DRAF PROPOSAL
HUBUNGAN USIA DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM
Di
Susun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah:
Metode
Penelitian dan Statistik Dasar
Dosen
Pengampu Mata Kuliah Metode Penelitian dan Statistik Dasar:
DR. Drs. Rufi’i, SSi,
ST, MPd
Oleh :
Cindy Ulziana Puspita
12-700-0054
Program Studi D-III Kebidanan
UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA
APRIL 2013
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayahnya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas proposal yang berjudul “ Hubungan usia dengan perdarahan post partum”
Proposal
ini disusun untuk memenuhi tugas Metode Penelitian dan Statistik Dasar.
Dalam
pembuatan proposal
ini
saya mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karna itu saya
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu
Sumiati, S.Kep., Ns., M.Kes., selaku direktur Program Studi D-III Kebidanan
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya.
2. Bapak
DR. Drs. Rufi’i, Ssi., ST., MPd selaku pembimbing dalam pembuatan proposal ini.
3. Bapak,
Ibu yang telah memberikan restu
dan ridlo nya kepada saya.
4. Teman-teman
yang seperjuangan yang telah membantu dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah.
Semoga
dukungan dari semua pihak ini dapat
memperoleh balasan dari ALLAH SWT dan semoga proposal ini bermanfaat bagi para
pembaca.
Surabaya,
9 April 2013
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL.............................................................................................. i
KATA
PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR
ISI......................................................................................................... iii
DAFTAR
TABEL.................................................................................................. v
DAFTAR
GAMBAR............................................................................................ vi
DAFTAR
ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN........................................... vii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang.............................................................................................. 1
1.2. Rumusan
Masalah.......................................................................................... 2
1.3. Tujuan
Penelitian........................................................................................... 2
1.3.1. Tujuan
Umum......................................................................................... 2
1.3.2. Tujuan Khusus........................................................................................ 2
1.4. Manfaat
penelitian......................................................................................... 2
1.4.1. Bagi
Peneliti........................................................................................... 2
1.4.2 Bagi Profesi............................................................................................ 2
1.4.3 Bagi Institusi.......................................................................................... 2
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Usia ............................................................................................................... 3
2.1.1 Pengertian Usia....................................................................................... 3
2.2 Perdarahan post partum................................................................................. 3
2.2.1 Pengertian perdarahan post partum........................................................ 3
2.2.2 Faktor yang mempengaruhi perdarahan post partum............................. 3
BAB
III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka
konseptual penelitian....................................................................... 9
BAB
IV METODE PENELITIAN
4.1 Desain
penelitian......................................................................................... 10
4.2 Waktu
dan tempat penelitian....................................................................... 10
4.3 Kerangka
penelitian..................................................................................... 10
4.4 Deskripsi
populasi dan sampel..................................................................... 11
4.4.1 Deskripsi
populasi peneliti.................................................................... 11
4.4.2 Deskripsi
sample peneliti...................................................................... 11
4.5 Identifikasi
dan definisi operasional variabel......................................... .... 11
4.6 Definisi
operasional variabel........................................................................ 11
4.7 Pengumpulan
data dan analisis data............................................................ 11
4.7.1 Instrumen
penelitian............................................................................. 11
4.7.2 Pengumpulan
data................................................................................ 11
4.7.3 Analisis
data......................................................................................... 12
DAFTAR
PUSTAKA.......................................................................................... 14
DAFTAR TABEL
Tabel
2.1 Tabel 4.6.3.1 Distribusi Pasien Postpartum Berdasarkan Usia di RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar Tahun 2013. ………………………………………………………………………………….. 12
Tabel
2.1 Tabel 4.6.3.2 Distribusi pasien postpartum di RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar Tahun 2013 ….. ……………………………………………………. 13
Tabel
2.3 Tabel 4.6.3.3 Hubungan usia terhadap perdarahan postpartum di RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar Tahun 2013……… ……………………… 13
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka konsep Faktor yang
mempengaruhi Perdarahan Post Partum………………………………………………………………………… 9
Gambar
4.1 Kerangka
penelitian perdarahan post partum.............................. . 10
DAFTAR ARTI LAMBANG DAN
SINGKATAN
DAFTAR ARTI LAMBANG
% : prosentase
= : sama dengan
DAFTAR ARTI SINGKATAN
NIM : Nomor Induk Mahasiswa
Ø : Lebih dari
<
: Kurang dari
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi. Sebenarnya kematian tersebut masih dapat dihindari karena sebagian besar terjadi pada saat pertolongan pertama sangat diperlukan, tetapi penyelenggara kesehatan tidak sanggup untuk
memberikan pelayanan. Penyebab kematian ibu masih tetap merupakan “ trias
klasik “ yang terdiri dari perdarahan, sepsis dan eklamsia (Manuaba, 1998; 15).
Diperkirakan ada 14 juta kasus perdarahan dalam kehamilan setiap tahunnya dan paling sedikit 128.000 wanita mengalami perdarahan sampai meninggal. Sebagian besar kematian tersebut terjadi dalam waktu 2-4 jam setelah melahirkan. Di Inggris, separuh kematian ibu hamil akibat disebabkan oleh perdarahan postpartum. Perdarahan Postpartum adalah perdarahan lebih dari 500-600 ml dalam masa 2 jam setelah anak lahir (Sinopsis Obstetri Jilid 1, Edisi 2, 1998;298).
Biasanya perdarahan itu tidak banyak, sebab kontraksi dan retraksi otot-otot uterus menekan pembuluh darah yang terbuka sehingga lumennya tertutup, kemudian pembuluh darah tersumbat oleh bekuan darah. Seorang wanita sehat dapat kehilangan 500 ml darah tanpa akibat buruk. Istilah perdarahan postpartum digunakan apabila perdarahan setelah anak lahir melebihi 500 ml (Ilmu Kebidanan Edisi 3, 2005; 653).
Apabila terjadi perdarahan yang berlebihan setelah melahirkan harus dicari penyebab yang spesifik. Atonia uteri, retensio plansenta, sisa plasenta, dan laserasi traktus ginetalia merupakan penyebab sebagian besar perdarahan postpartum. penyebab
terbesar pada kasus perdarahan post partum ialah atonia uteri.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Medical Record RSUD Mardi
waluyo Blitar di ruang bersalin, Bulan Januari sampai Maret 2013 ibu dengan kasus perdarahan post partum berjumlah 1310 kasus dan 10 orang diantaranya meninggal dunia.
Atas dasar permasalahan di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan Usia Terhadap Perdarahan Postpartum di RSUD Mardi Waluyo Blitar tahun 2013
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan usia terhadap perdarahan Postpartum di RS Mardi Waluyo Blitar tahun 2013?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan usia terhadap perdarahan Postpartum di RSUD Mardi Waluyo Blitar tahun 2013.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Sebagai referensi dan bahan perbadingan bagi peneliti selanjutnya
2. Bagi Bidan
a. Sebagai bahan masukan untuk pertimbangan dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dalam hal memberikan perawatan.
b.Sebagai bahan untuk meningkatkan manajemen asuhan kebidanan pada ibu dengan perdarahan.
3.Bagi Rumah Sakit
Sebagai dorongan untuk lebih memperhatikan kualitas tenaga kebidanan dalam menciptakan SDM yang berkualitas sehingga dapat diandalkan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Variable
bebas
2.1.1. Pengertian
usia
Usia adalah rentang
kehidupan yang diukur dengan tahun, umur adalah lamanya hidup dalam tahun
yang dihitung sejak dilahirkan (Harlock, 2004). Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat
dilahirkan sampai saat berulang tahun.
Jika dilihat dari sisi biologis, usia 18-25 tahun merupakan saat terbaik untuk hamil dan bersalin. Karena pada usia ini biasanya organ-organ tubuh sudah berfungsi dengan baik dan belum ada penyakit-penyakit degenerative sepertyi darah tinggi, diabetes, dan lainnya serta daya tahan tubuh masih kuat (Dini Kasdu, dkk, 2001).
Umur sangat berpengaruh terhadap proses reproduksi, khususnya usia 20-25 tahun merupakan usia yang paling baik untuk hamil dan bersalin. Kehamilan dan persalinan membawa resiko kesakitan dan kematian lebih besar pada remaja dibandingkan pada perempuan yang telah berusia 20 tahunan, terutama di wilayah yang pelayanan medisnya langka atau tidak tersedia (Yayasan Pendidikan Kesehatan Perempuan, 2006).
Jika dilihat dari sisi biologis, usia 18-25 tahun merupakan saat terbaik untuk hamil dan bersalin. Karena pada usia ini biasanya organ-organ tubuh sudah berfungsi dengan baik dan belum ada penyakit-penyakit degenerative sepertyi darah tinggi, diabetes, dan lainnya serta daya tahan tubuh masih kuat (Dini Kasdu, dkk, 2001).
Umur sangat berpengaruh terhadap proses reproduksi, khususnya usia 20-25 tahun merupakan usia yang paling baik untuk hamil dan bersalin. Kehamilan dan persalinan membawa resiko kesakitan dan kematian lebih besar pada remaja dibandingkan pada perempuan yang telah berusia 20 tahunan, terutama di wilayah yang pelayanan medisnya langka atau tidak tersedia (Yayasan Pendidikan Kesehatan Perempuan, 2006).
2.2 Variabel
terikat
2.2.1 Pengertian perdarahan pospartum
Perdarahan Postpartum adalah perdarahan lebih dari 500-600 ml dalam masa 24 jam setelah anak lahir (Sinopsis Obstetri Edisi 2, 1997; 298)
Menurut waktu terjadinya perdarahan postpartum dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Perdarahan postpartum primer atau(early postpartum hemorrhage) yang terjadi dalam 24 jam setelah bayi lahir
b. Perdarahan postpartum sekunder (late postpartum hemorrhage) yang terjadi setelah 24 jam, biasanya antara hari ke 5 sampai 15 postpartum.
Menurut Wiknjosastro H. (1960), perdarahan, terutama perdarahan postpartum masih merupakan salah satu dari sebab utama kematian ibu dalam persalinan. Karena itu ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam menolong persalinan dengan komplikasi perdarahan postpartum, yaitu:
1) Penghentian darah.
2) Jaga jangan sampai timbul shok.
3) penggantian darah yang hilang.
2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi perdarahan postpartum antara lain:
a. Perdarahan pascapersalinan dan usia.
Wanita yang melahirkan bayi pada usia dibawah 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, merupakan faktor resiko terjadinya perdarahan pascapersalinan yang dapat mengakibatkan kematian maternal. Hal ini dikarenakan usia dibawah 20 tahun fungsi reproduksi seorang wanita belum berkembang dengan sempurna, sedangkan pada usia diatas 35 tahun fungsi reproduksi seorang wanita sudah mengalami penurunan dibandingkan fungsi organ yang lain.
reproduksi normal sehingga kemungkinan untuk terjadinya komplikasi pascapersalinan terutama akan lebih besar.
b. Perdarahan pascapersalinan dan gravida.
Ibu-ibu yang dengan kehamilan lebih dari 1 kali atau yang termasuk multigravida mempunyai resiko lebih tinggi terhadap terjadinya perdarahan pascapersalinan dibandingkan dengan ibu-ibu yang golongan primigravida. Hal ini dikarenakan pada multigravida, fungsi reproduksi mengalami penurunan sehingga kemungkinan terjadinya perdarahan pascapersalinan menjadi lebih besar (Denaswari,2007).
Menurut Dr. Agustinus Gatot, Sp.OG, dari RS Mitra Keluarga, usia reproduksi sehat untuk hamil antara 25 – 30 tahun. Sehingga dari segi kesehatan reproduksi, sebetulnya resiko pertama dari usia ini adalah tidak dapat hamil karena telah berkurangnya kesuburan. Jadi bila wanita usianya telah melewati usia reproduksi sehat untuk hamil dan kemudian hamil berarti resiko itu telah terlewati.Hanya saja usia ini memang tergolong beresiko tinggi dalam kehamilan.Yaitu melahirkan bayi dengan sindroma down yang berciri khas berbagai tingkat keterbelakangan mental, ciri wajah tertentu, dan sebagainya.Resiko ini akan meningkat sesuai dengan usia ibu. Kelainan lainnya yang diperkirakan karena sel telur telah berusia lanjut, terkena radiasi, dan infeksi.Pada dasarnya menjalani kehamilan pada usia diatas 35 tahun, tidak berbeda dengan usia lain. Yang terpenting adalah kesiapan ibu menjalani kehamilan itu.Ada beberapa hal yang perlu diwaspadai oleh ibu hamil usia ini, seperti perdarahan postpartum, hipertensi dan eklamsia.
3. Etiologi
Etiologi perdarahan postpartum terdiri dari:
a. Atonia Uteri.
Faktor predisposisi terjadinya atonia uteri adalah:
1) Umur: umur yang terlalu tua atau muda.
2) Paritas: sering dijumpai pada multipara dan grandemultipara.
3) Partus lama dan partus terlantar.
4) Uterus terlalu regang dan besar, misalnya pada gemeli, hidramnion, atau janin besar.
5) Kelainan pada uterus, seperti mioma uteri, uterus couvelair pada solusio plasenta.
6) Faktor social ekonomi, yaitu malnutrisi.
b. Retensio Plasenta.
Adalah keadaan dimana plasenta belum lahir dalam waktu 1 jam setelah bayi lahir.
Penyebabnya adalah:
1) His kurang kuat (sebab terpenting).
2) Plasenta sukar terlepas karena:
Tempatnya: insersi di sudut tuba.
Bentuknya: plasenta membranacea, plasenta anularis.
Ukurannya: plasenta yang sangat kecil.
c. Sisa Plasenta.
Sisa plasenta atau selaput ketuban yang menghalangi kontraksi uterus, sehingga masih ada pembulu darah yang terbuka, rupture uteri.
d. Laserasi Jalan Lahir.
Robekan perineum, vagina serviks, forniks dan rahim. Dapat menimbulkan perdarahan yang banyak apabila tidak segera ditangani.
e. Inversio Uteri.
Tiga faktor yang menyebabkan terjadinya inversio uteri:
1) Tonus otot rahim yang lemah.
2) Tekanan atau tarikan pada fundus.
3) Canalis servicalis yang longgar.
f. Patofisiologi
Dalam persalinan pembuluh darah yang ada di uterus melebar untuk meningkatkan sirkulasi. Atonia dan subinvolusi uteri menyebabkan kontraksi uterus menurun sehingga pembuluh darah yang melebar tadi tidak menutup sempurna sehingga perdarahan terjadi terus menerus. Trauma jalan lahir seperti episiotomi yang lebar, laserasi perineum, dan rupture uteri juga menyebabkan perdarahan karena terbukanya pembuluh darah.
g. Tanda dan Gejala.
Gejala klinis umum yang terjadi adalah kehilangan darah dalam jumlah yang banyak ( > 500 ml ), nadi lemah, pucat, lochia berwarna merah, haus, pusing, gelisah, letih, dan dapat terjadi shok hipovolemik, tekanan darah randah, dan mual. Selain itu juga, dijumpai gejala nyeri yang hebat.
Perdarahan postpartum primer.
Hipotensi dan takikardia yang menyertai perdarahan setelah anak lahir telah terjadi hipovolemia berat dan penderita sudah dalam keadaan shok. Akan tetapi, pada keadaan tekanan darah dan nadi yang normal tidak dengan sendirinya menandakan penderita tidak dalam keadaan shok. Perkiraan jumlah darah dengan cara melihat darah yang keluar, walaupun ditampung ke dalam nier bekken pun tidak menyatakan kebenaran. Karena pada keadaan yang demikian kehilangan darah yang sesungguhnya dari sirkulasi dengan pengukuran yang tepat bias jadi telah dua kali lipat dari yang disaksikan secara visual. Oleh karena itu, dalam menghadapi kasus perdarahan setelah anak lahir tidak boleh terpaku pada normalitas tanda-tanda vital, yaitu tekanan darah dan nadi.
Perdarahan postpartum sekunder
Perdarahan umumnya terjadi dalam minggu ke-2 atau ke-3 masa nifas. Biasanya tidak banyak, kadang-kadang lebih banyak dari darah haid dan berwarna merah tua serta berbau kalau sudah ada infeksi. Melalui jalan lahir kadang-kadang keluar bekuan darah atau jaringan jaringan sisa plasenta atau selaput ketuban nekrotik. Sering disertai subinvolusio uteri dan atau kenaikan suhs badan. Pada pemeriksaan dalam uterus masih lebih besar dari pada sepatutnya dan teraba lembut, kadang-kadang terasa nyeri kalau sudah ada infeksi (Hemoragi Utama Obstetri dan Ginekologi, 1997; 167). Gejala klinis umum yang terjadi adalah kehilangan darah dalam jumlah yang banyak (> 500 ml), nadi lemah, pucat, lochia berwarna merah, haus, pusing, gelisah, letih, dan dapat terjadi shok hipovolemik, tekanan darah randah, dan mual. Selain itu juga, dijumpai gejala nyeri yang hebat.
Gejala klinis berdasarkan penyebab:
1) Atonia Uteri.
Gejala yang selalu ada: uterus tidak berkontraksi, perdarahan segera setelah anak lahir. Gejala yang kadang-kadang timbul: shok (tekanan darah rendah,denyut nadi cepat atau lemah, gelisah, dan mual).
2) Retensio plasenta.
Gejala yang selalu ada: plasenta belum lahir setelah 30 menit, perdarahan segera kontraksi uterus baik.Gejala yang kadang-kadang timbul: tali pusat putus, inversio uteri akibat tarikan, perdarahan lanjutan
3) Sisa Plasenta.
Gejela yang selalu ada: plasenta atau sebagian selaput tidak lengkap,perdarahan segera. Gejala yang kadang -kadang timbul: uterus berkontraksi dengan baik, tetapi tinggi fundus tidak berkurang.
4) Laserasi Jalan Lahir.
Gejala yang selalu ada: perdarahan segera, darah segar mengalir segera setelah bayi lahir, kontraksi uterus baik.
5) Inversio Uteri.
Gejala yang selalu ada: uterus tidak teraba, teraba takukan pada fundus,perdarahan segera, dan nyeri sedikit atau nyeri hebat.Gejala yang kadang-kadang timbul: shok neurogenik dan pucat (Syafrisar, 2007).
h. Diagnosis.
Pada tiap perdarahan postpartum harus dicari apa penyebabnya.Secara ringkas dibuat diagnosis sebagai berikut:
1) Palpasi uterus: bagaimana kontraksi uterus dan tinggi fundus uteri.
2) Memeriksa plasenta dan ketuban: apakah lengkap atau tidak.
3) Lakukan eksplorasi kavum uteri untuk mencari: sisa plasenta, ketuban,
dan robekan rahim.
4) Inspekulo: untuk melihat robekan pada serviks, vagina, dan varises yang pecah.
5) Pemeriksaan laboratorium: periksa darah, hemoglobin (Sinopsis
Obstetri Edisi 2, 1998; 301).
i.
Komplikasi.
Anemia dan infeksi dalam masa nifas adalah dua komlikasi yang paling sering terjadi jika tidak mendapatkan penanganan yang memadai, infeksi biasa meningkat menjadi sepsis. Pada keadaan yang demikian jika sepsis sampai mengancam jiwa, perlu dilakukun histrektomi (Hemoragi Utama Obstetri dan Ginekologi, 1997; 188).
j. Prognosa.
Jika tidak terjadi shok dan infeksi, umumnya prognosisnya baik. Bila ada shok, tergantung kepada beratnya shok dan kecepatan memperoleh pertolongan yang tepat disamping fasilitas sumber daya manusia yang terlatih dan tersedianya peralatan yang memadai.
k. Pencegahan dan Penanganan.
1) Ketahui dengan pasti kondisi pasien sejak awal (saat masuk).
2) Pimpin persalinan dengan mengacu pada persalinan bersih dan aman.
3) Lakukan observasi pada 2 jam pertama pasca persalinan dan lanjutkan pemantauan terjadwal hingga 4 jam berikutnya.
4) Selalu siapkan keperluan tindakan gawat darurat.
5) Segera lakukan penilaian klinik dan upaya pertolongan apabila dihadapkan dengan masalah dan komplikasi.
6) Bila ada perdarahan atau shok berikan infus dan transfusi darah serta perbaiki keadaan umum
7) Pastikan kontraksi berlangsung baik.
8) Pastikan plasenta telah lahir dan lengkap, eksplorasi kemungkinan robekan jalan lahir.
9) Pasang kateter tetap dan lakukan pemantauan input-output cairan.
10) Cari penyebab perdarahan dan lakukan penanganan spesifik (Fakultas Kedokteran Universitas Riau. 29 September 2008).
BAB III
Kerangka Konseptual dan Hipotesis
3.1 Kerangka
Konseptual
Gambar 3.1 Kerangka konsep Faktor
yang mempengaruhi Perdarahan Post Partum
Ket :
:
Di teliti
:
Tidak diteliti
3.2 Hipotesis
Dari kerangka konseptual
diatas, bisa dilihat bahwa usia memang mempengaruhi perdarahan postpartum.
Wanita berumur kurang dari 20 tahun rentan mengalami perdarahan post partum
karena fungsi reproduksi seorang wanita belum berkembang dengan sempurna. Sedangkan wanita berumur lebih dari 35 tahun juga rentan mengalami
perdarahan karena fungsi reproduksi seorang wanita sudah mengalami penurunan.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah desain deskriptif Crossectional.Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh
gambaran tentang peristiwa kematian ibu pospartum serta faktor yang
mempengaruhinya, selain itu bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu peristiwa yang dilakukan secara sistematik juga mencari hubungan variabel independent dan dependent (Nursalam, 2001). Fenomena di teliti secara apa adanya tanpa adanya manipulasi atau intervensi dari peneliti.
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian
dilakukan di RSUD mardi waluyo Blitar. waktu penelitian ini di dimulai awal januari 2013 sampai dengan Maret 2013
4.3 Kerangka penelitian
|
Gambar 4.3 kerangka penelitian
perdarahan post partum
4.4 Deskripsi Populasi dan Sampel
4.4.1 Populasi.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu dengan persalinan normal dan yang disertai perdarahan di RSUD. Mardi waluyo tahun 2013 sebanyak 1310 orang.
4.4.2 sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu dengan persalinan normal dan yang disertai perdarahan di RSUD. Mardi waluyo tahun 2013 sebanyak 1310 orang.
4.5 Identifikasi dan definisi operasional variabel
4.5.1 Identifikasi
Penelitian yang berjudul
hubungan usia dengan perdarahan post partum ini menggunakan 2 variabel yakni
variable independent dan variable dependent. Jika dilihat memang Variabel
indepedendent dan variable dependent dapat saling mempengaruhi.
1.5.2.1 Usia
umur atau usia adalah rentang kehidupan yang diukur
dengan tahun, dikatakan masa awal dewasa adalah usia 18 tahun sampai 40 tahun,
dewasa madya adalah 41 sampai 60 tahun, dewasa lanjut lebih dari 60 tahun. Umur
adalah lamanya hidup dalam tahun yang dihitung sejak dilahirkan.
(Harlock,2004). usia yang dimaksudkan disini adalah usia seorang ibu yang
mengalami perdarahan post partum pada saat dilakukan penelitian di RSUD Mardi
waluyo Blitar.
4.5.2.2 Perdarahan post partum
Perdarahan postpartum adalah perdarahan pervaginam 500
cc atau lebih setelah kala III selesai (setelah plasenta lahir) (Wiknjosastro,
2000). Perdarahan postpartum terjadi setelah kala III persalinan selesai.
(Saifuddin, 2002).
4.6 Pengumpulan
data dan analisis data
4.6.1 Instrument
Jenis
instrumen yang digunakan adalah observasi. Observasi adalah pengamatan secara
langsung, dapat dengan cara tes, kuesioner, ragam gambar, dan rekaman suara.
Akan tetapi dalam penelitian ini menggunakan ceklist.
4.6.2 Pengumpulan
data
Berikut ini
adalah alat dan cara melaksanakan observasi, yaitu:
1. Catatan Anekdot (Anecdotal Record )
Alat untuk mencatat gejala-gejala
khusus atau luar biasa menurut urutan kejadian, catatan dibuat segera setelah
peristiwa terjadi. Pencatatan ini dilakukan terhadap bagaimana kejadiannya,
bukan pendapat pencatat tentang kejadian tersebut.
2. Catatan Berkala (Incidental Record)
Pencatatan berkala walaupun dilakukan berurutan
menurut waktu munculnya suatu gejala tetapi tidak dilakukan terus menerus,
melainkan pada waktu tertentu dan terbatas pula pada jangka waktu yang telah
ditetapkan untuk tiap-tiap kali pengamatan.
3. Daftar Chek (Check List )
Penataan data dilakukan dengan menggunakan sebuah
daftar yang memuat nama observer dan jenis gejala yang diamati.
4. Skala Penilaian (Rating Scale)
Pencatatan data dengan alat ini dilakukan seperti chek
list. Perbedaannya terletak pada kategorisasi gejala yang dicatat. Dalam rating
scale tidak hanya terdapat nama objek yang diobservasi dan gejala yang akan
diselidiki akan tetapi tercantum kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan atau
jenjang setiap gejal tersebut.
4.6.3 Analisis data
Hasil dalam penelitian ini terdiri atas 2 Analisis yaitu Analisis Univariat dan Analisis Bivariat yang dirinci sebagai berikut :
1. Analisis Univariat.
Tabel 4.6.3.1
Distribusi Pasien Postpartum Berdasarkan Usia di RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar Tahun 2013.
Usia
|
frekuensi
|
presentase
|
< 20
tahun
|
408
|
31,15
|
20- 35
tahun
|
439
|
33,51
|
>35
tahun
|
463
|
35,34
|
total
|
1310
|
100 %
|
Berdasarkan tabel di atas jumlah pasien postpartum berdasarkan usia adalah < 20 sebanyak 31,15 %, 20 - 35 sebanyak 33,51 % dan > 35 sebanyak 35,34 %.
Tabel 4.6.3.2
Distribusi pasien postpartum di RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar Tahun 2013
Perdarahan post partum
|
Rrekuensi
|
Presentase
|
Ya
|
63
|
4,81
|
Tidak
|
1247
|
95,19
|
total
|
1310
|
100 %
|
Berdasarkan tabel di atas jumlah pasien yang mengalami perdarahan postpartum adalah 63 (4,81%).
2. Analisis Bivariat.
Tabel 4.6.3.3
Hubungan usia terhadap perdarahan postpartum di RSUDMardi Waluyo Kota Blitar Tahun 2013.
usia
|
Perdarahan
|
total
|
%
|
|
Ya
|
tidak
|
|||
< 20
tahun
|
14 (1,07
%)
|
394 (30,08%)
|
408
|
31,15
|
20 – 35
tahun
|
18
(1,37%)
|
421 (32,14 %)
|
439
|
33,51
|
>35
tahun
|
31
(2,37%)
|
432 (32,97%)
|
463
|
35,34
|
Total
|
63 (4,81)
|
1247
(95,19)
|
1310
|
100
|
Berdasarkan tabel di atas didapatkan bahwa dari 1310 kasus yang usia < 20 tahun terdapat 31,15 %, usia 20-35 tahun terdapat 33,51 % dan usia > 35 tahun terdapat 35,34 %. Berarti kasus dengan usia > 35 tahun berpengaruh pada terjadinya perdarahan postpartum.
DAFTAR PUSTAKA
Berencana untuk Pendidikan Bidan, ECG, Jakarta.
Daneswari, 2007, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendarahan ,
Departemen Kesehatan RI., 2002, Angka Kematian Ibu di Indonesia,
Erlina, 2008, Plus-Minus Hamil di Usia Tua, http://www.google.co.id, Diakses
tanggal 10 april 2013
http://bidan-ilfa.blogspot.com/2010/01/definisi-umur.html diakses
tanggal 10 april 2013
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/112/jtptunimus-gdl-devifebria-5590-4-babiii-f.pdf diakses
tanggal 10 april 2013
http://dinulislamjamilah.wordpress.com/2010/04/12/metode-pengumpulan-data/ diakses
tanggal 10 april 2013
.
Luz, H., 1981, Gawat Darurat Obstetri dan Ginekologi, ECG, Jakarta.
Manuaba, I.B.G., 1998, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Mochtar, R., 1998, Sinopsis Obsetri Jilit 1, Edisi 2, ECG,Jakarta.
Sarwono, P., 2005, Ilmu Kebidanan, FKUI, Jakarta.
Sugiyono, 2006, Statistika untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung. Diakses Tanggal 10
april 2013.
TMA, C.,1997, Hemoragi Utama Obstetri, dan Ginekologi, Widya Medika,
Universitas Padjadjaran, 1994, Obstetri Patologi, Elstar Offset, Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar