Kamis, 26 November 2015

Jelly Art

Menerima Pesanan Jelly Art untuk wilayah Surabaya dan sekitarnya..
Untuk acara ulang tahun, hajatan, dll

Hubungi :
Cindy 089 680 650 047 atau BB 5A7A5CF6




Image result for jelly art   Image result for jelly art


                                                                                                                



Image result for jelly art

Jumat, 30 Oktober 2015

LAPORAN PUSKESMAS SIMOMULYO SURABAYA BULAN JANUARI – DESEMBER 2015

LAPORAN PUSKESMAS
PUSKESMAS SIMOMULYO SURABAYA
BULAN JANUARI – DESEMBER 2015




Disusun Oleh :

1.                  Siti Aisyah                               (12-700-0025)
2.                  Luluk Masrukah                      (12-700-0027)
2.                  Vitri Darmayanti                     (12-700-0029)
3.                  Hana Agustiningwati              (12-700-0030)
4.                  Eka Nurmahaji                        (12-700-0035)
5.                  Cindy Ulziana                         (12-700-0054)





PROGRAM STUDY D-III KEBIDANAN
UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA
2015
LEMBAR PENGESAHAN


Laporan Puskesmas Simomulyo Surabaya Bulan Januari – Desember 2014 yang disusun pada tanggal 12 Januari 2015.

Telah disyahkan pada :                                               
Hari                 : Kamis
Tanggal           : 15 Januari 2015

                                                                                   

Surabaya, 15 Januari 2015

         Pembimbing Klinik                                            Pembimbing Akademik
      Puskesmas Simomulyo                                          Prodi Kebidanan Unipa                                 


Hj. Al  Usnaini, S.ST.M.MKes                                  Supartini SKM MPD
NIP. 1963 01 021988 03 2006                                          








KATA PENGANTAR

Puji syukur Penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmatNya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan yang berjudul ”LAPORAN PUSKESMAS SIMOMULYO SURABAYA Bulan Januari – Desember 2015”
Atas tersusunnya laporan ini penyusun mengucapkan terimakasih kepada :
1.      drg. Dharmawati Zahara selaku kepala Puskesmas Simomulyo Surabaya
2.      Hj. Al Usnaini, S.ST, M.MKes selaku kepala ruangan POLI KIA dan KB serta bidan pembimbing di Puskesmas Simomulyo Surabaya
3.      Supartini SKM Mpd selaku Pembimbing Klinik Prodi DIII Kebidanan Unipa Surabaya
4.      Bidan, Perawat, dan Karyawan di Puskesmas Simomulyo Surabaya
5.      Orang Tua, rekan – rekan mahasiswa Prodi D III Kebidanan Bangkalan serta Semua pihak yang telah memberikan dukungan dan membantu dalam menyelesaikan laporan ini.
Laporan ini disusun dengan sebaik-baiknya. Namun penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran penyusun terima demi sempurnanya laporan ini.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca.



Surabaya, Januari 2015
                                                                                                                                 

                                                                                                                                         Penyusun





MAKALAH “PENGETAHUAN BAHAN MAKANAN UNGGAS”


MAKALAH
 “PENGETAHUAN BAHAN MAKANAN UNGGAS”
Mata Kuliah : Pengetahuan Bahan Makanan


DISUSUN OLEH :
KUSDIONO  ( 13 -580-0026 )



UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PKK- TATA BOGA
TAHUN 2013





KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami panjatkan kepadaTuhan Yang MahaEsa yang telah melimpahkan Petunjuk, kesehatan, ketabahan, dan  kesabaran Kepada kami sehingga kami bias menyusun makalah yang berjudul “PENGETAHUAN BAHAN MAKANAN UNGGAS”.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat oleh pembaca  kami mengucapkan terima kasih kepada teman-teman, bapak dan  ibu dosen yang telah memberi dukungan kepada kami dalam menyusun makalah ini yang masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu dengan hati terbuka, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun  guna  kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
                                                                                                                

Surabaya, 29 Oktober 2015


    Penyusun













DAFTAR ISI
Halaman Sampul ……………………………………………………………  1
Kata pengantar ................................................................................................ 2
Daftar isi ...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang ....................................................................................... 4
1.2  Rumusan masalah  ................................................................................  4
1.3  Tujuan Penulisan ................................................................................... 5
1.4  Manfaat Penulisan.................................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1  Pengertian unggas ………………………………………………….... 6
2.2  Jenis-jenis unggas................................................................................. 6
2.3  Struktur unggas .................................................................................... 8
2.4  Komposisi gizi unggas...........................................................................9
2.5  Sifat fisik dan kimia unggas..................................................................10
2.6  Cara pengolahan dan hasil olahan unggas.............................................12
2.7  Cara penyimpanan unggas ................................................................... 15

BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .................................................................................... 17
3.2 Saran .............................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 18








BAB I
PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang
      Unggas telah lama dikenal sebagai sumber protein. Unggas Merupakan ternak bersayap, yang dalam taksonomi zoologinya termasuk golongan kelas Aves. Jenis unggas cukup banyak, di antaranya adalah ayam, itik, kalkun, dan angsa. Secara taksonomi zoology bangsa burung bisa digolongkan sebagai unggas, tetapi sampai saat ini yang tercantum dalam undang-undang pokok kehewanan, bangsa burung masih belum digolongkan ternak unggas. Di dalam undang-undang tersebut bahwa yang dimaksud sebagai unggas adalah ternak bersayap yang sudah lazim di pelihara oleh masyarakat.       Tidak menutup kemungkinan bangsa burung masuk dalam jenis unggas karena burungsecara taksonomi zoology juga termasuk ke dalam kelas Aves, selain itu burung juga mempunyai ciri-ciri seperti unggas (Susilorini,2009).Unggas banyak dimanfaatkan manusia, terutama dalam hal pangan.    Namun dewasa ini banyak oknum tidak bertanggung jawab yang memperdagangkan bahan makanan yang sudah tidak layak konsumsi, tak terkecuali daging unggas.
      Di indonesia unggas telah banyak dikenal selama ini dan juga diolah menjadi bahan-bahan olahan pangan lainnya. Di dalam unggas juga terkandung kalori dan lemak, dalam mengonsumsinya kita harus berhati-hati agar tidak berdampak buruk. Dalam makalah ini akan dibahas lebih jelas mengenai pengertian unggas, jenis, komposisi gizi, sifat fisik dan kimia, pengolahan, dan penyimpanan.

1.2   Rumusan Masalah
1.   Apa pengertian unggas?
2.   Apa saja jenis-jenis unggas?
2.   Bagaimana struktur unggas?
3.   Bagaimana komposisi gizi unggas?
4.   Apa saja sifat fisik dan kimia unggas?
5.   Bagaimana cara pengolahan dan hasil olahan unggas?
6.   Bagaimana cara penyimpanan unggas?

1.3  Tujuan Penulisan
1        Untuk mengetahui definisi unggas
2.      Untuk mengetahui jenis-jenis unggas
3.      Untuk mengetahui struktur unggas
4.      Untuk mengetahui komposisi unggas
5.      Untuk mengetahui sifat fisik dan kimia unggas
6.      Untuk mengetahui cara pengolahan dan hasil olahan unggas
7.      Untuk mengetahui cara penyimpanan unggas

1.4  Manfaat Penulisan
1        Agar mahasiswa mengetahui definisi unggas
2.      Agar mahasiswa mengetahui apa saja jenis-jenis unggas
3.      Agar mahasiswa mengetahui struktur unggas
4.      Agar mahasiswa mengetahui apa saja komposisi unggas
5.      Agar mahasiswa mengetahui sifat fisik dan kimia unggas
6.      Agar mahasiswa mengetahui bagaimana cara pengolahan dan hasil olahan unggas
7.      Agar mahasiswa mengetahui bagaimana cara menyimpan unggas












BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Unggas
      Istilah unggas mencakup ayam, itik, kalkun dan burung (burung unta/ostrich, puyuh dan burung dara). Daging unggas merupakan sumber protein hewani yang baik, karena kandungan asam amino esensialnya lengkap. Serat dagingnya juga pendek dan lunak, sehingga mudah dicerna. Banyaknya kalori yang dihasilkan daging unggas lebih rendah dibandingkan dengan nilai kalori daging sapi atau babi. Karenanya daging unggasdapat digunakan untuk menjaga berat badan, orang yang baru dalam tahap penyembuhandan orang tua yang tidak aktif bekerja lagi. Unggas adalah jenis hewan ternak kelompok burung yangdimanfaatkan untuk daging dan/atau telurnya. Pada umumnya unggas yang dipergunakan dalam pengolahan adalah ayam,itik, kalkun, angsa, dan bermacam-macam burung.

2.2   Jenis-jenis Unggas 
2.2.1  Ayam
a.       Ayam kampung atau ayam lokal : jenis ayam yang tidak atau belum mengalami usaha pemulihaan, biasa dikenal juga dengan sebutan ayam buras (bukan ras). Berat badan rata-rata ayam yang siap untuk dipotong adalah yang berumur sekitar dua tahun, dengan berat badan sekitar 2,5 kg untuk ayam betina dan sekitar 3-3,5 kg untuk ayam jantan.
b.      Ayam ras (broiler) : jenis ayam yang telah mengalami upaya pemuliaan. Sehingga merupakan ayam pedaging yang unggul dengan bentuk, ukuran dan warna yang seragam. Di negara-negara maju seperti Amerika, pada umumnya ayam pedaging dipanen pada umur 8 - 12 minggu, dengan berat 1,59 - 2,05 kg per ekor. Sedangkan di Indonesia ayam pedaging dipanen pada umur yang lebih muda yaitu sekitar 6 minggu dengan berat 1 - 1,4 kg. Hal ini karena konsumen di Indonesia lebih menyukai karkas ayam yang tidak terlalu besar, karena dagingnya lunak, lemaknya belum banyak dengan tulang yang tidak begitu keras.
c.     Ayam cull
      Ayam cull sebenarnya bukan ayam pedaging, tetapi dijadikan sebagai sumber daging karena alasan tertentu. Biasanya karena diapkir dari penggunaan utamanya. Sebagian besar adalah ayam petelur yang diapkir. Ayam diapkir karena alasan cacat, atau tidak berfungsi normal, misalnya produktifitasnya turun. Mutu daging ayam “cull”umumnya lebih rendah dari ayam ras karena sudah tua dan ukurannya tidak seragam serta jumlahnya sedikit.

d.      Kalkun : Di Indonesia kalkun hanya sebagai binatang peliharaan, sedangkan di Negara barat dijual dalam bentuk dibekukan yang siap untuk dioven. Dan jenis-jenis kalkun antara lain :
a).    Young Turkey (Kalkun Muda) Berumur 3- 4 bulan, berat 2–3 kg, teknik olah dipanggang (roasting), digoreng (frying).
b). Yearilng Turkey (Kalkun dewasa) berumur  5 –7 bulan, berat  4 –7 kg, teknik olah dipanggang (roasting, grilling)
c).  Large Turkey (Kalkun) berumur Lebih dari 10 bulan, berat lebih dari 8 kg, teknik olah Boiling dan stewing.

e.       Angsa : burung air berukuran besar dari genus Cygnus famili Anatidae. Bebek dan Angsa berleher pendek  juga terdapat di famili Anatidae. Angsa bersama angsa berleher pendek masukke dalam subfamili Anserinae namun Angsa memiliki suku sendiri, yaitu suku Cygnini Terdapat tujuh spesies dalam genus Cygnus. Angsa adalah hewan monogami, 'perceraian' kadang-kadang terjadi jika proses bersarang mengalami kegagalan. Angsa adalah anggota terbesar dari famili Anatidae, dan merupakan salah satu burung air terbesar yang dapat terbang. Spesies terbesar dari angsa, yaitu  Angsa Putih, Angsa Trompet dan Angsa Whooper dapat mencapai panjang 60 inci dan berat 50 pound. Bentangan sayap mereka dapat mencapai panjang tiga meter. Dibandingkan dengan saudaranya, angsa berleher pendek, angsa berukuran lebih besar dalam ukuran dan secara proporsional memiliki kaki dan leher yang lebih besar. Jenis angsa ada 2 macam :
a). Gooseling (angsa muda) berumur  3 –5 bulan, berat 2 –3 kg, teknik olah dipanggang (roasting), direbus.
b). Goose (angsa dewasa) berumur  6 –9 bulan, berat 3–7 kg, teknik olah Pot roasting, boiling.
    
2.3   Struktur Unggas
2.3.1  Otot
     Komponen karkas yang paling mahal adalah otot. Bagian terbesar otot terdapat dibagian dada, sehingga besarnya dada dijadikan ukuran untuk membandingkan kualitas daging pada broiler. Fungsi otot yang utama bagi tubuh unggas adalah untuk menggerakan tubuh, menutupi tulang dan membentuk tubuh. Otot pada dada ayam berwarna lebih terang sedangkan otot pahanya berwarna lebih gelap, disebabkan ayam lebih banyak berjalan dari pada terbang, sehingga menyebabkan pigmen mioglobin terdapat lebih banyak pada otot paha.
2.3.2 Lemak
      Lemak mempunyai tiga tipe, yaitu (1) lemak bawah kulit (subcutan), (2) lemak perut bagian bawah (abdominal) dan (3) lemak dalam otot (intramuscular). Persentase lemak abdominal pada ayam lebih tinggi daripada ayam jantan, dan bobotnya semakin bertambah dengan meningkatnya umur. Kandungan lemak subkutan dipengaruhi oleh umur. Lemak subkutan meningkat dari 13,25 % pada umur 3 minggu menjadi 33,87 % pada umur 9 minggu.
2.3.3   Tulang
     Sistem pertulangan pada unggas berbeda dengan pertulangan pada mamalia. Tulang unggas ringan tetapi kuat dan kompak, karena mengandung garam kalsium yang sangat padat. Umumnya tulang-tulang yang panjang membengkok, yang membuat tulangmenjadi ringan, dan tulang-tulang tersebut bergabung bersama-sama membentuk susunan yang kokoh yang mana juga merupakan tempat bertautnya daging. Tulang disamping merupakan kerangka bagi tubuh dan tempat bertautnya daging, juga berfungsi melindungi organ tubuh, dan sumsum tulang.
2.3.4     Kulit
      Kulit unggas berfungsi melindungi permukaan tubuh. Kulit mempunyai kelenjar minyak atau “oil gland” yang terdapat pada pangkal ekor. Kulit terdiri atas dua lapis,lapisan luar disebut epidermis dan bagian dalam disebut dermis. Paruh dan kuku serta kulit pada kaki serta bulu terdiri atas epidermis. Jengger dan daun telinga dari dermis yang ditutupi epidermis. Epidermis terdiri atas dua lapisan tipis bagian luar disebut “stratum corneum” dan bagian dalam disebut “rete malphigi” atau “stratum germinatum”. Dermis tersusun dari jaringan pengikat yang mengandung banyak lemak. Kulit unggas relatif tipis dibandingkan dengan kulit mamalia. Pada ayam, kulit sangat sensitif waktu rontok bulu (molting), karena jaringan syaraf, otot dan pembuluh darah yang mengalir di dalam kulit berhubungan dengan akar bulu. Warna kulit dipengaruhi oleh pigmen kulit, melanin dan santophyl. Kulit mempunyai beberapa fungsi yaitu (1) melindungi bagian dalam kulit secara mekanik terdapat kemungkinan masuknya zat-zat, (2) melindungi kulit terdapat cahaya atau sinar yang akan masuk, karena pada sel epidermis terdapat pigmen melanin, (3)mengatur temperatur tubuh, (4) sebagai, kelenjar sekresi, yaitu tempat keluarnya keringat,(5) tempat pembentukan vitamin D dari cholesterol dan (6) sebagai tempat berlangsungnya respirasi.

2.4        KOMPOSISI GIZI PADA UNGGAS
2.4.1        Komposisi gizi ayam tiap 100 gr
Kal : 298 kkal, Protein : 18,2 gr, Lemak : 25 gr , Kalsium : 14 mg, Fosfor : 200 mg, Besi : 1,5 mg.
2.4.2        Komposisi gizi bebek tiap100 gr
Kal : 321 kkal, Protein : 16 gr, Lemak : 28,6 gr, Kalsium : 15 mg, Fosfor : 188 mg, Besi : 1,8 mg.


2.4.3        Komposisi gizi Angsa tiap 100 gr 
Kal : 349 kkal, Protein : 16,4 gr, Lemak : 31,5 gr, Kalsium : 15 mg, Fosfor : 188 mg, Besi : 1,8 mg.

2.5      Sifat Fisik dan Kimia Unggas
2.5.1        Sifat fisik ayam
a.       Ayam ras  : Bentuk kepala panjang dan rata, panjang leher sedang, bulunya tebal dan banyak. Bentuk punggung rata atau miring sedikit ke arah ekor. Dada lebar dengan kedua sayap tertutup kuat, perutnya lebar, besar dan dalam. Kaki pendek, kulit halus dengan telapak kaki berdaging tebal. jengger biasanya sebuah, bergerigi 6 - 7 pada betina dan 5 - 7 pada jantannya.
b.      Ayam cull : Kepala yang bersih, bulu-bulu yang kering dan rapi. Penutupan kulit pada bial dan liang telinga, rapi hingga ke pangkal paruh serta tidak kendor dan tidak berkerut. Ayam petelur tinggi juga terlihat penutupan bulunya lebih rapat dan lebih rapi jika dibandingkan dengan petelur unggul produksinya 240 –250 butir/tahun. Setelah merosot produk telurnya, ayam tersebut bulunya suram dan bulunya tidak mulus lagi. Ayam petelur muda mulai berproduksi pada umur 5 – 6 bulandan terus berproduksi sampai umur 18 bulan. Setelah satu tahun berproduksi, produk telur menurun.

2.5.2        Sifat fisik daging merah
a.       Segar, bersih, lembab (tetapi tidak menetes terus), agak kenyal dan bau wajar (bukan busuk atau bau bahan kimia), warna kemerahan
b.      Jangan pilih yang berbercak kering, kehitaman/ kehijauan/ abu-abu gelap, dan berbau tidak wajar
c.       Jika membeli daging dalam kemasan, pastikan kemasan utuh dan tidak ada genangan air di dalamnya.
d.   Pastikan daging berasal dari rumah pemotongan hewan yang resmi/ berizin dan bersertifikat halal.

2.5.3        Sifat fisik daging putih
a.    Segar, bersih, warna wajar (jangan terlalu putih), tidak ada bau yang tidak wajar
b.   Jika ada, pilih daging yang belum pernah dibekukan
c.    Hindari daging yang berwarna terlalu putih atau kebiruan
d.   Hindari daging yang terlalu basah/ air menetes terus menerus
e.    Jika membeli daging dalam kemasan, pastikan kemasan utuh dan tidak ada genangan air di dalamnya
f.    Jika mungkin, pastikan daging berasal dari rumah pemotongan hewan yang resmi/ berizin dan bersertifikat halal.

2.5.4        Komposisi Kimia Unggas
a.    Daging unggas tersusun atas komponen-komponen protein, lemak, karbohidrat, vitamin, air, mineral dan pigmen.  Kadar masing-masing berbeda tergantung pada jenis, umur, dan jenis kelamin unggas.
b.   Daging ayam mengandung lemak relatif lebih rendah, yang terdiri dari asam lemak jenuh dan tak jenuh.  Daging ayam mengandung vitamin dan mineral yang jumlahnya relatif rendah.  Vitamin daging ayam meliputi niacin, riboflavin, tiamin dan asam askorbat, sedangkan mineral terdiri dari natrium, kalium, magnesium, kalsium, besi, fosfor, sulfur, klorin dan iodin.  Pigmen unggas meliputi mioglobin dan hemoglobin.  Warna normal daging unggas adalah putih keabuan hingga merah pudar atau ungu.









2.5.5  Tabel Komposisi Kimia Unggas
Komposisi (bagian edible)
%
Air
74,8
Protein
43,1
Lemak
2,5
Abu
1,1
Bagian yang tak terpakai
41,6

a.    Komposisi kimia daging ayam per 100 gr




Komposisi (bagian edible)
%
Kalori
129 kal
Protein
20 gr
Lemak
5 gr
Besi
2 mg
Vitamin B
100 IU

b.    Komposisi kimia daging bebek per 100 gr





c.       Komposisi Asam lemak pada Unggas
Jenis unggas
Asam lemak jenuh (%)
Asam lemak tak jenuh (%)
Asam oleat
Asam linoleat
Asam linolenat
Asam arach
Ayam
28-31
47-57
14-18
0,7-1,0
0,3-0,5
Kalkun
28-33
39-52
13-21
0,8-1,3
0,2-0,7
Itik
87
42
24
1,4
0,2
Angsa 
30
57
8
0,4
0,05
Burung merpati
23
56
17
0,7
0,04

2.6      Cara pengolahan dan hasil olahan Unggas
2.6.1        Pengolahan Unggas
a.       Pemeriksaan Ayam Hidup
      Inspeksi ante-mortem pada ayam hidup bertujuan untuk memeriksa kesehatan ayam. Hanya ayam yang benar-benar sehat yang dipilihara sebagai ayam potong. Ayam hidup yang umum dipotong berumur antara 8 – 12 minggu dengan berat 1,4 – 1,7 kg/ekor. Sebelum ayam disembelih sebaiknya ayam pedaging tidak diberi makan selama lebih kurang 3 jam untuk memudahkan pembersihan isi perut. Karena alasan agama, khususnya agama Islam, maka cara penyembelihan yang khas harus dipatuhi.
b.      Penyembelihan
Pemotongan ayam dilakukan dengan cara memotong vena jugularis dan arteri carotis di dasar rahang. Kadang-kadang dilakukan dengan cara menusuk bagian otak diarahkan pada medula ablongata dengan pisau kecil. Terdapat beberapa cara penyembelihan mulai dari cara pemenggalan leher yang sederhana sampai metode konsher yang dimodifikasi cara modern. Cara konsher dengan memotong pembuluh darah, jalan makanan dan jalan nafas. Sedangkan cara konsher modifikasi dilakukan dengan memotong hanya pembuluh darah (dipingsankan terlebih dahulu), serta cara Islam yaitu pemutusan saluran darah (vena dan arteri), kerongkongan dan tenggorokan, hewan harus sehat, tidak boleh dibius dan yang memotong orang Islam.
c.       Penuntasan Darah
Penuntasan darah harus dilakukan dengan sempurna karena dapat mempengaruhi mutu daging unggas. Penuntasan darah yang kurang sempurna menyebabkan karkas akan berwarna merah di bagian leher, bahu, sayap dan pori-pori kulit dimana lama penyimpanan akan terjadi perubahan warna. Penuntasan darah pada pemotongan unggas yang modern dilakukan dengan cara unggas yang disembelih digantung pada gantungan. Pengeluaran darah sebaiknya dilakukan secara tuntas atau sekitar 50 - 70 detik sehingga ayam kehilangan sekitar 4 persen dari berat badannya.
d.      Penyeduhan
Penyeduhan atau perendaham dalam air panas dilakukan dengan tujuan untuk memudahkan proses pencabutan pada tahap berikutnya karena kolagen yang mengikat bulu sudah terakogulasi. Suhu dan waktu perendaman yang digunakan 54,50 C selama 60 – 120 detik. Perendaman terlalu lama menyebabkan kulit menjadi gosong atau coklat.
e.       Pencabutan Bulu
      Tahap pencabutan bulu meliputi penghilangan bulu besar, bulu halus dan bulu seperti rambut. Pencabutan bulu besar dilakukan secara mekanis dari dua arah, yaitu depan dan belakang. Sedangkan pencabutan bulu halus dan bulu rambut umumnya dilakukan dengan metode “wax picking”, yaitu dengan pelapisan lilin. Metode pelapisan lilin dilakukan pada unggas yang telah mengalami penyeduhan  dilapisi lilin dengan cara merendamnya dalam cairan lilin. Setelah cukup terlapisi unggas diangkat dan dikeringkan sehingga lapisan lilin menjadi mengeras padat. Dengan demikian bulu-bulu yang ada pada karkas akan ikut terlepas bila lapisan lilin yang telah mengeras dilepaskan.
f.       Dressing
      Tahap dressing meliputi pemotongan kaki, pengambilan jeroan dan pencucian. Dengan membuat irisan lobang yang cukup besar dari bagian bawah anus, seluruh isi perut ditarik keluar termasuk jaringan pengikat paru-paru, hati dan jantung. Pengambilan jeroan dilakukan dengan cara memasukkan tangan ke dalam rongga perut dan menarik seluruh isi perut keluar. Pencucian bertujuan untuk memberikan karkas unggas dari kotoran yang masih tertinggal di bagian dalam permukaan karkas.

2.6.2         PRODUK OLAHAN DAGING AYAM
a.       Sozzis Ayam
      Ketentuan mutu sosis berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI 01-3820-1995) adalah: kadarair maksimal 67 persen, abu maksimal 3 persen, protein minimal 13 persen, lemak maksimal 25 persen,serta karbohidrat maksimal 8 persen. Kenyataannya, banyak sosis di pasaran yang memiliki komposisi gizi jauh di bawah standar yang telah ditetapkan. Ha ltersebut menunjukkan pemakaian jumlah daging kurang atau penggunaan bahan tidak sesuai komposisi standar sosis.
b.      Nugget Ayam
      Komposisi bahan baku yang digunakan padaproses pembuatan chicken nugget meliputi : daging80%, air 6%, susu skim 6%, tepung tapioka 6%, garam,0,9%, STTP 0,3%, pala 0,2%, lada 0,3% ketumbar0,4%, vetsin 0,1%
c.       Abon Ayam
         Kalau dilihat sepintas abon bebek ini tak ubahnya seperti abon ayam, hanya saja warnanya sedikit lebih gelap namun tak segelap abon sapi. Daging bebek yang sudah dipisahkan dari tulangnya, kemudian dihaluskan dan diberi bumbu-bumbu seperti bawang putih, bawang merah, gula serta santan untuk menambah rasa gurihnya. Barulah kemudian daging bebek digoreng hingga kering kecokelatan.
d.      Sate ayam
Sate adalah makanan yang berbentuk potongan-potongan kecil dari bahan pangan. Kemudian diberi bumbu, ditusuk dengan tusukan sate yang terbuat dari potongan bamboo dan dipanggang. Disajikan bersama saus kacang atau saus kecap dan dimakan bersama nasi hangat atau lontong. Jenis makanan istimewa ini, dikenal hampir di setiap pelosok Indonesia, bahkan masing-masing daerah memiliki kekhasan tersendiri, baik bahan makanannya maupun bumbunya

2.7                   Penyimpanan Bahan Makanan
      Penyimpanan bahan makanan merupakan satu dari 6prinsip higiene dan sanitasi makanan.Penyimpanan bahan makanan yang tidak baik, terutama dalam jumlah yang banyak (untuk katering dan jasa boga) dapat menyebabkan kerusakan bahan makanan tersebut. Adapun tata cara penyimpanan bahan makanan yang baik menurut higiene dan sanitasi makanan adalah sebagai berikut:


a.    Suhu Penyimpanan Yang Baik
      Setiap bahan makanan mempunyai spesifikasi dalam penyimpanan tergantung kepada besar dan banyaknya makanan dan tempat penyimpanannya. Sebagian besar dapat dikelompokkan menjadi:
1.      Makanan Jenis Daging, Ikan, Udang dan Olahannya.
a). Menyimpan sampai 3 hari : -50sampai 00C
b). Penyimpanan untuk 1 minggu : -190sampai -50c
c). Penyimpanan lebih dari 1 minggu : dibawah -100C

2.      Makanan jenis telor, susu dan olahannya
a). Penyimpanan sampai 3 hari : -50sampai 70C
b). Penyimpanan untuk 1 minggu : dibawah -50C
c). Penyimpanan paling lama untuk 1 minggu : dibawah50C

b.  Tata Cara Penyimpanan
1.  Penyimpanan suhu rendah dapat berupa :
a). Lemari es (Freezer) yang dapat mencapai suhu -50C, dapat digunakan untuk penyimpanan daging, unggas, ikan, dengan waktu tidak lebih dari 3 hari.
b). Kamar beku yang merupakan ruangan khusus untuk menyimpan makanan beku (frozen food ) dengan suhu mencapai -200C untuk menyimpan daging dan makanan beku dalam jangka waktu lama.

c    Menyimpan daging ayam utuh dapat dilakukan dengan :
1.      Pisahkan bagian jeroan dengan daging ayam.
2.      Keringkan daging ayam, lap dengan tissue dapur yang bersih.
3.      Buang lemak pada ayam (bila ada)
4.      Bungkus dengan plastik ( plastic wrap  atau plastik kiloan ) atau tempatkan di wadah tertutup rapat.
5.      Berikan label dan tanggal penyimpanan.


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
      Unggas Merupakan ternak bersayap, yang dalam taksonomizoologinya termasuk golongan kelas Aves. Unggas menurut kerja fisiologis dan habitatnya dibagi menjadi unggas terbang, unggas darat, unggas air. Jenis unggas cukup banyak, di antaranya adalah ayam, itik, kalkun, dan angsa. Unggas memiliki banyak manfaat dan merupakan pemasok kebutuhan protein untuk manusia disamping sapi atau kambing. Banyaknya oknum yang tidak bertanggung jawab dalam pemasaran daging unggas sehingga kita harus hati-hati dalam memilih daging unggas yang akan kita konsumsi. Dan kita juga bisa  mengolah unggas menjadi makanan yang enak dan bervariasi.

3.2 Saran
Dengan mengetahui segala hal tentang unggas, terutama manfaat yang dikandung oleh daging unggas bagi kesehatan tubuh kita hendaknya kita memanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Dalam bidang kesehatan hendaknya kita selalu mengkonsumsi daging unggas dengan porsi yangcukup setiap hari agar kita bisa merasakan manfaatnya sesuai yang disebutkan dalam penjelasan di atas. Dengan menerapkan penggunaan daging unggas secara bijaksana kita dapat memperoleh hasil yang maksimal.










DAFTAR PUSTAKA