Kamis, 04 April 2013


KEBUTUHAN DASAR IBU HAMIL SESUAI TAHAP PERKEMBANGANNYA
 NAMA KELOMPOK :
1) Nani Juandani     
2) Endang Sulastri
3) Elok Ayu I
4) Vivi Amalia


A.   Kebutuhan fisik ibu hamil
1.    Oksigen
Kebutuhan oksigen adalah yang utama pada manusia termasuk ibu hamil. Berbagai gangguan pernapasan bisa terjadi pada saat hamil sehingga akan mengganggu pemenuhan kebutuhan oksigen pada ibu yang akan berpengaruh pada bayi yang di kandung. Untuk mencegah hal tersebut di atas dan untuk memenuhi kebutuhan oksigen maka ibu hamil perlu :
a.    Latihan nafas melalui senam hamil.
b.    Tidur dengan batal yang lebih tinggi.
c.    Makan tidak terlalu banyak.
d.    Kurangi atau hentikan merokok.
e.     Konsul ke dokter bila ada kelainan atau gangguan pernapasan seperti asma dll.
Posisi miring kiri dianjurkan untuk meningkatkan perfusi uterus dan oksigenasi fetoplasenta dengan kurangi tekanan pada vena asenden (hipotensi supine). (Yuni Kusmiyah.,SST,DKK 2008 hal:99)

2.    Nutrisi dalam kehamilan
Pada saat hamil ibu harus makan makanan yang mengandung nilai gizi bermutu tinggi meskipun tidak berarti makan yang mahal harganya. Gizi pada waktu hamil harus di tingkatkan hingga 300 kalori/hari, ibu hamil seharusnya mengkonsumsi makanan yang mengandung protein, zat besi, dan minum cukup cairan (seimbang).

a.    Kalori
Di indonesia kebutuhan kalori untuk orang tidak hamil adalah 2000 Kkal, sedangkan untuk orang hamil dan menyusui masing-masing adalah 2300 dan 2800 Kkal. Kalori dipergunakan untuk produksi energi. Kurang energi akan diambil dari pembakaran protein yang mestinya dipakai untuk pertumbuhan. Asupan makan ibu hamil pada triwulan 1 sering mengalami penurunan karean menurunnya nafsu makan dan sering timbul mual dan muntah. Meskipun ibu hamil mengalami keadaan tersebut tetapi asupan makanan harus tetap diberikan seperti biasa. Pada triwulan kedua nafsu makan biasanya sudah mulai meningkat, kebutuhan zat tenaga banyak dibanding kebutuhan saat hamil muda. Demikian juga zat pembangunan dan zat pengatur seperti lauk pauk, sayuran, dan buah-buahan berwarna. Pada trimester ketiga, janin mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan janin yang pesat ini terjadi pada 20 minggu terakhir kehamilan. Umumnya nafsu makan sangat baik dan ibu sangat merasa lapar.
b.    Protein
Protein sangat dibutuhkan untuk perkembangan buah kehamilan yaitu untuk pertumbuhan janin, uterus, placenta, selain itu untuk ibu penting untuk pertumbuhan payudara dan kenaikan sirkulasi ibu (protein plasma, hemoglobin, dll). Bila wanita tidak hamil, konsumsi protein yang ideal adalah 0,9 gram/kg BB/hari tetapi selama kehamilan dibutuhkan tambahan protein hingga 30gr/hari.
Protein yang di anjurkan adalah protein hewani seperti daging, susu, telur, keju, dan ikan karena mereka mangandung komposisi asam amino yang lengkap. Susu dan produk susu disamping sebagai sumber protein adalah juga kaya dengan kalsium.

c.    Mineral 
Pada prinsipnya semua mineral dapat terpenuhi dengan makan-makanan sehari-hari yaitu buah-buahan, sayur-sayuran dan susu. Hanya besi yang tidak bisa terpenuhi dengan makanan sehari0hari. Kebutuhan akan besi pada pertengahan kedua kehamilan kira-kira 17 mg/hari. Untuk memenuhi kebutuhan ini dibutuhkan suplemen besi 30 mg sebagai ferosus, ferofumarat atau feroglikonat perhari dan pada kehamilan kembar atau pada wanita yang sedikit anemik, dibutuhkan 60-100 mg/hari. Krbutuhan kalsium umumnya terpenuhi dengan minum susu. Satu litir susu sapi mengandung kira-kira 0,9 gram kalsium. Bila ibu hamil tidak dapat minum susu, suplemen kalsium dapat diberikan dengan dosis 1 gram per hari. Pada umumnya dikter selalu memberi suplemen mineral dan vitamin pranetal untuk mencegah kemungkinan terjadinya defiensi.
d.    Vitamin
Vitamin sebenarnya telah terpenuhi dengan makan sayur dan buah-buahan, tetapi dapat pula diberikan ekstra vitamin. Pemberian asam folat terbukti mencegah kecacatan pada bayi.
ü  Nutrisi yang diperlukan pada kehamilan
Populasi yang beresiko- tinggi menyangkut nutrisi
Wanita yang :
-       Mengkonsumsi tembakau,
-       Mengkonsumsi alcohol,
-       Mengkonsumsi kafein atau kopi,
-       Mengkonsumsi marijuana,
-       Mengkonsumsi kokain atau bahan terlarang lainnya,
-       Intoleransi terhadap laktosa,
-       Gestasi multiple
-       Vegetarian ketat.

Suplemen zat besi
-       Jika diperlukan pada kehamilan, 30 mg elemen besi setiap hari (150 mg besi sulfat, 300 mg besi glukonat, atau 100 mg besi fumarat)
-       Zat besi nonhem terdapat pada sebagian besar diet besi
-       Teh, kopi, dan susu akan mengruangi absorpsi zat besi nonhem
-       Zat besi paling baik dikonsumsi diantara waktu makan bersama dengan jus jeruk.
Suplemen asam folat
-       0.4 sampai 0.8 mg/hari
-       Mencegah anemia megaloblastik
-       Dikonsumsi bersama dengan zat besi, jika wanita anemia
-       Mengurangi risiko efek tabung neural jika dikonsumsi sebelum konsepsi dan selama 6 minggu pertama kehamilan.

Suplemen vitamin C
-       Diminum sebanyak 250 mg/hari bersama dengan makanan
-       Dapat meningkatkan absorpsi besi nonhem
-       Mungkin meningkatkan absorpsi suplemen besi
-       Mungkin sebagai profilaktik untuk perdarahan pascapartum
(Helen Varney 2007)

3.    Personal hygiene
Kebersihan harus dijaga pada masa hamil. Mandi dianjurkan sedikitnya dua kali sehari karena ibu hamil cenderung untuk mengeluarkan banyak keringat, menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah genetikal) dengan cara dibersihkan dengan air dan keringat. Kebersihan gigi dan mulut, perlu mendapat perhatian karena seringkali mudah terjadi gigi berlubang, terutama pada ibu yang kekurangan kalsium. Rasa mual selama masa hamil dapat mengakibatkan peruburukan hygiene mulut dan dapat menimbulkan karies gigi. (Yuni Kusmiyah.,SST, DKK 2008 hal:101)

4.    Pakaian
Meskipun pakaian bukan merupakan hal yang  berakibat langsung terhadap kesejahteraan ibu dan janin, namun perlu kiranya jika tetap dipertimbangkan beberapa aspek kenyamanan dalam pakaian. Pemakaian pakaian dan kelengkapannya yang kurang tepat akan mengakibatkan beberapa ketidaknyamanan yang akan mengganggu fisik dan psikologi ibu.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pakaian ibu hamil adalah memenuhi kriteria berikut ini:
Ø Pakaian harus longgar bersih, dan tidak ada ikatan yang  ketat pada daerah perut.
Ø Bahan pakaian usahakan yang mudah menyerap keringat .
Ø Pakailah bra yang menyongkong payudara.
Ø Memakai sepatu dengan hak yang rendah.
Ø Pakaian dalam yang selalu bersih. (Suryati Romauli 2011, hal:138)


5.     Eliminasi
Masalah buang air kecil tidak mengalami kesulitan, bahkan cukup lancar. Dengan kehamilan terjadi perubahan hormonal, sehingga daerah kelamin menjadi lebih basah. Situasi basah ini menyebabkan jamur ( trikomonas ) tumbuh sehingga wanita hamil mengeluh gatal dan mengeluarkan keputihan. Rasa gatal sangat mengganggu, sehingga sering di garuk dan menyebabkan saat mengkemih terdapat residu ( sisa ) yang memudahkan infeksi kandung kemih. Untuk melancarkan dan mengurangi infeksi kandung kemih yaitu dengan minum dan menjaga kebersihan sekitar alat kelamin. Wanita perlu mempelajari cara membersihkan alat kelamin yaitu dengan gerakan dari depan ke belakang setiap kali selesai berkemih atau buang air besar dan harus menggunakan tisu atau lap atau handuk yang bersih setiap kali melakukannya. Membersihkan dan mengelap dari belakang ke depan akan membawa bakteri dari daerah rektum ke muara uretra dan meningkatkan resiko infeksi. Sebaiknya gunakan tisu  yang lembut dan yang menyerap air, lebih disukai yang berwarna putih, dan tidak diberi wewangian, karena tisu yang kasar diberi wewangian atau bergambar dapat menimbulkan iritasi. Wanita harus sering mengganti pelapis atau pelindung celana dalam.
        Dianjurkan minum 8-12 gelas cairan setiap hari. Mereka harus cukup minum agar produksi air kemihnya cukup dan jangan sengaja mengurangi minum untuk menjarangkan berkemih. Apabila perasaan ingin berkemih muncul jangan diabaikan, menahan berkemih akan membuat bakteri didalam kandung kemih berlipat ganda, ibu hamil harus berkemih dulu jika ia akan memasuki keadaan dimana ia tidak akan dapat berkemih untuk waktu yang lama ( misalnya, naik kendaraan jarak jauh ). Ia harus selalu berkemih sebelum berangkat tidur dimalam hari. Bakteri bisa masuk sewaktu melakukan hubungan seksual. Oleh karena itu, ibu hamil dianjurkan untuk berkemih sebelum dan sesudah melakukan hubungan seksual dan minum banyak air untuk meningkatkan produksi kandung kemihnya.
       Akibat pengaruh progestern, otot-otot tractus digestivus tonusnya menurun, akibatnya motilitas saluran pencernan berkurang dan menyebabkan obstipasi. Untuk mengatasi hal itu, ibu hamil dianjurkan minum lebih 8 gelas. Wanita sebaiknya diet yang mengandung serat, latihan/senam hamil, dan tidak dianjurkan memberikan obat-obat perangsang dengan laxan. (Yuni Kumiyah.,SST, dkk 2008 hal 101)

6.    Seksual
Selama kehamilan berjalan normal, koitus diperbolehkan sampai akhir kehamilan, meskipun beberapa ahli berpendapat sebaiknya tidak lagi berhubungan seks selama 14 hari menjelang kelahiran.
Koitus tidak dibenarkan bila:
a.    Terdapat perdarahan pervaginam
b.    Terdapat riwayat abortus berulang
c.    Abortus /partus prematurus imminens
d.    Ketuban pecah
e.    Serviks telah membuka
Pada saat orgasme dapat dibuktikan adanya fetal bradycardia karena kontraksi uterus dan para peneliti berpendapat wanita yang melakukan hubungan seks dengan aktif menunjukan insidesi fetal distress yang lebih tinggi. pria yang menikmati kunikulus (stimulasi oral genetalia wanita) bisa kehilangan gairahnya ketika mendapati bahwa sekret vagina bertambah dan mengeluarkan bau berlebih selama masa hamil. Pasangan yang melakukan kunikulus harus berhati-hati untuk tidak meniupkan kunilingus (bernhardt, dkk, 1988). Apabila serviks sedikit terbuka (karena sudah mendekati aterm), ada kemungkinan udara akan terdesak diantara ketuban dan dinding rahim. Udara kemungkinan bisa memasuki danau plasenta, dengan demikian ada kemungkinan udara memasuki jaringan vaskular maternal.
Minum untuk menjarangkan berkemih. Apabila perasaan ingin berkemih muncul jangan diabaikan,menahan berkemih akan membuat bakteri di dalam kandung kemih berlipat ganda. Ibu hamil harus berkemih dulu jika ia akan memasuki keadaan dimana ia tidak akan dapat berkemih untuk waktu yang lama (misalnya, naik kendaraan yang jauh). Ia harus selalu berkemih sebelum berangkat tidur di malam hari. Bakteri bisa masuk sewaktu melakukan hubungan seksual. Oleh karena itu, ibu hamil di anjurkan berkemih sebelum dan sesudah melakukan hubungan seksual dan minum banyak air untuk meningkatkan produksi kandung kemihnya.
Akibat pengaruh progesteron, otot-otot tractus di gestivus tonusnya menurun, akibatnya motilitas saluran pencernaan berkurang dan menyebabkan obstitasi. Untuk mengatasi hal itu, ibu hamil dianjurkan minum lebih daari 8 gelas. Wanita sebaiknya diet yang mengandung serat, latihan senam hamil, dan tidak dianjurkan memberikan obat-obatan perangsang dengan laxan.(Yuni Kusmiyah.,SST dkk 2008 hal:102)



7.    Mobilisasi
Ibu hamil boleh melakukan kegiatan/aktifitas fisik biasa selama tidak terlalu melelahkan. Ibu hamil dapat dianjurkan untuk melakukan pekerjaan rumah dengan dan secara beirama dengan menghidari gerakan menyetak, sehingga mengurangi ketegangan pada tubuh dan menghidari kelelahan. Ketika menggunakan alat penyedot debu, lakukan dengan berdiri tegak lurus, hindari memutarkan badan karena dapat membebani sendi sakroiliaka dan linea alba. Beratnya pekerjaan harus dikaji untuk mempertahankan postur tubuh yang baik –penyongkonganyang tinggi dapat mencegah bungkuk dan kemungkinan nyeri dipunggung. Ibu dapat di anjurkan untuk melakukan tugas dengan posisi berdiri, tingginya meja setrika harus memungkinkan kenyamanan ibu untuk berdiri dan bergerak dari satu sisi kesisi lain secara ritme. Ketika memandikanbalita, membersihkan tempat tidur membersihkan kamar mandi atau membopong anak, dengan berlutut akan mencegah sakit punggung. Beberapa ibu dapat menggunakan posisi jingkok, dengan posisi satu lutut di depan yang lain, ketika harus membungkuk untuk membuka lemari atau laci atau membopong, sekali lagi hindari peregangan lumbar: ibu yang lain lebih memilih berlutut untuk menghidari membungkuk.
Ketika berjalan, ibu harus mempertahankan troli supermarket dekat dengan tubuhnya, idealnya beban bawah harus dikurangi sampai minimum. Bila membawa keranjang belaja, juga harus dekat ke tubuh atau dibagi menjadi dua dua keranjang yang seimbang.
Ketika masuk mobil,duduk dulu kemudian kencangkan otot trasversus dan otot dasar panggul serta pertahanan lutut meraba , angkat tungkai bersamaan masuk ke dalam mobil: ini harus dilakukan sebaliknya ketika turun atau keluar dari mobil. Ketika mengemudi , pastikan pungggung tertopang baik. Perhatikan harus diberikan ketika memasang sabuk pengaman dan melepaskannya dengan benar untuk menghindari  pemuntiran tubuh dengan sentakan tiba-tiba.(Suryati Romauli 2011, hal:140)

v Body mekanik
Secara anatomi, ligamen sendi putar dapat meningkatkan pelebaran/pembesaran rahim pada ruang abdomen. Nyeri pada ligamen ini terjadi karena pelebaran dan tekanan pada ligamen karena adanya pembesaran rahim nyeri pada ligamen ini merupakan suatu ketidaknyamanan pada ibu hamil. Sikap tubuh yang perlu diperhatikan oleh ibu hamil:
Ø Duduk
Duduk adalah posisi yang lazim dipilih, sehingga postur yang baik dan kenyamanannya penting. Ibu harus diingatkan untuk duduk bersandar dikursi dengar benar, pastikan bahwa tulang belakangnya tersangga dengan baik. Bantal kecil atau gulungan handuk dapat digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Pada harus tetopang kursi, kaki dalam posisi datar di lantai. Bila perlu, kaki sedikit ditinggalkan di atas bangku kecilbila kaki anda tidak dapat menyentuh lantai dengan nyaman. Kursi dengan sandaran tinggi akan menyongkong kepala dan bahu serta tungkai dapat relaksasi. Bila bangkit dari posisi duduk, otot trasversus dan dasar panggul harus diaktivasi.
Ø Berdiri
Aspek postur tegak yang baik harus didiskusikan. Ibu perlu dianjurkan untuk berdiri dan berjalan tegak, dengan menggunakan otot trasversus dan dasar panggul. Posisi kepala penting, kepala harus diperhatikan tegak dengan dagu rata dan bahu turun relaks. Dapat juga duanjurkan agar ibu membayangkan penarikan bajunya dari atas sampai bawah untuk selalu berdiri tegak dan meluruskan tulang belakang. Selain itu dapat diminta untuk mencoba merenggangkan antara pangkal paha dan iga untuk membuat ruang lebih besar bagi bayi. Gerakan ini akan memperkecilkan lengkung badan sehingga mengurangi upaya otot yang digunakan selama berdiri. Untuk mempertahankan keseimbangan yang baik, kaki harus direnggangkan dengan distribusi berat badan pada masing-masing kaki. Berdiri diam terlalu lama dapat menyebabkan kelelahan dan ketegangan . oleh karena itu lebih baik berjalan tetapi tetap memperhatikan semua aspek yang baik, postur tegak harus diperhatikan. Ibu harus “mendengarkan” tubuhnya dan tidak berjalan terlalu lama karena dapat menimbulkan ketidaknyamanan.
Ø Berjalan
Ibu hamil penting untuk tidak memakai sepatu berhak tinggi atau tnapa hak. Hindari juga sepatu bertumit runcing karena mudah menghilangkan keseimbangan. Bila memiliki anak balita, usahakan supaya tinggi pegangan keretanya sesuai untuk ibu.
Ø Tidur
Karena resiko hipotensi akibat berbaring telentang, bebaring dapat harus dihindari setelah empat bulan kehamilan, dengan meletakan bantal dibawah kedua paha awal kehamilan, dengan meletakkan bantal dibawah kedua paha akan memberi kenyamanan. Sejalan bertambahnya usia kehamilan, biasanyaibu merasa makin sulit mengambil posisi yang nyaman, karena peningkatan ukuran tubuh dan berat badannya.

Penting bila ibu mengubah posisinya dan disokong dengan baik yang memberi tekanan merata pada semua bagian tubuh dalam rangka mendapatkan istirahat dan tidur serta mencegah peregangan punggung bawah dan lutut. Kebanyakan ibu menyukai posisi berbaring miring dengan sanggaan dua bantal dibawah kepala dan satu dibawah lutut atas serta paha untuk mencegah perenggangan pada sendi sakroiliaka. Sebuah bantal kecil atau gulungan handuk menambah ras nyaman bila diletakan di bawah pinggang atau abdomen, terutama bila alas tempat tidur tidak terbuat dari bahan yang tidak terlalu keras. Bila memilih posisi berbaring miring, tambahan satu bantal harus diberikan untuk menopang lengan atas. Nyeri dan perenggangan pada simfisis pubis dan sendi sakroiliaka dapat dikurangi bila ibu menekuk lututnya ke atas dan menambahnya bersama-sama ketika berbalik di tempat tidur.
Turun dari tempat tidur atau meja pemeriksaanharus diajarkan pada kelompok ibu dan dipraktekkan. Kedua lutut harus ditekuk dan disejajarkan, seluruh tubuh berguling kesalah satu sisi dan disejajarkan, seluruh tubuh bergulir kesalah satu sisi dan kemudian bangkit duduk dengan menggunakan lengan atas dan siku bawah, dengan tungkai sekarang ada disisi tempat tidur. Ibu dengan perlahan berdiri, meluruskan tungkainya.
Gerakan ini dilakukan dengan urutan terbalik bila ibu naik ketempat  tidur atau meja pemeriksaan. Bidan perlu menekankan perhatian tentang hal ini di klinik antenatal, bukan hanya untuk melindungi punggungnya, namun juga melindungi linea alba. Dengan mencoba duduk tegak lurus condong ke depan sama dengan melakukan senam sit-up dan harus dihindari. Ketika bangun dari duduk di lantai, ibu harus menopangkan tangannya dan lutut dengan menggunakan lengan yang lain sebagai penyokong. Ia kemudian mendorong tubuhnya ke posisi berdiri secara perlahan meluruskan tungkainya. Gerakan ini sekali lagi perlu didemonstrasikan dan dipraktekkan.


Ø Bangun dan bebaring
Untuk bangun dari tempat tidur, geser dulu tubuh ibu ke tepi tempat tidur, kemudian  tekuk lutut. Angkat tubuh ibu perlahan dengan kedua tangan, putar tubuh lalu perlahan turunkan kaki ibu. Diamkan dulu dalam posisi duduk beberapa saat sebelum berdiri. Lakukan setiap kali ibu bangun dari berbaring.

Ø Membungkuk dan mengangkat
Mengangkat benda yang berat dan sulit harus, kapanpun memungkinkan, dihindari selama hamil. Ketika harus deregangkan stau kaki yang lain pangkal paha dna lutut menekuk dengan punggung serta otot trasversus dikencangkan. Kecuali otot paha sangat kuat, otot ini menempatkan terlalu banyak regangan pada sendi lutut bila ibu dianjurkan untuk menekuk kedua lutut seluas mungkin. Barang yang diangkat perlu dipegang sedakat mungkin dan ditengah tubuh, dan lengan serta tungkai digunakan untuk mengangkat.
Lakukan gerakan dengan urutan terbalik ketika akan menaruh benda yang berat. Memutar badan ketika mengangkat harus dihindari dan hanya ketika dalam posisi tegak ketika kaki dipindahkan kearah yang ditujuh. Bila ibu menggendong balita, ibu dapat meminta anak tersebut berdiri di kursi atau di anak tangga kedua atau ketiga sehingga ibu dapat menghindari membungkuk untuk mengangkatnya. (Suryati Romauli 2011, hal:141-143)


8.    Exercese / Senam hamil
  
Senam hamil di mulai pada umur kehamilan setalah 22 minggu. Senam hamil bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih otot-otot sehingga dapat berfungsi secara optimal dalam persalinan normal serta mengimbangi perubahan toitik berat tubuh. Senam hamil di tujukan bagi ibu hamil tanpa kelainan atau tidak terdapat penyakit yang menyertai kehamilan, yaitu penyakit jantung, ginjal, dan penyulit dalam kehamilan (hamil dengan perdarahan, kelainan letak, dan kehamilan yang disertai anemia).
Syarat senam hamil :
1.          telah dilakukan pemeriksaan kesehatan dan kehamilan oleh dokter atau bidan.
2.          Latihan dilakukan setelah kehamilan 22 minggu.
3.          Latihan dilakukan secara teratur dan disiplin.
4.          Sebaiknya latihan dilakukan dirumah sakit atau klinik bersalin dibaeah pimpinan instruktur senam hamil.

v  Cara latihan senam hamil

1.    Latihan pendahuluan

Tujuan latihan pendahuluan ini adalah untuk mengetahui daya kontraksi otot-otot tubuh, luas gerakan,persediaan, dan mengurangi serta menghilangkan nyeri dan kekakuan tubuh.

a)    Latihan 1 :
Sikap : duduk tegak bersandar ditopang kedua tangan, kedua tungkai kaki diluruskan dan dibuka sedikit, seluruh tubuh lemas dan rileks.
-       Gambar sikap latihan 1

            Latihan :
(1)   Gerakkan kaki kiri jauh kedepan, kaki kanan jauh kebelakang, lalu sebaliknya gerakan kaki kanan jauh kedepan, kaki kiri jauh kebelakang. Lakukan masing=masing 8 kali.

-       Gerakan putaran plantar dan dorsal.


(2)  Gerakan kaki kanan dan kiri sama-sama jauh kedepan dan kebelakang (fleksi plantar dan dorsal).
(3)  Gerakan kaki kanan dan kiri bersama-sama kekanan dan kekiri.
(4)  Gerakkan kaki kanan dan kiri bersama-sama kearah dalam (endorotasi) sampai ujung jari menyentuh lantai, lalu gerakkan kedua kaki kearah luar (ektsorotasi).
(5)  Putarkan kedua kaki bersama-sama (sirkumduksi) kekanan dan kekiri masing-masing 4 kali.
(6)  Angkat kedua lutut tanpa menggeser kedua tumit dan bokong, tekankan kedua tungkai kaki kelantai sambil mengerutkan otot dubur, lalu tarik otot-otot perut sebelah atas simfisis kedalam (kempiskan perut) kemudian rileks kembali. Lakukan sebanyak 8 kali.
b)    Latihan 2 :
Sikap : duduk tegak, kedua tungkai kaki lurus dan rapat.
Latihan : letakan tungkai kanan diatas tungkai kiri, kemudian tekan tungkai kiri dengan kekuatan seluruh tungkai kanan sambil mengempeskan dinding perut bagian atas dan mengerutkan liang dubur selama beberapa saat, kemudian istirahat. Ulangi gerakan ini dengan tungkai kiri diatas tungkai kanan. Lakukan gerakan-gerakan tersebut masing-masing 8 kali.
-       Latihan otot dasar panggul


c)    Latihan 3 :
Sikap : duduk tegak, kedua tungkai kaki lurus, rapat dan rileks
                     Latihan :
(1)  Angkat tungkai kanan ke atas, lalu letakkan kembali, angkat tungkai kiri ke atas, lalu letakkan kembali, lakukan hal ini berganti-gantian sebanyak 8 kali.
(2)  Lakukan pula latihan seperti di atas dalam posisi berbaring telentang, kedua tungka kaki lurus, angkat kedua tungkai bersama-sama, kedua lutut jangan ditekuk, kemudian turunkan kembali perlahan-lahan. Lakukan gerakan ini sebanyak 8 kali.

d)    Latihan 4 :
Sikap : duduk, bersila, badan tegak, kedua tangan diatas bahu,kedua lengan disamping badan.
Latihan :
(1)   Tekan samping payudara dengan sisi lengan atas.
(2)   Lalu putarkan kedua lengan tersebut kedepan, keatas samping telinga.
(3)  Teruskan sampai kebelakang dan akhirnya kembali ke sikap semula. Lakukan gerakan-gerakan diatas sebanyak 8 kali.





e)    Latihan 5 :
Sikap : berbaring telentang kedua lengan disamping badan dan kedua lutut ditekuk.


Latihan : angkat pinggul sampai badan dan kedua tungkai atas membentuk sudut dengn lantai yang ditahan oleh kedua kaki dan bahu. Turunkan pelan-pelan. Lakukan sebanyak 8 kali.



f). Latihan 6 :
Sikap : berbaringlah telentang, kedua tungkai lurus, kedua lengan berada disamping badan, keseluruhan badan rileks.

Latihan :
 panjangkan tungkai kanan dengan menarik tungkai kiri mendekati bahu kiri, lau kembali kepada sisi semula. Ingat kedua lutut tidak boleh ditekuk (dibengkokkan). Keadaan dan gerakan serupa dilakukan sebaliknya untuk tungkai kiri. Setiap gerakan dilakukan masing-masing dua kali . latihan ini diulangi sebanyak 8 kali.

g). Latihan 7 :
Panggul diputar ke kanan dan ke kiri masing-masing empat kali. Gerakan panggul ke kiri yang dilakukan sebagai berikut : tekankan pinggang kelantai sambil mengempiskan perut dan mengerutkan otot dubur, gerakkan panggul kekanan, angkat pinggang, gerakkan panggul kekiri dan seterusnya.
Cara-cara latihan pendahuluan diatas dilakukan beberapa hari sampai wanita hamil ini dapat menjalankan latihan-latihan inti.

2.    Latihan inti
                 Klasifikasi dan tujuan dari latihan ini adalah :
a)  Latihan pembentukan sikap tubuh
          Untuk mendapatkan sikap tubuh yang baik selama hamil, karena sikap tubuh yang baik menyebabkan panggul naik, sehingga janin berada dalam kedudukan normal. Sedangkan sikap tubuh yang tidak baik akan menyebabkan tulang panggul turun, sehingga kedudukan janin kurang baik.
b)    Latihan kontraksi dan relaksasi
Untuk memperoleh sikap tubuh dan mengatur relaksasi pada waktu yang diperlukan
c)    Latihan Pernafasan
untuk melatih berbagai teknik pernafasan supaya dapat dipergunakan pada waktunya sesuai kebutuhan.
Syarat guna mendapatkan pernafasan yang sempurna adalah relaksasi seluruh tubuh, berkonsentrasi, dan untuk melemaskan otot-otot dinding perut dan pernafasan maka kedua lutut harus ditekuk.
Selama kehamilan bentuk-bentuk latihan ini dilakukan secara terpadu dan cara latihannya dibagi menurut umur kehamilan, yaitu latihan pada kehamilan minggu ke-22-25; 26-30; 31-34; dan minggu 35 keatas.
a.) Minggu ke 22-25
(1) Latihan pembentukan sikap tubuh
Sikap: berbaring terlentang, kedua lutut ditekuk, kedua lengan di samping badan dan santai (rilaks)
Latihan: angkat pinggang samapai badan membentuk lengkungan. Lalu tekankan pinggang ke lantai sambil mengempiskan perut, serta kerutkan otot-otot dubur. Lakukan berulang kali (8-10 kali)

Gambar 27. Sikap pada latihan pembentukan sikap tubuh
Gambar 28. Latihan pembentukan sikap tubuh

(2) Latihan kntraksi relaksasi
Sikap: berbaring melintang, kedua lengan disamping badan, kedua kaki ditekuk pada lutut dan rileks
Latihan: tegangkan otot-otot muka dengan jalan mengerutkan dahi, mengatupkan tulang rahang dan menegangkan otot-otot leher selama beberapa detik, lalu lemaskan dan rileks. Lakukan ini delapan sampai sepuluh kali
(3) Latihan pernafasan
Sikap: berbaring terlentang, kedua lengan disamping badan, kedua kaki ditekuk pada lutut dan santai

Latihan :
(a)    Letakkan tangan kiri diatas perut
(b)    Lakukan pernafasan diafragma: tarik nafas melalui hidung, tangan kiri naik keatas  mengikuti dinding perut yang mejadi naik, lalu hembuskan nafas melalui mulut. Frekuensi latihan adalah 12-14 kali  per menit.
(c)    Lakukan gerakan pernafasan ini sebanyak 8 kali dengan interal 22 menit.

Latihan-latihan tersebut diatas bertujuan untuk mempercepat timbulnya relaksasi, menghilangkan rasa nyeri his kala pendahuluandan his kala pembukaan dan untuk mengatasi rasa takut dan stres.
Gambar 29. Latihan pernapasan diafragma



b.) Minggu ke- 26-30
(1) Latihan pembentukan sikap tubuh
Sikap: merangkak, kedua tangan sejajar bahu. Tubuh sejajar dengan lantai, sedangkan tangan pada paha tegak lurus
Latihan:
(a) tundukkan kepala, sampai terlihat ke arah vulva, pinggang diangkat sambil mengempiskan perut bawah dan mengerutkan dubur.
(b) lalu turunkan pinggang, angkat kepala sambil lemaskan otot-otot dinding perut dasar panggul. Ulangi kegiatan diatas sebanyak 8 kali.

Gambar 30. Sikap awal seperti merangkak

Gambar 31. Latihan pembentukan sikap tubuh

Gambar 32. Latihan pembentukan sikap tubuh
(2) Latihan kontraksi dan relaksasi
Sikap: berbaring terlentang, kedua tangan disamping badan, kedua kaki ditekuk pada lulut dan santai.
Latihan: lemaskan seluruh tubuh, kepalkan kedua lengan dan tegangkan selama beberapa detik, lalu lemaskan kembali. Kerjakan sebanyak 8 kali.
(3) Latihan pernafasan
Sikap: berbaring, terlentang, kedua kaki ditekuk pada lutut, kedua lengan disamping badan dan lemaskan badan.
Latihan:
(a) Lakukan pernafasan thorax (dada) yang dalam selama 1 menit, lalu ikuti dengan pernafasan diafragma. Kombinasi kedua pernafasan ini dilakukan 8 kali dengan masa interval 2 menit
(b) Latihan pernafasan bertujuan untuk mengatasi rasa nyeri (sakit) his pada waktu persalinan

c.) Minggu ke 31-34
(1) Latihan pembentukan sikap tubuh
Sikap: berdiri tegak, kedua lengan disamping badan, kedua kaki selebar bahu dan berdiri rileks
Gambar 33. Sikap berdiri tegak
Latihan:
(a) Lakukan gerakan jongkok perlahan-lahan, badan tetap lurus, lalu tegak berdiri perlahan-lahan.
(b) Pada mula berlatih, supaya jangan jatuh, kedua tangan boleh berpegangan pada misalnya sandaran kursi. Lakukan sebanyak 8 kali.
Gambar 34. Sikap jongkok

(2) Latihan kontraksi dan relaksasi
Sikap: Tidur terlentang, kedua tangan disamping badan, kedua kaki dtekuk dan lemaskan badan
Latihan: lakukan pernafasan diafragma dan dada yang dalam seperti telah dibicarakan
(3) Latihan pernafasan
 Latihan pernafasan seperti telah diharapkan tetap dengan frekuensi 26-28 per menit dan lebih cepat.
Gunakan untuk menghilangkan rasa nyeri.

d.) Minggu ke 35 sampai akan partus
(1) Latihan pembentukan sikap tubuh
Sikap: berbaring terlentang, kedua lengan disamping badan, kedua kaki ditekuk pada lutut dan rileks
Latihan : angkat badan dan bahu, letakkan dagu diatas dada melihatlah kearah vulva. Kegiatan ini pertahankan beberapa saat, lalu kembali ke sikap semula dan santailah. Latihan ini diulang 8 kali dengan interval 2 menit.
(2) Latihan kontraksi dan relaksasi
Sikap: tidur terlentang kedua lengan disamping badan kedua kaki lurus lemaskan 
Latihan: tegangkan seluruh otot tubuh dengan cara: katubkan rahang kerutkan dahi, tegangkan otot-otot leher kepalkan kedua tangan, regangkan bahu tegangkan otot-otot perut, kerutkan dubur tegangkan kedua tungkai kaki dan tahan nafas, setelah beberapa saat kembali ke sikap semula dan lemaskan seluruh tubuh. Lakukan kegiatan ini 9 kali.
(3) Latihan pernafasan
Sikap: tidur telentang, kedua lutut dipegang oleh kedua lengan (posisi litotomi) dan rileks.
Latihan: buka mulut sedikit dan bernafaslahsedalam-dalamnya. Lalu tutup mulut. Latihan mengejan seperti buang air besar (defekasi) ke arah bawah dan  depan. Setelah lelah mengejan, kembali ke posisi semula. Latihan ini diulang 4 kali dengan interval 2 menit.

Gambar 35. Sikap posisi mengejan

3) Latihan penenangan dan relaksasi
a) Latihan penenangan
          Tujuan: latihan ini berguna untuk menghilangkan tekanan (stres) pada waktu melahirkan. Dengan latihan ini diharapkan ibu dapat menjadi tenang dan memperoleh relaksasi sempurna menghadapi persalinan
          Sikap: berbaring miring kearah punggung janin, misalnya ke kiri, maka lutut kanan diletakkan di depan lutut kiri keduanya ditekuk. Tangan kanan ditekuk di depan badan, sedangkan tangan kiri dibelakang badan.
          Latihan tenang, lemaskan seluruh badan, mata dipicingkan hilangkan semua suara yang mengganggu, atasi tekanan. Kerjakan latihan ini selama 5-10 menit.
Gambar 36. Posisi latihan penenangan



b) Latihan relaksasi
syarat:
(1) Tutuplah mata dan tekukkan semua persendian
(2) Lemaskan seluruh otot-otot badan termasuk muka
(3) Pilihlah tempat yang tenang atau tutuplah mata dan telinga
(4) Pusatkan pikiran pada suatu titik, misalnya pada irama pernafasan
(5) Pilihlah posisi relaksasi yang paling anda senangi.
   Ada 4 posisi relaksasi, yaitu (a) posisi telentang kedua kaki lurus (b) berbaring terlentang, kedua lutut ditekuk, (c) berbaring miring, atau (d) posisi relaksasi sedang duduk, yaitu dengan duduk menghadap sandaran kursi dalam posisi membungkuk, kedua kaki ke lantai, kedua tangan diatas sandaran. Duduklah dengan tenang. Pada ke-4 posisi diatas relaksasi dilakukan dengan jalan menutup / memicingkan mata, melemaskan otot-otot seluruh tubuh, tenang dan bernafas dalam dan teratur. Gunanya untuk memberikan ketenangan dan mengurangi nyeri oleh his, karena itu dapat dilakukuan   pada kala pendahuluan dan kala pembukaan.



Gambar 37. Posisi relaksasi terlentang, kedua kaki lurus

Gambar 38. Posisi berbaring terlentang, kedua kaki ditekuk

Gambar 39. Posisi relaksasi tidur miring
Gambar 40. Posisi relaksasi duduk
(Yuni Kusmiyah.,SST dkk 2008 hal:104-110)


9.  Imunisasi
Imunisasi selama kehamilan sangat penting dilakukan untuk mencegah penyakit yang dapat menyebabkan kematian ibu dan janin. Jenis imunisasi yang diberikan adalah tetanus toxoid (TT) yang dapat mencegah penyakit tetanus. Imunisasi  TT pada ibu hamil harus terlebih dahulu ditentukan status kekebalan/imunisasinya. Bumil yang belum pernah mendapatkan imunisasi maka statusnya TO, jika telah mendapatkan internal minimal 4 minggu atau pada masa balitanya telah memperoleh imunisasi DPT sampai 3 kali maka statusnya adalah T2, bila telah mendapatkan dosis TT yang ke-3 (interval minimal dari dosis ke-2)  maka statusnaya T3, status T-4 didapat bila telah mendapatkan 4 dosis (interval minimal 1 tahun dari dosis ke-3) dan status T-5 didapatkan bila 5 dosis telah didapat (interval minimal 1 tahun dari dosis ke-4).
Selama kehamilan bila ibu hamil statusnya TO maka hendaknya mendapatkan minimal 2 dosis (TT1 dan TT2 dengan interval 4 minggu dan bila memungkinkan untuk mendapatkan TT3 sesudah 6 bulan berikutnya). Ibu hamil dengan status T1 diharapkan mendapatkan suntikan TT2 dan bila memungkinkan juga diberikan 1 kali suntikan bila interval suntikan sebelumnya lebih dari 6 bulan. Bila statusnya T3 maka suntikan  selama hamil cukup sekali dengan jarak minimal 1 tahun dari suntikan sebelumnya. Ibu hamil dengan status T5 tidak perlu di suntik TT karena telah mendapatkan kekebalan seumur hidup (25 tahun).
Walaupun tidak hamil maka bila wanita usia subur belum mencapai status T5 diharapkan dosis TT hingga tercapai status T5 dengan interval yang ditentukan. Hal ini penting untuk mencegah terjadinya tetanus pada bayi yang dan akan dilahirkan dan keuntungan bagi wanita untuk mendapatkan kekebalan aktif terhadap tetanus Long Card (LLC).
Imunisasi
Interval
Durasi Perlindungan
TT1
TT2
TT3
TT4
TT5
Selama kunjungan antenatal pertama
4 minggu setelah TT1
6 bulan setelah TT2
1 tahun setelah TT3
1 tahun setelah TT4
-
3 tahun
5 tahun
10 tahun
25 tahun (seumur hidup)
(Suryati Romauli 2011, hal:144)




10.  Traveling
Meskipun dalam keadaan hamil, ibu masih membutuhkan reaksi untuk menyegarkan pikiran dan perasaan, misalnya dengan mengunjungi objek wisata atau pergi keluar kota.
Hal-hal yang dianjurkan apabila ibu hamil berpergian adalah
sebagai berikut:
a.     Hindari pergi kesuatu tempat yang ramai, sesak dan panas, serta berdiri terlalu lama di tempat itu karena akan dapat menimbulkan sesak napas sampai akhirnya jatuh pingsan.
b.     Apabila berpergian selama kehamilan, maka duduk dalam jangka waktu lama harus dihindari karena dapat menyebabkan peningkatan resiko bekuan darah vena dalam dan tromboflebilitis selama kehamilan.
c.      Wanita  hamil dapat mengendarai mobil maksimal 6 jam dalam sehari dan harus berhenti selama 2 jam lalu berjalan selama 10 menit
d.     Sabuk pengalaman sebaiknya selalu di pakai, sabuk tersebut tidak diletakkan dibawah perut ketika kehamilan sudah besar. (Suryati Romauli 2011 hal:145-146)

11.  Persiapan laktasi
 Payudara merupakan aset yang sangat penting sebagai persiapan menyambut kelahiran sang bayi dalam proses menyusui. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perawatan payudara adalah sebagai berikut.
a.    Hindari pemakaian bra dengan ukuran yang terlalu ketat dan yang kmenggunakan busa, karena akan menggangga penyerapan keringat payudara.
b.    Gunakan bra dengan bentuk yang menyangga payudara.
c.    Hindari membersihkan puting dengan sabun mandi karena akan menyebabkan iritasi. Bersihkan puting susu dengan minyak kepala lalu bilas dengan air hangat.
d.    Jika ditemukan pengeluaran cairan yang berwarna kekuningan dari payudara berarti produksi ASI sudah dimulai. (Suryati Romauli 2011 hal:146)

12.  Persiapan persalinan dan kelahiran bayi
Rencana persalinan adalah rencana tindakan yang dibuat oleh ibu,                                                                                                          anggota keluarga dan bidan. Rencana ini tidak harus dalam bentuk tertulis, namun dalam bentuk diskusi untuk memastikan bahwa ibu dapat menerima asuhan yang diperlukan. Dengan adanya rencana persalinan akan mengurangi kebingungan dan kekacauan pada saat persalinan dan meningkatkan kemungkinan bahwa ibu akan menerima asuhan yang sesuai tepat waktu.
Ada 5 komponen penting dalam rencana persalinan, antara lain:
a.    Membuat rencana persalinan
Idealnya setiap keluarga harus mempunyai kesempatan untuk membuat suatu rencana persalinan. Berikut ini hal-hal yang harus digali dan diputuskan dalam membuat rencana persalinan, antara lain:
1)    Memilih tempat persalinan
2)    Memilih tenaga terlatih
3)    Bagaimana menghubungi tenaga kesehatan tersebut
4)    Bagaimana transortasi ke tempat persalinan
5)    Siapa yang akan menemani pada saat persalinan
6)    Berapa banyak biaya yang dibutuhkan dan bagaimana cara mengumpulkan biaya tersebut
7)    Siapa yang menjaga keluarga bila ibu tidak ada

b.    Membuat rencana untuk pengambilan keputusan jika terjadi kegawatdaruratan pada saat pengambilan keputusan utama tidak ada.
Penting bagi bidan dan keluarga untuk mendiskusikan:
1)    Siapa pembuat keputusan utama dalam keluarga
2)    Siapa yang akan membuat keputusan jika pembuat keputusan utama tidak ada saat terjadi kegawatdaruratan
c.    Mempersiapkan sistem transportasi jika terjadi kegawatdaruratan
            Banyak ibu meninggal karena mengalami komplikasi yang serius selama hamil, persalinan atau post partum dan tidak mempunyai jangkauan transportasi yang dapat membawa mereka ke tingkat asuhan yang dapat memberikan asuhan yang kompeten untuk masalah mereka. Setiap keluarga seharusnya mempunyai rencana transportasi untuk ibu jika ia mengalami komplikasi dan perlu segera dirujuk ke tingkat asuhan yang lebih tinggi. Rencana ini perlu dipersiapkan lebih dini dalam kehamilan dan harus terdiri dari elemen-elemen dibawah ini:
1)    Dimana ibu akan bersalin (RS, bidan, polindes, atau puskesmas).
2)    Bagaimana cara menjangkau tingkat asuhan yang lebih lanjut jika terjadi kegawatdaruratan.
3)    Ke fasilitas kesehatan yang mana ibu tersebut harus dirujuk.
4)    Bagaimana cara mendapatkan dana jika terjadi kegawatdaruratan
5)    Bagaimana cara mencari donor darah yang potensial,
d.    Membuat rencana atau pola menabung
            Keluarganya seharusnya dianjurkan untuk menabung sejumlah uang sehingga dana akan tersedia untuk asuhan selama kehamilan dan  jika terjadi kegawatdaruratan. Banyak sekali kasus, dimana ibu tidak mencari asuhan atau mendapatkan asuhan karena mereka tidak mempunyai dana yang diperlukan.

e.    Mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk persalinan
            Seorang ibu dapat mempersiapkan segala sesuatunya untuk persalinan. Ia dan keluarganya dapat mengumpulkan barang-barang seperti pembalut wanita atau kain, sabun dan seprei dan menyimpannya untuk persiapan persalinan. (Suryati Romauli 2011, hal:146)


13.  Memantau kesejahteraan janin
             Jika pemeliharaan janin didalam rahim secar tradisional dilakukan dengan usaha yang bersifat turun menurun dan sesuai dengan adat kebiasaan masyarakat, maka kini telah dikembangkan alat-alat canggih untuk melakukan pemeriksaan kesejahteraan janin didalam rahim. Untuk melakukan penilaian terhadap kesejahteraan janin dan rahim bisa menggunakan stetoskop laener, untuk mendengarkan denyut jantung secara manual (auskultasi). Pemantauan kesejahteraan janin yang dapat dilakukan oleh ibu hamil adalah dengan menggunakan kartu ”fetalmovement” setiap pergerakan janin yang dirasakan.                                         Pemantauan gerakan janin minimal dilakukan selama 12 jam, misalnya ibu hamil setiap merasakan gerakan janin mencatat dengan tanda tally pada kartu pergerakan janin, dalam 12 jam pemantauan, contohnya dari pukul 08.00 sampai dengan pukul 22.00 selanjutnya keseluruhan pergerakan janin selama 12 jam adalah minimal 10 kali gerakan janin yang dirasakan oleh ibu hamil. (Suryati Romauli 2011,hal:148)

14.  Ketidaknyamanan dan cara mengatasinya
Dalam proses kehamilan terjadi perubahan sistem dalam tubuh ibu yang semuanya membutuhkan suatu adaptasi, baik fisik maupun psikologis. Dalam proses adaptasi tersebut tidak jarang ibu akan mengalami ketidaknyamanan yang meskipun hal ini adalah fisiologis namun tetapi tetap perlu diberikan suatu pencegahan dan perawatan.
Ketidaknyamanan masa hamil dan cara mengatasinya
No
Ketidaknyamanan
Cara mengatasi
1
Sering buang air kecil. Trimester I dan III
a.    Kurangi asupan karbohidrat murni dan makanan yang mengandung gula
b.    Batas minum kopi, teh dan soda
2
Striae gravidarum. Tampak jelas pada bulan ke 6-7
a.    Gunakan emolien topikal atau antipruritik jika ada indikasinya
b.    Gunakan baju longgar yang dapat menopong payudara dan abdomen
3
Hemoroid.
Timbul trimester II dan III
a.    Makan makanan yang berserat, buah dan sayuran serta banyak minum air putih dan sari buah
b.    Lakukan senam hamil untuk mengatasi hameroid
c.    Jika hameroid menonjol keluar, oleskan lotion witch hazel
4
Kelelahan
Pada trimester I
a.    Istirahat yang cukup, minimal 2 jam pada siang hari
b.    Lakukan teknik relaksasi
5
Keputihan.
Terjadi di trimester I,II, dan III
a.    Tingkatkan kebersihan dengan mandi tiap hari
b.    Memakai pakaian dalam dari bahan katun dan mudah menyerap
c.    Tingkatkan daya tahan tubuh dengan makan buah dan sayur
6
Keringat bertambah.
Secara perlahan terus meningkat sampai akhir kehamilan
a.    Pakailah pakaian yang tipis dan longgar
b.    Tingkatkan asupan cairan
c.    Mandi secara teratur
7
Sembelit.
Trimester II dan III
a.    Minum 3 liter cairan tiap hari terutama air putih atau sari buah
b.    Makan makanan yang kaya serat dan juga minum vitamin C
c.    Lakukan senam hamil
d.    Membiasakan buang air besar secara teratur
8
Kram pada kaki.
Setelah usia kehamilan 24 minggu
a.    Rendam kaki dengan air yang telah diberi minyak esensial siprus
b.    Kurangi konsumsi susu (kandungan fosfatnya tinggi)
c.    Latihan dorsofleksi pada kaki
9
Mengidam.
Trimester I
a.    Tidak perlu dikhawatirkan selama diet memenuhi kebutuhannya
b.    Jelaskan tentang bahaya makanan yang tidak bisa diterima, mencakup gizi yang diperlukan serta memuaskan rasa mengidam atau kesukaan menurut kultur
10
Napas sesak.
Trimester II dan III
a.    Jelaskan penyebab fisiologisnya
b.    Merentangkan tangan diatas kepala serta menarik nafas panjang
c.    Mendorong postur tubuh yang baik
11
Nyeri ligamentum rotundum.
Trimester II dan III
a.    Berikan penjelasan mengenai penyebab nyeri
b.    Tekuk lutut ke arah abdomen
c.    Mandi air hangat
d.    Gunakan sebuah bantal untuk menopang uterus dan bantal lainnya letakkan di antara lutut sewaktu dalam posisi berbaring miring
12
Panas perut.
Mulai bertambah sejak trimester II dan bertambah semakin lamanya kehamilan. Hilang pada waktu persalinan
a.    Makan sedikit-sedikit tetapi sering
b.    Hindari makan berlemak dan berbumbu tajam
c.    Hindari berbaring setelah makan
d.    Hindari minum air putih saat makan
e.    Tidur dengan kaki ditinggikan
13
Perut kembung.
Trimester II dan III
a.    Hindari makan yang mengandung gas
b.    Mengunyah makanan secara teratur
c.    Lakukan senam secara teratur
14
Pusing / sakit kepala
Trimester II dan III
a.    Bangun secara perlahan dari posisi isttirahat
b.    Hindari berbaring dalam posisi terlentang
15
Mual dan muntah.
Trimester I
a.    Makan sedikit tetapi sering
b.    Hindari makanan berlemak dan goreng-gorengan
c.     Minum supplement vitamin B6 dan zat besi juga khrom
16
Sakit punggung atas dan bawah.
Trimester II dan III
a.    Posisi / sikap tubuh yang baik selama melakukan aktifitas
b.    Hindari mengangkat barang berat
c.    Gunakan bantal ketika tidur untuk meluruskan punggung
17
Varises pada kaki.
Trimester II dan III
a.    Istirahat dengan menaikkan kaki setinggi mungkin untuk membalikkan efek gravitasi
b.    Jaga agar kaki tidak bersilangan
c.    Hindari berdiri atau duduk terlalu lama
(Suryati Romauli 2011, hal:149-151)
15. Pekerjaan
Seorang wanita hamil bleh mengerjakan pekerjaan sehari-hari asal hal tersebut tidak memberikan gangguan rasa tidak enak. Bagi wanita pekerja, ia boleh tetap masuk kantor sampai menjelang partus. Pekerjaan jangan dipaksakan sehingga istirahat yang cukup selama kurang lebih 8 jam sehari.
Pada keadaan tertentu seperti partus prematurus imminens, ketuban pecah, menderita kelainan jantung, aktivitas sehari-hari harus dibatasi. Bila sedang bepergaian, ia tidak boleh duduk terus menerus selama 1-2 jam, melainkan harus selang-seling dengan berdiri dan berjalan. Senam hamil sebaiknya dianjurkan untuk dilaksanakan baik secara kelompok maupun individu. (Suryati Romauli 2011, hal:152)





Daftar Pustaka

Romauli,Suryati.2011.Asuhan Kebidanan I.Jogjakarta:Nuha Medika
Kusmiyah,Yuni dkk.2008.Perawatan Ibu Hamil.Yogyakarta:Fitramaya
Varney, Helen dkk. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. 2007. EGC; Jakarta



NAMA KELOMPOK :
1) Nani Juandani     
2) Endang Sulastri
3) Elok Ayu I
4) Vivi Amalia














Tidak ada komentar:

Posting Komentar