Kamis, 04 April 2013

MENGEMBANGKAN PERENCANAAN ASUHAN YANG KOMPREHENSIF


NAMA KELOMPOK XIII :
Riyadlul Badi’ah
Lailil Ziana Walidah
Yunike Ria


  1. Menetapkan Kebutuhan Tes Laboratorium
Tujuan dilakukannya tes laboratorium adalah untuk mendeteksi komplikasi-komplikasi kehamilan pada ibu hamil. Hal-hal yang bersangkutan dengan tes  laboratorium :
  1. Pemeriksaan Laboratorium saat Antepartum
a.       Pemeriksaan urine, untuk mengetahui adanya kadar protein dan kadar
glukosa di dalam urine.
b.      Pemeriksaan darah, untuk mengetahui golongan darah, faktor rhesus (Rh), Hemoglobin dan rubelanya.
c.       Pemeriksaan ultrasonografi, untuk mengetahui apakah ada komplikasi kehamilan atau tidak, memastikan kehadiran janin, ukuran janin dan posisi plasenta, serta menetapkan bahwa ukuran janin meningkat atau tidak. Untuk mengetahui kondisi yang ada di dalam uterus dapat dilihat melalui layar oskiloskop dalam bentuk gambar bayangan
(http://niniekluthviatriantika.blogspot.com/2012/05/tugas-asuhan-kebidanan-1.html)
  1. Pemeriksaan Laboratorium saat Pascapartum
  1. Pemeriksaan darah, untuk mengetahui hemoglobin
  2. Hematokrit
  3. Urin bersih, untukurinalisis rutin


  1. Pemeriksaan laboratorium intrapartum
  1. Hematokrit
  2. Jenis, skrin antibody dan untuk wanita yang beresiko tinggi misalnya : grandmultipara, anemia, distensi berlebihan pada uterus, seksio sesarea, Rh-negatif, perdarahan, riwayat perdarahan pascapartum.
  3. Urinalisis
  4. Kaji ulang catatan hasil laboratorium prenatal
(Varney, Helen dkk. 2002. Buku Saku BIDAN Hal. 190. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC)
B.     Menetapkan Kebutuhan Belajar / Bimbingan bagi Pasien
Dalam menetapkan kebutuhan belajar harus berdasarkan apa yang di tanyakan kepada pasien dan berdasarkan pada pengkajian data subjektif dan objektif.
a.       Pengertian
Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, pandangan, dan keterampilan yang diperlukan untuk menghasilkan suatu sikap dan perilaku tertentu ketika menghadapi suatu keadaan tertentu. Perubahan di sini tidak bersifat sementara atau karena naluri tapi bersifat relatif menetap.
b.      Tujuan
1.      Memberikan para calon orang tua pengetahuan dan keterampilan yang perlu untuk mengatasi stres selama kehamilan, persalinan, dan kelahiran.
2.      Menyiapkan calon orang tua menjadi konsumen perawatan kesehatan yang terinformasi.
3.      Membantu ibu dalam mengatasi nyeri dengan menggunakan teknik penatalaksanaan nyeri dan intervensi farmakologi yang minimal.
4.      Membantu para orang tua dalam mencapai pengalaman persalinan dan kelahiran yang positif, aman, dan memuaskan.
c.       Metode pengajaran, meliputi :
1.      Pengajaran dan konseling individual
2.      Kelompok dan kelas berstruktur seperti kelas informasi, kelompok konseling, atau kelompok diskusi
3.      Fasilitas yang tersedia dan pilihan yang ditawarkan (misal : kamar bersalin, bidan yang bertanggung jawab)
d.      Program pendidikan pranatal
1.      Tinjauan
a)      Program pendidikan kelahiran anak pranatal sangat bervariasilama,tujuan, isi, dan biayanya. Lazimnya setiap kelas mencakup 4 sampai 8 jam materi dan jangka waktunya 4 sampai 8 minggu.
b)      Kelas trimester I umumnya berfokus pada hal-hal seperti perubahan fisiologis dini, perkembangan janin, seksualitas selama kehamilan dan nutrisi.
c)      Kelas trimester II dan III dapat berfokus pada persiapan kelahiran, menjadi orang tua, dan perawatan BBL.
2.      Materi program pendidikan pranatal
a)      Perawatan pranatal dan perencanaan
b)      Nutrisi, latihan, dan istirahat
c)      Ketidaknyamanan dan tindakan perawatan mandiri
d)     Memilih lingkungan melahirkan, penolong persalinan dan pendekatan kelahiran.
e)      Tanda bahaya selama kehamilan yang mencakup perdarahan vagina, sakit kepala, muntah terus menerus, nyeri abdomen, edema, peningkatan suhu, pertambahan BB dengan cepat, dll.
f)       Perkembangan janin
g)      Penggunaan obat-obatan, alkohol, dan merokok oleh ibu
h)      Nutrisi ibu
i)        Medikasi yang digunakan untuk menangani kondisi yang ada
j)        Bahaya-bahaya lingkungan
k)      Tahap perkembangan
3.      Persiapan persalinan dan kelahiran
a)      Proses kelahiran
b)      Teknik pernapasan dan latihan relaksasi
c)      Menyusun rencana kelahiran, termasuk rencana menuju persalinan dan pengaturan perawatan anak
d)     Pemahaman pemantauan janin
e)      Hidrasi selama persalinan
f)       Analgesik dan anastesi
g)      Persiapan terhadap kemungkinan kelahiran sesar
(Romauli, Suryati. 2011. Buku Ajar Askeb I : Konsep Dasar Asuhan Kehamilan Hal. 188-190. Yogyakarta : Nuha Medika)
  1. Menetapkan Kebutuhan Untuk Pengobatan Komplikasi Ringan
Ada beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada trimester I, yang mana pada setiap komplikasi tersebut dibutuhkan penanganan dan pengobatan agar kehamilan tersebut dapat berjalan lancar (normal) seperti yang diharapkan oleh ibu hamil, keluarganya, maupun petugas kesehatan. Komplikasi itu ada yang ringan dan ada pula yang berat. Dan sebagai seorang bidan, kita hanya diberi wewenang untuk mengatasi atau menetapkan kebutuhan untuk  pengobatan komplikasi ringan.
(http://niniekluthviatriantika.blogspot.com/2012/05/tugas-asuhan-kebidanan-1.html)
  1. Menetapkan Kebutuhan Konsultasi atau Rujukan Kepada Tenaga Profesinal Lainnya
Pelayanan kebidanan rujukan yaitu merupakan pengalihan tanggung jawab pelayanan oleh bidan kepada sistem pelayanan yang lebih tinggi atau lebih kompeten ataupun pengambil alihan tanggung jawab pelayanan atau menerima rujukan dari penolong persalinan lainnya seperti rujukan atau tanggung jawab dokter.
Dalam situasi dimana rujukan yang di lakukan oleh bidan kepada dokter untuk menangani klien yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam pengalihan tanggung jawab diserahkan sepenuhnya kepada dokter.

  1. Tujuan rujukan
  1. Agar setiap klien mendapat perawatan dan pertolongan yang lebih baik
  2. Menjalin kerjasama dengan cara merujuk klien atau mendapatkan perlengkapan laboratorium yang memiliki fasilitas lebih lengkap upaya mendapatkan hasil tes laboratorium yang lebih meyakinkan.
  1. Hal-hal yang dapat dirujuk
  1. Memberikan asuhan kebidanan pada klien dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama pada kegawat daruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi antar dokter
  2. Rujukan atas kasus-kasus patologi pada kehamilan, persalinan dan nifas
  3. Merujuk klien yang sedang menghadapi kasus atau masalah reproduksi, seperti kasus ginekologi atau kontrasepsi yang memerlukan penanganan spesialis.
  1. Hasil informasi dari kegiatan rujukan
  1. Membahas secara lengkap data-data medis klien yang telah dikirim dan advis rehabilitas kepada unit yang mengirim
  2. Menjalin kerjasama sistem pelaporan tentang data-data medis pada umumnya dan data-data parameter pelayanan kebidanan khususnya mengenai kematian maternal dan periental
(http://niniekluthviatriantika.blogspot.com/2012/05/tugas-asuhan-kebidanan-1.html)
  1. Menetapkan Kebutuhn Untuk Konseling Spesifik atau Anticipatory Guidance
Kebutuhan konseling pada setiap ibu hamil itu berbeda-beda dan konseling yang diberikan pun harus disesuaikan dengan usia kehamilan dan kebutuhan klien.
Adapun kebutuhan konseling yang ibu hamil perlukan pada trimester I, diantaranya sebagai berikut :
  1. Kebutuhan nutrisi
Pola kenaikan berat badan adalah hal yang penting untuk dipantau karena kenaikan berat badan total wanita hamil penting untuk mengetahui berat badan wanita di awal kehamilan, dan mendukung kemajuannya. Sangatlah penting bahwa wanita hamil makan dengan pola gizi yang sehat. Berat badan yang tetap atau terjadi sedikit penurunan berat badan selama trimester I adalah hal yang normal.
  1. Tanda-tanda bahaya
Yang harus diwaspadai saat kehamilan trimester I adalah terjadinya kehamilan ektopik atau kehamilan di luar kandungan dan abortus spontaneous yaitu abortus yang terjadi dengan sendirinya. Perdarahan pervaginam, hipertensi gravidarum, nyeri perut bagian bawah, dan hiperemesis gravidarum.
Perdarahan pervaginam bisa disebabkan oleh abortus, kehamilan mola, dan kehamilan ektopik. Klasifikasi hipertensi gravidarum yaitu hipertensi essensial, hipertensi gestasional, preeklampsia dan eklampsia, preeklampsia dengan hipertensi kronik, serta hipertensi kronik.
Nyeri perut bagian bawah bisa disebabkan oleh kista ovarium, apendisistis, kehamilan ektopik, abortus, penyakit radang pelvik, gastritis, penyakit kantong empedu, solusio plasenta, infeksi saluran kemih, ataupun karena sistitis.

  1. Ketidak nyamanan yang normal pada trimester I
Ketidak nyaman yang terjadi pada trimester I adalah hal yang umum terjadi misalnya ibu hamil mengalami kelelahan, hal tersebut bisa disebabkan oleh kurangnya asupan nutrisi atau anemia. Kelelahan yang berlebihan menunjukan bahwa wanita hamil tersebut mengalami tekanan psikologis atau fisiologis. Nutrisi yang kurang mungkin juga menyebabkan kelelahan ketika wanita tersebut mengalami mual muntah.


Beberapa ketidak nyamanan yang terjadi selama trimester I, yaitu :
  1. Mual dan muntah (morning sickness)
Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam lambung yang berlebihan. Mual dan muntah biasanya timbul pada minggu kedua kehamilan setelah pembuahan dan terjadi kurang lebih antara minggu  ke-6 sampai bulan ke-4 kehamilan.Timbul gejala mual dan muntah terutama pada pagi hari yangdisebut morning sickness. Dalam batas yang fisiologis keadaan ini dapat diatasi. Keadaan seperti ini bisa diatasi dengan makan dalam jumlah sedikit tapi sering, jangan makan dalam jumlah atau porsi besar dan berlemak, karena hanya akan menimbulkan rasa mual, serta makanlah selagi hangat.
Untuk mengatasi mual dan muntah di pagi hari, anjurkan ibu untuk makan makanan ringan seperti biskuit atau roti ditambah dengan teh manis hangat sebelum bangun dari tempat tidur.
Bidan menyarankan agar ibu menghubungi dokter atau bidan bila mual-muntah menjadi sangat hebat, sehingga tidak dapat makan atau minum apapun, dan juga dapat menimbulkan kekurangan cairan / dehidrasi atau yang disebut dengan Hyperemesis Gravidarum
  1. Sering berkemih
Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan sering buang air kecil (BAK). Keadaan ini terjadi pada bulan pertama kehamilan karena pada saat itu terjadi pembesaran uterus, akan tetapi pada trimester II sudah menghilang dan timbul lagi pada trimester III karena terjadi penekanan kandung kemih oleh turunnya kepala bayi. Kita harus memberitahu pada ibu bahwa jangan mengurangi pemasukan cairan / minum untuk mengatasi masalah ini karena ibu hamil membutuhkan cairan yang lebih pada saat kehamilan.
Cara mengatasinya yang dapat kita lakukan untuk mengurangi frekuensi berkemih ini adalah menjelaskan mengapa hal tersebut terjadi dan mengurangi asupan cairan sebelum tidur malam, sehingga wanita tidak perlu bolak-balik ke kamar mandi ketika tidur.
Oleh karena itu, ibu hamil juga tidak dianjurkan untuk minum kopi ataupun teh karena kopi dan teh mengandung kafein yang dapat meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, disamping bisa menyebabkan iritasi lambung. Kafein bersifat diuretik sehingga ibu menjadi sering buang air kecil akibatnya mengurangi jumlah mineral penting seperti : kalium, kalsium dan magnesium dalam tubuh. Kondisi ini menyebabkan ketidak seimbangan elektrolit tubuh padahal keseimbangan elektrolit tubuh berfungsi menjaga kerja jantung dan alat-alat tubuh lain dengan baik.
  1. Merasa lemah dan letih
Rasa lelah dan capek  merupakan tanda umum kehamilan dan akan muncul sekitar 8-10 minggu pertama kehamilan. Tubuh anda berusaha menyesuaikan diri dengan perubahan hormon dan metabolisme yang ada. Hormon yang semakin meningkat pun dapat mengganggu pola tidur anda.
Ada ibu hamil yang menjadi gampang mengantuk atau sebaliknya menjadi sangat susah tidur di waktu malam hari. Sekitar 90% kasus kelelahan pada wanita hamil akan menghilang sekitar minggu ke-12 kehamilan. Kelelahan juga dapat disertai dengan rasa sakit kepala. Sakit kepala yang muncul pada masa awal kehamilan disebabkan karena adanya peningkatan sirkulasi darah akibat perubahan hormonal. Metode untuk meredakannya adalah meyakinkan kembali wanita tersebut bahwa keletihan adalah hal yang normal dan bahwa keletihan akan hilang secara spontan pada trimester II. Pengetahuan ini akan membantu wanita untuk sering beristirahat selama siang hari jika memungkinkan hingga kelelahannya hilang.
Latihan ringan dan nutrisi yang baik juga dapat membantu mengatasi keletihan ini. Untuk keluhan sakit kepala bisa diatasi dengan beristirahat dan makanlah dengan porsi makan sedikit tapi sering biasanya dapat menolong. Bila sakit kepala semakin terasa berat beri tahu ibu untuk secepatnya hubungi dokter atau bidan (pada kehamilan lanjut sakit kepala dapat menjadi tanda pre-eklamsia, yang biasanya disertai dengan peningkatan tekanan darah dan kaki-tangan bengkak).

  1. Perubahan mood atau emosi
Pada trimester awal kehamilan terjadi perubahan emosional menjadi tidak stabil, hal ini karena adanya perubahan hormone. Hal yang bisa disarankan bidan kepada klien yang mengalami keluhan seperti ini mungkin bidan bisa memberikan konseling, misalnya menyarankan ibu agar bercerita tentang perasaannya kepada orang terdekat, bidan atau dokter. Karena ini salah satu cara untuk mengurangi emosi yang terjadi.
  1. Sinkope atau pingsan
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan sinkope atau pingsan. Keadaan ini menghilang setelah umur hamil 16 minggu.Bila ibu sering merasa seperti ingin pingsan sarankan ibu untuk segera periksa ke dokter karena kemungkinan ibu mengalami anemia.
  1. Konstipasi atau obstipasi
Pengaruh progesteron dapat mengahambat gerak peristaltik usus yang menyebabkan kesulitan untuk buang air besar (BAB). Ini biasanya terjadi pada trimester awal kehamilan. Tablet zat besi (iron) juga biasanya menyebabkan masalah konstipasi ini selain itu zat besi tablet akan menyebabkan warna feses menjadi kehitaman. Keadaan seperti ini bisa diatasi dengan :
  • Asupan cairan yang adekuat, yakni minum air minimal 8 gelas per hari dalam ukuran gelas minum.
  • Konsumsi buah atau jus , karena  merupakan laktasif ringan alami.
  • Istirahat cukup, hal ini memerlukan periode istirahat pada siang hari.
  • Minum air hangat (misal air putih dan teh) saat bangkit dari tempat tidur untuk menstimulasi peristaltik.
  • Makan makana berserat, dan mengandung serat alami (missal selada, daun seledri, kulit padi).
  • Miliki pola defekasi yang baik dan teratur. Hal ini mencakup penyediaan waktu yang teratur untuk melakukan defekasi dan kesadaran untuk tidak mengacuhkan dorongan atau menunda defekasi.
  • Lakukan latihan secara umum, berjalan setiap hari, mempertahankan postur yang baik, mekanisme yang baik, latihan kontraksi otot abdomen bagian bawah secara teratur. Semua kegiatan ini memfasilitasi sirkulasi vena sehingga mencegah kongesti pada usus besar.
  • Konsumsi laksatif ringan, pelunak feses, dan supositoriagliserin jika ada indikasi. Tiga bulan pertama kehamilan adalah waktu pembiasaan bagi tubuh dan pikiran terhadap kehamilan. Wanita hamil mungkin merasakan dampak dari  meningkatnya  hormon-hormon. Berbagai dampak tersebut mencakup :
  1. Tidak haid
  2. Mual dan muntah (morning sickness atau penyakit pagi, meskipun sebenarnya bisa terjadi kapan pun)
  3. Merasa lelah dan mengantuk 
  4. Sering BAK 
  5. Lebih banyak mucus atau lendir yang keluar dari vagina (keputihan, tetapi bukan yang berbau)
  6. Perubahan pada payudara (yang tengah bersiap menghasilkan air susu ibu (ASI). Payudara wanita yang sedang hamil menjadi lebih besar. Puting susu mungkin terasa gatal dan nyeri. Area disekeliling puting (disebut areola) menjadi lebih gelap.
Ƙ  Hal-hal yang perlu diperhatikan pada masa ini adalah :
  • Mual dan muntah 
  • Pengaruh obat terhadap janin
  • Perubahan body image / citra tubuh (khususnya bagi ibu hamil masih remaja / muda ± usia ibu 12-19 tahun)
  • Kebutuhan nutrisi
Ƙ  Peran bidan dalam menghadapi klien yang sedang mengalami keluhan-keluhan diatas, adalah :
  • Bidan harus bisa memberikan solusi dalam mengatasi mual-muntah yang sangat dirasakan tidak nyaman oleh klien. Misal menyarankan kepada klien untuk makan sedikit tapi sering, jauhkan dari makanan yang baunya merangsang yang menimbulkan perasaan ingin muntah.
  • Memberitahukan kepada ibu hamil bahwa tidak dibolehkan untuk mengkonsumsi obat-obatah diluar petunjuk dokter, karena pada trimester I ini pertumbuhan janin sedang mulai berkembang dan ada beberapa obat yang bisa memberi pengaruh buruk pada janin, misal tetrasiklin bisa menyebabkan kecacatan pada bayi.
  • Memberikan informasi mengenai gizi dan nutrisi apa saja yang baik untuk dikonsumsi oleh ibu hamil agar kesehatan ibu dan bayinya tetap terjaga.
  1. Aktivitas seksual
Kehamilan dan persalinan adalah semua bentuk ekspresi seksualitas perempuan yang erat kaitannya dengan pengalaman fisiologis dan psikologis. Pasangan dapat berpartisipasi dalam aktivitas seksual tetapi menahan diri dari hubungan karena budaya tabuh terhadap aktivitas seksual selama kehamilan atau karena mitos tentang bahaya hubungan seksual selama kehamilan.
  1. General hygiene
            Wanita hamil mungkin lebih sering mandi karena pada saat kehamilan, kulit menjadi lebih berminyak, berkeringat dan terjadi peningkatan keputihan. Pemberian konseling mengenai personal hygiene sangat penting diberikan dari awal kehamilan untuk meningkatkan derajat kesehatannya.
  1. Promosi kesejahteraan (Promotion of Safety)
            Rumah dan tempat kerja dapat menyebabkan ibu hamil terkontaminasi dari berbagai zat berbahaya. Zat berbahaya tersebut dapat masuk melalui saluran pernapasan, kontak dengan kulit dan saluran pencernaan yang dapat menyebabkan gangguan pada perkembangan janin.
  1. Konsumsi obat-obatan
            Jika saat kehamilan trimester I seorang ibu hamil memiliki kebiasaan buruk seperti merokok, mengkonsumsi alkohol, sering memakai obat tanpa resep dokter hal tersebut dapat membahayakan kehamilannya, dalam hal ini peran bidan adalah membantu ibu hamil dalam meningkatkan derajat kesehatannya, dengan memberikan informasi mengenai dampak dari penggunaan kafein, obat bebas, rokok dan alkohol yang dapat mempengaruhi pertumbuhan janin dapat membantu ibu untuk mengurangi kebisaan buruknya tersebut.
(http://niniekluthviatriantika.blogspot.com/2012/05/tugas-asuhan-kebidanan-1.html)
  1. Kebutuhan Konseling HIV/ PMS
Konseling adalah kebutuhan proses komunikasi dengan pembahasan masalah-masalah antara individu dengan konselor (orang yang sudah mengikuti pembelajaran untuk mengatasi masalah PMS)
AIDS adalah Penyakit Menular Seksual yang paling sering didengar yang disebabkan oleh HIV (Human Imunodeficiency Virus), virus ini menyerang manusia dan menyerang sistem kekebalan (imun) tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi dengan kata lain kehadiran virus ini dalam tubuh akan menyebabkan defisiensi (kekurangan) sistem imun. Selama ini ketakutan orang tentang AIDS sangat besar karena sejauh ini belum dapat disembuhkan oleh obat-obatan yang dapat membantu perawatan mereka tetapi obat-obatan yang ada pada saat ini belum bisa menyembuhkan hanya dapat menghambat kerja virus. Di Indonesia bayi maupun orang dewasa banyak yang sudah mengidap penyakit AIDS karena itu kita harus waspada terhadap bahaya penularan AIDS.



Ƙ  HIV
Konseling untuk HIV :
·         Konseling prauji
1.      Rute penularan
2.      Tindakan pencegahan
3.      Interpretasi hasil uji
4.      Perjalanan infeksi
5.      Sumber-sumber
6.      Syarat-syarat legal
·         Konseling pascauji wanita yang tidak terinfeksi
1.      Interpretasi hasil uji
2.      Pengkajian factor-faktor resiko
3.      Pencegahan infeksi melalui perilaku yang aman atau sehat
4.      Ulangi uji seperti yang telah ditentukan
·         Konseling pascauji wanita yang terinfeksi
1.      Interpretasi hasil uji
2.      Pengkajian terhadap status mental dan emosional
3.      Rujuk untuk perawatan, termasuk manajemen kasus dan perawatan medis
4.      Isu mengenai diskriminasi dan kerahasiaan
5.      Prognosis
6.      Perubahan perilaku untuk mengurangi penulara
7.      Perlindungan terhadap infeksi oportunistik


Ƙ  Penyakit menular seksual (PMS)
Konseling umum untuk PMS :
1.      Penyebab dan perjalanan infeksi
2.      Jika tidak ditangani akan berpengaruh pada ibu dan bayinya (jika ibu hamil)
3.      Patuhi setiap pengobatan sesuai yang diresepkan
4.      Pasangan juga harus diperiksa
5.      Tidak melakukan hubungan seksual sampai kedua pasangan menyelesaikan terapinya dan menjadi asimtomatik
6.      Gunakan kondom atau pengaman selama pengobatan
(Varney, Helen dkk. 2002. Buku Saku BIDAN. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal 58-72)
  1. Menetapkan Jadwal Kunjungan Sesuai dengan Perkembangan Kehamilan
Informasi yang di peroleh dari pemeriksaan antenatal akan memungkinkan bidan dan ibuhamil menetapkan pola asuhan antenatal yang tepat. Waktu dan jumlah kunjungan akan bervariasi sesuai kebutuhan individu dan perubahan harus di buat untuk mengelolahnya. Pada pemeriksaan antenatal baikpada kunjungan awal maupun kunjungan berikutnya di harapkan menjadi kunjungan antenatal yang berkualitas.
Setiap wanita hamil memerlukan minimal 4 kali kunjungan selama periode antenatal :
a.       Satu kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 minggu)
b.      Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14-28)
c.       Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara 28-36 dan sesudah minggu  ke 36)
Idealnya penjadwalan ulang bagi wanita yang mengalami perkembangan normal selama kehamilan adalah :
a.       Hingga usia kehamilan 28 minggu, kunjungan  dilakukan setiap 4 minggu
b.      Antara minggu ke 28 hingga persalinan, dilakukan setiap minggu
Bila ibu hamil mengalami masalah, tanda bahaya atau jika merasa khawatir, dapat sewaktu-waktu melakukan kunjungan.
(Romauli, Suryati. 2011. Buku Ajar Askeb I : Konsep Dasar Asuhan Kehamilan Hal. 195. Yogyakarta : Nuha Medika)


Standar Ante Natal Care
Kunjungan
Waktu
Kegiatan
Trimester pertama
Sebelum minggu ke-14
1.      Membina hubungan saling percaya antara bidan dan ibu hamil
2.      Masalah dan mengatasinya
3.      Memberitahukan hasil pemeriksaan
4.      Mengajarkan ibu cara mengatasi ketidaknyamanan
5.      Mengajarkan dan mendorong perilaku yang sehat cara hidup sehat bagi wanita hamil, nutrisi, mengenali (tanda-tanda bahaya kehamilan)
6.      Memberikan imunisasi tetanus toxoid, tablet besi
7.      Mulai mendiskusikan mengenai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi kegawat daruratan
8.      Menjadwalkan kunjungan berikutnya
9.      Mendokumentasikan pemeriksaan dan asuhan
Trimester kedua
Sebelum minggu ke-28
1.      Sama seperti di atas ditambahkan
2.      Kewaspadaan khusus terhadap pre-eklamsi (tanya ibu tentang gejala-gejala pre-eklamsi, pantau tekanan darah, evaluasi edema, periksa untuk mengetahui proteinuria)
Trimester ketiga
Antara minggu ke 28-36



Setelah minggu ke-36
1.      Sama seperti di atas ditambahkan
2.      Palpasi abdominal untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda


1.      Sama seperti di atas ditambahkan
2.      Deteksi letak janin, dan kondisi lain atau tanda abnormal lain
Apabila ibu mengalami masalah / komplikasi / ke gawat daruratan

Di berikan pertolongan awal sesuaidengan masalah yang timbul. Ibu rujukan ke SPOG / RSI untuk konsultasi/ kolaborasi dan melakukan tindak lanjut.
(Romauli, Suryati. 2011. Buku Ajar Askeb I : Konsep Dasar Asuhan Kehamilan Hal. 196. Yogyakarta : Nuha Medika)

DAFTAR PUSTAKA
Varney, Helen dkk. 2002. Buku Saku BIDAN. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Romauli, Suryati. 2011. Buku Ajar Askeb I : Konsep Dasar Asuhan Kehamilan. Yogyakarta : Nuha Medika
Estiwidani, Dwana., dkk. 2008. Konsep Kebidanan. Yogyakarta:Fitramaya
Pilitteri, Adele. 2002.Buku Saku Asuhan Ibu dan Anak. Jakarta : EGC




Tidak ada komentar:

Posting Komentar