*Bulan Juni 2012 adalah bulan penuh duka untukku. Bagaimana tidak?.
Malam itu, sepulangku dari rumah Doni, Eko memutuskan hubungan kami. Aku pun
terduduk lemas, mengangis tanpa ekspresi. Waktu itu hanya air mata yang mampu
menjawab nya. Aku tidak tahu mengapa, aku menangis tanpa henti. Saat itu,
hatiku sakit sekali. Detang jantung ku mendesak pelan dan sulit terasa. Aku
berfikir inikah yang dinamakan putus cinta? Apakan ini yang dinamakan sakit
hati..? entahlah.. ditengah-tengah kesakitanku, aku mencoba mengutarakan
perasaanku pada Eko.
“Eko, aku tidak mau putus
denganmu, aku masih sayang sama kamu”. Ungkapku.
“Sudahlah kita berteman saja, aku
tidak enak dengan Doni. Aku sudah merusak hubungan kalian. Maafkan aku.”
Jawabnya.
“Tidak Eko! tidak, aku rela putus
dengan doni. Aku rela melepasnya untuk mu.” Kata ku.
“Maaf, aku tidak bisa. Tolong
jangan menghubungi ku lagi.” Katanya.
Air mataku pun semakin sering
jatuh. Tapi otak ku berfikir, siapa yang telah mengatakan padanya? Akupun spontan
menuduh Dewi Surya Ningrum. Dia adalah sababatku dari kecil. Sebelumnya dia
memang sudah mengetahui jika Eko adalah yang ke2. Tapi mungkinkah dia yang
mengatakannya pada Eko? Entahlah. Hanya Tuhan yang tahu...
Hatiku sakit sekali, tidak bisa
di lukiskan dengan kata-kata. Air mataku tidak bisa terhenti waktu itu. Begitu
banyak air mata yang ku teteskan di pipi. Dalam hati aku berkata, “Kenapa aku bisa
merasakan ini lagi Tuhan. Kenapa aku merasakan pahitnya cinta? Kenapa tuhan?Kenapa?.
Padahal baru saja aku merasakan kebahagiaan bersama Eko. Tapi kenapa begitu
cepat engkau memisahkan kami? Kenapa tuhan.. Kenapa? Tuhan, tolong maafkan aku.
Aku telah menyakiti hatinya, tapi aku tidak bermaksud melakukan itu padanya.
Sampaikan maafku kepadanya Tuhan. Aku sangat mencintainya, dialah hidupku
tuhan, dia lah semangatku. Walaupun rasanya sakit, tapi aku ikhlas kau
mengambilnya dariku tuhan. Biarlah semua indah pada saatnya nanti.” Tangisanku
pun belum reda, sisi lain aku ikhlas dia pergi, tapi sisi lain hatiku sakit.
Saat itu, aku reflek memutuskan Dony. Aku berfikir untuk apa aku berpacaran
dengan Dony, jika aku masih mencintai Eko?. Jika aku tidak bisa mendapatkan
Eko, Dony pun juga tidak bisa mendapatkan aku.Ini yang namanya adil. Aku tahu Doni
sangat mencintaiku, tapi masalahnya aku sangat mencintai Eko. Doni pun sangat
keberatan dengan keputusanku untuk putus dengannya. Ujungnya-ujung nya aku dan
Doni putus nyambung. Aku tahu bahwa cinta tidak bisa dipaksakan. Aku tahu Tuhan memberikan yang terbaik untukku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar