A.
ANTI KONVULSI
Digunakan terutama untuk
mencegah dan mengobati epilepsi. Golongan obat ini lebih tepat dinamakan ANTI
EPILEPSI, sebab obat ini jarang digunakan untuk gejala konvulsi penyakit lain.
Epilepsi adalah nama umum
untuk sekelompok gangguan atau penyakit susunan
saraf pusat yang timbul spontan.
Anti epilepsi adalah obat
yang dapat mencegah timbulnya pelepasan muatan listrik yang abnormal di
pangkalnya (fokus) dalam SSP.
· Mekanisme
Kerja Anti Epilepsi
Terdapat dua mekanisme antikonvulsi yang
penting, yaitu :
1.
Dengan mencegah timbulnya letupan depolarisasi
eksesif pada neuron epileptik dalam fokus epilepsi.
2. Dengan
mencegah terjasinya letupan depolarisasi pada neuron normal akibat pengaruh
dari fokus epilepsi.
·
Penggunaan
Anti Epilepsi
Umumnya pengobatan dilakukan
dengan dosis rendah dulu kemudian dinaikan secara berangsur sampai efek
maksimal tercapai dan kadar plasma menjadi tetap.
Jangka waktu terapi
umumnya bertahun-tahun bahkan bisa seumur hidup. Bila dalam 2-3 tahun tidak
terjadi serangan maka dosis dapat diturunkan berangsur sehingga pengobatan
dapat dihentikan sama sekali.
·
Penggolongan
Epilepsi
1.
Kejang Pada Kasus Eklampsia
Preeklampsia adalah
timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan.
Eklampsia adalah
preeklampsia yang disertai kejang dan atau koma yang timbul bukan akibat
kelainan neurologis. Diagnosis
eklampsia ditegakkan berdasarkan:
a.
Gejala
nyeri kepala hebat,
b.
Gangguan
visus,
c.
Muntah-muntah,
d.
Nyeri
epigastrium atau kenaikan darah yg progresif.
Pada kasus Eklampsia dapat diberikan MgSO4
2 gr/jam dalam drip infus Dextose 5% untuk pemulihan sampai kondisi / tekanan
darah stabil (140-150 mmHg).
2.
Kejang Demam
Kejang demam adalah
bangkitan kejang yg terjadi pd kenaikan suhu tubuh (suhu rectal > 38 0C) yg
disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. Kejang demam dibagi menjadi 2 golongan, yaitu :
a.
Sederhana ( kurang dari 15 menit).
b.
Kompleks (lebih dari 15 menit).
Ada 3 cara pengobatan
Kejang Demam, yaitu :
1.
Pengobatan fase akut ;
2.
Mencari dan mengobati penyebab
3.
Pengobatan Profilaksis ;
Tidak ada komentar:
Posting Komentar