Jumat, 09 Januari 2015

Askeb ANC Patologis

ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY.”D” PRIMIGRAVIDA
DENGAN ABORTUS INCOMPLETUS
DI RUANG VK
PUSKESMAS SIMOMULYO
SURABAYA












Disusun Oleh :

EUFRASIA ZAU
NIM : 10.13.935






AKADEMI KEBIDANAN GRIYA HUSADA
SURABAYA
2013

LEMBAR PENGESAHAN


Telah diperiksa dan disetujui untuk disyahkan sebagai Laporan Asuhan Kebidanan pada Ny. ”D” GIP00000 dengan Abortus Incompletus di Ruang VK Puskesmas Simomulyo Surabaya pada tanggal











Mengetahui,

Pembimbing Ruangan
VK Puskesmas Simomulyo
Surabaya






Al Usnaini, SST, MMKes
Pembimbing Pendidikan
Akademi Kebidanan Griya Husada
Surabaya






Erni Kurniawati, SST


KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kasih dan       karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Asuhan Kebidanan pada Ny.”D” GIP00000 dengan Abortus Incompletus di Ruang VK Puskesmas Simomulyo Surabaya tepat pada waktunya.
Makalah ini bertujuan menambah pengetahuan dan ketrampilan mahasiswa dalam melakukan asuhan kebidanan, juga merupakan tugas terstruktur dari pendidikan sebagai syarat untuk mengikuti Ujian Akhir Program Diploma III Kebidanan.
Dalam penyusunan makalah ini, banyak pihak yang telah membantu dan memberikan bimbingan kepada penulis. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.      drg. Zahara Dharmawati , selaku Kepala Puskesmas Simomulyo Surabaya.
2.      Hermina Humune, SKp. M.Kes, selaku Direktur Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya.
3.      Al Usnaini, SST. MMKes, selaku Pembimbing Lahan  Puskesmas Simomulyo Surabaya.
4.      Erni Kurniawati, SST, selaku Pembimbing Pendidikan Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya.
5.      Orang tua, kakak, dan keluarga serta orang terkasih, yang selalu memberikan dukungan serta do’a restu kepada penulis.
Penulis menyadari sepenuhnya  bahwa makalah ini masih kurang sempurna dan masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Surabaya,     Maret  2013


Penulis

DAFTAR ISI


Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
BAB 1        PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1          Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2          Tujuan Penulisan............................................................................
1.2.1        Tujuan Umum ....................................................................
1.2.2        Tujuan Khusus....................................................................
1.3          Batasan Masalah ............................................................................
1.4          Lokasi dan Waktu .........................................................................
1.5          Metode Penulisan ................................................................... ......
1.5.1        Studi Kepustakaan ............................................................
1.5.2        Praktek Langsung ..............................................................
1.5.3        Bimbingan dan Konsultasi ................................................
1.6          Sistematika Penulisan ....................................................................

BAB 2        LANDASAN TEORI  ...........................................................................
2.1        Konsep Dasar Kehamilan...................................................
2.1.1 Pengertian ..............................................................
2.1.2 Tanda dan Gejala Kehamilan.....................................
2.1.3 Perubahan Fisiologi Wanita Hamil............................
2.2        Konsep Dasar Abortus...................................................................
2.2.1        Pengertian ..........................................................................
2.2.2        Klasifikasi...........................................................................
2.2.3        Etiologi ..............................................................................
2.2.4        Patologi .............................................................................
2.3        Konsep Dasar Abortus Incompletus .............................................
2.3.1        Pengertian ..........................................................................
2.3.2        Gejala-gejala ......................................................................
2.3.3        Tindakan Operatif Penanganan Abortus............................
2.3.4        Komplikasi Abortus ..........................................................
2.4        Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan SOAP pada Pasien dengan Abortus Incompletus.............................................................................  
2.4.1   Subyektif.............................................................
2.4.2   Obyektif...............................................................
2.4.3   Analisa Data..........................................................
2.4.4    Penatalaksanaan...............................................


BAB 3        TINJAUAN KASUS .............................................................................            
3.1       Subyektif .......................................................................................
3.2       Obyektif ................................................................................. ......            
3.3       Analisa Data ..................................................................................
3.4       Penatalaksanaan  ............................................................................
BAB 4        PEMBAHASAN ...................................................................................

BAB 5        PENUTUP .............................................................................................
5.1  Simpulan ...........................................................................................
5.2  Saran .................................................................................................


DAFTAR PUSTAKA


BAB 1
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Abortus incompletus adalah keguguran bersisa, hanya sebagian dari buah kehamilan telah dilahirkan, yang tertinggal adalah jaringan plasenta. Abortus incompletus termasuk dalam golongan abortus yang terjadi secara spontan. Frekuensi abortus spontan berkisar antara 10-15%. Namun frekuensi abortus sukar ditentukan karena abortus buatan banyak tidak dilaporkan, kecuali apabila terjadi komplikasi juga karena sebagian abortus spontan hanya disertai gejala dan tanda ringan, sehingga pertolongan medik tidak diperlukan (Mochtar Rustam, 1998 : 211). Diperkirakan frekuensi keguguran spontan berkisar antara 10-15%, namun demikian frekuensi seluruh keguguran yang pasti sukar ditentukan karena abortus buatan banyak yang tidak dilaporkan, kecuali bila terjadi komplikasi. Juga karena sebagian keguguran spontan hanya disertai gejala dan tanda ringan, sehingga wanita tidak dapat ke dokter atau rumah sakit.(www.bidanku.com)
Faktor-faktor penyebab sangat banyak. Pada bulan-bulan pertama dari kehamilan yang mengalami abortus hampir semuanya didahului oleh matinya fetus. Penyebab abortus antara lain dari kelainan ovum, kelainan genitalia ibu, gangguan sirkulasi plasenta, terlalu cepatnya korpus luteum menjadi atrofis, antagonis rhesus, penyakit-penyakit ibu, perangsangan pada ibu, dan penyakit0penyakit bapak.(Mochtar,1998:209-2011).
Penatalaksanaan pada kasus abortus inkomplit antara lain dengan pengeluaran secara digital, kuretase, serta ada juga yang hanya diberikan uterotonika agar uterus berkontraksi sehingga sisa-siasa jaringan dapat keluar sendiri. Biasanya pasien dengan abortus inkomplit diberi cairan pengganti untuk mengganti darah yang keluar karena perdarahan dan juga biasanya diberi antibiotika untuk pencegahan infeksi. Pemeriksaan haemoglobin juga dilakukan untuk mendeteksi apakah pasien mengalami anemia atau tidak.
(www.bidanku.com)

Sebagai petugas kesehatan terutama Bidan, diharapkan dapat mendeteksi secara dini tanda-tanda dan gejala abortus inkomplit kemudian memberikan pelayanan Ante Natal Care yang berkualitas dan komprehensif kepada pasien termasuk memberikan penyuluhan mengenai tanda bahaya kehamilan secara dini. Dengan demikian,  maka kehamilan ibu akan terpantau dan dapat segera ditangani jika ada komplikasi. Meskipun Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi masih belum dapat diturunkan secara drastis namun upaya dan usaha selalu ada salah satunya mengikutsertakan masyarakat menolong dirinya dalam bidang kesehatan dengan secara aktif mengambil bagian dalam memelihara kesehatannya.
                                                                 (www.bidanku.com)
Dengan dilakukannya asuhan kebidanan yang berkualitas dan komprehensif  pada pasien dengan abortus inkomplit diharapkan tidak terjadi komplikasi pada ibu dan keadaan ibu baik selama masa reproduksinya dan diharapkan angka kejadian abortus mengalami penurunan yang walaupun sedikit namun sangat berpengaruh terhadap derajat kesehatan ibu dan anak.

1.2  Tujuan Penulisan
1.2.1        Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswi Akademi Kebidanan mampu melaksanakan manajemen kebidanan pada pasien dengan abortus incompletus dalam praktik langsung di lapangan dengan metode SOAP.


1.2.2        Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswi dapat :
1.      Melakukan pengkajian data subyektif pada ibu dengan abortus incompletus
2.      Melakukan pengkajian data obyektif pada ibu dengan abortus incompletus.
3.      Menentukan assesment/ diagnosa pada ibu dengan abortus incompletus.
4.      Menentukan penatalaksanaan pada ibu dengan abortus incompletus.
1.3  Batasan Masalah
Mengingat waktu dan kemampuan yang terbatas, maka penulis membatasi makalah ini dengan Asuhan Kebidanan pada Ny.”D” GIP00000 dengan abortus incompletus.

1.4  Lokasi dan Waktu
Pelaksanaan Asuhan Kebidanan ini di Ruang VK Puskesmas Simomulyo pada tanggal 30 Maret 2013 jam 09.00-10.00 WIB.

1.5  Metode Penulisan
1.5.1        Studi Kepustakaan
Penulis membekali diri dengan membaca literatur-literatur yang berkaitan dengan topik kehamilan, abortus dan abortus incompletus.  

1.5.2        Praktek Langsung
Penulis melakukan Asuhan Kebidanan langsung pada Ny. ”D” tanggal 30 Maret 2013 di ruang VK Puskesmas Simomulyo Surabaya.

1.5.3        Bimbingan dan Konsultasi
Dalam penyusunan makalah ini, penulis juga melakukan konsultasi dengan pembimbing, baik pembimbing ruangan maupun pembimbing pendidikan.

1.6  Sistematika Penulisan
BAB 1    PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
1.2  Tujuan Penulisan
1.3  Batasan Masalah
1.4  Lokasi dan Waktu
1.5  Metode Penulisan
1.6  Sistematika Penulisan

BAB 2    TINJAUAN PUSTAKA
2.1    Konsep Dasar Kehamilan
2.1.1     Pengertian
2.1.2     Tanda dan Gejala Kehamilan
2.1.3     Perubahan Fisiologis Wanita Hamil
2.2    Konsep Dasar Abortus
2.2.1        Pengertian
2.2.2        Klasifikasi Abortus
2.2.3        Etiologi
2.2.4        Patologi
2.3    Konsep Abortus Incompletus
2.3.1        Pengertian
2.3.2        Gejala-gejala
2.3.3        Tindakan Operatif penanganan Abortus
2.3.4        Komplikasi Abortus
2.4    Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan SOAP pada pasian dengan Abortus Incompletus
2.4.1     Subyektif
2.4.2     Obyektif
2.4.3     Analisa Data
2.4.4     Penatalaksanaan

BAB 3 TINJAUAN KASUS
3.1 Subyektif
3.2 Obyektif
3.3 Analisa Data
3.4 Penatalaksanaan
BAB 4 PEMBAHASAN
BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA







BAB 2
LANDASAN TEORI


2.1 Konsep Dasar Kehamilan
2.1.1    Pengertian Kehamilan
1.   Kehamilan adalah masa yang terjadi dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin yang lamanya 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. (Saifuddin Badul Bari, 2007 : 89)
2.   Kehamilan terjadi bila ada pertemuan antara sel telur (ovum) dan sel mani (spermatozoa). (Sastrawinata, Sulaiman, 1983 : 100)
3.   Kehamilan trimester III adalah kehamilan dengan usia antara 28-40 minggu. (Mochtar, Rustam, 1998 : 43)

2.1.2    Tanda dan Gejala Kehamilan
2.1.2.1    Tanda-tanda presumtif
1.   Amenorea (tidak dapat haid)
Wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid terakhir supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal persalinan.
2.   Mual dan muntah (nausea and vomiting)
Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir triwulan pertama. Karena sering terjadi pada pagi hari, disebut morning sickness (sakit pagi). Bila mual dan muntah terlalu sering disebut hiperemesis.
3.   Mengidam (ingin makan khusus)
Ibu hamil sering meminta makanan atau minuman tertentu terutama pada bulan-bulan triwulan pertama.
4.   Tidak tahan suatu bau-bauan
5.   Pingsan
Biasanya bila berada pada tempat-tempat yang ramai dan sesak.
6.   Anoreksia / tidak ada nafsu makan
Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan, kemudian nafsu makan timbul kembali.
7.   Lelah (fatigue)
8.   Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri
Hal ini disebabkan pengaruh hormone estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara. Montgomery terlihat lebih membesar.
9.   Miksi sering, karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar
Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala ini kembali karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.
10. Konstipasi / obstipasi karena tonus otot-otot usus menurun oleh pengaruh hormone steroid.
11. Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon kortikosteroid plasenta, dijumpai di muka (chloasma gravidarum), areola payudara, leher dan dinding perut.
12. Epulis : hipertrofi dari papil gusi
13. Pemekaran vena-vena (varices) dapat terjadi pada kaki, betis dan vulva, biasanya dijumpai pada triwulan akhir
2.1.2.2 Tanda-tanda kemungkinan hamil
1.   Perut membesar
2.   Uterus membesar, terjadi perubahan bentuk, besar dan konsistensi
3.   Tanda hegar
4.   Tanda Chadwick
Terjadinya perubahan warna pada vulva dan vagina menjadi biru keunguan.

5.   Tanda piskacek
Dimana uterus lebih membesar pada daerah implantasi.
6.   Kontraksi-kontraksi kecil uterus bila dirangsang : Braxton hicks
7.   Teraba ballottement
Saat dipalpasi teraba lentingan janin, biasanya pada bulan keempat dan kelima.
8.   Reaksi kehamilan positif
2.1.2.3    Tanda pasti
a.   Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasa atau diraba, juga bagian-bagian janin
b.   Denyut jantung janin
-     Didengar dengan stetoskop-monoral laennec
-     Dicatat dan didengar dengan alat Doppler
-     Dicatat dengan feto-elektro kardiogram
-     Dilihat pada ultrasonografi
c.   Terlihat tulang-tulang janin dalam foto-rontgen
(Mochtar, Rustam, 1998 : 43-45)

2.1.3    Perubahan-perubahan Fisiologis Wanita Hamil
2.1.3.1   Rahim
Pada kehamilan, rahim yang semua beratnya hanya 30 gram akan mengalami hipertrofi dan hiperplasia sehingga beratnya mampu mencapai 1.000 gram. Pertumbuhan rahim juga tidak akan sama, dimana pada daerah implantasi akan mengalami pertumbuhan yang lebih cepat sehingga menyebabkan bentuk rahim menjadi tidak rata, yang dikenal dengan tanda Piskacek.
Selain itu, isthmus uteri juga mengalami perubahan yaitu menjadi lebih panjang dan lunak yang disebut tanda Hegar.


2.1.3.2 Cervik
Dalam kehamilan, vaskularisasinya bertambah dan menjadi sangat lunak saat diraba yang disebut tanda Goodell.

2.1.3.3 Vagina dan vulva
Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah, karena pengaruh estrogen sehingga tampak makin merah dan kebiru-biruan. Tanda ini disebut tanda Chadwicks.

2.1.3.4 Ovarium (indung telur)
Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada umur 16 minggu.
Kejadian ini tidak dapat lepas dari kemampuan villi korealis yang mengeluarkan hormon korionik gonadotropin yang mirip dengan hormon luteotropik hipofisis anterior.
2.1.3.5 Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara tidak terlepas dari pengaruh hormon saat kehamilan, yaitu estrogen, progesteron dan somatomamotropin.
Perubahan payudara pada ibu hamil adalah sebagai berikut :
1.   Payudara menjadi lebih besar
2.   Areola mammae mengalami hiperpigmentasi menjadi    lebih hitam
3.   Glandula Montgomery makin tampak
4.   Putting susu makin menonjol
5.   Pengeluaran ASI belum berlangsung karena prolaktin belum berfungsi

2.1.3.6 Sistem sirkulasi darah
1. Volume darah total dan volume plasma darah akan naik sejak akhir trimester pertama.volume darah akan bertambah banyak kira-kira 25% dengan puncaknya pada kehamilan 32 minggu, sedangkan kenaikan plasma darah dapat mencapai 40% saat mendekati cukup bulan
2. Jumlah protein, albumin dan gamaglobulin menurun pada triwulan pertama dan meningkat secara bertahap pada akhir kehamilan.
3. Konsentrasi Hb menurun dibanding wanita tidak hamil. Hal ini disebabkan karena volume plasma yang meningkat.
4. Nadi pada wanita hamil meningkat, rata-rata menjadi 74x/menit.
5. Pompa jantung mulai naik kira-kira 30% setelah kehamilan 3 bulan dan menurun lagi pada minggu terakhir kehamilan.
2.1.3.7 Sistem respirasi
Pada kehamilan terjadi perubahan untuk dapat memenuhi oksigen (O2). Pada kehamilan 32 minggu terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim yang membesar.
Sebagai kompensasi terjadinya desakan rahim dan kebutuhan O2 yang meningkat, ibu hamil akan bernapas lebih dalam sekitar 20%-25% dari biasanya.
2.1.3.8 Sistem pencernaan
Karena pengaruh estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat, sehingga menyebabkan :
1.      Pengeluaran air liur berlebihan (hipersalivasi).
2.      Daerah lambung terasa panas.
3.      Terjadi mual dan pusing terutama pagi hari, yang disebut  morning sickness.
4.      Muntah, yang biasa disebut emesis gravidarum.
5.      Muntah yang berlebihan dan mengganggu kehidupan sehari-hari, biasa disebut hiperemesis gravidarum.
6.      Progesteron menyebabkan gerak usus berkurang sehingga dapat menyebabkan obstipasi.
2.1.3.9 Sistem perkemihan
Karena pengaruh desakan rahim yang membesar pada hamil muda dan turunnya kepala janin pada hamil tua terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering kencing. Desakan tersebut menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh. Terjadinya hemodilusi menyebabkan metabolisme air makin lancar sehingga pembentukan urin pun akan bertambah.
2.1.3.10 Perubahan pada kulit
        Pada kulit terjadi perubahan deposit dan hiperpigmentasi karena pengaruh Melanophore Stimulating Hormone dan kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae gravidarum, lividae atau alba, areola mammae, papilla mammae, linea nigra, chloasma gravidarum.
2.1.3.11 Metabolisme
Perubahan yang terjadi adalah :
1. Metabolisme basal naik sebesar 15% sampai 20% dari semula, terutama pada trimester tiga.
2. Keseimbangan asam basa mengalami penurunan karena hemodilusi darah dan kebutuhan mineral yang diperlukan janin.
3. Kebutuhan protein meningkat sekitar 0,5 gram/kg BB untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.
4. Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat, lemak dan protein.
5. Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil :
a.       Kalsium 30-40 gram untuk pembentukan tulang janin
b.      Fosfor, rata-rata 2 gram/hari
c.       Zat besi, 30-50 gram/hari
d.      Ibu hamil memerlukan air cukup banyak
     Berat badan ibu hamil akan bertambah 10-15 kg selama  hamil.
                                       (Manuaba IBG, 1998 : 106-110)

2.2  Konsep Dasar Abortus
2.2.1     Pengertian
1.      Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum anak dapat hidup di dunia luar (Sastrawinatan Sulaiman, 1984 : 7).
2.      Abortus adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum sanggup hidup sendiri di luar uterus. Belum sanggup diartikan apabila fetus itu beratnya diantara 400-1000 gram atau usia kehamilan kurang dari 28 minggu (Mochtar Rustam,         1998 : 209).
3.      Abortus adalah keluarnya hasil konsepsi sebelum mampu hidup hidup di luar kandungan dengan berat kurang dari 1000 gram atau umur kehamilan kurang dari 28 minggu (IBG Manuaba,           1998 : 214).

2.2.2        Klasifikasi
Abortus dapat dibagi 2 golongan :
2.2.2.1  Abortus spontan
Adalah abortus yang terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor mekanis atau medisinalis, semata-mata disebabkan oleh faktor-faktor alamiah.
1.      Abortus completus
Seluruh hasil konsepsi dikeluarkan (desidua dan fetus) sehingga rongga rahim kosong.
2.      Abortus incompletus
Hanya sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan, yang tertinggal adalah desidua dan plasenta.



3.      Abortus insipiens
Abortus sudah berlangsung dengan ostium yang sudah terbuka dan ketuban yang teraba, kehamilan tidak dapat dipertahankan lagi.
4.      Abortus imminens
Terjadi perdarahan bercak yang menunjukkan ancaman terhadap kelangsungan suatu kehamilan. Dalam kondisi seperti ini kehamilan masih mungkin berlanjut
5.      Missed abortion
Keadaan dimana janin sudah mati, tetapi tetap berada dalam rahim dan tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih.

2.2.2.2  Abortus provokatus
Abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat-obatan maupun alat-alat. Abortus provokatus ada 2 macam yaitu :
1.      Abortus medisinalis
Abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis).
2.      Abortus kriminalis
Abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak berdasarkan indikasi medis.

2.2.3        Etiologi
2.2.3.1  Kelainan Ovum
Pertumbuhan abnormal dari partus yang menyebabkan abortus spontan pada ovum abnormal 6% terdapat degenerasi hidatid vili. Abortus spontan yang disebabkan oleh karena kelainan ovum berkurang kemungkinannya kehamilan sudah lebih dari satu bulan artinya makin muda kehamilan saat terjadinya abortus makin besar kemungkinan disebabkan oleh kelainan ovum.
2.2.3.2  Kelainan Genetalia Ibu
Misalnya pada ibu yang menderita :
1.      Anomali genetalia.
2.      Kelainan letak dari uterus.
3.      Tidak sempurnanya persiapan uterus dalam menanti nidasi dari ovum yang sudah dibuahi.
4.      Uterus terlalu cepat teregang.
5.      Distosia uterus.
2.2.3.3  Gangguan Sirkulasi Plasenta
Kita jumpai pada ibu yang menderita penyakit nefritis, hipertensi, toxemia gravidarum, anomali plasenta dan endarteritis oleh karena lues.
2.2.3.4  Penyakit-penyakit Ibu
1.      Penyakit infeksi yang menyebabkan demam tinggi.
2.      Keracunan Pb, nikotin, gas racun, alkohol.
3.      Ibu yang asfiksia.
4.      Malnutrisi, avitaminosis dan gangguan metabolisme, hepotiroid, kekurangan vitamin A, C, E, dan DM
2.2.3.5  Antagonis Rhesus
Darah ibu yang melalui plasenta merusak darah fetus sehingga terjadi anemia pada fetus yang berakibat meninggalnya fetus. 
2.2.3.6  Terlalu cepatnya corpus luteum menjadi atrofis atau faktor serviks yaitu inkompetensi serviks, sevisitis.
2.2.3.7  Penyakit bapak umur lanjut, penyakit kronis misalnya TBC, anemia, malnutrisi, sifilis.

2.2.4        Patologi
Pada permulaan terjadi perdarahan dalam desidua basalis, diikuti oleh nekrotis jaringan sekitarnya, kemudian sebagian atas seluruh hasil konsepsi terlepas karena dianggap benda asing, maka uterus berkontraksi untuk mengeluarkannya.
Pada kehamilan dibawah 8 minggu, hasil konsepsi dikeluarkan seluruhnya, karena vilikorealis belum menembus desidua terlalu dalam, sedangkan pada kehamilan 8-14 minggu telah masuk agak dalam sehingga sebagian keluar daan sebagian lagi akan tertinggal karena itu akan terjadi perdarahan.

2.3  Konsep Dasar Abortus Incompletus
2.3.1        Pengertian
Abortus incompletus adalah kehamilan muda dimana sebagian hasil konsepsi telah keluar dari cavum melalui canalis servikalis yang tertinggal adalah desidua atau plasenta (Mochtar Rustam, 1998 : 212).

2.3.2        Gejala-gejala :
1.      Amenorrea.
2.      Sakit perut dan mules.
3.      Perdarahan yang bisa sedikit atau banyak (biasanya berupa stolses atau darah beku).
4.      Serviks terbuka.
5.      Kontraksi uterus ada.
6.      Uterus berukuran lebih kecil dari seharusnya.

2.3.3        Tindakan Operatif Penanganan Abortus
2.3.3.1  Pengeluaran Secara Digital
Hal ini sering kita lakukan pada keguguran sedang berlangsung dan keguguran bersisa. Pembersihan secara digital hanya dapat dilakukan bila telah ada pembukaan serviks uteri yang dapat dilalui oleh satu jari longgar dan kavum uteri yang cukup luas, karena manipulasi ini akan menimbulkan rasa nyeri.
2.3.3.2  Kuretage (Kerokan)
Adalah cara membersihkan hasil konsepsi memakai alat kuretase (sendok kerokan). Sebelum melakukan kuretase, penolong harus melakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan letak uterus, keadaan serviks dan biasanya uterus.

2.3.3.3  Vakum Kuretas
Adalah cara mengeluarkan hasil konsepsi dengan alat vakum.



2.3.4        Komplikasi Abortus :
1.      Perdarahan.
2.      Perforasi.
3.      Infeksi.
4.      Payah ginjal akut.
5.      Syok
Syok disebabkan oleh :
a.    Syok hemoragik (perdarahan yang banyak).
b.      Syok septik atau endo septik (infeksi berat atau sepsis).

2.4   Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan SOAP pada Klien dengan  Abortus Incompletus
2.4.1                 Pengertian
SOAP adalah cara mencatat informasi tentang pasien yang berhubungan dengan masalah pasien yang terdapat pada catatan kebidanan.
(Depkes RI,2012)




2.4.2                 Langkah- langkah Manajemen Asuhan Kebidanan SOAP
2.4.2.1      Subjektif
      Catatan yang berhubungan dengan masalah dari sudut pandang pasien, ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang berhubungan dengan diagnosa (data subyektif). Pada orang yang bisu dibagian data dibelakang S diberi tanda “Nol” atau “X”, sedangkan pada bayi atau anak kecil data subyektif ini dapat diperoleh dari orang tua. Data subyektif ini dapat digunakan untuk menguatkan diagnosa yang akan dibuat.
                                                (Depkes RI, 2012)

1)      Biodata
Nama           : Nama klien dan suami perlu ditanyakan agar tidak keliru bila ada kesamaan nama dengan klien lain (Ibrahim, Christina, 1994 : 84).
Umur           : Dalam kurun waktu reproduksi sehat, dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun (Prawirohardjo, S. 1999 : 23).
Paritas          : Paritas 2-3 merupakan paritas yang paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal (Prawirohardjo, S. 1999 : 23).
Agama         : Untuk kehidupan, termasuk kesehatan dan mudah dalam mengatasi masalah (Ibrahim, C. 1994 : 85).
Pendidikan : Makin rendah pendidikan ibu, kematian bayi makin tinggi sehingga perlu diberi penyuluhan (Depkes RI, 1993 : 30).
Pekerjaan     : Pekerjaan suami dan ibu sendiri untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial ekonominya agar nasehat kita sesuai, juga mengetahui apakah pekerjaan berpengaruh terhadap kehamilannya, misalnya bekerja di pabrik rokok, mungkin zat yang dihisap akan mempengaruhi janin (Ibrahim, C. 1999 : 85).
Perkawinan  : Berapa kali kawin dan berapa lamanya untuk menentukan keadaan alat reproduksi ibu. Bila orang hamil sudah lama kawin nilai anak tentu besar sekali dan ini harus diperhitungkan dalam pimpinan persalinan (anak mahal) (Sastrawinata, S. 1993 : 155).
Alamat         : Untuk mengetahui ibu tinggal dimana, menjaga kemungkinan bila ada ibu yang namanya sama agar dapat dipastikan ibu yang mana hendak mendapat pertolongan.
2)      Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan klien yang mengalami abortus ada amenorrhoe (terlambat bulan), terjadi perdarahan, perutnya terasa sakit dan biasanya diikuti dengan pengeluaran hasil konsepsi.
3)      Riwayat menstruasi
Untuk mengetahui keadaan reproduksi saat ini, apakah ada gangguan atau tidak.
4)      Riwayat persalinan
Jarak antara dua persalinan dan bagaimana proses persalinannya, apakah ada pengaruhnya dengan kehamilan sekarang.
5)      Riwayat penyakit ibu
Ditanyakan untuk mengetahui penyakit apa yang diderita ibu dan apakah mempengaruhi kehamilan atau tidak.
6)      Riwayat penyakit keluarga
Ditanyakan untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit keturunan atau menular sehingga bisa mempengaruhi kehamilan klien.
7)      Riwayat psikologi
Keadaan psikologi ibu, sosial ibu dan spiritual ibu apakah ada pengaruhnya dengan kehamilan ini dan kecemasan akan dilakukan curretage.
8)      Riwayat kontrasepsi
Ditanyakan jenis kontrasepsi yang pernah digunakan, lama memakai alat kontrasepsi, alasan pemakaian, adakah keluhan selama memakai alat kontrasepsi.
2.4.2.2   Obyektif

1.   Pemeriksaan umum
Yaitu pemeriksaan yang dilakukan sesuai kebutuhan dan tanda-tanda vital meliputi :
a.       Mengukur tekanan darah apakah ada hypertensi atau hypotensi sehingga kita dapat menentukan status kesehatan ibu, normalnya < 140/90 mmHg.
b.      Nadi    :  Nilai normalnya 60-90x/menit
c.       Suhu    :  Nilai normalnya 36-370C
d.      Respirasi          :  Nilai normalnya 18-20x/menit

2.      Pemeriksaan fisik
Postur tubuh    : Cara berdiri baik atau tidak, cara berjalan baik atau tidak.        
Rambut            : Bersih atau tidak, kulit kepala bersih atau tidak, rambut panjang atau pendek, rambut hitam atau tidak.
Muka                : Oedema atau tidak, pucat atau tidak, chloasma gravidarum ada atau tidak.
Mata                 : Selaput lendir mata pucat atau tidak, sklera mata kuning atau tidak, minus atau tidak.
Hidung             : Bersih atau tidak, ada polip atau tidak, mimisan atau tidak, terdapat sekret atau tidak.
Telinga             : Simetris atau tidak, mengeluarkan cairan atau tidak, pendengaran baik atau tidak.
Mulut               : Bibir pucat atau tidak, pecah-pecah atau tidak, tanda rhagaden ada atau tidak, stomatitis ada atau tidak, lidah bersih atau tidak, ada caries atau tidak, gusi berdarah atau tidak.
Leher                : Pembesaran kelenjar limfe ada atau tidak, pembesaran vena jugularis ada atau tidak, pembesaran kelenjar thyroid ada atau tidak, luka bekas operasi ada atau tidak.
Tangan             : Simetris atau tidak, pergerakan aktif atau tidak, kuku bersih atau tidak, kuku anemis atau tidak, polydactily atau tidak, syndactily atau tidak.
Ketiak              : Bersih atau tidak, pembesaran kelenjar limfe ada atau tidak, accesoriasis mammae ada atau tidak, ada benjolan atau tidak.
Dada                : Simetris atau tidak, pernafasan normal atau tidak.
Payudara          : Membesar atau tidak, simetris atau tidak, puting susu menonjol atau tidak, hyperpigmentasi areola mammae ada atau tidak, pembesaran kelenjar montsgomery ada atau tidak, striae lividae dan albicans ada atau tidak, colostrum keluar atau tidak.
Perut                : Dinding perut tegang atau tidak, striae lividae dan albicans ada atau tidak, terdapat linea alba dan nigra atau tidak, pusat mendatar atau tidak.
Pelipatan paha : Pembesaran kelenjar limfe ada atau tidak, terdapat tanda hernia inguinalis, kebersihan cukup atau tidak.
Kaki                 : Simetris atau tidak, oedema atau tidak, polidactily ada atau tidak, syndactily ada atau tidak, varices ada atau tidak.       
Punggung         : Simetris atau tidak, ada kelainan bentuk punggung atau tidak.
Anus                : Haemorroid ada atau tidak, kebersihan cukup atau tidak.
Vulva               : Varices ada atau tidak, oedema ada atau tidak, condiloma accuminata ada atau tidak, condilomatalata ada atau tidak, pengeluaran darah pervaginam banyak atau tidak, bau amis atau tidak.
9)      Pemeriksaan laboratorium
1.      Pemeriksaan Hb untuk menentukan kadar Hb dan derajat anemi, normalnya untuk ibu hamil ³ 11 gr%
2.      Pemeriksaan urine (plano test), hasilnya negatif (-) sehingga kehamilan tidak bisa dipertahankan.

2.4.2.3  Analisa Data


         Analisa atau assesmen pengkajian yaitu masalah atau diagnosa yang ditegakkan berdasarkan data atau informasi subyektif dan obyektif yang dikumpulkan dan disimpulkan. Karena keadaan pasien terus berubah dan selalu ada informasi baru baik subyektif dan obyektif, dan sering diungkapkan secara terpisah-pisah, maka proses pengkajian adalah sesuatu yang penting dalam mengikuti perkembangan pasien dan menjamin sesuatu perubahan baru cepat diketahui dan dapat diikuti sehingga dapat diambil tindakan yang tepat.
Contoh :
Diagnose : G…P……Usia Kehamilan …. Minggu dengan Abortus Incompletus.

2.4.2.4  Penatalaksanaan
        Plan/planning/perencanaan yaitu membuat rencana tindakan saat itu atau yang akan datang ini untuk mengusahakan mencapai kondisi pasien sebaik mungkin atau menjaga/mempertahankan kesejahteraannya. Proses ini termasuk kriteria tujuan tertentu dari kebutuhan pasien yang harus dicapai dalam batas waktu tertentu, tindakan yang diambil harus membantu pasien mencapai kemajuan dalam kesehatan dan atau proses persalinannya dan harus mendukung rencana dokter bila itu dalam manajemen kolaborasi atau rujukan.
        Penatalaksanaan pada kasus abortus incompletes antara lain :
1.               Lakukan  pendekatan pada ibu dan keluarga   dengan komunikasi therapeutic.
Rasional : pendekatan dengan komunikasi therapeutic menciptakan hubungan kerja sama yang baik antara pasien dan keluarga dengan petugas kesehatan.
Implementasi : melakukan pendekatan pada ibu dan keluarga dengan komunikasi therapeutic yatu menyapa ibu dan kelurga dengan ramah, memperkenalkan diri, dan menanyakan keluhan- keluhan ibu.
Evaluasi : ibu kooperatif dengan petugas kesehatan dan mau menyampaikan semua keluhan yang dirasakan serta mau diperiksa oleh petugas kesehatan.
2.               Jelaskan  kepada ibu tentang sebab-sebab keguguran
Rasional : penjelasan yang vbaik tentang sebab-sebab keguguran menambah pengetahuan ibu dan meminimalkan rasa takut dan cemas yang dirasakan ibu.
Implementasi : menjelaskan kepada ibu tentang sebab-sebab keguguran, antara lain karena :
a.  kelainan sel telur,
b. kelainan genitalia ibu misalnya :
- pada ibu yang menderita anomaly congenital(hipoplasia uteri,uterus bikornis)
-  kelainan letak dari uterus seperti retrofleksi uteri fiksata
- tidak sempurnanya persiapan uterus dalam menanti nidasi dari ovum yang sudah dibuahi,seperti kurangnya progesterone atau estrogen, endometritis, mioma sub mukosa.
-  uterus terlalu cepat teregang
- distorsio uterus, misalnya karena terdorong oleh tumor pelvis.
c. gangguan sirkulasi plasenta misalnya pada ibu yang menderita penyakit nefritis, hipertensi, toksemia gravidarum, anomaly plasenta, dan endarteritis oleh karena lues.
d. penyakit – penyakit ibu
misalnya pada :
-             Penyakit infeksi yang menyebabkan demam tinggi seperti pneumonia, lifoid, pielitis, rubella, demam malta.
-             Keracunan Pb, nikotin, gas racun,alcohol, dan lain-lain
-             Ibu yang asfiksia seperti pada dekompensasi kordis, penyakit paru berat, anemia gravis
-             Malnutrisi, avitaminosis, dan gangguan metabolism, hipotiroid, kekurangan vitamin A, C, atau E, diabetes mellitus.
e.       Antagonis Rhesus
Pada antagonis rhesus, darah ibu yang melalui plasenta merusak darah fetus, sehingga terjadi anemia pada fetus yang berakibat meninggalnya fetus.
f.       Terlalu cepatnya korpus luteum menjadi atrofis ; atau factor serviks yaitu inkompetensi serviks, servicitis.
g.      Perangsangan pada ibu yang menyebabkan uterus berkontraksi, misalnya sangat terkejut, obat-obatan uterutonika, ketakutan, laparatomi, dan lain-lain. Atau dapat juga karena trauma langsung terhadap fetus : selaput janin rusak langsung karena instrument, benda, dan obat-obatan.
h.      Penyakit bapak : umur lanjut, penyakit kronis seperti TBC, anemia, dekompensasi kordis, malnutrisi, nefritis, sifilis, keracunan (alcohol, nikotin, Pb), sinar rontgen, avitaminosis.
Evaluasi : ibu mengerti dan tampak lebih tenang setelah diberi penjelasan.
3.      Lakukan pemeriksaan pada ibu
    Rasional : deteksi dini adanya komplikasi
    Implementasi : melakukan pemeriksaan pada ibu :
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum           :           Baik    
Kesadaran       :           Composmentis
Tekanan darah             :           110/70 mmHg
Suhu    :           365 0C
Nadi    :           80x/menit
RR       :   20x/menit
 Pemeriksaan Fisik
Kepala               : Bersih, tidak ada benjolan
Muka                 : Tidak pucat, tidak oedema, chloasma gravidarum tidak ada
Mata                 : konjungtiva tidak pucat, sklera mata tidak kuning, bintik Bitot tidak ada, penglihatan baik.
Hidung              : Bersih, polip tidak ada, tidak mengeluarkan sekret
Telinga              :  Bersih, tidak mengeluarkan cairan, pendengaran baik
Mulut                : Bibir tidak pucat, stomatitis tidak ada, tanda rhagaden tidak ada, gigi tidak caries, lidah bersih.
Leher                 : Pembesaran kelenjar limfe tidak ada, bendungan vena jugularis tidak ada, pembesaran kelenjar tiroid tidak ada.
Ketiak               : Pembesaran kelenjar limfe tidak ada, tanda accesoriasis mammae tidak ada.
Tangan              : Simetris, tidak odema, kuku tidak pucat
Buah dada        : Simetris, puting susu menonjol, hyperpigmentasi areola mammae primer dan sekunder ada, pembesaran kelenjar monsgomery ada, striae lividae dan albicans tidak ada.
Perut                 : Striae lividae dan striae albicans tidak ada, linea alba dan linea nigra tidak ada, pusat mendatar, palpasi tinggi fundus uteri belum teraba, bekas luka operasi tidak ada.
Pelipatan paha   : Pembesaran kelenjar limfe tidak ada, tanda hernia inguinalis tidak ada.
Kaki                  : Simetris, tibia baik, telapak kaki cekung, oedema tidak ada, varices tidak ada, kuku tidak pucat
Punggung          : Simetris, tidak ada kelainan
Vulva                : Tidak oedema, varices tidak ada, sistokel dan rectokel tidak ada, pengeluaran pervaginam darah ± 1 kotek penuh konsistensi cair, terdapat sedikit gumpalan.
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
 Hb : 11,8 gr%
VT  : Ada pembukaan 1 jari, teraba jaringan

Evaluasi : ibu kooperatif selama petugas kesehatan melakukan pemeriksaan.
4.      Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga
Rasional : ibu mengetahui keadaannya sekarang dan meminimalkan rasa khawatir pada ibu dan keluarga
Implementasi : menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, yaitu :
Tanda- tanda vital : normal
Keadaan fisik : normal
Pemeriksaan dalam : masih terdapat sisa-sisa jaringan di dalam rahim.
Hb : normal
5.      Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapy
Rasional : melaksanakan fungsi dependent bidan
Implementasi : melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapy.
Advis :
-    infuse RL 500 cc grojok(flash I)
   Maintenance RL 500 cc (20 tetes/menit)
-    Amoxicylin 500 mg 3 X 1
-    Asam mefenamat 500 mg 3 X 1
Evaluasi : terpasang infuse RL 500 cc grojok pada tangan kiri ibu.
6.      Konsultasi dengan dokter untuk tindakan selanjutnya
Rasional : penanganan lanjutan terhadap kasus resiko tinggi kehamilan yang tidak dapat ditangani di puskesmas.
Implementasi : melakukan konsultasi dengan dokter untuk tindakan selanjutnya yaitu persiapan rujukan.
Evaluasi : pasien siap dirujuk ke RSI Wonokromo.




















BAB 3
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY ”D” GIP00000 USIA KEHAMILAN 10 MINGGU
 DENGAN ABORTUS INCOMPLETUS
DI PUSKESMAS SIMOMULYO
SURABAYA


3.1    SUBYEKTIF
Tanggal :30 Maret 2013                                                   Jam       : 09.00 WIB  
No. Reg :
3.1.1        Data Subyektif
1.      Biodata
Nama                     : Ny.”D”
Umur                     : 26 tahun
Suku/Bangsa          : Jawa/Indonesia
Agama                   : Islam
Pendidikan            : SMA (Tamat)
Pekerjaan               : Tidak Bekerja
Alamat                   : Simo Gunung V/17
Status perkawinan : Menikah 1x, lamanya 1 tahun

Nama Suami          : Tn.”M”
Umur                     : 30 tahun
Suku/Bangsa          : Jawa/Indonesia
Agama                   : Islam
Pendidikan            : STM (Tamat)
Pekerjaan               : Karyawan Pabrik
Alamat                   : Simo Gunung V/17



2.      Keluhan Utama
Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah dan mengeluarkan darah merah segar banyak dan juga gumpalan..

3.      Riwayat Kehamilan Sekarang
Ibu mengatakan hamil anak pertama, selama hamil sering mual, muntah, kepala terasa pusing, tidak ada nafsu makan. Mulai tanggal 29 Maret 2013 jam 13.00 WIB perut terasa sakit dan mengeluarkan darah segar. Tanggal 30 Maret 2013 jam 05.00 WIB mengeluarkan gumpalan darah.

4.      Riwayat Kebidanan
Menarche           :   13 tahun
Siklus                 :   28 hari
Lama haid          :   7 hari
Dysmenorrhoe    :   Tidak pernah
Fluor albus         :   Tidak pernah
HPHT                 :   18-01-2013

5.      Riwayat Penyakit Ibu
Ibu tidak pernah menderita penyakit menular (TBC, hepatitis, AIDS) serta tidak ada yang menderita penyakit keturunan (jantung, hipertensi, asthma, diabetes millitus).

6.      Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular (TBC, AIDS, hepatitis) serta tidak ada yang menderita penyakit keturunan (jantung, hipertensi, asthma) dan tidak ada yang melahirkan bayi kembar.

7.      Riwayat Psikososial, Spiritual dan Budaya
1)      Riwayat Psikologis
Ibu mengatakan sangat sedih karena kehilangan anak yang sangat diharapkannya.

2)      Riwayat Sosial
Hubungan ibu dengan suami dan keluarga baik-baik saja, saat di Puskesmas ibu didampingi oleh suaminya.
3)      Riwayat Spiritual
Ibu mengatakan menjalankan ibadah sesuai agama islam yang dianut.




8.      Pola Kebiasaan Sehari-hari
Pola Kebiasaan
Selama Hamil
Saat Sakit
Nutrisi
Makan 3x sehari menu : nasi, lauk pauk dan sayur, kadang ditambah buah. Minum ± 8 gelas/hari

Tidak ada perbedaan pada pola nutrisi.
Istirahat
Ibu istirahat siang ± 2 jam, pada malam hari    ± 8 jam (jam 21.00-05.00 WIB)

Sudah 2 hari ini istirahatnya kurang/tidak teratur. Saat dikaji, ibu belum istirahat/tidur
Aktivitas
Ibu hanya mengerjakan pekerjaan rumah tangga

Ibu hanya tiduran di tempat tidur
Personal hygiene
Ibu mandi 3x/hari memakai sabun mandi, cuci rambut 2 hari sekali, gosok gigi tiap kali mandi, ganti baju tiap hari

Tidak ada perubahan pada pola personal hygiene
Eliminasi
BAB teratur 1 kali sehari, konsistensi lembek, warna kuning kecoklatan.
BAK teratur ± 3-4 kali sehari, warna kuning jernih, bau khas

Tidak ada perubahan pada pola eliminasi. Saat dikaji ibu belum BAB tapi sudah BAK
Seksual
Ibu melakukan hubungan seksual 1 kali seminggu.
Ibu tidak melakukan hubungan seksual

3.2    OBYEKTIF
3.2.1 Pemeriksaan Umum
Keadaan umum          :  Baik        
Kesadaran                  :  Composmentis
Tekanan darah            :  110/70 mmHg
Suhu                           :  365 0C
Nadi                           :  80x/menit
RR  :                           : 20x/menit
3.2.2 Pemeriksaan Fisik
Kepala             :        Bersih, tidak ada benjolan
Muka               :        Tidak pucat, tidak oedema, chloasma gravidarum tidak ada
Mata                :        konjungtiva tidak pucat, sklera mata tidak kuning, bintik Bitot tidak ada, penglihatan baik.
Hidung            :        Bersih, polip tidak ada, tidak mengeluarkan sekret
Telinga            :        Bersih, tidak mengeluarkan cairan, pendengaran baik
Mulut              :        Bibir tidak pucat, stomatitis tidak ada, tanda rhagaden tidak ada, gigi tidak caries, lidah bersih.
Leher               :        Pembesaran kelenjar limfe tidak ada, bendungan vena jugularis tidak ada, pembesaran kelenjar tiroid tidak ada.
Ketiak             :        Pembesaran kelenjar limfe tidak ada, tanda accesoriasis mammae tidak ada.
Tangan            :        Simetris, tidak odema, kuku tidak pucat
Buah dada       :        Simetris, puting susu menonjol, hyperpigmentasi areola mammae primer dan sekunder ada, pembesaran kelenjar monsgomery ada, striae lividae dan albicans tidak ada.
Perut                :        Striae lividae dan striae albicans tidak ada, linea alba dan linea nigra tidak ada, pusat mendatar, palpasi tinggi fundus uteri belum teraba, bekas luka operasi tidak ada.
Pelipatan paha          :  Pembesaran kelenjar limfe tidak ada, tanda hernia inguinalis tidak ada.
Kaki                :        Simetris, tibia baik, telapak kaki cekung, oedema tidak ada, varices tidak ada, kuku tidak pucat
Punggung        :        Simetris, tidak ada kelainan
Vulva              :        Tidak oedema, varices tidak ada, sistokel dan rectokel tidak ada, pengeluaran pervaginam darah ± 1 kotek penuh konsistensi cair, terdapat sedikit gumpalan.
4          Pemeriksaan penunjang
1)      Laboratorium
Darah : Hb : 11,8 gr%
2)      VT
Ada pembukaan 1 jari, teraba jaringan



3.3     ANALISA DATA
Diagnosa : GIP00000 Usia Kehamilan 10 Minggu dengan Abortus Incompletus.

3.4     PENATALAKSANAAN

1.   Lakukan  pendekatan pada ibu dan keluarga   dengan komunikasi therapeutic.
Rasional      : pendekatan dengan komunikasi therapeutic menciptakan hubungan kerja sama yang baik antara pasien dan keluarga dengan petugas kesehatan.
Implementasi : melakukan pendekatan pada ibu dan keluarga dengan komunikasi therapeutic yatu menyapa ibu dan kelurga dengan ramah, memperkenalkan diri, dan menanyakan keluhan- keluhan ibu.
Evaluasi  :       ibu kooperatif dengan petugas kesehatan dan mau menyampaikan semua keluhan yang dirasakan serta mau diperiksa oleh petugas kesehatan.
2.   Jelaskan  kepada ibu tentang sebab-sebab keguguran
Rasional    :      penjelasan yang vbaik tentang sebab-sebab keguguran menambah pengetahuan ibu dan meminimalkan rasa takut dan cemas yang dirasakan ibu.
Implementasi : menjelaskan kepada ibu tentang sebab-sebab    keguguran, antara lain karena :
a.  kelainan sel telur,
b. kelainan genitalia ibu misalnya :
- pada ibu yang menderita anomaly congenital(hipoplasia uteri,uterus bikornis)
-  kelainan letak dari uterus seperti retrofleksi uteri fiksata
- tidak sempurnanya persiapan uterus dalam menanti nidasi dari ovum yang sudah dibuahi,seperti kurangnya progesterone atau estrogen, endometritis, mioma sub mukosa.
-  uterus terlalu cepat teregang
- distorsio uterus, misalnya karena terdorong oleh tumor pelvis.
c. gangguan sirkulasi plasenta misalnya pada ibu yang menderita penyakit nefritis, hipertensi, toksemia gravidarum, anomaly plasenta, dan endarteritis oleh karena lues.
d. penyakit – penyakit ibu
misalnya pada :
-                                                    Penyakit infeksi yang menyebabkan demam tinggi seperti pneumonia, lifoid, pielitis, rubella, demam malta.
-                                                    Keracunan Pb, nikotin, gas racun,alcohol, dan lain-lain
-                                                    Ibu yang asfiksia seperti pada dekompensasi kordis, penyakit paru berat, anemia gravis
-                                                    Malnutrisi, avitaminosis, dan gangguan metabolism, hipotiroid, kekurangan vitamin A, C, atau E, diabetes mellitus.
e.    Antagonis Rhesus
    Pada antagonis rhesus, darah ibu yang melalui plasenta merusak darah fetus, sehingga terjadi anemia pada fetus yang berakibat meninggalnya fetus.
f.    Terlalu cepatnya korpus luteum menjadi atrofis ; atau factor serviks yaitu inkompetensi serviks, servicitis.
g.      Perangsangan pada ibu yang menyebabkan uterus berkontraksi, misalnya sangat terkejut, obat-obatan uterutonika, ketakutan, laparatomi, dan lain-lain. Atau dapat juga karena trauma langsung terhadap fetus : selaput janin rusak langsung karena instrument, benda, dan obat-obatan.
h.      Penyakit bapak : umur lanjut, penyakit kronis seperti TBC, anemia, dekompensasi kordis, malnutrisi, nefritis, sifilis, keracunan (alcohol, nikotin, Pb), sinar rontgen, avitaminosis.
Evaluasi : ibu mengerti dan tampak lebih tenang setelah diberi penjelasan.
3.      Lakukan pemeriksaan pada ibu
Rasional : deteksi dini adanya komplikasi
Implementasi : melakukan pemeriksaan pada ibu :
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum   :    Baik     
Kesadaran            :    Composmentis
Tekanan darah     :    110/70 mmHg
Suhu                    :    365 0C
Nadi                     :    80x/menit
RR                       :   20x/menit
 Pemeriksaan Fisik
Kepala           :  Bersih, tidak ada benjolan
Muka             :  Tidak pucat, tidak oedema, chloasma gravidarum tidak ada
Mata              :  konjungtiva tidak pucat, sklera mata tidak kuning, bintik Bitot tidak ada, penglihatan baik.
Hidung          :  Bersih, polip tidak ada, tidak mengeluarkan sekret
Telinga           :  Bersih, tidak mengeluarkan cairan, pendengaran baik
Mulut             :  Bibir tidak pucat, stomatitis tidak ada, tanda rhagaden tidak ada, gigi tidak caries, lidah bersih.
Leher             :  Pembesaran kelenjar limfe tidak ada, bendungan vena jugularis tidak ada, pembesaran kelenjar tiroid tidak ada.
Ketiak            :  Pembesaran kelenjar limfe tidak ada, tanda accesoriasis mammae tidak ada.
Tangan           :  Simetris, tidak odema, kuku tidak pucat
Buah dada     :  Simetris, puting susu menonjol, hyperpigmentasi areola mammae primer dan sekunder ada, pembesaran kelenjar monsgomery ada, striae lividae dan albicans tidak ada.
Perut              :  Striae lividae dan striae albicans tidak ada, linea alba dan linea nigra tidak ada, pusat mendatar, palpasi tinggi fundus uteri belum teraba, bekas luka operasi tidak ada.
Pelipatan paha :                       Pembesaran kelenjar limfe tidak ada, tanda hernia inguinalis tidak ada.
Kaki               :  Simetris, tibia baik, telapak kaki cekung, oedema tidak ada, varices tidak ada, kuku tidak pucat
Punggung      :  Simetris, tidak ada kelainan
Vulva             :  Tidak oedema, varices tidak ada, sistokel dan rectokel tidak ada, pengeluaran pervaginam darah ± 1 kotek penuh konsistensi cair, terdapat sedikit gumpalan.
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
 Hb : 11,8 gr%
VT  : Ada pembukaan 1 jari, teraba jaringan.
Evaluasi : ibu kooperatif dengan petugas kesehatan saat dilakukan pemeriksaan.
4.      Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga
Rasional : ibu mengetahui keadaannya sekarang dan meminimalkan rasa khawatir pada ibu dan keluarga
Implementasi : menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, yaitu :
Tanda- tanda vital : normal
Keadaan fisik : normal
Pemeriksaan dalam : masih terdapat sisa-sisa jaringan di dalam rahim.
Hb : normal
5.   Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapy
Rasional        :   melaksanakan fungsi dependent bidan
Implementasi : melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapy.
Advis :
-     infuse RL 500 cc grojok(flash I)
   Maintenance RL 500 cc (20 tetes/menit)
-                                                 Amoxicylin 500 mg 3 X 1
-                                                 Asam mefenamat 500 mg 3 X 1
Evaluasi        : terpasang infuse RL 500 cc grojok pada tangan kiri ibu,ibu mendapat obat oral amoxicylin 500 mg 3 X 1 tablet dan asam mefenamat 500 mg 3 X 1 tablet.
6.      Konsultasi dengan dokter untuk tindakan selanjutnya
Rasional      : penanganan lanjutan terhadap kasus resiko tinggi kehamilan yang tidak dapat ditangani di puskesmas.
Implementasi : melakukan konsultasi dengan dokter untuk tindakan  selanjutnya yaitu persiapan rujukan.
Evaluasi          : pasien siap dirujuk ke RSI Wonokromo.
                             










BAB 4
PEMBAHASAN


Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan.(Mochtar, 1998)
Abortus inkomplit adalah pengeluaran hasil konsepsi dimana hanya sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan, yang tertinggal adalah desidua atau plasenta.
Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada Ny.”D” didapatkan data subyektif ibu hamil anak pertama usia kehamilan 3 bulan,hari pertama haid terakhir tanggal 18-01-2013.Ibu mengeluh nyeri perut dan keluar darah merah segar serta gumpalan dari jalan lahir. Menurut Mochtar, gejala-gejala tersebut adalah gejala dari abortus inkomplit. Dari hasil pemeriksaan didapatkan keadaan umum ibu baik,tanda-tanda vital normal, pemeriksaan Hb 11,8 gr %, dan pada pemeriksaan dalam didapatkan adanya pembukaan servik 1 cm dan teraba jaringan yang tersisa. Data ini memeperkuat ditegakkannya diagnosa abortus inkomplit.
Diagnosa yang dapat ditegakkan berdasarkan data subyektif dan obyektif yang diperoleh adalah GIP00000 Usia Kehamilan 10 Minggu dengan Abortus Incompletus.
Adapun asuhan kebidanan yang diberikan adalah melakukan pendekatan pada ibu dan keluarga dengan komunikasi therapeutik, menjelaskan sebab-sebab keguguran, melakukan pemeriksaan pada ibu, menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga, melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi, dan melakukan konsultasi dengan dokter untuk tindakan selanjutnya.
Selama melakukan asuhan kebidanan, tidak ditemukan kesenjangan antara teori tentang abortus incompletus dengan kenyataan yang ada diman dari keluhan ibu dan hasil pemeriksaan sesuai dengan tanda-tanda dan gejala klinis abortus incompletus. Ibu dan keluarga sangat kooperatif dengan petugas kesehatan sehingga semua rencana asuhan berjalan dengan baik dan kebutuhan pasien dapat terpenuhi dan tidak terjadi komplikasi pada ibu sampai dengan ibu dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih memadai.
BAB 5
PENUTUP


5.1  Simpulan
Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada Ny. ”D” dapat disimpulkan sebagai berikut :
5.1.1        Subyektif
Ibu hamil anak pertama, usia kehamilan 3 bulan,HPHT : 18-02-2013, ibu mengeluh nyeri perut bagian bawah dan keluar darah merah segar serta gumpalan dari jalan lahir.
5.1.2        Obyektif
Dari hasil pemeriksaan didapatkan keadaan umum baik, tanda-tanda vital normal, keadaan fisik normal, Hb normal, dan pada pemeriksaan dalam didapatkan pembukaan servik 1 cm, terdapat sisa jaringan, dan plano test (+).
5.1.3        Analisa Data
Diagnosa : GIP00000 Usia Kehamilan 10 Minggu dengan Abortus Incompletus
5.1.4        Penatalaksanaan
Penatalaksanaan terhadap kasus abortus inkomplit tersebut antara lain :
-          Melakukan pendekatan pada ibu dan keluarga dengan komunikasi therapeutik
-          Menjelaskan sebab-sebab keguguran
-          Melakukan pemeriksaan pada ibu
-          Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga
-          Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi
-          Melakukan konsultasi dengan dokter untuk tindakan selanjutnya.




5.2  Saran
5.2.1 Bagi Petugas Kesehatan
Diharapkan dapat :
1.   Meningkatkan pengetahuan tentang abortus, sehingga dapat meningkatkan ketrampilan dalam pelayanan kesehatan kepada pasien dengan abortus incompletus khususnya dan pasien abortus pada umumnya.
2.   Melakukan tindakan dengan berhati-hati, cepat dan tepat serta memperhatikan respon pasien.
5.2.2     Bagi Pasien dan Keluarga
Diharapkan untuk lebih kooperatif dengan petugas kesehatan dan mau melaksanakan nasehat yang diberikan oleh petugas kesehatan demi pemulihan keadaannya.





















 
DAFTAR PUSTAKA


Manuaba, IBG. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta : EGC.

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta : EGC.

Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Sastrawinata, Sulaiman. 1984. Obstetri Patologi. Bandung : UNPAD.

www.bidanku.com