarkan sebagai ketidakteraturan irama jantung normal.Variabilitas denyut demi denyut normal dianggap antara 16 dan 25 denyut/menit.
  1. Variabilitas jangka pendek yaitu ketidaksamaan satu denyut dengan denyut berikutnya
  2. Variabilitas jangka panjang yaitu tampak sebagai siklus ritmik atau gelombang dasar dan biasanya terdapat tiga sampai lima siklus permenit.
Penyebab variabilitas meningkat:
1)  Hipoksia ringan dini
2)  Stimulasi janin oleh palpasi rahim, kontraksi rahim, aktivitas janin, dan aktivitas ibu.
Penyebab variabilitas menurun:
1)  Hipoksia atau asidosis
2)  Depresi system saraf pusat oleh obat-obatan tertentu
3)  Prematuritas
4)  Siklus tidur janin
5)  Aritma jantung janin
4. Frekuensi Denyut Periodik
1. Akselerasi
Adalah peningkatan sementara denyut jantung janin di atas nilainormal. Akselerasi denyut jantung janin yang timbul saat gerakanjanin terjadi merupakan indikasi janin sehat.
Penyebab:
a.  Gerakan janin spontan
b.  Pemeriksaan dalam

a.  Ketika Janin Bergerak
v  Akrobat dirahim yang luas
Memasuki trimester kedua, tepatnya pada bulan keempat atau kelima, embrio mulai aktif bergerak dan menendang dinding perut Ibu dibantu oleh adanya cairan ketuban didalam rahim yang memudahkan janin mengambang kesana kemari, hanya dihubungkan dengan tali pusar ke ari-ari (uri,plasenta) yang menempel di dinding rahim Ibunya.


v  Gerakannya mulai terasa
Seiring pertumbuhan usia kehamilan, rahim mulai sempit, gerakan janin ini akan sangat dirasakan Ibu hamil. Selain itu, karena rongga bagian atas lebih luas dibanding bagian bawahnya, janin cenderung meletakkan kakinya diatas agar lebih leluasa bergerak dan kepalanya menukik kearah rahim.
b.  Denyut jantung janin
Dengan menggunakan stetoskop monoral (stetoskop obstetric) untuk mendengar DJJ dapat terdengar pada bulan 4-5.Walaupun dengan ultrasound (doptone) sudah dapat didengar pada akhir bulan ke-3.
Frekuensinya lebih cepat dari B.J orang dewasa ialah antara 120-140/menit. Karena badan anak dalam kypose dan di depan dada terdapat lengan anak maka B.J. paling jelas terdengar di punggung anak dekat pada kepala.
Pada presentasi biasa (letak kepala) tempat ini kiri atau kanan di bawah pusat.Jika bagian-bagian anak belum dapat ditentukan, maka B.J. harus dicari pada garis tengah di atas sympisis.
Yang dapat diketahui dari bunyi jantung janin adalah :
1.  Dari adanya detak jantung janin:
v  tanda pasti kehamilan
v  anak hidup
2. Dari tempat bunyi jantung janin terdengar:
v  presentasi anak
v  posisi anak(kedudukan punggung)
v  sikap anak (habitus)
v  adanya anak kembar
Jika  bunyi  jantung terdengar kiri atau kanan di bawah pusat,maka presentasinyakepala, Jika terdengar kiri kanan setinggi atau di atas pusat,maka presentasinya bokong (letak sungsang).
Jika bunyi jantung terdengar sebelah kiri,maka punggung sebelah kiri,  jika terdengar sebelah kanan maka punggung sebelah kanan. Jika terdengar di pihak yang berlawanan dengan bagian -bagian kecil,sikap anak fleksi. Jika terdengar sepihak dengan bagian-bagian kecil,sikap anak defleksi.
Pada anak kembar bunyi jantung terdengar pada 2 tempat dengan sama jelasnya dan dengan frekwensi yang berbeda(perbedaan lebih dari 10/menit
3. Dari sifat bunyi jantung anak:
Dari sifat bunyi jantung anak kita dapat mengetahui keadaan anak.anak yang dalam keadaan sehat bunyi jantung nya teratur dan frekwensinya antara 120-140 permenit.
Kalau bunyi jantung kurang dari 120/menit atau lebih dari 160/menit atau tidak teratur, maka anak dalam keadaan asphyxia (kekurangan oksigen).
Cara menghitung DJJ adalah dengan mendengarkan 3x5 detik dikalikan dengan 4. Contohnya :
5 detik
5 detik
5 detik
Kesimpulan
11
12
11
-        4 (11+ 12 +11) = 136/menit. Teratur dan janin baik.
10
14
9
- 4 (10 + 14 + 9) = 132/m. Tak teratur  dan janin asphyxia
8
7
8
- 4 (8 + 7 + 8) = 92/m. Tak teratur dan janin asphyxia.

3.Bunyi yang sering terdengar ketika memeriksa denyut jantung janin
a. Desir tali pusat
Disebabkan semburan darah melalui arteri umbilikalis. Suara initerdengar seperti siulan nyaring yang singkron dengan denyutjuantung janin. Suara ini tidak konstan, kadang kadang terdengar jelas ketika diperiksa pada suatu waktu namun pada pemeriksaan dilain tidak terdengar.
b. Desir uterus
Terdengar sebagai suara hembusan lembut yang singkron dengandenyut ibu. Bunyi ini biasanya paling jelas terdengar saat auskultasi segmen bawah uterus. Suara ini  dihasilkan oleh pasase darah melalui pembuluh-pembuluh uterus yang berdilatasi dan dijumpai tidak saja pada kehamilan tetapi juga pada setiap keadaan yang menyebabkan aliran darah ke uterus meningkat, hinggapengaliran darah menjadi luas.
c. Suara akibat gerakan janin
Suara gerakan ini seperti suara pukulan, dikarenakan janinmendapat reaaksi dari luar
d. Gerakan usus
Suara ini seperti berkumur-kumur, dihasilkan oleh berjalannya gasatau cairan melalui usus ibu
4. Frekuensi Denyut Jantung
a. Bradikardi
Frekuensi denyut jantung janin yang berkurang dari 110denyut/menit. Keadaan ini dianggap sebagai tanda akhir hipoksiajanin.Penyebabnya:
a)    Hipoksia janin tahap lanjut
b)   Obat-obatan beta-adrenergetik (propanolol ; anestik untuk blok epidural, spinal, kaudal, dan pudendal)
c)    Hipotensi pada ibu
d)   Kompresi tali pusat yang lama
e)    Blok jantung congenital pada janin
b.Takikardia
Frekuensi denyut jantung janin yang lebih dari 160denyut/menit. Keadaan ini dianggap sebagai tanda awal hipoksia janin.Penyebabnya:
a)        Hipoksia janin dini
b)        Demam pada ibu
c)        Obat-obatan parasimpatik (atropine, hidroksizin)
d)       Obat-obatan Beta-simpatomimetik(ritrodon,isoksuprin)
e)        Amnionitis
f)         Hipertiroid pada ibu
g)        Anemia pada janin
h)        Gagal jantung pada janin
i)          Aritma jantung pada janin
c. Variabilitas
Variabilitas denyut jantung janin digambarkan sebagai ketidakteraturan irama jantung normal.Variabilitas denyut demi denyut normal dianggap antara 16 dan 25 denyut/menit.
·         Variabilitas jangka pendek yaitu ketidaksamaan satu denyut dengan denyut berikutnya
·         Variabilitas jangka panjang yaitu tampak sebagai siklus ritmik atau gelombang dasar dan biasanya terdapat tiga sampai lima siklus permenit.
·      Penyebab variabilitas meningkat:
1) Hipoksia ringan dini
2) Stimulasi janin oleh palpasi rahim, kontraksi rahim, aktivitas janin, dan aktivitas ibu.
·      Penyebab variabilitas menurun:
1) Hipoksia atau asidosis
2) Depresi system saraf pusat oleh obat-obatan tertentu
3) Prematuritas
4) Siklus tidur janin
5) Aritma jantung janin
·      Frekuensi denyut periodik 
Akselerasi
Adalah peningkatan sementara denyut jantung janin di atas nilainormal. Akselerasi denyut jantung janin yang timbul saat gerakanjanin terjadi merupakan indikasi janin sehat.
Penyebab:
a.  Gerakan janin spontan
b.  Pemeriksaan dalam
J. Non Stress Test (Nst)
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai hubungan gambaran DJJ dan aktivitas janin. Cara pemeriksaan ini dikenal juga dengan nama aktokardiografi, atau fetal activity acceleration determination (FAD; FAAD). Penilaian dilakukan terhadap frekuensi dasar DJJ, variabilitas, dan timbulnya akselerasi yang menyertai gerakan janin.
Interpretasi NST
1. Reaktif:
a.         Terdapat gerakan janin sedikitnya 2 kali dalam 20 menit, disertai dengan akselerasi sedikitnya 15 dpm.
b.         Frekuensi dasar djj di luar gerakan janin antara 120 – 160 dpm.
c.         Variabilitas djj antara 5 – 25 dpm.
2. Non-reaktif:
a.         Tidak terdapat gerakan janin dalam 20 menit, atau tidak terdapat akselerasi pada gerakan janin.
b.         Frekuensi dasar djj abnormal (kurang dari 120 dpm, atau lebih dari 160 dpm).
c.         Variabilitas djj kurang dari 2 dpm.
3. Meragukan:
a.         Gerakan janin kurang dari 2 kali dalam 20 menit, atau terdapat akselerasi yang kurang dari 15 dpm.
b.         Frekuensi dasar djj abnormal.
c.         Variabilitas djj antara 2 – 5 dpm.
Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti dengan keadaan janin yang baik sampai 1 minggu kemudian (spesifisitas 95% – 99%). Hasil NST yang non-reaktif disertai dengan keadaan janin yang jelek (kematian perinatal, nilai Apgar rendah, adanya deselerasi lambat intrapartum), dengan sensitivitas sebesar 20%. Hasil NST yang meragukan harus diulang dalam waktu 24 jam.
Oleh karena rendahnya nilai sensitivitas NST, maka setiap hasil NST yang non-reaktif sebaiknya dievaluasi lebih lanjut dengan contraction stress test (CST), selama tidak ada kontraindikasi.
Prenatal Diagnosis
v  Diagnosis kelainan janin
v  Manifestasi penyakit atau cacat tubuh dapat terjadi sejak masa janin atau setelah lahir
v  Kelainan genetik atau non genetik
Indikasi Diagnosis Prenatal
v  Hanya dilakukan untuk penyakit yang menyebabkan sakit berat atau kecacatan (mentalfisik) pada anak yang tidak dapat diobati secara optimal
v  Kelainan yang menyebabkan sakit berat/ fatal pada ibu hamil
Prediksi Resiko Kelainan Janin
v  Ibu usia lanjut
v  Riwayat penyakit keturunan dalam keluarga
v  Latar belakang etnik dengan frekuensi penyakit keturunan yang tinggi
v  Riwayat kelainan kromosom atau cacat bawaan pada anak terdahulu








DAFTAR PUSTAKA
Varney, dkk. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan (edisi 4 volume 2 editor bahasa Indonesia Esty).Jakarta:EGC
Vicky C. 2006. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Kelahiran.Jakarta: EGC.
W, Hanifa, abdul, dkk. 1989. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta; PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.Daftar Pustaka
S, Sulaiman. 1983. Obstetri Fisiologi. Bandung; ELEMAN
M.D., Susan Warhus. 2009. Darn Good Advice Pregnancyda Emosi masa kehamilan. Jakarta.
Tucker, Susan Martin. 2000. Pemantauan & Pengkajian Janin (edisi 4 editor Bahasa Indonesia Ns. Eny Meiliya, S.Kep).Jakarta:EGC
Khumaira, Marsha.2012.Ilmu Kebidanan.Yogyakarta:Citra Pustaka Yogyakarta

Melalui WEB
Diposkan oleh indriesyarif Blogs di 10.48







Tidak ada komentar:

Posting Komentar