MAKALAH
PERSIAPAN DALAM PEMERIKSAAN RONTGEN
PERSIAPAN DALAM PEMERIKSAAN RONTGEN
Di
ajukan guna memenuhi tugas mata kuliah KDPK II, dosen mata kuliah Nyna P, SST
Oleh :
1. Ni
Wayan S.
2. Elsanti
3. Retika
4. Sandy
M
5. Endang
S.
6. Luluk
7. Metha
8. Ramadhani
Kelas IA
Program Studi D III Kebidanan
Universitas PGRI Adi Buana
Tahun Ajaran 2012-2013
SURABAYA
Universitas PGRI Adi Buana
Tahun Ajaran 2012-2013
SURABAYA
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL......................................................................................i
DAFTAR
ISI………………………………………………………………..ii
KATA PENGANTAR……………………………………...........................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
masalah………………………………………………..1
B.
Rumusan
Masalah……………………………………………………...2
C.
Tujuan………………………………………………………………….2
BAB II ANALISIS
PERMASALAHAN
A.
Penertian Rontgen..................................................................................3
B.
Indikasi.……...........…………………………………….......................3
C.
Pelaksanaan.…...……………………………………………..……......3
D. TekhnikPelaksanaan…….………………………………………….......9
BAB III PENUTUP
Kesimpulan…………………………………………………………………10
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...iv
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME atas limpahan rahmat dan karunia –
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Persiapan Untuk
Pemeriksaan Rontgen” ini dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah KDPK II Nyna P,
SST.
Makalah
ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang kami peroleh dari
berbagai sumber yang berkaitan dengan judul makalah ini, tidak lupa penyusun
ucapkan terimakasih kepada dosen pengajar mata kuliah KDPK II dan para
mahasiswa yang mendukung sehingga dapat diselesaikannya makalah ini.
Kami berharap dengan
membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua dan dapat menambah
wawasan kita mengenai persiapan untuk pemeriksaan rontgen. Makalah ini masih jauh dari sempurna, maka kami mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.
Surabaya,19 Feb 2013
Penulis
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Untuk menilai seorang pasien,
petugas kesehatan tidak hanya melakukan dengan fisiknya, akan tetapi juga
memerlukan data dari pemeriksaan lainnya, antara lain pemeriksaan radiologi
(foto thoraks/ rontgen). Informasi yang diperoleh dari foto thoraks menjadi
penting, karena bidan sebagai petugas kesehatan yang mendampingi pasien juga
perlu mengetahui pemeriksaan ini, selain pemeriksaan fisik. Apabila bidan dapat
memahami dan mengerti mengenai thoraks
foto, maka bidan dapat mengenali sedini mungkin kelainan yang terjadi pada
pasien sehingga keadaan yang lebih lanjut bahkan kematian dapat diatasi dengan
cepat.
Sejarah Pemeriksaan Rontgen :
1.
Teknologi
rontgen sudah digunakan lebih dari satu abad yang lalu.
2.
Tepatnya
sejak 8 November 1890 ketika fisikawan terkemuka berkebangsaan Jerman, Conrad
Rontgen, menemukan sinar yang tidak dikenalinya, yang kemudian diberi label X.
3.
Sinar
ini mampu menembus bagian bagian tubuh manusia, sehingga dapat dimanfaatkan
untuk memotret bagian – bagian dalam tubuh.
4.
Berkat
jasanya bagi dunia kedokteran, banyak nyawa bisa diselamatkan, hingga ia
mendapat penghargaan Nobel di tahun 1901.
5.
Pada
prinsipnya sinar yang menembus tubuh ini perlu dipindahkan ke format film agar bisa dilihat hasilnya.
6.
Seiring
dengan kemajuan teknologi,kini foto Rontgen juga sudah bisa diproses secara
digital tanpa film.
7.
Sementara
hasilnya bisa disimpan dalam bentuk CD atau bahkan dikirim ke berbagai belahan
dunia menggunakan teknologi e-mail.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas dapat kita simpulkan bahwa rumusan masalahnya adalah:
1.
Apa
pengertian dari rontgen?
2.
Bagaimana
indikasi untuk melakukan rontgen?
3.
Apa
saja persiapan untuk melakukan rontgen?
4.
Bagaimana
teknik pelaksanaannya?
1.3
Tujuan
Pemeriksaan Foto Thoraks
Berikut
ini antara lain tujuan dari pemeriksaan?pengambilan foto thoraks, yaitu:
1.
Untuk
menilai adanya perubahan patologi jantung dan paru dalam rongga thoraks
(pembesaran jantung, kolaps paru).
2.
Untukmengetahui
adanya perubhan dalam rongga pleura (pnumo-thoraks)
3.
Untuk
menilai letak alat-alat yang dimasukkan dalam organ-organ rongga thoraks (ETT,
CVP, dll).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Rontgen Dan Hal-Hal Yang
Berkaitan Dengan Rontgen :
1.
Rontgen
atau dikenal dengan sinar X merupakan pemeriksaan yang memanfaatkan peran sinar
X dalam mendeteksi kelainan pada berbagai organ diantaranya dada, jantung,
abdomen, ginjal, ureter, kandung kemih, tengkorak, rangka.
2.
Pemeriksaan
ini dilakukan dengan menggunakan radiasi radiasi sinar X yang sedikit karena
tingginya kualitas film sinar X dan digunakan untuk melakukan skrinning dari
berbagai kelainan yang ada pada organ.
2.2 Indikasi Pemeriksaan Foto Thoraks Secara
Khusus :
1)
Sesak
napas pada bayi :
a.
Untuk
memastikan ada tidaknya kelainan di thoraksnya (rongga dada)
b.
Dokter
membutuhkan foto rontgen agar penanganannya tepat.
2)
Bayi
muntah hijau terus menerus :
a.
Bila
dokter mencurigai muntahnya disebabkan sumbatan di saluran cerna, maka
pengambilan foto rontgen pun akan dilakukan.
b.
Pertimbangan
dokter untuk melakukan tindakan ini tidak semata-mata berdasarkan
usia,melainkan lebih pada resiko dan manfaatkannya.
3)
Deteksi
masalah pada tulang, paru-paru, usus, dan organ dalam lainnya. Bagi balita
sampai kalangan dewasa, foto rontgen lazimnya dimanfaatkan untuk mendeteksi
masalah pada tulang, paru-paru, usus, dan organ dalam lainnya.
2.3 Persiapan Pemeriksaan :
1.
Radiografi
konvesional tanpa persiapan :
a)
Maksudnya,
saat anak datang bisa langsung difoto.
b)
Biasanya
ini untuk pemeriksaan tulang atau thoraks.
2.
Radiografi
konvesional dengan persiapan :
a)
Pemeriksaan
radiografi konvesional yang memerlukan persiapan diantaranya untuk foto rontgen
perut.
b)
Sebelum
pelaksanaan, anak diminta untuk puasa beberapa jam atau hanya makan bubur
kecap.
c)
Dengan
begitu ususnya bersih dan hasil fotonya pun dapat dengan jelas memperlihatkan
kelainan yang dideritanya.
3.
Pemeriksaan
dengan kontras :
Sebelum
dirontgen, kontras dimasukkan ke dalam tubuh dengan cara diminum, atau
dimasukkan lewat anus, atau disuntikkan ke pembuluh vena.
Macam
–Macam Proyeksi Pemeriksaan Foto Thoraks :
Terdapat
3 macam proyeksi pemeriksaan foto thoraks, yakni:
a.
Proyeksi
PA (Postero-Anterior )
Cara pemeriksaan foto thoraks
dengan proyeksi PA (Postero-Anterior),yaitu:
·
Sinar
dipancarkan ke arah film melaluipunggung (posterior) pasien.
·
Biasanya,
posisi pasien berdiri tegak dengan bagian anterior menempel pada film
·
Tangan
bertolak pinggang untuk mengangkat skapula agar tidak menutupi lapangan paru.
·
Sinar
dipancarkan pada saat pasien menahan nafas dalam (inspirasi) agar rongga
thoraks mengembang maksimal dengan gambaran diafragma yang terdorong ke arah
abdomen.
·
Dengan
tujuan adalah akan dapat memberikan gambaran paru/jantung seperti aslinya.
·
Pemeriksaan
hanya bisa dilakukan di ruang radiologi
b.
Proyeksi
AP (Antero-Posterior )
Cara pemeriksaan foto thoraks
dengan proyeksi AP (Antero-Posterior), yaitu:
·
Proyeksi
AP bisa dilakukan terhadap pasien dengan posisi supine, duduk atau semi fowler.
·
Biasanya
dilakukan pada pasien yang tidak dapat mobilisasi karena penyakit kritis atau
pada pasien pasca bedah.
·
Mesin
yang digunakan adalah mesin foto ‘portable’
·
Pada
proyeksi AP, biasanya menghasilkan foto yang kurang baik dibanding proyeksi PA,
karena:
a)
Jantung
akan tampak lebih besar terutama apabila fokus terhadappasien lebih dekat.
b)
Disamping
itu, biasanya skapula akan menutupi lapangan paru, karena posisi tangan tidak
diatur dan diafragma jugaakan lebih tinggi karena pasien tidak nafas dalam.
c.
Proyeksi
Lateral
Cara pemeriksaan foto thoraks
dengaan proyeksi Lateral, antara lain:
a)
Proyeksi
dengan posisi lateral dilakukan tergantung pada indikasi baik lateral kanan
atau lateral kiri
b)
Boasanya,
dilakukan bilaperlu diperlukan untuk kepastian diagnosa yang tidak diperoleh
dengan foto proyeksi lainnya.
Cara
Membaca Hasil Foto Thoraks:
Yang
perlu diperhatikan dalam membaca hasil sebuah foto thoraks, adalah:
a)
Identitas
Pasien
ü Nama
ü No. MR (Medical Record)
ü Tanggal
ü Jam Pengambilan
b)
Ketajaman
Sinar
ü Apabila terlalu radiopage
(terang) atau terlalu radiosulen (gelap), maka foto harus diulang oleh karena
akan mengacaukan interpretasi.
ü Pengambilan foto yang
baik adalah pada saat pasien inspirasi, dimana akan terlihat tulang rusuk
anterior sampai dengan tulang rusuk 6 dan tulang rusuk posterior sampai dengan
tulang rusuk 8.
c)
Posisi/Centering
Posisi
yang baik hendaknya harus diperhatikan, dimana sternum tampak tegak lurus
dengan tulang klavikula.
d)
Densitas
Pngertian “densitas” adalah
derajat tebalnya bayangan hitam pada film atau daya serap terhadap X-ray.Para
radiolog menggolongkan densitas menjadi 4 golonga, yaitu:
ü Densitas Udara (gas
density)
·
Densitas
udara merupakan densitas yang paling rendah oleh karena udara/gas sedikit
menyerap sinar.
·
Contoh:
Paru, bronkhi, trakhea, alveoli.
ü Densitas cairan (water
density)
·
Contoh:
jantung, otot, aorta, pembuluh darah, darah diafragma.
ü Densitas Lemak
·
Contoh
bercak lemak daerah hilar.
ü Densitas logam (Densitas
yang paling terang)
·
Contoh:
Densitas tulang-tulang rusuk, skapula.
e)
Trakhea
ü Tampak jelas sebagai
garis tengah.
ü Jadi, letaknya harus
tepat ditengah-tengah.
ü Bila terdapat
pergeseran/deviasi, bisa karena letak film yang tidak tepat atau memang
karenaada kelainan paru-paru
ü Bila trakhea terdorong ke
sisi yang sehat,kemungkinan terjadi pneumo-thoraks, efusi pleura.
ü Bila trakhea terdorong ke
sisi yang sakit, kemungkinan terjadi atelektasis.
f)
Batas-batas
normal Jantung
Struktur
jantung dapat dibedakan dari tepinya oleh karena terdiri darijaringan dan darah
(air) sehingga densitas air yang tampak cukup padat. Batas-batas normal
jantung, adalah:
ü Batas Kanan:
·
Atrium
Kanan
·
Vena
Kava Superior
ü Batas Kiri:
1.
Arkus
Aorta
2.
Segmen
Pulmonal
3.
Ventrikel
Kiri
ü Sementar itu,batas
jantung pada proyeksi lateral:
·
Batas
Depan
·
Batas
belakang (posterior)
·
Arkus
aorta akan menjadi batas atas, yang kemudian akan terus menjadi aorta desendens
yang akan terlihat di depan tulang belakang.
Ukuran
Jantung
1.
Secara
keseluruhan, besarnya jantung dapat diukur dengan cara pengukuran CTR (Cardio
Thoraxis Ratmo), Yaitu dengan menjumlahkan sisi terlebar jantung kanan (A) dan
sisi terlebar jantung kiri (B), dan selanjutnya dibandingkan dengan luas rongga
thoraks dikalikan 100%.
2.
Jantung
normal besarnya 50%.
3.
Bila
lebih dari 50% berarti terdapat pembesaran jantung.
4.
CTR
normal: 50%
5.
Rumus
besar jantung: A + B x 100 %
C
Jaringan
Lunak
1.
Bayangan
payudara sering menutupi sudut kostrofrenik pada orang gemuk.
2.
Perhatikan
adanya emfisema akibat pembedahan.
Diafragma
1.
Ujung
atas diafragma tampak nyata karena adnya kontras air udara
2.
Ujung
kiri bawah diafragma mungkin akan tmpak karena umumnya tedapat udara dalam perut
3.
Pada
semua tahap respirasi, hemidiafragma kanan umumnya lebihtinggi 1 s/d 2cm dari
sebelh kiri.
Penilaian
Keadaan Paru-paru
1.
Perhatikan
densitas air yang ditimbulkan oleh pembuluh darah pulmonal lebih banyak
terletak di daerah bawah daripada di bagian atas.
2.
Secara
normal , aliran darahke bagian atas lebih sedikit.
3.
Jika tampak bayangan pembuluh darah yang
menonjol di bagian atas, maka ini adanya tanda ‘kegagalan ventrikel kiri’.
4.
Hilus
adalah daerah dimana pembuluh bronkhi dan pulmonal utama [ertama masuk ke paru.
5.
Pada
foto thoraks, hilus umumnya terdiri dari: tanda vaskuler dan tampak sebagai
densitas air pada masing-masing sisi mediastinum.
Tanggung
Jawab Bidan Dalam Pemeriksaan Radiologi
Jika
seorang pasien akan dilakukan pemeriksaan foto thoraks, maka tanggung
jawab seorang bidan, adalah:
1.
Jelaskan
apa yang akan dilakukan pada pasien dan mengapa hal ini dilakukan
2.
Tenangkan
pasien dan duduklah bila keadaan pasien memungkinkan
3.
Bidan
harus selalu menda,pingi guna membantu fotografer
4.
Perhatikan
agar tidak terjadi tegangan pada salah satu kabe, pipa EET,selang infus, dan
tidak ada yang terlepas.
5.
Usahakan
tidak ada yang mnghalangi lempengan foto agar dapat diambil foto yang jelas.
6.
Pada
pasien yang mengalami hipotensi, mungkin lebih baik dibuat fotodalam posisi
berbaring.
7.
Hal
tersebut diatas sangat penting terutama pada pemeiksaan foto ruangan dengan
menggunakan alat yang portable.
Persiapan:
1.
Lepaskan
benda-benda yang terbuatdari logam pada daerah yang akan difoto (Misal: Foto
Thorax, maka melepaskan kalung, bros, dll).
2.
Bila
pemeriksaan rontgen membutuhkan persiapan (urus-urus), pasien datang ke
radiologi sudahmelakukan persiapan (untuk: BNO/FPA. FPA/UIV, COLON IN LOOP)
3.
Untuk
foto ulang/kontrol harap membawa harapmembawa foto sebelumnya (sebagai
perbandingan keberhasilanterapi/pengobatan)
4.
Bila
anda wanita dalam usia subur, beritahukan petugas apabila anda hamil.
5.
Untuk
keterangan lebih lanjut, silahkan tanyakan kepada petugas
2.4
Persiapan
dan Pelaksanaan Pemeriksaan Rontgen
1.
Lakukan
informed consent
2.
Tidak
ada pembatasan makanan atau cairan.
3.
Pada
dada pelaksanaan foto dengan posisi PA (posterior anterior) dapat dilakukan
dengan posisi berdiri dan foto AP (anterior posterior) lateral dapat juga
dilakukan,baju harus diturunkan sampai ke pinggang, baju kertas atau baju kain
dapat digunakan dan perhiasan dapat dilepas, anjurkan pasien untuk tarik nafas
dan menahan nafas pada waktu penambilan foto sinar X.
4.
Pada
jantung foto PA dan lateral kiri dapat
diindikasi untuk mengevaluasi ukuran dan bentuk jantung, perhiasan pada leher
harus dilepaskan, baju diturunkan hingga ke pinggang.
5.
Pada
abdomen pelaksanaan fotoharus dilakukan sebelum pemeriksaan IVP, baju harus
dilepaskan dan digunakan baju kain/kertas. Pasien tidur telentang dengan tangan
menjauh dari tubuh,testis harus dilindungi.
6.
Pada
tengkorak, sebelum pelaksanaan foto, penjepit rambut harus dilepaskan, kaca
mata gigi palsu sebelum pemeriksaan.
7.
Pada
rangka bila dicurigai terdapat fraktur anjurkan puasa, dan imobilisasi pada
daerah fraktur.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Rontgen
menggunakan sinar X sering digunakan untuk foto thoraks, orang hamil jarang
menggunakan rontgen karena bisa membahayakan janin.
DAFTAR
PUSTAKA
Maryunani, Anik. 2011. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan.
Jakarta: Tans Info Media
Bruner, K. Jensen, 2OO5, Keperawatan
Medical Bedah, ECG: jakarta
Baladupak, thio. 2012. Omnipaque
dan Iopamiro. http://tiyowisanggenibisnis internet. blogspot.com. 19
February
Dr. Yarnadi. 2013. Pemeriksaan
Rontgen Kontras Lambung (Barium Meal). http://familiamedica.net.
19 February
Azhari, Redha. 2012. Indikasi Pemeriksaan
Rontgen. http://id.scribd.com/doc/70238986.
indikasi-pemeriksaan-rontgen. 19 February
bagus, cukup lengkap buat bahan referensi :D
BalasHapusiya. trima kasih kakak. :)
BalasHapus