Kamis, 05 September 2013

Antara Cinta dan karma part 12

Aku tak habis fikir Tuhan
Mengapa engkau menginkan kisah cinta ku seperti ini
Mengapa aku selalu di himpit 2 kenyataan yang berbeda
Dua cinta yang berbeda adanya
Apa maksud nya ini?
akan kah selama hidup, aku ditakdirkan playgirl?
apakah seumur hidup, aku tidak memiliki 1 pasangan yang mampu bertahan selamanya di hatiku?
Tuhan
Izinkan aku bahagia
di sisa hidupku ini
pertemukanlah aku dengan lelaki yang sanggup mengerti dan memahami ku
tuhan
tolong, aku tidak sanggup lagi
karma apa yang engkau kutukan kepadaku?
mengapa ini  selalu terjadi kepada ku Tuhan?
KENAPA........


Juli 2013

tak  terasa 7 bulan sudah kisah asmaraku dengan Dwi Hariono. Lelaki yang mencintaiku dan menyayangiku sepenuh hati. aku dapat merasakan perasaan terdalamnya itu. awalnya memang aku begitu mencintai nya, tapi kenapa sekarang rasa itu mulai luntur. ada apa ini Tuhan? apa yang sebenarnya terjadi? kenapa aku tidak bisa mencintai lawan jenisku sepenuhnya? kenapa aku selalu menyakiti mereka? aku tidak mau mereka sakit hati kepadaku lagi. tapi aku benar benar tidak kuasa menahan rasa ini, rasa yang begitu kuat, rasa yang begitu dalam, rasa yang haus akan mendua. aku memang seorang perempuan yang munafik, manusia yang tidak bisa menerima keterbatasan pasangan. begitu lah kelemahan diriku ini. I only human, and I think I have a one trillion mistake. benarkah ada cinta sejati yang sering orang orang sebutkan itu. seperti apa rasanya ? kapan aku bisa merasakan nya?  mungkin aku fikir ini detik detik kebosanan ku menjalin cinta dengan Dwi. aku rasa penyakit ini kambuh lagi, meresap dan merasuk di sela sela hati dan jiwa ku yang terdalam. maafkan aku sayank, aku tak sanggup menjalani cinta dengan mu lagi. aku menginginkan seseorang lagi, aku ingin cinta selain dirimu sayank ku. mengertilah @!!



September 2013
ku tahu apa yang kulakukan salah, tapi apa daya diriku ini Tuhan. Bulan lalu dengan ketidaksengajaan, engkau mempertemukan q dengan Ananda Septiananda Putra. seorang lelaki berdarah bekasi-purwakerta sekaligus mahasiswa akhir teknik mekatronika PENS,ini, berhasil memikat hati ku. entah Tuhan, aku tidak tahu tujuan mu mempertemukan diriku dengan Ananda apa. Memang di awal perkenalan kami, aku tertarik dengan kepribadian nya. tapi belom sempat tumbuh bibit bibit cinta diantara aku dengan  nya.detik demi detik, jam demi jam, hari demi hari , aku mencoba mendekati nya dan berharap mengerti seluruh sisi tentang dirinya itu. Tidak mungkin di setiap pendekatan, tidak ketemuan. mustahil kan? maka dari itu kami berinisiatif bertemu di dekat kampus ITS saat itu. setelah kami bertemu, aku baru bisa mengerti semua tentang dia, kepribadianya, sikapnya, sifatnya dan wataknya. walaupun fisiknya tidak seperti yang ku inginkan tapi itu tidak membuat fikiranku berubah. perlahan cinta ini tumbuh di hati kami, entah kapan mulai dan entah juga kapan berakhir. Hanya Allah yang tahu. entah kenapa di malam ketiga kami bertemu, perasaan nya berubah 180 derajad kepadaku. Tuhan ada apa lagi ini? kenapa? kenapa ini tejadi lagi?. entah mengapa aku terpukul saat dia menjauh dariku Tuhan, apa mungkin aku mencintai dia,Tuhan? aku tahu dia mencintai saya. tapi yang tidak ku mengerti mengapa dia menjauh saat dia mengetahui diri ku yang sebenarnya. aku benar benar terpukul setengah hati. maksud hati ingin menangis tapi hati tak kunjung menangis. aku tahu dunia ini berputar seiiring waktu. tapi aku juga tidak menyangka aku patah hati dengan selingkuhanku dan bukan dengan pacarku. sungguh ironis kisah ini.
sumpah Tuhan, aku tidak ingin kehilangan dia, tapi mengapa engkau memisahkan kami Tuhan? apakah aku tidak pantas bersanding denganya? apa dia tidak pantas bersanding denganku?. kapan aku bisa medapatkan seseorang yang tepat Tuhan. Aku tahu aku memang tidak sempurna, masa lalu ku terlalu kelam. tapi tidak kah ada setitik cinta yang tersisa untuk ku Tuhan. Salam manis sayank, aku mencintaimu. walaupun pertemuan ini singkat tapi cukup berarti dalam hidup ku. LOVE YOU " ANUGRAH SEPTIANANDA PUTRA"






Tidak ada komentar:

Posting Komentar