Jumat, 09 Januari 2015

Askeb ANC Patologi

ASUHAN KEBIDANAN
PADA Ny “A” GIP00000 USIA KEHAMILAN 37-38 MINGGU
 DENGAN HIDRAMNION
DI POLI KIA PUSKESMAS SIMOMULYO
SURABAYA










                                               


Disusun Oleh :
RANI PUSPASARI
NIM : 10.13.966





AKADEMI KEBIDANAN GRIYA HUSADA
                                 SURABAYA                                
2013

Lembar Pengesahan





 
Telah diperiksa dan disetujui untuk disyahkan sebagai Laporan Asuhan Kebidanan pada  Ny“A” GIP00000 Usia Kehamilan 37-38 Minggu dengan Hidramnion di Poli KIA Puskesmas Simomulyo Surabaya pada tanggal :


                                                                                    Surabaya,
                                                                                                  Mahasiswa



                                                                                                Rani Puspasari            
                                                                                               NIM : 10.13.966





Mengetahui,
Pembimbing Praktik
Puskesmas Simomulyo
Surabaya





(Al Usnaini, SST, M. MKes)
Pembimbing Pendidikan
Akademi Kebidanan Griya Husada
Surabaya





(Erni Kurniawati, SST)
ii



KATA PENGANTAR



            Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Asuhan Kebidanan  pada Ny“A” GIP00000 Usia Kehamilan 37-38 Minggu dengan Hidramnion di Poli KIA Puskesmas Simomulyo Surabaya.
            Adapun penyusunan makalah ini, sebagai syarat untuk memenuhi tugas praktek khususnya praktek Asuhan Kebidanan III pada semester VI di Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya.
            Dalam penulisan makalah ini banyak pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan serta bimbingan pada penulis. Oleh karena itu penulis lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat :
1.      drg. Dharmawati Zahara, selaku pemimpin Puskesmas Simomulyo Surabaya.
2.      dr. Yunita Andriani, selaku penanggung jawab poli KIA Puskesmas Simomulyo Surabaya.
3.      Hermina Humune, S.Kp. M.Kes, selaku Direktur Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya.
4.      Al Usnaini, SST, M. MKes selaku Pembimbing Praktik Puskesmas Simomulyo Surabaya.
5.      Erni Kurniawati, SST, selaku Pembimbing Pendidikan  Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya.
6.      Semua pihak, yang telah membantu hingga selesainya makalah ini.
            Penulis menyadari, bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sehingga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Surabaya,    Maret 2013

Penulis


iii

DAFTAR ISI



Halaman
HALAMAN JUDUL .........................................................................................        i
LEMBAR PENGESAHAN ...............................................................................       ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................      iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................      iv
BAB 1 ..... PENDAHULUAN ...........................................................................       1
1.1  Latar Belakang ............................................................................       1
1.2  Tujuan .........................................................................................       2
1.3  Metode Penulisan........................................................................       3
1.4  Batasan Masalah .........................................................................       3
1.5  Sistematika Penulisan .................................................................       5
BAB 2 ..... LANDASAN TEORI ......................................................................       6
2.1  Konsep Dasar Kehamilan ...........................................................       6
2.1.1        Pengertian Kehamilan .....................................................       6
2.1.2        Tanda-tanda Kehamilan ..................................................       6
2.1.3        Perubahan Fisiologis Kehamilan .....................................       9
2.1.4        Nasihat-nasihat untuk Ibu Hamil ....................................     13
2.1.5        Perubahan Psikologis Wanita Hamil ...............................     15
2.1.6        Aturan Imunisasi TT .......................................................     16
2.1.7        18 Penapisan Ibu Bersalin ……………………………...  17
2.2  Konsep Dasar Hidramnion .........................................................     17          
2.2.1        Pengertian .......................................................................     17
2.2.2        Perjalanan Penyakit .........................................................     17
2.2.3        Frekuensi .........................................................................     18
2.2.4        Etiologi ...........................................................................     18
2.2.5        Predisposisi .....................................................................     19
2.2.6        Diagnosis  .......................................................................     19
2.2.7        Diagnosis Banding……………………………………… 21
2.2.8        Prognosis………………………………………………..  21
2.2.9       
iv
Penatalaksanaan………………………………………...  22
2.3  Konsep Dasar Asuhan Kebidanan SOAP ..................................   23
BAB 3...... TINJAUAN KASUS .......................................................................     42
3.1  Data Subjektif .............................................................................     42
3.2  Data Objektif ..............................................................................     47
3.3  Analisa Data / Assassement ........................................................     50
3.4  Penatalaksanaan / Planning .........................................................     50
BAB 4...... PEMBAHASAN ..............................................................................     56
BAB 5 ..... PENUTUP ........................................................................................     58
5.1  Simpulan .....................................................................................     58
5.2  Saran ...........................................................................................     59
DAFTAR PUSTAKA



BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
              Di negara berkembang, mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah yang sangat besar. Indonesia yang tergolong negara berkembang juga mempunyai masalah yang sama. Angka kematian ibu dan bayi merupakan tolok ukur dalam menilai derajat kesehatan suatu bangsa, oleh karena itu pemerintah berusaha menekankan untuk menurunkan AKI dan AKB. Namun pada saat ini, AKI di Indonesia masih terbilang cukup tinggi.
              Berikut ini gambaran AKI di Indonesia menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) dari tahun 2005-2009. Pada tahun 2005, AKI mencapai angka 262/100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2006, AKI menurun menjadi 253/100.000 kelahiran hidup. Tahun 2007 AKI 244/100.000 kelahiran hidup, tahun 2008 AKI menjadi 235/100.000 kelahiran hidup, dan pada tahun 2009 AKI menurun lagi menjadi 226/100.000 kelahiran hidup. Sedangkan penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan, infeksi, eklamsi, partus lama dan komplikasi abortus. Sedangkan penyebab lain adalah anemia, yaitu sebanyak 15 %, KEP dan KEK sebanyak 4,5 %. Selain itu AKI juga masih dipengaruhi oleh faktor-faktor lain selain yang tertera di atas.
              Oleh Karena itu, diperlukan kunjungan ANC minimal di lakukan 4 kali yaitu,1 kali pada trimester pertama sebelum usia kehamilan 14 minggu, 1 kali pada trimester dua usia kehamilan 14-28 minggu dan 2 kali pada trimester tiga usia kehamilan 28-36 minggu dan lebih dari 36 minggu. Selain itu, dalam melakukan ANC juga dilakukan standar pelayanan ibu hamil ( 14 T) yang meliputi : Ukur tinggi badan/berat badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT, pemberian tablet zat besi (minimal 90 tablet selama kehamilan), test terhadap penyakit menular seksual (PMS), temu wicara/konseling, test/pemeriksaan Hb, test/pemeriksaan urin protein, test reduksi urin, perawatan payudara (tekan pijat payudara), pemeliharaan tingkat kebugaran (senam hamil), terapi yodium kapsul (khusu daerah endemik gondok), terapi obat malaria.
              Berdasarkan dengan AKI di atas, dilakukan berbagai upaya untuk menekan AKI. Bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan merupakan orang  yang berada di lini terdepan yang berhubungan langsung dengan wanita sebagai sasaran program, sehingga mempunai tugas dan tanggung jawab yang besar. Dengan peran yang besar ini, maka petugas kesehatan mengetahui kineja apa yang diharapkan dari mereka, apa saja yang dilakukan pada setiap tingkat pelayanan, serta mengetahui apa saja komplikasi yang mungkin terjadi, sehingga akan meningkatkan mutu pelayanan dalam bidang kesehatan dan secara langsung menurunkan morbiditas dan mortalitas terutama bagi ibu dan bayi.
(Sulistyawati, Ari, 2009 : 1)
              Bidan diharapkan bisa memberikan asuhan antenatal yang baik pada ibu hamil sesuai dengan standar pelayanan dan bisa menemukan / mendeteksi komplikasi sedini mungkin. Untuk ibu hamil, diharapkan melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur guna memantau keadaan kehamilannya.
1.2  Tujuan
1.2.1        Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan letak sungsang menggunakan manajemen kebidanan Varney.
1.2.2        Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa mampu :
1.      Melaksanakan pengkajian data ibu hamil dengan hidramnion.
2.      Mengidentifikasi diagnosa / masalah pada ibu hamil dengan hidramnion.
3.      Mengantisipasi diagnosa / masalah potensial pada ibu hamil dengan hidramnion.
4.      Menentukan kebutuhan segera ibu hamil dengan hidramnion.
5.      Menentukan rencana kebidanan pada ibu hamil dengan hidramnion.
6.      Melaksanakan rencana kebidanan pada ibu hamil dengan hidramnion.
7.      Mengevaluasi hasil asuhan pada ibu hamil dengan hidramnion.

1.3  Metode Penulisan
1.3.1        Metode Kepustakaan
Penulis membekali diri dengan membaca literatur-literatur yang berhubungan dengan kehamilan hidramnion.
1.3.2        Praktek Langsung
Penulis melakukan asuhan kebidanan pada klien dan memberikan pelayanan kesehatan secara langsung pada tanggal 19 Maret 2013 jam 11.00 WIB di Poli KIA Puskesmas Simomulyo Surabaya.
1.3.3        Bimbingan dan Konsultasi
Dalam penyusunan asuhan kebidanan ini penulis melakukan konsultasi dengan pembimbing ruangan dan pembimbing pendidikan.
1.4  Batasan Masalah
              Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan penulis maka penulisan asuhan kebidanan ini hanya dibatasi pada Asuhan Kebidanan pada Ny. “A” GIP00000 usia kehamilan 37 - 38 minggu di Puskesmas Simomulyo Surabaya.




1.5  Sistematika Penulisan
BAB 1   PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang
1.2   Tujuan
1.3   Metode Penulisan
1.4   Batasan Masalah
1.5   Sistematika Penulisan
BAB 2   LANDASAN TEORI
2.1  Konsep Dasar Kehamilan
2.1.1        Pengertian Kehamilan
2.1.2        Tanda-tanda Kehamilan
2.1.3        Perubahan Fisiologis Kehamilan
2.1.4        Nasihat-nasihat Untuk Ibu Hamil
2.1.5        Perubahan Psikologis Wanita Hamil
2.1.6        Aturan Imunisasi TT
2.1.7        18 Penapisan Ibu Bersalin
2.2  Konsep Dasar Hidramnion
2.2.1     Pengertian
2.2.2     Perjalanan Penyakit
2.2.3     Frekuensi
2.2.4     Etiologi
2.2.5     Predisposisi
2.2.6   Diagnosis
2.2.7   Diagnosis Banding
2.2.8   Prognosis
2.2.9   Penatalaksanaan
2.3  Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
BAB 3  TINJAUAN KASUS
3.1  Data Subjektif
3.2  Data Objektif
3.3  Analisa Data / Assassement
3.4  Penatalaksanaan / Planning
BAB 4   PEMBAHASAN
BAB 5   PENUTUP
5.1   Simpulan
5.2   Saran
DAFTAR PUSTAKA

















BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1  Konsep Dasar Kehamilan
2.1.1        Pengertian Kehamilan
1.      Kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, terjadi migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi, pembentukan plasenta, tumbuh kembang, hasil konsepsi sampai aterm (Hidayati, Ratna, 2008 : 9-10).
2.      Kehamilan adalah persatuan antara sebuah sel telur dan sperma yang menandai suatu kehamilan (Bobak, 2005 : 74).
Kesimpulan :
Kehamilan adalah pertemuan antara ovum dan sperma yang kemudian membentuk zigot, melakukan nidasi, pembentukan plasenta, kemudian hasil konsepsi tumbuh sampai aterm.
2.1.2        Tanda-tanda Kehamilan
1.      Tanda dugaan / mungkin hamil
a.       Amenorhea (terlambat datang bulan)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan folikel de Graaf dan ovulasi.
b.      Mual dan muntah
1)       Asam lambung berlebih karena pengaruh estrogen dan progesteron.
2)      Mual dan muntah pagi hari diasebut morning sickness.
3)      Nafsu makan berkurang.
c.       Mengidam / pika
Wanita hamil terkadang menginginkan suatu makanan tertentu. Hal ini dikarenakan kenaikan hormon estrogen sehingga asam lambung meningkat.
d.      Sinkope / pingsan
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan ischemia susunan saraf pusat dan menimbulkan sinkope.
e.       Payudara tegang dan membesar
1)       Pengaruh estrogen dan progesteron dan somatomamotropin menimbulkan deposit lemak, air dan garam pada payudara.
2)       Ujung saraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama.
f.       Sering miksi
Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh.
g.      Konstipasi / obstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus menyebabkan sulit buang air besar.
h.      Pigmentasi kulit
1)       Pengaruh melanophore stimulating hormone (MSH) sehingga terjadi perubahan pada pigmen.
2)       Hiperpigmentasi terjadi pada daerah pipi (chloasma gravidarum), payudara (hiperpigmentasi areola mammae) dan perut (linea nigra, striae albicans, striae alba).
i.        Epulis
Hipertropi gusi yang terjadi karena ibu kekurangan vitamin C, dimana kebutuhan vitamin C yang dibutuhkan ibu harus disuplai ke bayi.
j.        Varices
1)       Karena pengaruh estrogen dan progesteron.
2)      Terjadi di sekitar genetalia eksterna, kaki, betis dan payudara.
3)      Menghilang setelah persalinan.
2.      Tanda tidak pasti hamil
a.       Rahim membesar.
b.      Teraba ballotement
Jika rahim didorong dengan sekonyong-konyong, maka janin akan melenting di dalam rahim.
c.       Tanda piscasek
Pertumbuhan yang asimetris pada bagian uterus yang dekat dengan implantasi plasenta.
d.      Tanda Hegar
Isthmus uteri teraba lunak karena pengaruh hormon estrogen dan progesteron.
e.       Tanda Goodells
Serviks uteri teraba lunak karena pengaruh hormon estrogen dan progesteron.
f.       Tanda Chadwick
Warna kebiruan pada serviks, vagina dan vulva.
g.      Braxton Hick
Bila uterus dirangsang (distimulasi dengan diraba) akan mudah berkontraksi.
h.      BMR (Basal Metabolism Rate) meningkat.
3.      Tanda pasti hamil
a.       Gerakan janin
Gerakan janin dapat teraba, terlihat dan teraba bagian-bagian janin.
b.      Denyut jantung janin (Djj)
Djj dapat didengar pada usia di atas 12 minggu dengan alat stetoskop / doppler.
(Sulistyawati, Ari, 2009 : 33-35)
2.1.3        Perubahan Fisiologis Kehamilan
1.      Rahim (uterus)
Uterus akan membesar akibat hipertropi dan hiperplasi otot polos uterus, serabut-serabut kolagennya menjadi higroskopik, dan endometrium  menjadi desidua.
Pada bulan pertama uterus seperti buah alpukat. Isthmus rahim menjadi hipertropi dan bertambah panjang sehingga bila diraba terasa lebih lunak. Keadaan ini disebut tanda Hegar. Pada bulan kedua urerus membesar sebesar telur bebek dan di bulan berikutnya sebesar telur angsa.
Pada permulaan kehamilan, dalam posisi antefleksi / retrofleksi. Pembesaran uterus ini memungkinkan bagi adekuatnya akomodasi pertumbuhan janin.
2.      Ovarium
Ovulasi berhenti namun masih terdapat korpus luteum graviditas sampai terbentuknya plasenta yang akan mengambil alih pengeluaran estrogen dan progesteron.
3.      Serviks uteri
Bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak, kondisi ini yang disebut dengan tanda Goodells. Kelenjar endoservical membesar dan mengeluarkan banyak cairan mukus. Oleh karena pertambahan dan pelebaran pembuluh darah, warnanya menjadi livid, hal ini disebut tanda Chadwick.
4.      Vagina dan vulva
Oleh karena pengaruh estrogen, terjadi hipervaskularisasi pada vagina dan vulva, sehingga pada bagian tersebut terlihat lebih merah kebiruan, disebut dengan tanda Chadwick.


5.      Sistem kardiovaskular
Selama kehamilan, curah jantung meningkat 30-50 %. Peningkatan ini terjadi pada usia kehamilan 6 minggu dan mencapai puncaknya pada usia kehamilan 16-28 minggu. Oleh karena itu, denyut jantung juga meningkat menjadi 80-90 kali/menit. Peningkatan curah jantung selama kehamilan kemungkinan terjadi karena adanya perubahan dalam aliran darah ke rahim. Janin yang harus tumbuh menyebabkan darah lebih banyak dikirim ke rahim ibu.
Untuk alasan yang belum jelas, sel darah putih juga meningkat selama kehamilan, persalinan dan beberapa hari setelah persalinan. Pada ibu hamil terjadi anemia fisiologis. Hal ini terjadi akibat meningkatnya volume plasma darah.
6.      Sistem urinaria
Dalam keadaan normal, aktivitas ginjal meningkat ketika berbaring dan menurun ketika berdiri. Keadaan ini sangat menguat pada saat kehamilan, karena itu wanita hamil ingin sering berkemih ketika mereka mencoba untuk tidur.
7.      Sistem gastrointestinal
Rahim yang semakin membesar akan menekan rectum dan usus bagian bawah sehingga wanita sering mengalami konstipasi. Sembelit semakin berat karena gerakan otot dalam usus diperlambat karena meningkatnya hormon progesteron. Wanita hamil sering mengalami rasa panas di dada (heart burn) dan sendawa, yang kemungkinan terjadi karena makanan lebih lama berada di dalam lambung dan karena relaksasi sfingter di kerongkongan bagian bawah yang memungkinkan isi lambung mengalir kembali ke kerongkongan.
8.      Sistem metabolisme
a.       Kalsium dibutuhkan rata-rata 1,5 gram sehari, sedangkan untuk pembentukan tulang terutama di trimester akhir dibutuhkan 30-40 gram.
b.      Fosfor dibutuhkan rata-rata 2 gram/hari.
c.       Zat besi rata-rata 3,5 mg/hari.
d.      Wanita cenderung mengalami retensi air.
9.      Sistem muskuloskeletal
Estrogen dan progesteron memberi efek pada relaksasi otot dan ligamen pelvis pada akhir kehamilan. Maka pelvis akan lebih kuat untuk menyokong janin saat kehamilan dan persalinan.
Bentuk tubuh selalu berubah menyesuaikan dengan pembesaran uterus ke depan karena tidak adanya otot abdomen.
10.  Kulit
Topeng kehamilan (chloasma gravidarum) adalah bintik-bintik pigmen kecoklatan yang tampak di kulit kening dan pipi. Peningkatan pigmentasi juga terjadi di sekeliling puting susu. Sedangkan di perut bawah bagian tengah biasanya tampak garis gelap, yaitu spider angioma (pembuluh darah kecil yang memberi gambaran seperti laba-laba) bisa muncul di kulit, dan biasanya di atas pinggang.
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan robeknya serabut-serabut elastis di bawah kulit, sehingga menimbulkan striae gravidarum / striae livide.
11.  Payudara
a.       Payudara bertambah besar, tegang dan kuat.
b.      Pembesaran kelenjar montgomery.
c.       Bayangan vena lebih membiru.
d.      Hiperpigmentasi reola mamae.
e.       Pada akhir kehamilan, keluar colostrum.
12.  Sistem endokrin
Progesteron dan estrogen merangsang pembentukan desidua yang berfungsi mempersiapkan implantasi. Berikut adalah pengaruh-pengaruh hormon estrogen dan progesteron selama kehamilan.
a.       Estrogen
1)      Menyebabkan pertumbuhan baik ukuran maupun jumlah sel.
2)      Menyebabkan penebalan dari endometrium sehingga dapat terjadi nidasi.
3)      Menyebabkan hipertrofi dari dinding uterus dan peningkatan ukuran pembuluh-pembuluh darah dan limfatik yang mengakibatkan vaskularisasi, kongesti dan oedema, sehingga muncul tanda chadwick, tanda Goodells, tanda Hegar.
4)      Hipertrofi dan hiperplasi otot-otot uterus, jaringan payudara.
b.      Progesteron
1)      Peningkatan sekresi.
2)      Mengendorkan (relaksasi) otot-otot polos.
3)      Menyebabkan penebalan endometrium, sehingga dapat terjadi nidasi.
4)      Menjaga peningkatan suhu basal ibu.
5)      Merangsang perkembangan sistem alveolar payudara.
6)      Mengendurkan jaringan ikat, ligamen-ligamen, otot sehingga mengurangi sakit / nyeri punggung.
13.  Indeks Masa Tubuh (IMT) dan berat badan
Pertambahan berat badan ibu hamil menandakan status gizi yang baik. Pertambahan berat badan ibu hamil yang normal 10-12 kg. Untuk trimester pertama berat badan bertambah 4 kg.
14.  Sistem pernapasan
Wanita hamil bernafas lebih cepat dan lebih dalam karena memerlukan lebih banyak oksigen untuk janin dan dirinya. Lapisan saluran pernafasan menerima lebih banyak darah sehingga agak tersumbat.
(Sulistyawati, Ari, 2009 : 59-69)
2.1.4        Nasihat-nasihat Untuk Ibu Hamil
1.      Makanan (diet) ibu hamil
Wanita hamil dan menyusui harus betul-betul mendapat perhatian khusus untuk dietnya, terutama mengenai jumlah kalori, protein yang berguna untuk pertumbuhan janin dan kesehatan ibu.
Semua zat tersebut di atas diperoleh dari makanan yang kita makan sehari-hari dan pengobatan tambahan yang diberikan bila ada kekurangannya. Yang penting diperhatikan sebenarnya yaitu :
a.       Cara mengatur menu.
b.      Cara pengolahan menu makanan.
2.      Merokok
Jelas bahwa bayi dari ibu-ibu perokok mempunyai berat badan lebih kecil, karena itu wanita hamil dilarang merokok.
3.      Obat-obatan
Jika mungkin dihindari pemakaian obat-obatan selama kehamilan. Perlu dipertanyakan mana yang lebih besar manfaatnya dibandingkan bahayanya terhadap janin, oleh karena itu harus dipertimbangkan pemakaian obat-obatan tersebut.
4.      Lingkungan
Lingkungan yang tidak sehat mempunyai dampak yang buruk terhadap ibu dan janin.
5.      Gerak badan
Gerak badan mempunyai kegunaan untuk sirkulasi darah yang lebih baik, nafsu makan bertambah, pencernaan yang baik, dan tidur lebih nyenyak. Gerakan yang melelahkan dilarang. Dianjurkan berjalan-jalan pada pagi hari dalam udara yang masih segar.
6.      Kerja
a.       Boleh bekerja seperti biasa.
b.      Cukup istirahat dan makan teratur.
c.       Pemeriksaan hamil yang teratur.
7.      Bepergian
a.       Jangan terlalu lama dan melelahkan.
b.      Duduk lama – statis vena (vena stagnasi) menyebabkan tromboflebitis dan kaki bengkak.
c.       Bepergian dengan pesawat udara boleh, tidak ada bahaya hipoksia dan tekanan udara / oksigen yang cukup dalam pesawat udara.
8.      Pakaian
a.       Pakaian harus longgar, bersih dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah perut.
b.      Pakailah bra yang menyokong payudara.
c.       Memakai sepatu dengan tumit yang tidak terlalu tinggi.
d.      Pakaian dalam yang selalu bersih.
9.      Istirahat dan rekreasi
Wanita pekerja harus sering istirahat. Tidur siang menguntungkan dan baik untuk kesehatan. Tempat hiburan yang terlalu ramai, sesak dan panas lebih baik dihindari karena dapat menyebabkan jatuh pingsan.
10.  Mandi
Mandi diperlukan untuk kebersihan / hygiene terutama perawatan kulit, karena fungsi ekskresi dan keringat bertambah. Dianjurkan menggunakan sabun lembut. Mandi berendam tidak dianjurkan.


11.  Koitus
Koitus tidak dihalangi, kecuali bila ada sejarah :
a.       Sering abortus.
b.      Perdarahan pervaginam.
c.       Pada minggu terakhir kehamilan koitus harus hati-hati.
d.      Bila ketuban sudah pecah koitus dilarang.
e.       Orgasme pada hamil tua dapat menyebabkan kontraksi uterus / partus prematurus.
12.  Kesehatan jiwa
Walaupun persalinan dan kehamilan adalah suatu hal yang fisiologis, namun banyak ibu-ibu yang tidak tenang dan merasa khawatir. Untuk menghilangkan hal itu harus ditanamkan kerjasama pasien dan penolong dan diberikan penerangan, selagi hamil dengan tujuan :
a.       Menghilangkan ketidaktahuan.
b.      Latihan-latihan fisik dan kejiwaan.
c.       Mendidik cara-cara perawtaan bayi.
d.      Berdiskusi tentang peristiwa persalinan fisiologik.
13.  Perawatan buah dada
Dua bulan terakhir dilakukan massage, kolostrum dikeluarkan untuk mencegah penyumbatan. Untuk mencegah puting susu kering dan mudah pecah maka puting susu dan areola payudara dirawat baik-baik dan dibersihkan. Bila puting susu masuk ke dalam, hal ini diperbaiki dengan jalan menarik-narik ke luar.
(Manuaba, 2005 : 59-63)
2.1.5        Perubahan Psikologis Wanita Hamil
1.      Perubahan psikologis trimester I
a.       Ibu kadang merasa benci dengan kehamilannya.
b.      Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil.
c.       Setiap perubahan dalam dirinya akan selalu diperhatikan.
d.      Kebanyakan wanita mengalami penurunan hasrat seksual.
2.      Perubahan psikologis trimester II
a.       Ibu sudah mulai menerima dan senang dengan kehamilannya.
b.      Ibu sudah mulai merasakan gerakan anak.
c.       Libido meningkat.
d.      Menuntut perhatian dan cinta.
e.       Merasa bayionya sebagai individu bagian dari dirinya.
f.       Hubungan sosial dengan selama wanita hamil meningkat.
3.      Perubahan psikologis trimester III
a.       Rasa tidak nyaman mulai timbul kembali.
b.      Takut bahaya fisik dan rasa sait saat melahirkan.
c.       Takut dan khawatir bila bayi yan dilahirkan tidak normal.
d.      Merasa kehilangan perhatian.
e.       Perasaan sensitif.
f.       Libido menurun.
(Ari Sulistyawati, 2009 : 76-77)
2.1.6        Aturan Imunisasi TT
Status
Jenis Suntikan TT
Interval Waktu
Lama Perlindungan
Persentase Perlindungan
T0

T1
T2
T3
T4

T5
Belum pernah men-dapat suntikan TT
TT1
TT2
TT3
TT4

TT5



4 minggu dari TT1
6 bulan dari TT2
Minimal 1 tahun dari TT3
Minimal 1 tahun dari TT4



3 tahun
5 tahun
10 tahun

Seumur hidup


80
95
99
99
(Ari Sulistyawati, 2009 : 121)
2.7.1  18 Penapisan Ibu Bersalin
NO
PENYULIT
YA
TIDAK
1
Riwayat bedah sesar


2
Perdarahan pervaginam


3
Persalinan kurang bulan (usia kehamilan kurang dari 37 minggu)


4
Ketuban pecah dengan mekonium yang kental


  5
Ketuban pecah lama (lebih dari 24 jam)


6
Ketuban pecah pada persalinan kurang bulan (kurang dari 37 minggu usia kehamilan)


7
Ikterus


8
Anemia Berat


9
Tanda / gejala infeksi


10
Pre-eklampsia / Hipertensi dalam kehamilan


11
Tinggi fundus 40 cm atau lebih


12
Gawat janin


13
Primipara dalam fase aktif dengan palpasi kepala janin masih 5/5


14
Presentasi bukan belakang kepala


15
Presentasi majemuk


16
Kehamilan gemeli


17
Tali pusat menumbung


18
Syok



2.2  Konsep Dasar Hidramnion

2.2.1        Pengertian
Hidramnion adalah suatu kedaan dimana jumlah air ketuban jauh lebih banyak dari normal, biasanya kalau lebih dari 2 liter.
     (Rustam Mochtar, 1998 : 252)

2.2.2        Perjalanan Penyakit
1.      Hidramnion Kronis
Pertambahan air ketuban terjadi secara perlahan-lahan dalam beberapa minggu atau bulan, dan biasanya terjadi pada kehamilan lanjut.


2.      Hidramnion Akut
Terjadi pertambahan air ketuban yang sangat tiba-tiba dan cepat dalam waktu beberapa hari saja. Biasanya terdapat pada kehamilan yang agak muda, bulan ke-5 dan ke-6. komposisi dari air ketuban pada hidramnion, menurut penyelidikan, serupa saja dengan air ketuban yang normal.
     (Rustam Mochtar, 1998 : 252)

2.2.3        Frekuensi 
Yang sering kita jumpai adalah hidramnion yang ringan, dengan jumlah cairan 2- 3 liter. Yang berat dan akut jarang. Frekuensi hidramnion kronis adalah 0,5-1%. Insiden dari kongenital anomali lebih sering kita dapati pada hidramnion yaitu sebesar 17,7-29%. Hidramnion sering terjadi bersamaan dengan :
 a. Gemelli atau hamil ganda (12,5%),
                    b.Hidrops foetalis
                    c. Diabetes mellitus
                    d. Toksemia gravidarum
     (Rustam Mochtar, 1998 : 252)

2.2.4        Etiologi
     Etiologi polihidramnion belum jelas, tetapi diketahui bahwa polihidramnion terjadi bila produksi air ketuban bertambah, bila pengaliran air ketuban terganggu atau kedua – duanya. Hal ini di duga karena air ketuban di bentuk oleh sel – sel amnion, di tambah air kencing janin, dan cairan otak pada anesefalus. Air ketuban yang terbentuk, secara rutin dikeluarkan  dan di ganti dengan yang baru. Salah satu pengeluaran ini cairan di telan janin, di absorbsi oleh usus kemudian di alirkan ke plasenta untuk akhirnya masuk peredaran darah ibu. Ekskresi air ketuban akan terganggu bila janin tidak bisa menelan seperti pada atresia esofagus atau tumor – tumor plasenta. Pada anesefalus polihidramnion disebabkan karena transundat cairan dari selaput otak dan sum – sum tulang belakang dan berkurangnya hormon antidiuretik.

2.2.5        Predisposisi
Faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya hidromnion, antara lain:
1. Penyakit jantung
2. Nefritis
3. Edema umum (anasarka)
4. Anomali kongenintal (pada anak), seperti anensefali, spina bifida, atresia atau  striktur esofagus, hidrosefalus, dan struma bloking oesaphagus. Dalam hal ini terjadi karena :
- Tidak ada stimulasi dari anak dan spina
- Exscressive urinary secration
- Tidak berfungsinya pusat menelan dan haus
- Transudasi pusat langsung dari cairan meningeal keamnion
5. Simpul tali pusat
6. Diabetes mellitus
7. Gemelli uniovulair
8. Mal nutrisi
9. Penyakit kelenjar hipofisis
10. Pada hidromnion biasanya placenta lebih besar dan terasa lebih berat dari biasa karena itu transudasi menjasdi lebih banyak dan timbul hidromnion.

                                                       (Rustam Mochtar, 1998 : 253)
2.2.6        Diagnosis
1. Anamnesis
a.       Perut lebih besar dan terasa lebih berat dari biasa
b.      Pada yang ringan keluhan-keluhan subyektif tidak banyak
c.       Pada yang akut dan pada pembesaran uterus yang cepat maka terdapat keluhan keluhan yang disebabkan karena tekanan pada organ terutama pada diafragma, seperti sesak (dispnoe), nyeri ulu hati, dan sianosis
d.      Nyeri perut karena tegangnya uterus, mual dan muntah
e.       Edema pada tungkai, vulva, dinding perut
f.       Pada proses akut dan perut besar sekali, bisa syok, bereringat dingin dan  sesak

2. Inspeksi
a.       Kelihatan perut sangat buncit dan tegang, kulit perut berkilat, retak-retak,kulit jelas dan kadang-kadang umbilikus mendatar
b.      Jika akut si ibu terlihat sesak (dispnoe) dan sionasis, serta terlihat payah membawa kandungannya
3. Palpasi 
a.       Perut tegang dan nyeri tekan serta terjadi oedema pada dinding perut valva dan tungkai
b.      Fundus uteri lebih tinggi dari tuanya kehamilan sesungguhnya
c.       Bagian-bagian janin sukar dikenali karena banyaknya cairan
d.      Kalau pada letak kepala, kepala janin bisa diraba, maka ballotement jelas sekali
e.       Karena bebasnya janin bergerak dan kepala tidak terfiksir, maka dapat terjadi kesalahan-kesalahan letak janin
4. Auskultasi 
Denyut jantung janin tidak terdengar atau jika terdengar sangat halus sekali
5. Rontgen foto abdomen
a.       Nampak bayangan terselubung kabur karena banyaknya cairan, kadang
            kadang banyak janin tidak jelas
b. Foto rontgen pada hidromnion berguna untuk diagnosa dan untuk   menentukan etiologi, seperti anomali kongenital (anensefali atau gemelli)
6. Pemeriksaan dalam 
Selaput ketuban teraba dan menonjol walaupun diluar his.         
    (Rustam Mochtar, 1998 : 253)

2.2.7        Diagnosa Banding 
Bila seorang ibu datang dengan perut yang lebih besar dari kehamilan yang seharusnya, kemunginan:
a. Hidramnion
b. Gemelli
c. Asites
d. Kista ovarri
e. Kehamilan beserta tumor

2.2.8        Prognosis
Pada janin, prognosanya agak buruk (mortalitas kurang lebih 50%) terutama karena :
a. Kongenital anomali
b. Prematuritas
c. Komplikasi karena kesalahan letak anak, yaitu pada letak lintang atau tali pusat  menumbung
d. Eritroblastosis
e. Diabetes melitus
f. Solutio placenta jika ketuban pecah tiba-tiba
Pada ibu:

1. Solutio placenta
2. Atonia uteri
3. Perdarahan post partum
4. Retentio placenta
5. Syok
6. Kesalahan-kesalahan letak janin menyebabkan partus jadi lama dan sukar
                  (Rustam Mochtar, 1998 : 254)

2.2.9        Penatalaksanaan 
Terapi hidromnion dibagi dalam tiga fase:
1. Waktu hamil 
a.       Hidromnion ringan jarang diberi terapi klinis, cukup diobservasi dan berikan terapi simptomatis
b.      Pada hidromnion yang berat dengan keluhan-keluhan, harus dirawat dirumah sakit untuk istirahat sempurna. Berikan diet rendah garam. Obat-obatan yang dipakai adalah sedativa dan obat duresisi. Bila sesak hebat sekali disertai sianosis dan perut tengah, lakukan pungsi abdominal pada bawah umbilikus. Dalam satu hari dikeluarkan 500cc perjam sampai keluhan berkurang. Jika cairan dikeluarkan dikhawatirkan terjadi his dan solutio placenta, apalagi bila anak belum viable. Komplikasi pungsi dapat berupa :
1) Timbul his
2) Trauma pada janin
3) Terkenanya rongga-rongga dalam perut oleh tusukan
4) Infeksi serta syok
Bila sewaktu melakukan aspirasi keluar darah, umpamanya janin mengenai placenta, maka pungsi harus dihentikan.
2. Waktu bersalin
a.       Bila tidak ada hal-hal yang mendesak, maka sikap kita menunggu
b.      Bila keluhan hebat, seperti sesak dan sianosis maka lakukan pungsi transvaginal melalui serviks bila sudah ada pembukaan. Dengan memakai jarum pungsi tusuklah ketuban pada beberapa tempat, lalu air ketuban akan keluar pelan-pelan
c.       Bila sewaktu pemeriksaan dalam, ketuban tiba-tiba pecah, maka untuk menghalangi air ketuban mengalir keluar dengan deras, masukan tinju kedalam vagina sebagai tampon beberapa lama supaya air ketuban keluar pelan-pelan. Maksud semua ini adalah supaya tidak terjadi solutio placenta, syok karena tiba-tiba perut menjadi kosong atau perdarahan post partum karena atonia uteri.
3. Post partum 
a.       Harus hati-hati akan terjadinya perdarahan post partum, jadi sebaiknya lakukan pemeriksaan golongan dan transfusi darah serta sediakan obat uterotonika
b.      Untuk berjaga-jaga pasanglah infus untuk pertolongan perdarahan post partum
c.        Jika perdarahan banyak, dan keadaan ibu setelah partus lemah, maka untuk menghindari infeksi berikan antibiotika yang cukup
     (Rustam Mochtar, 1998 : 255)

2.3  Konsep Dasar Asuhan Kebidanan SOAP
2.3.1        Pengertian
Adalah suatu system pencatatan dan pelaporan informasi tentang kondisi dan perkembangan kesehatan pasien dan semua kegatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan (Bidan, dokter, perawat dan petugas kesehatan lainnya) ( Management kebidanan depkes RI 2011 ).
2.3.2        Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Metode SOAP
Nomor Register : Nomor yang tercaat di buku register dan status pasien
                   Oleh                   : Petugas
                   Tempat               : Rumah Sakit/ Puskesmas/ BPS/ Rumah Bersalin
                   Tanggal              : Tanggal berapa pengkajian dilakukan
                   Pukul                  : Pukul berapa pengkajian dilakukan
Data Subyektif
1.      Biodata
             Anamnesa dapat dilakukan terhadap ibu hamil itu sendiri dan juga bisa dilakukan terhadap keluarganya.                              Hal yang ditanyakan :
a.       Nama
Perlu ditanyakan dengan jelas dan lengkap, agar dapat memudahkan dalam proses asuhan kebidanan.
b.      Umur
Dikaji untuk mengetahui keadaan alat kandungan dan mengetahui adanya resti pada ibu hamil.
c.       Alamat
Mempermudah hubungan bila ada keadaan mendesak. Dengan diketahuinya alamat, maka bidan bisa mengetahui tempat tinggal dan keadaan lingkungan.
d.      Pekerjaan
Mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan klien dan kemungkinan pengaruh pekerjaan terhadap kehamilan.
e.       Agama
Untuk mengetahui kebiasaan yang dapat mempengaruhi kesehatan klien. Dapat juga memudahkan bidan dalam melakukan pendekatan dan proses asuhan kebidanan.
f.       Pendidikan
Dikaji untuk mengetahui tingkatan intelektualnya, karena tingkatan pendidikan mempengaruhi sikap perilaku seseorang.


g.      Status perkawinan
Untuk mengetahui kemungkinan pengaruh status perkawinan terhadap alat reproduksi dan ditanyakan keberapa kalinya.
2.      Keluhan utama / alasan datang ke RS
Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien datang ke fasilitas pelayanan kesehatan.
3.      Riwayat kehamilan sekarang
a.       HPHT dan PP
Hal ini ditanyakan sebagai acuan bagi pasien dan keluarga untuk mempersiapkan diri baik fisik, mental maupun materi.
Bagi bidan, hal ini dijadikan sebagai acuan dalam menentukan diagnosis dalam proses persalinan (misalnya persalinan preterm atau post term).
b.      Usia kehamilan
Menentukan usia kehamilan merupakan salah satu langkah penting yang harus dilakukan oleh bidan. Hal tersebut berguna dalam penegakan diagnosis kehamilan.
(Ari Sulistyawati, 2009 : 52)
c.       Pergerakan janin
Gerakan janin mulai dirasakan ibu pada bulan ke-5 atau ke-6, beberapa ibu hamil dapat merasakan gerakan janinnya lebih awal. Normalnya, janin harus bergerak paling sedikit tiga kali dalam periode tuga jam. Gerakan janin akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat, makan dan minum.
(Hidayati, Ratna, 2009 : 77)
d.      Imunisasi
Tanyakan apakah ibu hamil pernah mendapat suntikan tetanus toxoid (TT). Bila sudah, tanyakan kapan diperolehnya. Ibu hamil yang belum pernah mendapat TT, pada kehamilan sebelumnya  atau pada waktu akan menjadi pengantin maka perlu mendapat dua kali suntikan TT dengan jarak minimal 1 bulan. TT yang pertama diberikan pada kunjungan antenatal yang pertama. Bila sudah pernah, maka cukup diberikan sekali selama kehamilan. Suntikan TT melindungi ibu dan bayinya dari penyakit tetanus neonatorum.
e.       Keluhan kehamilan
1)      Trimester I       :           Apakah ibu mengalami mual, muntah, atau keluhan yang lain.
2)      Trimester II      :           Bagaimana keadaan ibu apakah sudah membaik.
3)      Trimester III    :           Bagaimana keadaan ibu dalam mempersiapkan persalinan.

4.      Riwayat kebidanan
Data ini penting diketahui oleh tenaga kesehatan sebagai data acuan jika pasien mengalami kesulitan post partum.
a)      Riwayat menstruasi
Data ini memang tidak secara langsung berhubungan dengan masa nifas, namun dari data yang kita peroleh, kita akan mempunyai gambaran tentang keadaan dasar dari organ reproduksinya.
1)      Menarche
Menarche adalah usia pertama kali mengalami menstruasi. Wanita Indonesia pada umumnya mengalami menarche sekitar 12 sampai 16 tahun.


2)      Siklus
Siklus menstruasi adalah jarak antara menstruasi yang dialami dengan menstruasi berikutnya, dalam hitungan hari. Biasanya sekitar 23 sampai 32 hari.
3)      Volume
Data ini menjelaskan seberapa banyak darah menstruasi yang dikeluarkan.
4)      Dismenorrhea
Dismenorrhea adalah keluhan saat menstruasi. Beberapa wanita menyampaikan keluhan yang dirasakan ketika mengalami menstruasi, misalnya sakit pada pinggang, nyeri, pusing dan sebagainya.
b)      Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Kawin ke
Hamil ke
Ikhtisar Kehamilan
Persalinan yang Lalu
 Hidup
        Umur
 Mati
     Sebab
 ♂
    ♀
 BB
      PB
Puerperium
Aterm
Prematur
Imatur
Abortus
















(Ari Sulistyawati, 2009 : 167-168)
5.      Riwayat kontrasepsi
Untuk mengetahui alat kontrasepsi apa yang pernah ibu gunakan sebelum kehamilannya ini.
6.      Riwayat kesehatan ibu
Data ini dapat digunakan sebagai penanda (warning) akan adanya penyulit masa hamil. Adanya perubahan fisik dan fisiologis pada masa hamil yang melibatkan seluruh sistem dalam tubuh akan mempengaruhi organ yang mengalami gangguan. Data tersebut adalah apakah pasien pernah memiliki penyakit keturunan (hipertensi, DM, asma, jantung) atau penyakit menular (hepatitis, TBC).
7.      Riwayat kesehatan keluarga
a.       Apakah dari keluarga ibu tersebut atau orang yang tinggal bersama ibu hamil itu ada yang sakit, terutama penyakit menular dan kronis. Karena kondisi fisik ibu yang lemah akan mudah tertular dan juga bayinya nantinya.
b.      Ditanyakan apakah mungkin dari keluarga ibu atau suaminya pernah atau ada yang memiliki penyakit menular (TBC, hepatitis) atau penyakit keturunan (hipertensi, diabetus millitus, asma dan jantung).

8.      Riwayat psikososial, budaya dan spiritual
Untuk mendapatkan data ini, bidan sangat perlu untuk melakukan pendekatan terhadap keluarga pasien terutama suami dan orang tua.
a.       Psikososial
Untuk mengetahui respon keluarga terhadap kehamilan ini.  Bagaimanapun juga hal ini sangat penting untuk kenyamanan psikologis ibu. Adanya respons yang positif dari keluarga terhadap kehamilan akan mempercepat proses adaptasi ibu dalam menerima perannya.
b.      Budaya
Adat istiadat setempat yang berkaitan dengan masa hamil. Hal penting yang biasanya mereka anut berkaitan dengan masa hamil adalah menu makan untuk ibu hamil, apakah ibu hamil harus pantang makanan atau tidak, perayaan-perayaan yang dilakukan pada ibu hamil, dan sebagainya.
c.       Spiritual
Dalam keadaan darurat ketika memberi pertolongan dan perawatan dapat diketahui dengan siapa akan berhubungan.
(Ari Sulistyawati, 2009 : 174)
9.      Pola kebiasaan sehari-hari
a.       Nutrisi
Ini penting untuk bidan ketahui supaya mendapatkan gambaran bagaimana pasien mencukupi asupan gizinya selama hamil, yaitu apa saja yang ia makan dalam sehari, seberapa banyak asupan makanan yang dikonsumsi ibu, berapa kali ia minum dalam sehari.
b.      Eliminasi
Pada ibu hamil trimester I akan dapat mengalami sembelit dan buang air kecil, hal tersebut adalah kondisi fisiologis. Sembelit / konstipasi terjadi karena adanya pengaruh hormon progesteron yang mempunyai efek rileks terhadap otot polos, salah satunya otot usus. Sering buang air kecil terjadi karena pada awal kehamilan terjadi pembesaran uterus yang mendesak kantong kemih sehingga kapasitasnya berkurang. Dikaji berapa kali BAB dan BAK dalam sehari, bagaimana konsistensi, bau dan warna urine tersebut.
c.       Aktivitas
Perlu mengkaji aktivitas sehari-hari pasien, karena data ini memberikan gambaran tentang seberapa berat aktivitas yang biasa dilakukan pasien di rumah ataupun di tempat kerja, jika ibu bekerja. Jika ibu bekerja terlalu berat dikhawatirkan dapat menimbulkan penyulit selama masa hamil yaitu abortus dan persalinan prematur.
d.      Istirahat
Istirahat sangat diperlukan oleh ibu hamil, bidan perlu menggali kebiasaan istirahat ibu supaya diketahui hambatan yang mungkin muncul jika didapatkan data yang senjang tentang pemenuhan kebutuhan istirahat. Ditanyakan tentang berapa lama ia tidur di malam dan siang hari. Rata-rata tidur malam yang normal 6-8 jam dan tidak semua wanita mempunyai kebiasaan tidur siang.
e.       Personal hygiene
Data ini perlu kita kaji karena hal ini akan mempengaruhi kesehatan pasien dan bayinya, sehingga dapat diketahui apakah pasien mempunyai kebiasaan yang kurang baik dalam perawatan kebersihan dirinya. Kebiasaan tersebut antara lain mandi, keramas.
f.       Seksualitas
Walaupun ini adalah hal yang cukup privasi bagi pasien, namun bidan harus menggali data dari kebiasaan ini, karena terjadi beberapa kasus keluhan dalam aktivitas seksual yang cukup mengganggu pasien namun ia tidak tahu kemana harus berkonsultasi. Ditanyakan berapa kali melakukan hubungan seksual dalam seminggu dan apakah ada gangguan ketika melakukan seksual.
(Ari Sulistyawati, 2009 : 169-171)
Data Obyektif
1.      Pemeriksaan umum
a.       Mengukur berat badan
Berat badan perlu dikontrol dengan teratur setiap kunjungan dalam pemeriksaan kehamilan. Pada trimester kedua kenaikan berat badan tidak lebih dari 0,5 kg per minggu.
b.      Menguikur tinggi badan
Untuk mengetahui apakah ibu termasuk resiko tinggi dengan tinggi badan kurang dari 145 cm.
c.       Mengukur tekanan darah
Adanya kenaikan sistolik melebihi 30 mmHg dan diastolik 15 mmHg perlu diwaspadai yang merupakan salah satu gejala pre eklamsia.
d.      Mengukur temperatur dan nadi
Untuk mengetahui apakah ada gangguan kesehatan dalam tubuh klien.
2.      Inspeksi atau pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan pandang saat pertama kali dapat dilihat cara berdiri dan cara berjalan. Hal lain yang perlu dikaji :
a.       Muka
Observasi apa ada oedema, pucat.
b.      Mata
Observasi apakah konjungtiva pucat, sklera apakah berwarna kuning, apa ada bintik bitot.
c.       Hidung
Observasi apakah ada sekret yang keluar, apakah penciuman baik.
d.      Telinga
Observasi apakah ada sekret yang keluar, apakah ada pendengaran baik.
e.       Mulut
Observasi keadaan bibir apakah pucat dan apakah keadaan bersih atau kotor, apakah ada caries dan apakah ada gigi yang tanggal, bagaimanakah keadaan lidah saat dijulurkan, bersih atau tidak.


f.       Leher
Observasi apakah ada pembesaran kelenjar limfe, kelenjar tiroid dan bendungan vena jugularis.
g.      Ketiak
Observasi apakah ada pembesaran kelenjar limfe dan apakah ada acessoriasis mamae.
h.      Ekstremitas atas
Observasi apakah kedua tangan simetris, apakah ada kelainan dan bagaimana kebersihan kuku dan kelengkapan jari.
i.        Dada
Observasi apakah pernafasan normal atau tidak.
j.        Mammae
Observasi apakah membesar, tegang, apakah ada striae livide dan striae albicans, hyperpigmentasi areola mamae primer dan sekunder, apa ada bekas operasi, observasi ASI.
k.      Perut
Apakah ada striae livide dan striae albicans, apakah ada linea alba dan linea nigra, apakah ada jaringan parut, bekas operasi, apakah membesar, apakah ada pergerakan anak, bentuk pusat menonjol atau mendatar.
l.        Pelipatan paha
Observasi apakah ada pembesaran kelenjar limfe dan apakah ada hernia inguinalis.
m.    Ekstremitas bawah
Apakah simetris dan adakah kelainan.
n.      Punggung
Apakah ada kifosis, lordosis dan skoliosis.
o.      Vulva
Observasi apakah ada tanda chadwick, apakah ada bartholinitis, apakah oedem, apakah ada varices, apakah ada condilomatalata dan condilomata aquminata, observasi juga apakah ada flour albus.
p.      Anus
Apakah ada haemoroid atau tidak.
3.      Palpasi atau pemeriksaan raba
Palpasi dilakukan secara bimanual. Palpasi dapat digunakan untuk menentukan :
a.       Berat dan konsistensi rahim.
b.      Bagian-bagian janin, letak dan presentasi.
c.       Gerakan janin.
d.      Kontraksi rahim, Braxton Hicks dan his.
e.       Apakah ada bagian anak yang sudah masuk pintu atas panggul.
Palpasi dapat dilakukan dengan cara :
a.       Leopold
Leopold I A :   Pemeriksaan ke arah ibu hamil untuk menentukan tinggi fundus uteri.
Leopold I B  :   Dilakukan untuk menentukan bagian apa pada anak yang ada dalam fundus uteri.
Leopold II A   :    Menentukan batas samping rahim kanan dan kiri, untuk menentukan situs anak apakah membujur atau melintang.
Leopold II B    :    Dilakukan untuk menentukan pada saat letak membujur sebelah mana punggung anak, pada letak melintang menentukan letak kepala.
Leopold III  :   Dilakukan untuk menentukan bagian apa dari anak yang terdapat di bagian rahim bawah.
Leopold IV  :   Dilakukan untuk mengontrol Leopold III pada kepala belum masuk pintu atas panggul.    Bila kepala sudah masuk kedua tangan bertemu (konvergen) dan bila belum masuk kedua tangan belum bertemu (divergen).
b.      Variasi menurut Knebel
Cara ini dapat digunakan apabila pemeriksa kesulitan menentukan Leopold III. Cara ini dilakukan untuk menentukan letak kepala atau bokong dengan satu tangan di fundus dan tangan lain di atas symphisis.
c.       Variasi menurut Budin
Cara ini dilakukan apabila pemeriksa kesulitan menentukan situs anak dan punggung dengan Leopold II. Cara ini dilakukan dengan cara satu tangan menekan fundus dan mendorong ke bawah agar badan bayi lebih fleksi. Tangan yang lain meraba perbedaan tekanan di sebelah kanan dan kiri.
d.      Variasi menurut Ahlfeld
Cara ini dilakukan apabila pemeriksa kesulitan menentukan punggung anak dengan Leopold II. Caranya yaitu pinggir tangan kiri diletakkan di tengah-tengah perut dan ditekan ke arah punggung dan anak akan terdorong ke samping, kemudian teraba bagian punggung anak.
e.       Tafsiran Berat Janin (TBJ)
·         Jika kepala belum masuk PAP
Berat janin = (Tinggi fundus uteri – 12) x 155
·         Jika kepala sudah masuk PAP
Berat janin = (Tinggi fundus uteri – 11) x 155
f.       Penurunan kepala janin (perlimaan)
·         5/5 jika bagian terbawah janin seluruhnya teraba diatas simfisis pubis
·         4/5 jika bagian dari 1/5 terendah janin telah memasuki pintu atas panggul
·         3/5 jika bagian dari 2/5 terendah janin telah memasuki rongga panggul
·         2/5 jika hanya sebagian terendah janin masih berada diatas simfisis dan 3/5 bagian telah turun melalui bidang tengah rongga panggul
·         1/5 jika hanya 1 dari 5 jari masih dapat meraba bagian terendah janin yang berada diatas simfisis dan 4/5 bagian telah masuk kedalam rongga panggul
·         0/5 jika bagian terendah janin sudah tidak dapat diraba dari pemeriksaan luar dan seluruh bagian terendah janin sudah masuk kedalam rongga panggul
4.      Auskultasi
Hal ini bertujuan untuk :
a.       Mengetahui ada tidaknya Djj.
b.      Mengetahui frekuensi dan irama Djj.
Pengkajian Djj dengan cara auskultasi pada trimester II dengan menggunakan funandoscope. Djj dapat terdengar pada umur kehamilan 20 minggu.
5.      Perkusi
Memeriksa refleks patela dapat dilakukan dengan menggunakan reflek hammer dan dilakukan pengetokan pada lutut bagian depan. Bila reflek lutut negatif kemungkinan pasien mengalami kekurangan vitamin B1.
6.      Pemeriksaan penunjang
a.       Pemeriksaan panggul luar
Tujuan dilakukan pemeriksaan panggul untuk mengetahui keadaan panggul ibu hamil apakah terdapat kelainan atau tidak.
b.      Pemeriksaan laboratorium
Untuk mendeteksi anemi pada ibu hamil (bila Hb  < 10 gram %).
c.       Urine
1)      Urine albumin untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit pada air kemih, misalnya gejala pre-eklamsi.
2)      Urine reduksi untuk mengetahui kadar glukosa dalam urine.
d.        USG
Untuk menilai kesejahteraan ibu dan janin.

Assessement / Analisa Data
Diagnosa : GIP00000 Usia Kehamilan 37-38 Minggu dengan Hidramnion
Masalah    : Pembesaran perut yang melebihi ukuran normal
Kebutuhan : Memberikan HE kepada ibu tentang keadaan kehamilannya
Penatalaksanaan / Planning
1.  Lakukan pendekatan therapeutik
R/ : Pendekatan secara therapeutik membuat ibu lebih kooperatif dengan tindakan petugas kesehatan.
P/ : Melakukan pendekatan therapeutik kepada ibu dengan cara :
         Member salam
         Mendengarkan setiap pertanyaan dan keluhan yang dirasakan oleh ibu
E/ : Ibu mengerti dan menunjukkan sikap kooperatif dengan terbuka




2.      Melakukan pemeriksaan
R/ : Mengetahui kondisi kehamilan ibu
P/ :
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran          : Compos mentis
TTV
         Tekanan darah : 110/70 mmHg
         Suhu                : 36,8 o C
         Nadi                : 80 x/ menit
         RR                   : 21x/ menit
Palpasi    : TFU 4 jari dibawah processus xifoideus (McD 35 cm), letak kepala, punggung kanan, kepala sudah masuk PAP
Auskultasi : Djj + baik, frekuensi teratur 136 x/menit
TBJ            : 3720 gram
E/ : Ibu mengerti dengan kondisi kehamilannya saat ini

3.      Memberitahu hasil pemeriksaan
R/ : Ibu mengerti tentang keadaannya saat ini
P/ :
         Keadaan umum ibu baik
         Tanda – tanda vital dalam batas normal
         Kondisi kehamilannya pada saat ini, keadaan janin baik, janin tunggal, letak kepala, sudah masuk dalam rongga panggul
E/ : Ibu megetahui keadaannya sekarang

4.      Kolaborasi dengan dokter SpOG untuk tindakan USG ulang
R/ : Untuk memantau lebih lanjut keadaan ibu dan janin
P/ : Memotivasi ibu untuk melakukan tindakan USG lagi ke dokter spesialis kandungan
E/ : Ibu mau mengikuti anjuran petugas kesehatan
5.      Memberikan KIE tentang :
a.       Tanda bahaya kehamilan
1)      Perdarahan per vagina seperti : Plasenta previa yaitu plasenta yang berimplantasi pada tempat yang abnormal sehingga menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir, Solusio plasenta yaitu plasenta yang letaknya normal terlepas sebagian atau seluruhnya sebelum janin lahir sehingga bisa menyebabkan perdarahan dan kematian janin
2)      Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre-eklampsi
3)      Pengelihatan kabur
Pengelihatan kabur dan disertai sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre-eklampsi
4)      Bengkak di wajah dan ekstremitas
Terjadinya bengkak di wajah dan ekstremitas merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau pre-eklampsi
5)      Keluar cairan per vagina
Jika keluar cairan per vagina yang berbau amis dan berwarna putih keruh berarti caiaran ketuban dan jika kehamilan belum cukup bualn bisa menyebabkan persalinan preterm dan komplikasi infeksi intraprtum
6)      Gerakan janin tidak terasa
Jika gerakan janin kurang dari 10 kali dalam 24 jam, harus diwadpadai adanaya gangguan janin dalam rahim misalanya asfiksis janin sampai kematian janin
7)      Nyeri perut yang hebat
Jika ibu merasakan nyeri hebat dan tidak berhenti setelah beristirahat maka harus waspada akan kemungkinan terjadinya solusio plasenta
b.      Persiapan persalinan
1)      Fisik : Kondisi fisik ibu harus di siapkan sedini mungkin sebelum menghadapi persalinan, kondisi fisik ibu harus sehat dengan tanda – tanda vital dalam batas normal
2)      Mental : ibu harus mempunyai persiapan secara mental untuk menghadapi pesalinannya busa juga bisa didapat dari dukungan keluarga dan suami
3)      Materi : menyiapkan tabungan untuk biaya persalian, kendaraan jika sewaktu – waktu diperlukan, rencana melahirkan yaitu tempat yang akan di gunakan untuk bersalin (puskesmas, rumah sakit atau rumah bersalin), dan menyiapkan baju untuk bayi, popok, selimut, bedong, gurita, topi bayi dll.
c.       Tanda – tanda persalinan
1)      Perut mulas secara teratur
2)      Mulasnya sering dan lama
3)      Keluar lendir bercampur darah dan cairan ketuban dari jalan lahir
b.      Perawatan payudara / Breast Care
Persiapan : minyak kelapa / baby oil, handuk, kapas, dan waskom air hangat
Cara         : bersihkan payudara dengan air lalu pijat dengan minyak, pemijatan dilakukan dengan kedua tangan, diurut searah jarum jam dan berlawanan ( masing-masing sebanyak 15-20 kali / pada kedua payudara), setelah itu dari bawah menuju puting, namun puting susu tidak perlu di urut. Terakhir bersihkan payudara dengan air hangat dan keringkan dengan handuk

c.       KB pasca salin
Ibu diberikan tentang KB pasca salin yaitu ibu diberikan konseling untuk menggunakan KB setelah 40 hari pasca salin, ibu dapat menggunakan KB pil untuk menyusui jika ibu menggunakan program jampersal, bisa juga menggunakan KB suntik 3 bulanan.
d.      IMD (Inisiasi menyusu dini)
1)      IMD merupakan prose bayi menyusu segera setelah bayi dilahirkan dimana bayi ditengkurapkan diatas dada ibu agar terjadi kontak kulit antara ibu dan bayi.
2)      Cara
         Bayi harus mendapatkan kontak kulit dengan ibunya segera setelah lahir selama paling sedikit 1 jam
         Bayi harus menggunakan naluri alamiahnya untuk melakukan IMD dan ibu dapat mengenali bayinya
         Menunda semua prosedur lainnya yang harus dilakukan kepada bayi baru lahir hingga IMD selesai dilakukan, prosedur tersebut seperti : menimbang, pemberian antibiotika salep mata dan vitamin K.

e.       ASI Eksklusif
1)      ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi mulai usia 0-6 bulan.
2)      Manfaat ASI
Untuk Bayi :
         Meningkatkan kekebalan tubuh bayi
         Melindungi bayi dari infeksi
         Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangannya


Untuk Ibu :
         Lebih ekonomis
         Mengembalikan bentuk tubuh ke keadaan sebelum hamil
         Meningkatkan jalinan kasih sayang antara ibu dan bayi
E/ : Ibu memahami penjelasan dari petugas kesehatan

6.      Memberikan terapi multivitamin, Fe, dan DHA
R/ : Melakukan fungsi dependen bidan
Multivitamin : untuk menjaga kondisi dan daya tahan ibu
Fe                  : penambah darah untuk meningkatkan kadar Hb dalam darah
DHA             : untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan otak janin
P/ : Calviplek X     : 1x1  tablet / hari diminum (pagi)
      Supra       XX  : 2x1 tablet / hari
      DHA       III    : 1x setiap 2 hari sekali
      Alinamin F XX: 3x1 tablet / hari
Untuk Fe (zat besi) sebaiknya diminum 2-3 jam setelah makan atau sebelum tidur dan tidak boleh diminum menggunakan teh atau kopi, selain itu di jelaskan pada ibu bahwa Fe dapat menyebabkan mual, konstipasi, serta merubah warna feses.
E/ : Ibu mengerti tentang penjelasan petugas kesehatan serta mau mengikuti anjuran dari petugas.

7.      Motivasi ibu untuk control 1 minggu lagi atau sewaktu – waktu jika ada keluhan yaitu tanggal 26 Maret 2013
R/ : Deteksi dini adanya komplikasi pada ibu maupun janin
P/ : Memotivasi ibu untuk kontrol ulang 1 minggu lagi yaitu tanggal   26 Maret 2013 atau sewaktu – waktu jika ibu ada keluhan
E/ : Ibu mau mengikuti anjuran petugas kesehatan

 BAB 3
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN                                                                                                                   PADA Ny “A” GI P00000 USIA KEHAMILAN 37-38 MINGGU                                  DENGAN HIDRAMNION                                                                                                                    DI POLI KIA PUSKESMAS SIMOMULYO                                                                  SURABAYA

Pengkajian Tanggal  19 Maret 2013     Jam : 11.00 WIB        No. Reg : 005600
3.1 Data Subyektif
1.      Biodata
Nama pasien          : Ny. “A”
Umur                     : 23 tahun
Agama                   : Islam
Pendidikan            : Akademi
Pekerjaan               : Guru TK
Suku / bangsa        : Jawa / Indonesia
Alamat                   : Simomulyo
Status perkawinan : Kawin, 1 kali lamanya + 1,5 tahun

Nama suami           : Tn. “D”
Umur                     : 29 tahun
Agama                   : Islam
Pendidikan            : SMA
Pekerjaan               : Swasta
Suku / bangsa        : Jawa / Indonesia
Alamat                   : Simomulyo
2.      Keluhan utama
Ibu mengatakan hamil 8 bulan. Ini kehamilannya yang pertama dan ibu ingin memeriksakan kehamilannya.
3.      Riwayat kebidanan
a.       Riwayat haid
Menarche        : 13 tahun
Siklus              : Tidak teratur
Lamanya         : + 3-4 hari
Jumlah            : + ½-1 kotek/hari
Dysmenorhea  : Tidak pernah
Fluor albus      : Kadang-kadang
HPHT             : 27-6-2012
PP                   : 3-4-2013
b.      Riwaya kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Kawin ke
Hamil ke
Ikhtisar Kehamilan
Persalinan yang Lalu
Hidup Umur
Mati Sebab
♂ / ♀
BB /      PB
Puerperium
A
P
I
A



Hamil ini















c.       Riwayat kontrasepsi
Ibu mengatakan belum pernah mengikuti KB.
4.      Riwayat kehamilan sekarang
Ibu mengatakan tidak haid + 8 bulan, ibu sudah kontrol selama kehamilan + 17 kali di Puskesmas Simomulyo Surabaya. Selama kehamilan ibu sudah mendapat vitamin dan tablet zat besi. Ibu merasakan gerakan janin saat usia 4 bulan.
Trimester I    :  Ibu sering mual, tidak muntah, kepala pusing, nafsu makan berkurang, sering kencing.
Terapi            : Calviplek, Supra, Asam Folat
KIE               : Nutrisi, istirahat, seksualitas, dan personal hygiene
Trimester II   :  Ibu sudah tidak mual, kepala tidak pusing, nafsu makan normal, BAK normal, ibu mulai merasakan gerakan janin sejak usia kehamilan 4 bulan.
Terapi            : Calviplek, Supra, Asam Folat
KIE               : Penyuluhan tentang HIV / AIDS, kelas ibu hamil
Trimester III :  Ibu mengatakan punggung terasa sakit.
Terapi            : Calviplek, Supra, DHA
KIE               : Persiapan persalinan, tempat persalinan, IMD, perawatan payudara, KB pasca salin, ASI Eksklusif.
5.      Riwayat kesehatan ibu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit turunan (asma, jantung, diabetus mellitus, hypertensi) dan penyakit menular ( TBC dan hepatitis).
6.      Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dari pihak ibu maupun suami tidak ada yang menderita penyakit turunan (asma, jantung, hipertensi, diabetus mellitus) dan penyakit menular (TBC dan hepatitis) serta ada riwayat kehamilan kembar dari pihak ibu maupun suami.


7.      Riwayat psiko, sosial, budaya dan spiritual
a.Psikologis
1)      Ibu dan suami sangat senang dengan kehamilan ke-3 ini.
2)      Ibu berharap anaknya berjenis kelamin perempuan.
b.Sosial
3)      Ibu tinggal bersama suami dan 2 orang anaknya.
4)      Hubungan ibu dengan suami, anak, keluarga maupun masyarakat di sekitar lingkungan ibu cukup baik.
c.Budaya
5)      Ibu menganut adat Jawa.
6)      Ibu percaya dengan selamatan-selamatan dalam kehamilan.
7)      Ibu tidak minum jamu-jamuan.
d.Spiritual
Ibu menganut agama Islam dan rajin menjalankan ibadahnya. Ibu rajin mengikuti acara keagamaan di masyarakat.











8.      Pola kebiasaan sehari-hari
No
Pola
Sebelum Hamil
Saat Hamil

1.














2.


3.




4.




5.






6.

Nutrisi














Aktivitas


Istirahat




Personal hygiene



Eliminasi






Seksualitas

Ibu makan 3 kali sehari dengan nasi, lauk dan sayur.
Minum air putih 7-8 gelas/ hari.











Ibu mengerjakan pekerjaan rumah dibantu orang lain.

Ibu tidur siang + 2 jam (13.00-15.00 WIB).
Ibu tidur malam + 8 jam (22.00-05.00 WIB).

Ibu mandi 2 kali/hari, keramas 2 hari sekali, gosok gigi tiap kali mandi, ganti pakaian 2 kali sehari.

Ibu BAK + 5-6 kali/hari.
BAB + 1 kali/hari.





Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 2-3 kali seminggu.

Trimester I :
Ibu mengatakan makan   1-2 kali/hari dengan nasi, sayur dan lauk.
Minum air putih 5-6 gelas/ hari.

Trimester II dan III :
Ibu makan 3-4 kali/hari dengan nasi, sayur, lauk dengan porsi sedang.
Minum air putih 8-9 gelas/ hari.
Minum susu 2 kali sehari.

Tidak ada perubahan dalam pola aktifitas.

Ibu tidur siang + 1 jam (14.00-15.00 WIB).
Tidur malam + 8 jam (22.00-05.00 WIB).

Tidak ada perubahan dalam pola personal hygiene.



Trimester I dan III :
Ibu BAK + 9-10 kali/hari.
BAB + 1 kali/hari.
Trimester II :
BAK + 5-6 kali/hari.
BAB + 1-2 kali/hari.

Ibu mengatakan selama kehamilan frekuensi hubungan seksual berkurang.


3.2 Data Obyektif
1.      Pemeriksaan umum
Keadaan umum      : Baik
Kesadaran              : Composmentis
Tekanan darah       : 110/70 mmHg
Nadi                       : 80 x/menit
Suhu                       : 368 0C
Pernapasan             : 21 x/menit
BB sebelum hamil  : 61 kg
BB saat ini             : 83 kg
Tinggi badan          : 160 cm
LILA                     : 30 cm
2.      Pemeriksaan fisik
a.       Inspeksi
Kepala             :  Rambut hitam sebatas leher, distribusi merata, tidak ada benjolan.
Muka               :  Simetris, tidak pucat, tidak oedema, tidak kuning, tidak ada chloasma gravidarum.
Mata                :  Simetris, sklera tidak kuning, konjungtiva tidak pucat, tidak ada bintik bitot.
Hidung            :  Simetris, septum di tengah, kebersihan cukup, tidak ada polip.
Telinga             :  Simetris, heliks sejajar mata, tidak ada serum.
Mulut               :  Simetris, bibir tidak pucat, tidak ada rhagaden, tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi, lidah tidak kotor.
Leher               :  Tidak ada pembesaran kelenjar limfe maupun kelenjar tiroid, tidak ada bendungan vena jugularis.
Ketiak              :  Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada acessoriasis mamae.
Tangan             :  Simetris, jari lengkap, tidak oedem, kuku bersih, tidak pucat.
Dada                :  Payudara membesar, simetris, puting susu menonjol, ada hiperpigmentasi areola mamae primer dan sekunder, tidak ada striae livide maupun striae albicans, ASI belum keluar, tidak ada tarikan dinding dada saat bernapas.
Perut                :  Membesar, terdapat striae livide dan albicans, terdapat linea nigra dan linea alba, pusat datar, tidak ada luka bekas operasi.
Pelipatan paha :  Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada hernia inguinalis.
Kaki                 :  Simetris, jari lengkap, kuku bersih, tidak oedema, tidak varises, pretibia baik.
Punggung        :  Lordosis, tidak ada benjolan.
Vulva               :  Kebersihan cukup, tidak oedem, tidak varises, tidak ada bartholinitis, condilomatala aquminata maupun condilomata-lata, tidak ada fluor albus, tidak ada luka bekas episiotomi.

b.      Palpasi
Leopold I A :  Tinggi fundus uteri 4 jari bawah procesus xypoideus, usia kehamilan 37 - 38 minggu (McD : 35 cm).
Leopold I B  :  Diperut ibu bagian atas (fundus) kurang bundar, tidak melenting sulit digoyangkan yaitu bokong janin.
Leopold II A   :     Terdapat letak membujur.
Leopold II B   :     Diperut ibu sebelah kanan perut ibu teraba datar keras, memanjang seperti papan yaitu punggung janin ( punggung kanan). Diperut ibu sebelah kiri teraba bagian terkecil janin.
Leopold III  :  Diperut bagian bawah teraba bulat, keras, melenting sulit digoyang yaitu kepala janin sudah masuk PAP.
Leopold IV  :  Bagian bawah janin (kepala) sudah masuk pintu atas panggul 3/5 bagian.
TBJ = (McD – 11) x 155
        = (35 – 11) x 155
        = 3720 gram
c.       Auskultasi
Djj (+) baik (11-11-12) dengan frekuensi 136 x/menit.
Punctum maksimum berada di sebelah kanan atas pusat.
d.      Perkusi
Reflek patela +/+.


e.       Pemeriksaan penunjang
Dilakukan USG sebanyak 4x, dari USG terakhir tanggal  14-2-2013, hasil : janin / T / H / I, UK 35 - 36 minggu, plasenta di corpus depan, ketuban banyak (hidramnion). Tafsiran persalinan tanggal 24 – 3 - 2013
3.3  Assessement / Analisa Data
 Diagnosa : GIP00000, usia kehamilan 37-38 minggu, janin tunggal, hidup, intrauterine, letak kepala sudah masuk PAP, kesan panggul normal, keadaan umum ibu dan jainin baik dengan hidramnion.
                         
3.4 Planning / Penatalaksanaan
1.  Lakukan pendekatan therapeutik
R/ : Pendekatan secara therapeutik membuat ibu lebih kooperatif dengan tindakan petugas kesehatan.
P/ : Melakukan pendekatan therapeutik kepada ibu dengan cara :
         Member salam
         Mendengarkan setiap pertanyaan dan keluhan yang dirasakan oleh ibu
E/ : Ibu mengerti dan menunjukkan sikap kooperatif dengan terbuka
2.      Melakukan pemeriksaan
R/ : Mengetahui kondisi kehamilan ibu
P/ :
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran          : Compos mentis
TTV
         Tekanan darah : 110/70 mmHg
         Suhu                : 36,8 o C
         Nadi                : 80 x/ menit
         RR                   : 21x/ menit
Palpasi    : TFU 4 jari dibawah processus xifoideus (McD 35 cm), letak kepala, punggung kanan, kepala sudah masuk PAP
Auskultasi : Djj + baik, frekuensi teratur 136 x/menit
TBJ            : 3720 gram
E/ : Ibu mengerti dengan kondisi kehamilannya saat ini

3.      Memberitahu hasil pemeriksaan
R/ : Ibu mengerti tentang keadaannya saat ini
P/ :
         Keadaan umum ibu baik
         Tanda – tanda vital dalam batas normal
         Kondisi kehamilannya pada saat ini, keadaan janin baik, janin tunggal, letak kepala, sudah masuk dalam rongga panggul
E/ : Ibu megetahui keadaannya sekarang

4.      Kolaborasi dengan dokter SpOG untuk tindakan USG ulang
R/ : Untuk memantau lebih lanjut keadaan ibu dan janin
P/ : Memotivasi ibu untuk melakukan tindakan USG lagi ke dokter spesialis kandungan
E/ : Ibu mau mengikuti anjuran petugas kesehatan

5.      Memberikan KIE tentang :
a.       Tanda bahaya kehamilan
1)      Perdarahan per vagina seperti : Plasenta previa yaitu plasenta yang berimplantasi pada tempat yang abnormal sehingga menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir, Solusio plasenta yaitu plasenta yang letaknya normal terlepas sebagian atau seluruhnya sebelum janin lahir sehingga bisa menyebabkan perdarahan dan kematian janin
2)      Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre-eklampsi
3)      Pengelihatan kabur
Pengelihatan kabur dan disertai sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre-eklampsi
4)      Bengkak di wajah dan ekstremitas
Terjadinya bengkak di wajah dan ekstremitas merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau pre-eklampsi
5)      Keluar cairan per vagina
Jika keluar cairan per vagina yang berbau amis dan berwarna putih keruh berarti caiaran ketuban dan jika kehamilan belum cukup bualn bisa menyebabkan persalinan preterm dan komplikasi infeksi intraprtum
6)      Gerakan janin tidak terasa
Jika gerakan janin kurang dari 10 kali dalam 24 jam, harus diwadpadai adanaya gangguan janin dalam rahim misalanya asfiksis janin sampai kematian janin
7)      Nyeri perut yang hebat
Jika ibu merasakan nyeri hebat dan tidak berhenti setelah beristirahat maka harus waspada akan kemungkinan terjadinya solusio plasenta
b.      Persiapan persalinan
1)      Fisik : Kondisi fisik ibu harus di siapkan sedini mungkin sebelum menghadapi persalinan, kondisi fisik ibu harus sehat dengan tanda – tanda vital dalam batas normal
2)      Mental : ibu harus mempunyai persiapan secara mental untuk menghadapi pesalinannya busa juga bisa didapat dari dukungan keluarga dan suami
3)      Materi : menyiapkan tabungan untuk biaya persalian, kendaraan jika sewaktu – waktu diperlukan, rencana melahirkan yaitu tempat yang akan di gunakan untuk bersalin (puskesmas, rumah sakit atau rumah bersalin), dan menyiapkan baju untuk bayi, popok, selimut, bedong, gurita, topi bayi dll.
4)      P4K
Penempelan stiker P4K di setiap rumah ibu hamil dimaksudkan agar ibu hamil terdata, tercatat dan terlaporkan keadaannya oleh bidan dengan melibatkan peran aktif unsur – unsur masyarakat seperti kader, dukun dan tokoh masyarakat. Yang didata dari ibu hamil tersebut yaitu :
1. Lokasi tempat tinggal ibu hamil
2. Identitas ibu hamil
3. Taksiran persalinan
4. Penolong persalinan, pendamping persalinan dan fasilitas tempat persalinan
5. Calon donor darah, transportasi yang akan digunakan serta pembiayaan

c.       Tanda – tanda persalinan
1)      Perut mulas secara teratur
2)      Mulasnya sering dan lama
3)      Keluar lendir bercampur darah dan cairan ketuban dari jalan lahir
d.      Perawatan payudara / Breast Care
Persiapan : minyak kelapa / baby oil, handuk, kapas, dan waskom air hangat
Cara         : kompres putting susu dengan kapas yang telah dibasahi dengan babby oil atau minyak kelapa selama (3-5 menit), kemudian bersihkan putting susu sampai bagian areola mamae tersebut dengan kapas yang digunakan untuk mengompres tadi sampai kotoran/ kerak pada putting susu bersih. Setelah bersih bersihkan payudara dengan air hangat dan keringkan dengan handuk. Hindari pemijatan pada payudara dan putting susu untuk menghindari terjadinya kontraksi uterus.

e.       KB pasca salin
Ibu diberikan tentang KB pasca salin yaitu ibu diberikan konseling untuk menggunakan KB setelah 42 hari pasca salin,                      ibu dapat menggunakan berbagai jenis KB terutama untuk Jampersal seperti :
·         Pil
Keuntungan :
         Sangat efektif bila digunakan secara benar
         Tidak menganggu hubungan seksual
         Tidak mempengaruhi ASI
         Kesuburan cepat kembali
         Nyaman dan mudah digunakan
         Sedikit efek samping
         Dapat dihentikan setiap saat
         Tidak mengandung estrogen
Kerugian :
         Hamper 30 – 60 % mengalami gangguan haid
         Peningkatan / penurunan berat badan
         Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama
         Bila lupa satu pil saja, kegagalan menjadi lebih besar
         Payudara menjadi tegang, mual, pusing, dermatitis atau jerawat
         Resiko kehamilan ektopik cukup tinggi
         Tidak melindungi diri dari infeksi menular seksual atau HIV / AIDS
·         Implan
1)      Keuntungan Kontrasepsi Implan, meliputi :
         Daya guna tinggi
         Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)
         Pengembalian kesuburan yang cepat
         Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
Implan diinsersikan pada bagian subdermal di bagian dalam lengan atas.
         Bebas dari pengaruh estrogen
         Tidak mengganggu kegiatan sanggama
         Tidak mengganggu ASI
         Klien hanya kembali ke klinik bila ada keluhan
         Dapat dicabut setiap saat
         Mengurangi jumlah darah haid
         Mengurangi / memperbaiki anemia

2) Kerugian Kontrasepsi Implan, meliputi :
Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan bercak (spotting), hipermenorea, atau meningkatkan jumlah darah haid, serta amenorea
Dapat timbulnya keluhan-keluhan, seperti :
         Nyeri kepala
         Peningkatan berat badan
         Jerawat
         Perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan (nervousness)
         Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan
         Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual termasuk AIDS
         Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi
Dibutuhkan klinisi terlatih dalam melakukan pengangkatan implant
         Efektivitas menurun bila menggunakan obat-obat tuberculosis (rifampisin) atau obat epilepsy (fenitoin dan barbiturat)
         Insiden kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi.

·         IUD
Keuntungan :
          Efektifitasnya tinggi
          Akan segera efektif begitu terpasang
          Tidak mempengaruhi hubungan seksual
          Efek samping kecil
          Tidak akan mempengaruhi kualitas dan volume ASI
          Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus dengan catatan tidak terjadi infeksi
          Dapat digunakan hingga masa menopause (1 tahun atau lebih setelah masa haid terakhir)
Kerugian :
          Pasien tidak dapat menghentikan sendiri setiap saat
          Diperlukan tenaga terlatih untuk memasang
          Perubahan siklus haid pada 3 bulan pertama, dan akan berkurang setelah 3 bulan
          Mahal
          Dapat terjadi amenorrhoe pada penggunaan jangka panjan
·         Suntik 3 bulan
Keuntungan :
         Sangat efektif
         Pencegahan kehamilan jangka panjang
         Tidak berpengaruh terhadap ASI
         Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun

Kerugian :
         Adanya gangguan haid
         Tidak dapat dihentikn sewaktu – waktu
         Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian suntikan
         Tidak melindungi terhadap IMS , hepatitis B, dan HIV
f.       IMD (Inisiasi menyusu dini)
1)      IMD merupakan prose bayi menyusu segera setelah bayi dilahirkan dimana bayi ditengkurapkan diatas dada ibu agar terjadi kontak kulit antara ibu dan bayi.
2)      Manfaat IMD :
Keuntungan menyusu dini untuk bayi :
·         Makanan dengan kualitas dan kuantitas optimal agar kolostrum segera keluar yang disesuaikan dengan kebutuhan bayi
·         Memberikan kesehatan bayi dengan kekebalan pasif yang segera kepada bayi. Kolostrum adalah imunisasi pertama bagi bayi.
·         Meningkatkan kecerdasan.
·         Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi.
·         Mencegah kehilangan panas.
·          Merangsang kolostrum segera keluar.
Keuntungan menyusu dini untuk ibu :
·         Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin.
·         Meningkatkan keberhasilan produksi ASI.
·         Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi.


3)      Cara
         Bayi harus mendapatkan kontak kulit dengan ibunya segera setelah lahir selama paling sedikit 1 jam
         Bayi harus menggunakan naluri alamiahnya untuk melakukan IMD dan ibu dapat mengenali bayinya
         Menunda semua prosedur lainnya yang harus dilakukan kepada bayi baru lahir hingga IMD selesai dilakukan, prosedur tersebut seperti : menimbang, pemberian antibiotika salep mata dan vitamin K
g.      ASI Eksklusif
1)      ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi mulai usia 0-6 bulan.
2)      Manfaat ASI
Untuk Bayi :
         Meningkatkan kekebalan tubuh bayi
         Melindungi bayi dari infeksi
         Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangannya

Untuk Ibu :
         Lebih ekonomis
         Mengembalikan bentuk tubuh ke keadaan sebelum hamil
         Meningkatkan jalinan kasih sayang antara ibu dan bayi
E/ : Ibu memahami penjelasan dari petugas kesehatan

6.      Memberikan terapi multivitamin, Fe, dan DHA
R/ : Melakukan fungsi dependen bidan
Multivitamin : untuk menjaga kondisi dan daya tahan ibu
Fe                  : penambah darah untuk meningkatkan kadar Hb dalam darah
DHA             : untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan otak janin
P/ : Calviplek X     : 1x1  tablet / hari diminum (pagi)
      Supra       XX  : 2x1 tablet / hari
      DHA       III    : 1x setiap 2 hari sekali
      Alinamin F XX: 3x1 tablet / hari
Untuk Fe (zat besi) sebaiknya diminum 2-3 jam setelah makan atau sebelum tidur dan tidak boleh diminum menggunakan teh atau kopi, selain itu di jelaskan pada ibu bahwa Fe dapat menyebabkan mual, konstipasi, serta merubah warna feses.
E/ : Ibu mengerti tentang penjelasan petugas kesehatan serta mau mengikuti anjuran dari petugas.

7.      Motivasi ibu untuk control 1 minggu lagi atau sewaktu – waktu jika ada keluhan yaitu tanggal 26 Maret 2013
R/ : Deteksi dini adanya komplikasi pada ibu maupun janin
P/ : Memotivasi ibu untuk kontrol ulang 1 minggu lagi yaitu tanggal   26 Maret 2013 atau sewaktu – waktu jika ibu ada keluhan
E/ : Ibu mau mengikuti anjuran petugas kesehatan



BAB 4
PEMBAHASAN


            Kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, terjadi intrigrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi, pembentukan plasenta, tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Ratna Hidayati, 2009). Wanita yang mengalami suatu kehamilan akan mengalami perubahan fisiologi hingga perubahan psikologisnya. Perubahan yang terjadi seiring dengan perkembangan janin yang ada didalam rahim ibu. Semua sistem dalam tubuh ibu akan mengalami perubahan yang kebanyakan akan menimbulkan ketidaknyamanan pada ibu. Pemberian asuhan yang adekuat tepat akan membantu mengatasi hal-hal tersebut diatas mulai dari awal hingga persalinan, sehingga komplikasi selama kehamilan juga dapat diatasi secara dini (Ratna Hidayati, 2009).
Kehamilan Hidramnion adalah kehamilan dimana jumlah air ketuban jauh lebih banyak dari normal, biasanya kalau lebih dari 2 liter (Rustam Mochtar, 1998). Penyebab polihidramnion belum jelas, tetapi diketahui bahwa polihidramnion terjadi bila produksi air ketuban bertambah, dan bila pengaliran air ketuban terganggu atau kedua – duanya.
Diagnosis hidramnion dapat ditegakkan melalui anamnesis,palpasi, dan dari hasil USG yaitu perut lebih besar dari biasanya, fundus lebih tinggi dari usia kehamilan dan pada USG Nampak bayangan berselubung kabur karena banyaknya cairan.
            Dari pengkajian yang dilakukan pada Ny. ”A” GIP00000, ibu mengatakan hamil 8 bulan (37-38 minggu). Dari pemeriksaan yang didapat melalui palasi, TFU pertengahan procesus xypoideus dan pusat (McD : 35 cm), letak kepala, situs membujur, punggung kanan, bagian bawah anak sudah masuk PAP. Dari auskultasi, DJJ terdengar halus  di sebelah kanan perut ibu. Setelah dilakukan pemeriksaan penunjang yaitu USG, didapatkan hasil letak kepala / T / H / I, jenis kelamin perempuan, letak plasenta di corpus depan, UK 35 - 36 minggu dengan hidramnion. Berdasarkan pada pengkajian yang ada, maka dapat disimpulkan diagnosa pada Ny. ”AGIP00000, usia kehamilan 37-38 minggu, janin tunggal, hidup, intrauterine, dengan hidramnion.
            Menurut Rustam Mochtar (1998), diagnosis hidramnion dapat ditegakkan melalui anamnesis,palpasi, dan dari hasil USG yaitu perut lebih besar dari biasanya, fundus lebih tinggi dari usia kehamilan dan pada USG Nampak bayangan berselubung kabur karena banyaknya cairan. Pada kenyataan Ny. ”A” didapatkan pembesaran perut lebih besar dari usia kehamilan dan teraba cairan yang banyak pada perut ibu. Saat auskultasi, Djj terdengar halus di sebelah kana perut ibu, dan ketika dilakukan USG, secara jelas terlihat adanya pertambahan jumlah cairan ketuban. Hal ini dapat disimpulkan bahwa yang dialami Ny. ”A” sama seperti pada teori, sehingga tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kenyataan.
Dalam kasus Ny. ”A”, didapatkan usia kehamilan 37-38 minggu, maka dilakukan kolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk tindakan USG sebagai intervensi. Sedangkan untuk implementasinya, ibu disarankan untuk melakukan USG. Berdasarkan atas kenyataan yang ada, maka tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kenyataan.
            Setelah semua tindakan asuhan kebidanan dilaksanakan, dilakukan evaluasi terhadap semua tindakan tersebut. Berdasarkan evaluasi didapatkan bahwa asuhan kebidanan yang dilakukan berhasil. Ibu dapat mengerti keadaannya dan USG untuk pemantaun keadaan kehamilan ibu. Sebelum ibu pulang, diberikan KIE terhadap ibu, dimana ibu tetap di motivasi untuk kontrol dan rutin. Dengan demikian diharapkan tidak terjadi komplikasi pada ibu ataupun janin. Mulai dari kehamilan sampai dengan persalinan.








BAB 5
PENUTUP

5.1  Simpulan
              Dari hasil asuhan kebidanan pada Ny”A” didapatkan kesimpulan antara teori dengan kenyataan yang ada berdasarkan manajemen kebidanan menurut Varney :
5.1.1        Pengkajian
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan, ditemukan pembesaran perut ibu melebihi normal, TFU pertengahan procesus xypoideus dan pusat (McD : 35 cm), letak kepala, situs membujur, punggung kanan, bagian bawah anak sudah masuk PAP, Djj terdengar dibagian kanan perut ibu. Dilakukan pemeriksaan penunjang yaitu USG, letak kepala / T / H / I, jenis kelamin perempuan, letak plasenta di corpus depan, UK 35 - 36 minggu dengan hidramnion.
Menurut teori yang ada, pada palpasi pada fundus uteri teraba bulat, lunak dan kurang melenting, bagian bawah teraba bulat, keras dan melenting. Pada palpasi, di dapatkan jumlah / massa air ketuban yang banyak pada perut ibu sehingga perut ibu Nampak lebih besar . Berarti pada kasus dan terori tidak ditemukan kesenjangan.
5.1.2        Identifikasi Diagnosa / Masalah
Berdasarkan data subyektif dan obyektif yang didapatkan dari pengkajian, maka dapat disimpulkan diagnosa pada kasus ini adalah GIP00000, usia kehamilan 37-38 minggu, janin tunggal, hidup, intrauterine, dengan hidramnion.
5.1.3        Identifikasi Diagnosa / Masalah Potensial
Menurut kasus di atas, tidak ada masalah potensial karena tidak ada data yang mendukung.
5.1.4        Identifikasi Kebutuhan Tindakan Segera
Tidak ada kebutuhan segera yang dapat dilakukan karena  pada kasus tidak ditemukan adanya masalah potensial.

5.1.5        Intervensi
Menurut kasus yang ada, maka rencana tindakan pada Ny. ”A” adalah :
1.      Lakukan pendekatan therapeutik.
2.      Jelaskan hasil pemeriksaan.
3.      Jelaskan pada ibu tentang kondisi kehamilannya ( hidramnion).
4.      Lakukan kolaborasi dengan dokter Sp.OG dalam melakukan USG.
5.      Berikan terapi.
6.      Anjurkan kontrol 1 minggu lagi atau sewaktu-waktu ada keluhan.
5.1.6        Implementasi
Tindakan yang dilakukan berdasarkan dengan rencana tindakan yang sudah dibuat sesuai dengan kebutuhan.
5.1.7        Evaluasi
Pada evaluasi tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek. Semua rencana tindakan yang sudah dibuat telah dilaksanakan tanpa ada hambatan. Rencana jangka pendek tercapai, yaitu setelah mendapat asuhan kebidanan ibu mengerti tentang penjelasan dari tenaga kesehatan. Dengan kata lain, asuhan yang dilakukan berhasil.

5.2  Saran
5.2.1        Saran untuk Klien
1.      Hendakanya ibu hamil rajin memeriksakan kehamilannya sehingga bila terjadi kelainan dapat dideteksi dan mendapatkan penanganannya sedini mungkin.
2.      Hendaknya ibu hamil kooperatif dan melakukan semua nasehat tenaga kesehatan sehingga meningkatkan kesejahteraan ibu dan bayi.
5.2.2        Saran untuk Tenaga Kesehatan.
1.      Hendaknya petugas kesehatan memberikan pelayanan secara menyeluruh dan lebih peka terhadap kesenjangan yang terjadi sehingga meningkatkan kualitas pelayanan.
2.      Hendaknya petugas kesehatan lebih fokus pada permasalahan yang ada sehingga bisa memberikan pelayanan yang tepat dan maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

 

Manuaba, Ida Bagus Gde. 2005. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta : EGC.
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta : EGC.
Prawirohardjo, Sarwono, 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : BPSP.
Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta : Salemba Medika.
Wiknjosastro, Hanifa, 2008. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta : BPSP.
Sumber Website :
http://www.kompas.co.id/kesehatan/news/0509/07/073621.hthttp://reproduksiumj.blogspot.com/2009/09/polihidramnion.html






  











Tidak ada komentar:

Posting Komentar